NovelToon NovelToon
Nikah Paksa

Nikah Paksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Suami ideal
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: echa wartuti

"Apa-apaan ini?" teriak Alea

"Nikah sama aku!" perintah Niko.

"Gak mau!" tolak Alexa

"Kamu nolak siap-siap aku hancurin karier kamu juga kehidupan kamu!" ancam Niko.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Delapan

"Bagaimana bisa kamu mau menikahiku, tapi kamu sudah mau tunangan sama wanita lain?" protes Alexa.

Nicholas tidak menanggapi perkataan Alexa. Pria itu justru menatap tajam Emma sekilas. Tatapannya mengintimidasi perempuan yang ada di hadapannya.

"Aku gak pernah menyetujui perjodohan itu. Jadi ... lupakan tentang pertunangan itu. Jangan pernah bermimpi untuk bersanding denganku!" desis Nicholas.

Mendengar perkataan Nicholas membuat Alexa menganga tidak percaya. Perkataan Nicholas benar-benar tajam.

Apa ini satu alasan dia memaksaku untuk menikah dengannya. Agar dia bisa menghindari dari perjodohan itu?

"Tapi—"

"Minggir!" tukas Nicholas. "Kamu menghalangi jalanku dan calon istriku!" hardik Nicholas.

Bisa terlihat jelas oleh Alexa jika raut wajah Nicholas berubah lebih mengerikan.

"Sayang, bisa kita pergi dari sini? Aku merasa tidak nyaman," pinta Alexa manja.

"Tentu." Nicholas melingkar ke pinggang Alexa kemudian membawanya pergi dari tempat itu.

Namun, langkah mereka harus terhenti saat seorang wanita paruh baya menghadang langkah mereka.

Siapa lagi dia?

"Ibu ingin bicara denganmu!" ucapnya.

Wanita paruh baya itu bernama Selena itu melirik malas ke arah Alexa, lantas pergi diikuti oleh Emma.

Kini Alexa sudah berada di ruangan VVIP restoran tersebut. Alexa duduk berdampingan dengan Nicholas, di sebrangnya ada Emma. Bisa dilihat dengan jelas oleh Alexa jika Emma tidak menyukainya.

Siapa peduli!

Pintu ruangan tempat itu kembali dibuka. Masuk dua pria lagi, pria dewasa itu menghampiri Selena. Rupanya pria itu adalah suaminya, sedangkan pria muda itu justru menghampiri Alexa.

"Jadi ini calon istrimu?" tanya seorang laki-laki muda. Ia berdiri tepat disamping Alexa. "Aku,Reno. Adiknya Nicholas." Laki-laki itu mengulurkan tangannya ke hadapan Alexa.

Alexa menatap uluran tangan pria. Ia ragu untuk menyambut uluran tangan pria di harapannya. Apalagi melihat tatapan Nicholas. Tetapi untuk sekedar formalitas Alexa memilih untuk menerima uluran tangan Reno. Tangannya mulai bergerak untuk menerima uluran tangan Reno, tetapi tertahan oleh Nicholas yang mencegah pergerakan tangan Alexa.

"Dia wanitaku. Jangan coba-coba mencari alasan untuk menyentuhnya," ucap Nicholas dingin.

Alexa mendongak, menatap Nicholas. Raut wajah Nicholas semakin tidak bersahabat. Bahkan tatapan Nicholas mampu membekukan seisi ruangan.

Ada apa sebenarnya? Ya Tuhan ini sangat membingungkan.

Entah benar atau mungkin hanya perasaannya Alexa saja, ia merasa situasi di ruangan itu sangat mencekam.

"Ayolah, aku ini adik kamu. Apa salahnya aku bersikap ramah padanya," ucap Reno.

Nicholas mendengkus dan kembali duduk, ia tidak ada minat untuk membalas perkataan Reno. Melihat situasi itu, Alexa merasa sangat tidak nyaman. Ruangan itu seperti tidak ada udara.

Apa yang sebenarnya terjadi di dalam keluarga ini?

"Sudah cukup! Kalian diam semua."

Semua orang menoleh ke asal suara, terkecuali Nicholas. Pria itu diam seakan tidak peduli dengan sekitarnya.

"Reno, duduklah!" perintah Selena.

"Baik, Bu." Reno mengambil posisi duduk di samping Emma.

Pandangan Emma kembali mengarah pada Nicholas. "Nicholas, bukankah pertunangan kamu dan Emma akan segera dilangsungkan? Kenapa kamu justru mengumumkan pernikahan kamu dengan perempuan yang tidak jelas itu?" tanya Selena. Nada bicaranya sangat tidak bersahabat.

"Dia bukan perempuan tidak jelas, namanya Alexa. Dia lahir di keluarga baik-baik," tepis Nicholas.

"Kami tidak peduli siapa dia. Yang kami pedulikan adalah pertunangan kamu dan Emma." Bukan Selena yang merespon perkataan Nicholas, tetapi suami Selena yang bernama Daniel.

"Aku tidak menyukainya," jawab Nicholas santai. "Nikahkan saja perempuan itu dengan anak kamu. Bukankan memang semestinya mereka menikah." Nicholas menyindir Emma. Ia tahu hubungan gelap antara Emma dan Reno.

Emma terlihat tertekan dengan perkataan Nicholas, tidak dengan Reno yang terlihat biasa saja. Ucapan Nicholas juga membuat Daniel dan Selena meradang.

"Jangan bicara sembarangan, Nicholas!" sentak Daniel.

"Kamu bukan siapa-siapa! Jadi jangan mengaturku!" Nicholas berdiri, lantas mengulurkan tangannya ke arah Alexa, membantu wanitanya untuk berdiri.

"Pernikahan kami akan dilangsungkan beberapa hari lagi. Jika kalian sempat datanglah!" Nicholas melingkarkan tangannya di pinggang Alexa, berbicara santai tanpa melihat ekspresi kemarahan pada keluarganya juga Emma.

"Kami tidak akan datang. Kami semua tidak merestui kalian." Selena berdiri menatap geram putra sulungnya.

"Tidak masalah, aku juga tidak membutuhkan restu dari kalian. Dan Ibu harus ingat ini, dua laki-laki itu bukan ayah dan adikku. Mereka adalah orang lain, bukan dari keluarga kita. Mereka hanya benalu," ucap Nicholas sarkas.

"Nicholas!" Daniel berdiri menatap tajam Nicholas.

"Nicholas, cukup! Daniel sudah menjadi suami Ibu. Jadi mereka bukan orang luar," imbuh Selena.

Nicholas berdecih, berdiri tanpa dengan satu tangannya masuk ke dalam saku celana, tatapannya entah ke mana, menganggapnya tidak ada orang disekitarnya.

"Ibu, aku ke sini hanya ingin memperkenalkan calon istriku. Terima tidak terima aku akan tetap menikahi dia," ucap Nicholas tegas. Ucapannya seolah tidak terbantahkan.

Pandangan Nicholas beralih pada Alexa, tetapi ekspresi pria itu berubah, jauh lebih teduh. "Ayo pergi!"

"Hmmm." Alexa bergumam sambil mengangguk, tidak membantah ucapan Nicholas, sebab dirinya juga sudah merasa muak.

Tanpa bicara apapun lagi Nicholas membawa Alexa keluar dari tempat itu. Nicholas menghubungi Arif, meminta pada asisten pribadinya untuk menjemputnya. Setelah itu memutuskan sambungan telepon secara sepihak.

Keduanya sampai di lobi restoran. Bersamaan dengan itu Arif datang bersama mobilnya. Mereka masuk ke mobil. Nicholas meminta kepada Arif untuk kembali ke apartement.

Sepanjang perjalanan Alexa tidak bicara sedikitpun, meskipun ia ingin. Tetapi melihat Nicholas dengan auranya yang menggelap membuat nyali Alexa ciut.

Bisa bahaya jika dirinya mengusik macan yang sedang marah.

"Aku laper, Nick," rengek Alexa ketikan mereka sudah sampai di apart. "Tadi kita tidak makan apapun."

"Pesen makanan," suruh Nicholas.

"Tapi kamu yang bayar ya," sambung Alexa.

"Aku gak semiskin itu hingga minta kamu yang bayar," balas Nicholas membuat Alexa memutar bola matanya malas.

Setelah mengatakan kalimat itu Nicholas membuka kemejanya lantas membuangnya ke sembarang tempat.

GLEK

Alexa menelan air liurnya sendiri untuk membasahi tenggorokannya yang mendadak mengering. Ia juga berdecak setiap kali Nicholas bertelanjang dada di depannya.

"Kamu bisa gak sih, gak telanjang di depan aku?" protes Alexa. "Aku takut gak bisa nahan diri."

Nicholas mendengkus, Alexa memang mahir membuat kepalanya cenat-cenut. Kemudian pria itu pergi ke meja mini bar, menuang wine ke dalam gelas kristal berkali lantas menghabiskannya dalam sekali tenggak.

Alexa baru selesai memesan makanannya, ia memerhatikan Nicholas tengah berdiri di balkon. Alexa kemudian menyusul Nicholas, tetapi Alexa lebih dulu menuang wine ke gelas lantas membawanya ke balkon.

Tidak ada pembicaraan apapun di sama. Alexa hanya memerhatikan Nicholas yang sedang merokok. Hingga rasa bosan menyerang Alexa.

"Ada yang mau kamu kasih ke aku tentang keluarga kamu?" tanya Alexa to the poin. "Aku melihat kamu gak akur sama mereka." Alexa meminum wine yang ada di tangannya. "Kamu juga gak seharusnya kasar sama ibu kandung kamu."

"Ck, aku gak suka kamu minum." Nicholas merebut gelas yang Alexa pegang lantas menghabiskannya isinya.

"Mereka pikir dengan menjodohkan aku sama wanita itu, meraka bisa mengendalikan aku?" ucap Nicholas. "Mereka salah."

"Aku gak tahu apa yang sedang terjadi antara kamu dan keluarga. Tapi di sini secara gak langsung kamu udah nyeret aku ke dalamnya," ucap Alexa.

"Kamu mau apa?" tanya Nicholas to the poin.

"Kamu memang pengertian," ucap Alexa. "Kamu harus bayar mahal padaku nanti," balas Alexa.

Nicholas merogoh sakunya untuk mengambil dompet. Ia mengambil salah satu kartu di dalamnya lantas memberikan benda itu kepada Alexa.

"Uang muka!" ucap Nicholas.

"AMEX!" Alexa berseru saat melihat benda di tangannya. "Boleh gue pake?" tanya Alexa.

"Gue kasih bukan untuk dianggurin!"

Nicholas mematikan rokoknya lantas menarik pinggang Alexa, menekannya agar jarak mereka terkikis. Pria itu lantas memiringkan tubuhnya untuk mengecup bibir Alexa, tetapi wanita itu lebih dulu berpaling.

"Gak ada cium. Aku gak suka bau rokok," ucap Alexa.

1
tina
lanjut kak
tina
lanjut
Maricha: siap 😍😍😍😍🥰
total 1 replies
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Eny Agustin Pramita
lanjut doonkkkk....
tina
lanjut kak
Reni Anjarwani
doubel up
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Upi Raswan
sengaja ya Alexa,,suka banget bikin suami mu naik darah...
sabaaaar yaaa ,,sebentar juga malam
tina
lanjut kak
Upi Raswan
semua warisan untuk istrinya ...kereeen nicholas, Alexa pasti bakalan kaget sampai njundil ,, tapiii kira2 Alexa bakalan marah gak yaa kalo suatu saat nicho ngaku kalo dia pria yg bersamanya malam itu. Nicho kenapa kesannya membiarkan pelaku penjebakan?
ditunggu jawabannya thoor ,,kalo bisa jangan kelamaan hehe
Maricha: siap Kak
total 1 replies
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
Upi Raswan
jangan jangaaaaan....Ada yg sepemikiran?
nicholas yang ngelakuin itu ke Alexa, dan dia baru tahu setelah sekian lama,, makanya dia ada bersama Alexa sekarang
Maricha: Untuk sementara off dulu ya Kak. Stori ini lagi proses revisi total
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!