Just A Momen _Istri Tangguh

Celin memasang wajah di tekuk sempurna, Ayank merangkul bahu sahabat nya dengan memasang senyum manis.

"Jangan menekuk wajahmu, Celin sayang. Maafkan aku, aku berusaha untuk sedikit merias wajah ku yang pas-pasan ini. Kau tau suamiku berkhianat padaku sejak awal, itu karena apa? Karena aku tidak lah secantik harapan nya. Aku ingin terlihat cantik mulai sekarang, mungkin saja ada pria rabun yang akan jatuh cinta pada calon janda ini." Ucap Ayank dengan wajah memelas agar sang sahabat tak lagi marah.

"Cih! Kau kurang cantik apa lagi, Alex saja yang bodoh tak bisa melihat nya. Mana kilau berlian, dan yang mana hanya kilau beling. Aku harap beling itu akan mengoyak seluruh hidup nya hingga tak bersisa sedikit pun. Aku bersumpah akan memutilasi nya jika berani menoleh lagi ke arahmu kelak, setelah sampah yang dia poles mulai mengeluarkan aroma busuk." Sungut Celin menggebu-gebu.

Wanita itu menjadi orang pertama yang mengetahui masalah rumit rumah tangga nya. Dan orang pertama yang mengeluarkan sumpah serapah hingga membuat raja iblis pun bergidik ngeri.

"Kau terlalu bersemangat soyongkuh. Biarkan saja Alex dengan ja la ng nya, kita cukup nikmati hasil akhir dari impian kosong nya kelak. Ayo temui pemilik tanah nya, aku tak sabar ingin membangun klinik impian kita di tempat ini." Ucap Ayank berusaha mengalihkan topik pembicaraan mereka.

Sahabat nya sudah seperti korban yang sesungguhnya, dan dia berperan sebagai sahabat yang selalu memberikan nasehat. Sungguh terbalik bukan?

"Bagaimana nona? Daerah ini sangat strategis, dan pasti sangat menguntungkan bagi anda, karena di daerah sini belum ada rumah sakit. Meskipun ada, cukup jauh di kota kabupaten dengan jarak lebih satu jam perjalanan. Hanya ada puskesmas saja namun dengan fasilitas yang belum begitu lengkap. Harga yang saya tawarkan sudah paling murah saya rasa, untuk bisnis klinik yang ingin anda bangun." Ungkap sang pemilik lahan mencoba memberikan gambaran prospek dari klinik yang akan Ayank bangun.

Wanita itu hanya tersenyum simpul, dia tau apa yang pria paruh baya itu pikirkan. Semua orang akan berpikir sama dengan pria itu, andai ada seseorang membeli tanah nya untuk membangun jenis usaha apapun, termasuk sebuah klinik.

"Begini saja, aku punya penawaran yang lebih baik. Aku tetap bertahan dengan harga ku, dan sisa nya aku akan menganggap anda sedang berinvestasi pada klinikku? Bagaimana? Anda untung dua kali lipat bahkan lebih, dan aku bisa membangun klinik impian ku, bagi mereka yang selalu di persulit dengan alasan tak memiliki biaya di rumah sakit atau jaminan kesehatan." Ucap Ayank mencoba bernegosiasi kembali.

Pria tadi nampak sedikit terkejut, lalu menatap wanita di hadapan nya dengan tatapan menyelidik. Ekor mata nya melirik mobil yang tadi membawa Ayank ke sana. Cukup untuk nya punya alasan menolak ide tersebut, mengingat wanita itu pasti bukan orang yang kekurangan uang. Mobil nya saja mobil sport merk terbaru. Dia tak sebodoh itu.

Dan yang paling tidak bisa dia percaya, adalah ucapan wanita itu di akhir kalimat negosiasi nya. Orang kaya jarang sekali ada yang peduli pada nasib rakyat kecil, pasti hanya akal-akalan agar lahan nya bisa di beli dengan harga murah. Begitu lah pikir nya.

Ayank seperti memahami arti diam dan lirikan ekor mata liar sang tuan tanah. Wanita itu tersenyum samar lalu berdehem.

"Begini tuan Arya, aku bisa saja membeli dengan harga yang anda tawarkan padaku. Hanya saja, jika aku menggelontorkan dana dalam jumlah yang besar di awal, aku khawatir biaya pembangunan dan kebutuhan perlengkapan medis serta lain-lain, akan terpangkas di harga beli lahan nya saja. Mungkin anda berpikir lain mengenai usul ku ini, hanya saja kita bisa melihat nya ke depan nanti. Jika aku melakukan sebuah kecurangan, maka aku bersedia untuk membayar dua kali lipat dari harga yang anda tawarkan dengan suka rela. Bagaimana?" Ulang Ayank penuh harap.

Tak apa memperlihatkan kesulitan nya di awal, daripada terlihat mampu dalam segala hal namun dia harus mengikat pinggang nya untuk menahan lapar.

"Kau sungguh-sungguh dengan perkataan mu nona? Aku akan menuntut mu karena melakukan kecurangan dalam hal harga jika di kemudian hari, klinik yang kau bangun ternyata hanya sebagai ajang bisnis seperti yang lain." Tuntut pria itu dengan mata memicing ke arah Ayank.

Wanita itu balas dengan anggukan mantap.

"Pasti tuan, anda bisa memeriksa apa yang aku kirim ke ponsel anda nanti." Ucap Ayank ambigu.

Setelah menyelesaikan beberapa hal untuk kelengkapan administrasi dokumen, Ayank dan Celin pamit pergi.

"Kau luar biasa, Ay. Aku kagum bagaimana cara mu bernegosiasi tadi, aku pikir kita akan pulang dengan menggunakan bus antar kota. Dan mobil ini akan di jadikan jaminan dari kekurangan dana yang kita miliki. Nyatanya kau mengatasi pria tamak itu dengan begitu hebat. Seharusnya kau mengelola salah satu perusahaan keluarga mu, kau cerdas dalam banyak hal. Jiwa negosiator ulung mu luar biasa dan tak di ragukan lagi." Puji Celin tak henti-hentinya.

"Dan aplikasi hijau ku akan di penuhi oleh pembaharuan status seseorang yang menyentil sisi sibukku. Dengan kalimat yang kira-kira begini bunyinya, "beginikah rasanya merasa sepi di tengah keramaian, andai aku memiliki seorang sahabat yang selalu ada untuk ku. Ah, pasti akan terasa sangat menyenangkan." Ucap Ayank kemudian tertawa renyah.

Sedangkan Celin memanyunkan bibirnya, hingga melewati jembatan yang akan mereka lewati di depan mobil tersebut.

"Kau menyebalkan!" Ketus Celin kesal. Benar memang, Ayank sudah seperti kembar Siam bagi nya, kala wanita itu sibuk dengan segala aktivitas nya, Celin akan menjadi sangat tersisihkan. Padahal mereka bekerja di rumah sakit yang sama, hanya saja berbeda lantai.

Perjalanan satu jam tersebut akhir nya membawa mereka tiba di ujung sebuah kota kabupaten. Terlihat seorang pria tengah berusaha memperbaiki motor jadul nya. Supra_X yang mungkin sekarang tidak akan di temukan lagi di beberapa dealer motor.

"Berhenti Cel, kita mungkin memiliki beberapa perkakas untuk membantu nya." Ucap Ayank tiba-tiba membuka Celin mengerem mendadak.

"Kau ini kebiasaan sekali, setiap ada orang kesulitan apa tidak bisa pura-pura saja tak melihat nya." Sungut Celin dongkol. Memiliki sahabat dengan hati seperti bidadari, membuat nya harus sering-sering menghela nafas panjang.

Ayank pernah beberapa kali melakukan hal konyal demi menolong orang lain. Wanita itu pernah berjalan kaki menuju rumah sakit sejauh hampir dua kilometer. Saat berhenti di lampu merah, tanpa sengaja Ayank melihat sepasang suami istri sedang berusaha untuk menghidupkan motor Scoopy yang terlihat mogok. Si istri yang tengah hamil besar juga membantu sebisa nya dengan menahan motor agar tetap tegak.

Ayank yang iba kemudian turun dan bertanya akan kemana, sang istri mengatakan akan mengantar suami nya menuju stasiun. Suami nya akan berangkat ke kampung halaman karena sang ayah sedang kritis di rumah sakit.

Setelah terdiam sejenak, Ayank kembali lalu menyerahkan kunci mobil nya begitu saja setelah menanyakan apakah sang pria bisa mengemudi.

Wanita itu lupa dengan dompet juga ponsel nya di dalam dasbor mobil, dia menenteng tas yang hanya menyisakan uang 3 rb rupiah. Akhirnya wanita itu memutuskan berjalan kaki menuju rumah sakit yang menurutnya tak terlalu jauh itu.

Wanita itu meminjamkan mobil nya pada orang asing untuk beberapa hari yang tak tentu. Itulah yang selalu membuat Celin dongkol sekaligus gemas, ingin sekali dia menabok hati lembut wanita itu yang begitu mudah tersentuh.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...----------------...

Jangan lupa tinggalkan jejak yaa🤗🤗😚😚

Dan terimakasih sudah melipir ke sini para readers Rosy Sanders 🙏🥰

Terus dukung author agar semakin semangat dalam berkarya, apalah daya seorang othor tanpa pembaca hebat seperti kalian 🤗🙏😘

Luv yuu para readers tercinta 🥰🥰🥰🥰