Menikahi Calon Papa

🔊 [Cukup kau berharap padaku. Aku tidak mau menikah selain dengan kekasih ku. Kau tidak pantas untuk ku, Juna!] Bahkan sampai terdengar decihan setelahnya.

🔊 [Kalau aku tidak ingat darah daging. Aku tidak sudi punya anak dari laki-laki jelek seperti mu, Arjuna! Berkaca, berkaca Arjuna!]

🔊 [Sekali lagi kau coba memfitnah kekasih ku. Kau akan mendapatkan ucapan yang lebih sakit dari yang sekarang!]

🔊 [Percuma kau buat drama murahan. Kekasih ku tidak akan pernah berpaling dariku! Sama seperti mu. Dia tergila-gila padaku!] Tawa yang terdengar itu milik Hilda.

Vanessa tergagu, telinganya terasa panas mendengar untaian kata sarkas dari sang ibu teruntuk sang ayah yang dikirim beberapa waktu lalu sebelum pertemuan mereka.

17 tahun sudah dia bernapas di dunia. Dia baru tahu bahwa ibunya begitu membenci ayah yang sangat hebat dalam hidupnya.

Vanessa yakin benar bahwa Rega tidak sebaik Arjuna, buktinya Vanessa berhasil memperdayai lelaki itu saat mabuk di kelab malam.

🔊 [Cukup kau berharap padaku. Aku tidak mau menikah selain dengan kekasih ku!]

Sekali lagi, kembali Vanessa putar pesan suara milik ibunya. "Anes pastikan Mama tidak akan menikah karena Om Rega bukan laki-laki yang baik untuk Mama! Dia tidak lebih dari seorang pengkhianat!" teriaknya.

•••••••••••••

^^^•••••••••••••^^^

"Rega!" Teriakan seorang wanita bergema di kamar luas. Yang bahkan jarak dari pintu ke ranjang saja cukup menguras tenaga.

Pria dengan punggung polos masih tengkurap di atas bantal. Wanita bernama lengkap Kimmy Zoya menarik secara kasar selimut yang membelit tubuh atletis putranya.

"Bisa-bisanya kamu tidur. Sementara di luar sana ada gadis remaja yang kau rusak masa depannya! Bangun, Rega!"

Sedari tadi telinga Rega berusaha berlindung di bawah bantal. Namun, begitu mendengar kalimat kemarahan ibunya dia terlonjak untuk duduk dan menatapnya serius.

"Gadis remaja?"

"Kenapa? Kamu mengingatnya? Kamu ingat kalau kamu sudah menidurinya?"

Di balik mata yang terpelotot ada jantung Rega yang berdebar kencang. Sedikitnya Rega tahu kenapa ibunya bicara seperti itu, sudah pasti ada seseorang yang mengadu tentang malam naasnya satu bulan yang lalu.

"Turun ke bawah. Pakai pakaian mu. Temui Kakek dan Papi mu sekarang!"

Rega menelan ludah menatap punggung ibunya yang kembali menjauh dan keluar dari kamarnya.

Secara cepat Rega meraih kaos putih yang terselampir di sandaran sofanya. Memakai singlet itu sambil berjalan tergesa-gesa, dan membiarkan celana pendeknya tetap bersama langkah kakinya.

Lift rumah klasik itu terbuka, dia masuk dan segera turun ke lantai dasar. Sampai di sana dirinya dikejutkan dengan sesosok gadis cantik yang menangis di sofa bersama dua wanita yang paling menyeramkan dalam hidupnya: ibunya dan neneknya.

"Kau!" Rega menatap bingung wajah gadis itu. Vanessa Disaga, apa yang dilakukan anak gadis Arjuna di dalam sini? "Kau di sini?"

Bukannya menjawab, Vanessa justru menangis menuding ke arahnya. "Dia Tante. Dia yang menodai Anes. Dia yang harusnya bertanggung jawab atas kehamilan Anes!"

"Apa?" Rega terlonjak. "Hamil?" Dia usahakan telinganya baik-baik saja, tidak budeg, tidak.

"Masih berlaga terkejut kamu, Rega!"

Kimmy menarik telinga putranya. Jika tidak mengingat anaknya ini satu-satunya putra pewaris tahta X-meria dan Kimmy food mungkin akan lebih baik jika dimutilasi saja.

Rega sempat melihat senyum menang yang terbit di bibir gadis itu. "Kau berbohong kan, kau pasti bohong!" tukasnya yakin.

"Cukup Rega!" Raka Rain sang Kakek menegur dengan tatapan sinis. Pria yang selalu bangga padanya kini tampak seperti ingin memasaknya hidup-hidup.

"Grandpa..." Rega memelas. Percayalah, ini pasti tipuan murahan Vanessa. Dia sendiri sudah membuktikan bahwa Hilda bukan ibu gadis itu yang berarti Vanessa Disaga benar seorang penipu. "Sumpah, dia bohong!"

Krystal sang nenek mendelik. "Laki-laki macam apa kamu. Sudah menghamili wanita dan kau menuduhnya berbohong?" tukasnya.

Rega menggeleng. "Kalian percaya anak ini?" Dia tuding wajah ayu Vanessa yang masih sesenggukan dan Rega tahu ini hanyalah sandiwara belaka. "Gadis ini tukang tipu!"

"Rega!" Raja ayahnya yang kini menegur.

Bagaimana bisa dipercaya bahwa gadis cantik dari keturunan keluarga kaya akan menipu laki-laki yang notabennya sudah berumur matang. Memang banyak sugar baby meresahkan di zaman sekarang, tapi untuk Vanessa, Raja rasa tidak mungkin.

Rega mendekati ayahnya. "Demi Tuhan, Pi. Rega tidak pernah meniduri wanita apa lagi gadis remaja. Papi tahu selera Rega bukan anak kecil! Rega hanya diajaknya minum. Dan kami minum bersama di kamar, lalu..."

"Lalu Om meniduri Anes!" Vanessa kembali tersedu-sedu, bahkan lebih jadi dari isak sebelumnya membuat Rega beralih padanya.

"Aku tidak punya niat seperti itu! Kalau pun terjadi. Bukankah kau yang mengajak ku?"

"Ya Tuhan, Rega!" Kimmy tak percaya putranya sepengecut itu. "Kamu masih menyalahkan gadis yang sedang hamil cucu Mami?"

Rega terperangah. Cucu? Yang benar saja. Lelaki itu lantas memandang ke sepasang asisten yang menunduk takut di pojok sana.

"Kau kira Antoni dan Sofie akan mendukung mu untuk berbohong hmm?" Kembali Raja menyindir putranya.

Rega menggeleng pada Antoni dan Sofie, Rega yakin keluarga besar Rain percaya ucapan Vanessa karena Antoni juga membenarkan pernyataan gadis itu.

Di mana Antoni juga pernah bertanya bagaimana jika Vanessa hamil. Dan tadaa, ucapan Antoni terjadi. "Kalian..."

"Maaf Bos." Antoni menundukkan kepalanya lebih dalam. Tapi, dia tak mungkin berbohong pada tuan besarnya Raja dan Raka.

Nyatanya, Rega sudah pernah dipergoki tidur bersama gadis yang menangis sesenggukan di sofa putih itu. Ini menyangkut tentang cucu pewaris X-meria.

"Kamu harus bertanggung jawab, Rega!" putus Raka Rain.

Rega terduduk lemas di salah satu sofa empuknya. Jika pun benar Vanessa hamil anaknya, tidak mungkin dia bertanggung jawab sedang pernikahan yang dia impikan bersama Hilda akan segera dia langsungkan.

"Hello, Calon Papa Tiri..."

Tak seperti wajah Rega yang kacau, Vanessa tampak tersenyum.

"Om mau tahu arti Rain yang sebenarnya? Mereka yang mengaku hujan harus siap ditakdirkan untuk terjatuh."