"Apa-apaan ini?" teriak Alexa.
"Nikah sama gue!" perintah Niko.
"Gak mau!" tolak Alexa.
"Lo nolak siap-siap gue hancurin karier lo!" ancam Niko.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perselisihan Keluarga
"Bagaimana bisa lo mau nikah sama gue, tapi lo udah mau tunangan sama wanita lain?" protes Alexa.
Nicholas tidak menanggapi perkataan Alexa. Pria itu justru menatap tajam Emma sekilas.
"Gue gak pernah menyetujui perjodohan itu. Jadi ... lupakan tentang pertunangan itu. Jangan pernah bermimpi untuk bersanding dengan gue!" desis Nicholas.
Mendengar perkataan Nicholas membuat Alexa menarik satu alisnya ke atas.
Apa ini satu alasan dia memaksaku untuk menikah dengannya. Agar dia bisa menghindari dari perjodohan itu?
"Tapi—"
"Minggir!" tukas Nicholas. "Lo ngalangin jalan gue sama wanita gue!"
Bisa terlihat jelas oleh Alexa jika raut wajah Nicholas berubah lebih mengerikan. Rasanya hal ini tidak boleh dibiarkan terlalu lama.
"Sayang, bisa kita pergi dari sini? Aku merasa tidak nyaman," pinta Alexa manja.
"Tentu." Nicholas melingkar ke pinggang Alexa kemudian membawanya pergi dari tempat itu.
Namun, langkah mereka harus terhenti saat seorang wanita paruh baya menghadang langkah mereka.
Siapa lagi dia?
"Ibu ingin bicara denganmu!" ucapnya.
Wanita paruh baya itu bernama Selena itu melirik malas ke arah Alexa, lantas pergi diikuti oleh Emma.
Kini Alexa sudah berada di ruangan VVIP restoran tersebut. Alexa duduk berdampingan dengan Nicholas, di sebrangnya ada Emma. Bisa dilihat dengan jelas oleh Alexa jika Emma tidak menyukainya.
Siapa peduli!
Pintu ruangan tempat itu kembali dibuka. Masuk dua pria lagi, pria dewasa itu menghampiri Selena. Rupanya pria itu adalah suaminya, sedangkan pria muda itu justru menghampiri Alexa.
"Jadi ini calon istri lo?" tanya seorang laki-laki muda. Ia berdiri tepat disamping Alexa. "Gue, Reno. adiknya Nicholas." Laki-laki itu mengulurkan tangannya kepada Alexa.
Alexa menatap uluran tangan pria. Ia ragu untuk menyambut uluran tangan pria di harapannya. Tangannya mulai bergerak untuk menerima uluran tangan Reno, tetapi tertahan saat Nicholas tiba-tiba berdiri menghadap Reno.
"Dia wanita gue. Jangan coba-coba mencari alasan untuk menyentuhnya," ucap Nicholas dingin.
Alexa mendongak, menatap Nicholas. Raut wajah Nicholas semakin tidak bersahabat.
Ada apa sebenarnya? Ya Tuhan ini sangat membingungkan.
Entah benar atau mungkin hanya perasaannya Alexa saja, ia merasa situasi di ruangan itu sangat mencekam.
"Ayolah, gue ini adik lo. Apa salahnya gue bersikap ramah padanya," ucap Reno.
Nicholas mendengkus dan kembali duduk, ia tidak ada minat untuk membalas perkataan Reno.
Melihat situasi itu, Alexa merasa sangat tidak nyaman. Ruangan itu seperti tidak ada udara.
Apa yang sebenarnya terjadi di dalam keluarga ini?
"Sudah cukup! Kalian diam semua."
Semua orang menoleh ke asal suara, terkecuali Nicholas. Pria itu diam seakan tidak peduli dengan sekitarnya.
"Reno, duduklah!" perintah Selena.
"Baik, Bu." Reno mengambil posisi duduk di samping Emma.
Pandangan Emma kembali mengarah pada Nicholas. "Nicholas, bukankah pertunangan kamu dan Emma akan segera dilangsungkan? Kenapa kamu justru mengumumkan pernikahan kamu dengan perempuan yang tidak jelas itu?" tanya Selena. Nada bicaranya sangat tidak bersahabat.
"Dia bukan perempuan tidak jelas, namanya Alexa. Dia lahir di keluarga baik-baik," tepis Nicholas.
"Kami tidak peduli siapa dia. Yang kami pedulikan adalah pertunangan kamu dan Emma." Bukan Selena yang merespon perkataan Nicholas, tetapi suami Selena yang bernama Daniel.
"Gue tidak menyukainya," jawab Nicholas santai. "Nikahkan saja perempuan itu dengan anak lo. Bukankan memang semestinya mereka menikah." Nicholas menyindir Emma. Ia tahu hubungan gelap antara Emma dan Reno.
Emma terlihat tertekan dengan perkataan Nicholas, tidak dengan Reno yang terlihat biasa saja. Ucapan Nicholas juga membuat Daniel dan Selena meradang.
"Jangan bicara sembarangan, Nicholas!" sentak Daniel.
"Lo bukan siapa-siapa! Jadi jangan ngatur gue!" Nicholas berdiri, lantas mengulurkan tangannya ke arah Alexa, membantu wanitanya untuk berdiri.
"Pernikahan kami akan dilangsungkan beberapa hari lagi. Jika kalian datanglah!" Nicholas melingkarkan tangannya di pinggang Alexa, berbicara santai tanpa melihat ekspresi kemarahan pada keluarganya juga Emma.
"Kami tidak akan datang. Kami semua tidak merestui kalian." Selena berdiri menatap geram putra sulungnya.
"Tidak masalah, aku juga tidak membutuhkan restu dari kalian. Dan Ibu harus ingat ini, dua laki-laki itu bukan ayah dan adikku. Mereka adalah orang lain, bukan dari keluarga kita. Mereka hanya benalu," ucap Nicholas sarkas.
"Nicholas!" Daniel berdiri menatap tajam Nicholas.
"Nicholas, cukup! Daniel sudah menjadi suami Ibu. Jadi mereka bukan orang luar," imbuh Selena.
Nicholas berdecih, berdiri tanpa dengan satu tangannya masuk ke dalam saku celana, tatapannya entah ke mana, menganggapnya tidak ada orang disekitarnya.
"Ibu, aku ke sini hanya ingin memperkenalkan calon istriku. Terima tidak terima aku akan tetap menikahi dia," ucap Nicholas tegas. Ucapannya seolah tidak terbantahkan.
Pandangan Nicholas beralih pada Alexa, tetapi ekspresi pria itu berubah, jauh lebih teduh. "Ayo pergi!"
"Hmmm." Alexa bergumam sambil mengangguk, tidak membantah ucapan Nicholas, sebab dirinya juga sudah merasa muak.
Tanpa bicara apapun lagi Nicholas membawa Alexa keluar dari tempat itu. Nicholas menghubungi Arif, meminta pada asisten pribadinya untuk menjemputnya. Setelah itu memutuskan sambungan telepon secara sepihak.
Keduanya sampai di lobi restoran. Bersamaan dengan itu Arif datang bersama mobilnya. Mereka masuk ke mobil. Nicholas meminta kepada Arif untuk kembali ke apartement.
Sepanjang perjalanan Alexa tidak bicara sedikitpun, meskipun ia ingin. Tetapi melihat Nicholas dengan auranya yang menggelap membuat nyali Alexa ciut.
Bisa bahaya jika dirinya mengusik macan yang sedang marah.
"Gue laper, Nick," rengek Alexa ketikan mereka sudah sampai di apart.
"Pesen makanan," suruh Nicholas.
"Tapi lo yang bayar ya," ucap Alexa.
"Gue gak semiskin itu hingga minta kamu yang bayar," balas Nicholas membuat Alexa memutar bola matanya malas.
Setelah mengatakan kalimat itu Nicholas membuka kemejanya lantas membuangnya ke sembarang tempat.
GLEK
Alexa menelan air liurnya sendiri untuk membasahi tenggorokannya yang mendadak mengering.
"Lo bisa gak sih, gak telanjang di depan gue?" protes Alexa. "Gue takut gak bisa nahan diri."
Nicholas mendengkus kemudian pria itu pergi ke meja mini bar, menuang wine ke dalam gelas kristal berkali lantas menghabiskan dalam sekali tenggak.
Alexa baru selesai memesan makanannya, ia memerhatikan Nicholas tengah berdiri di balkon. Alexa kemudian menyusul Nicholas, tetapi Alexa lebih dulu menuang wine ke gelas lantas membawanya ke balkon.
Tidak ada pembicaraan apapun di sama. Alexa hanya memerhatikan Nicholas yang sedang merokok. Hingga rasa bosan menyerang Alexa.
"Ada yang mau lo kasih ke gue tentang keluarga lo?" tanya Alexa to the poin. "Gue liat lo gak akur sama mereka." Alexa meminum wine yang ada di tangannya. "Lo juga gak seharusnya kasar sama ibu kandung lo."
"Mereka pikir dengan menjodohkan gue sama wanita itu bisa mengendalikan gue," ucap Nicholas. "Mereka salah."
"Gue gak tahu apa yang sedang terjadi antara lo sama keluarga lo. Tapi di sini secara gak langsung lo udah nyeret gue ke dalamnya," ucap Alexa.
"Mau lo apa?" tanya Nicholas to the poin.
"Lo emang pengertian," ucap Alexa.
"Lo harus bayar gua mahal nanti," balas Alexa.
Nicholas merogoh sakunya untuk mengambil dompet. Ia mengambil salah satu kartu di dalamnya lantas memberikan benda itu kepada Alexa.
"Uang muka!" ucap Nicholas.
"AMEX!" Alexa berseru saat melihat benda di tangannya. "Boleh gue pake?" tanya Alexa.
"Gue kasih bukan untuk dianggurin!"
Nicholas mematiam rokoknya lantas menarik pinggang Alexa, menekannya agar jarak mereka terkikis. Pria itu lantas memiringkan tubuhnya untuk mengecup bibir Alexa, tetapi wanita itu lebih dulu berpaling.
"Gak ada cium. Gue gak suka bau rokok," ucap Alexa.
nicholas yang ngelakuin itu ke Alexa, dan dia baru tahu setelah sekian lama,, makanya dia ada bersama Alexa sekarang