Setelah di hianati oleh rekan yang sangat dipercaya nya. Katrina mati mengenaskan ditembak oleh rekan sekaligus orang yang ia cintai. Namun ia mendapatkan kesempatan kedua, dimana ia bertransmigrasi dalam raga seorang Duchess yang gila cinta dan haus akan perhatian sang Duke membuatnya terpaksa hidup di dalam raga tipe wanita yang sangat ia benci.
Author mencoba membuat cerita bertema Transmigrasi seperti ini. Author harap para readers menyukainya. Terima kasih dan selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imelda Savitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
06
Mata pria tua itu nampak berbinar ketika mendengar penjelasan Katrina. "Itu berarti, anda adalah seseorang yang sangat hebat nyonya" Ucap Simon dengan bangga. "Ahaha, ya begitulah" Respon Katrina merasa malu.
Setelah bercakap-cakap serta mendengarkan berbagai informasi mengenai keadaan Duchess saat ini serta situasi yang akan terjadi di masa depan membuat Katrina benar-benar berpikir keras malam ini.
.
.
"Sudah banyak yang ku ketahui, dari hubungan antara Luxio dengan Duke Ashley, lalu berita kematian Marquess Maximillian karena sakit yang terjadi tiga tahun lalu, dan kemarahan Duke pada Luxio yang sempat ketahuan hendak meracuni selir tercinta Duke yang sedang hamil" Gumamnya. Karena ketahuan kejahatan Duchess Luxio yang hendak meracuni selir Duke membuat Duke murka dan mengasingkan Duchess di kediaman ini bersama ketiga anaknya satu tahun lalu serta permintaan Duke pada kaisar, yang ingin bercerai dengan Duchess Luxio.
Tetapi, karena Kaisar belum memberikan surat tanda persetujuan perceraian itu, maka Duchess Luxio saat ini masih menjabat sebagai istri sah dari Duke Ashley.
Banyaknya informasi rumit yang Katrina dapat, membuat kepalanya terasa berat. Ia pun memilih berbaring di kasur nya bersiap untuk tidur.
Tok Tok
Suara ketukan pintu menghentikan Katrina memejamkan matanya. "Apa ada yang ingin Simon katakan lagi?" Batinnya. Ia pun bangun dan berjalan mendekati pintu lalu membukanya. "Kau!" Katrina tak menyangka seseorang yang mengetuk pintu kamarnya bukanlah Simon, melainkan putri kecil Duchess Luxio. "Apa mau mu?" Tanya Katrina yang terdengar ketus di telinga anak kecil yang tengah memeluk lipatan kain sembari mendongak menatap Katrina dengan tatapan takut.
"A-aku m-mau tidur d-dengan ibu" Jawabnya dengan gagap. "Hah? Apa bocah ini sering datang kemari dan tidur bersama Duchess Luxio? Bukankah Duchess Luxio membencinya?" Batinnya. Anak perempuan itu masih menunggu responnya dengan raut wajah takut.
"Hmm, masuklah" Ucap Katrina akhirnya membiarkan putri Luxio masuk ke dalam. Anak perempuan itu nampak terkejut sebelum akhirnya ia masuk juga dengan memasang ekspresi bahagia. Lalu ia hanya berdiri mematung di sana ketika Katrina berjalan ke kasurnya. "Kenapa diam disana? Cepat naik" Panggil Katrina menyuruh anak perempuan itu naik di atas kasurnya. "T-tapi aku kotor ibu" Ucapnya menundukkan kepalanya.
Setelah dilihat-lihat Katrina baru menyadari jika pakaian yang anak perempuan itu kenakan benar-benar lusuh, begitupun dengan kedua anak laki-lakinya saat ingat mengingatnya dengan teliti. Ketiga anak Duchess itu benar-benar tidak terlihat seperti anak-anak para bangsawan pada umumnya, yang seharusnya mengenakan pakaian mahal dan mewah.
"Sudahlah, kau cepat saja naik kesini. Aku ingin cepat tidur" Ucap Katrina. Seketika anak itu terpaku menatap Katrina dengan tatapan bahagia, lalu naik ke atas kasur dan berbaring di samping Katrina. "Sekarang, cepatlah tidur" Perintah Katrina, lalu ia mulai memejamkan matanya.
Beberapa menit kemudian Katrina kembali membuka matanya. "Hei, cepatlah tidur dan berhenti menatap ku seperti itu" Ucap Katrina karena sadar dengan tatapan intens dari anak peremuan yang berada di sampingnya ini. "A-aku takut ibu" Cicitnya. "Takut? Tenang saja, tidak ada hantu di kamar ini, sebaiknya kau cepat tidur" Ucap Katrina. "Tidak mungkin ada hantu juga kan di kediaman ini?" Batinnya mulai merasa takut juga, dia kan baru saja tinggal disini.
Anak itu menggeleng, "Aku takut ketika aku menutup mata, i-ibu akan kembali seperti sebelumnya saat aku membuka mata lagi" Jelasnya dengan tatapan sendu, ia semakin mengeratkan pelukannya ke kain yang selalu ia bawa kemana-mana itu.
"Aku tidak akan berubah jadi jahat lagi, jadi kau tenang saja" Balas Katrina mengulurkan tangannya lalu mengusap pucuk kepala anak itu. "Siapa namamu?" Tanya Katrina, kalau ia ingat-ingat lagi ia tidak pernah tahu nama ketiga anak Luxio. Simon juga tidak pernah memberitahukannya.
"Tidak tahu, k-kakak pertama bilang kita tidak pernah diberikan nama oleh ibu atau Duke Ashley" Jawabnya. "Hah?" Katrina benar2 sangat tak menyangka tentang ini.
"Tidurlah sekarang. Kau tenang saja, aku berjanji tidak akan menyakiti kalian lagi walau aku tak berjanji tidak akan memarahi kalian" Ucap Katrina, anak perempuan itu nampak sangat terharu dan bahagia lalu ia mulai memejamkan mata nya sembari mengeratkan pelukannya pada kain yang selalu ia bawa.
"Dasar Duchess yang tak berperasaan, begitupun sang Duke" Batin nya.
"Karena jiwa ku telah masuk dan bersatu dengan raga mu Luxio maka mulai saat ini raga ini adalah milikku. Aku tidak akan mengembalikan raga ini kepada orang kejam sepertimu Luxio. Ini milik ku dan seterusnya akan jadi milikku, jangan salahkan bila aku jahat sebab kau lah yang memulai semua ini Luxio" Batinnya lagi.
Katrina berjanji bahwa ia akan tidak pernah mengembalikan raga ini kembali ke pemiliknya yang entah kemana, ia juga sudah menganggap ketiga anak kembar luxio adalah anaknya. Mulai detik ini Katrina bersumpah bahwa ia akan hidup sesuai keinginannya karena ini sudah menjadi hidupnya.
.
.
.
Dipagi harinya Katrina yang masih ingin tidur terpaksa harus bangun karena terganggu oleh suara teriakan seorang anak laki-laki yang suaranya benar-benar sangat mengganggu ketenangan.
Katrina berjalan gontai mendekati pintu lalu membukanya dan terlihatlah Simon yang sedang menutup mulut salah satu dari dua anak kembar laki-laki yang berdiri tepat di depan pintu kamarnya. "Hmmm! Hhmm! Hhhmmm!!!" Ucapnya yang tak jelas karena mulutnya dibungkam oleh Simon. "Simon lepaskan dia" Simon dengan patuh melepaskan dekapan tangannya di mulut anak laki-laki itu.
"KAU, WANITA JAHAT! KEMBALIKAN ADIKKU!!!" Teriaknya dengan lantang memekikkan telinga Katrina yang saat ini telah menutup telinganya dengan kedua tangannya. "Bisakah kau bicara dengan tenang? Aku tidak tuli, jadi berhentilah berteriak" Balas Katrina, "KEMBALIKAN ADIKKU CEPAT!" Anak laki-laki itu masih berteriak.
Lalu salah satu anak laki-laki yang terlihat kalem sejak tadi menarik ujung gaun Katrina. "Ibu, bisa tolong lepaskan adik perempuan kami?" Pintanya dengan penuh permohonan, sementara sang kakak sejak tadi tidak henti-hentinya berteriak dengan emosi yang meledak-ledak. Membuat kepala Katrina berdenyut di pagi hari ini.
Mendadak anak perempuan yang tadi masih tertidur di kasur keluar dari kamar Katrina sembari memeluk kain yang selalu ia bawa. "Adik!" Ucap kedua anak laki-laki itu serempak dan segera memeluk adik perempuan mereka. Namun anak laki-laki yang tempramental itu melontarkan tatapan nyalang pada Katrina, melihat itu Katrina memutar bola mata nya merasa jengah dengan emosi anak laki-laki itu yang selalu meledak-ledak.
"Apa wanita jahat itu menyakiti mu? Apa kau terluka? Kakak akan membalas wanita itu" Ucap anak laki-laki tempramental itu dengan berani menunjuk ke arah Katrina, membuat Katrina merasa geram. Ingin sekali Katrina mencomot mulut anak itu.
Anak perempuan itu menggeleng. "Maaf kakak, aku sendiri yang datang kesini dan ingin tidur dengan ibu" Jelas anak perempuan itu. Lalu dengan cepat anak laki-laki yang merupakan kakak dari dua adik kembarnya itu menarik tangan mereka lalu menyeretnya pergi menghilang dari pandangan Katrina dan Simon.
Katrina sesekali tampak menguap, ia ingin tidur lagi tapi ia tidak boleh. Masih banyak hal yang harus ia lakukan hari ini. "Simon, apa kau memiliki alat untuk mengukur tubuh seseorang? Seperti meteran baju. Dan apa kau punya jarum, benang, dan alat untuk memotong kain?" Tanya Katrina beruntun. "Ya nyonya, saya akan memintanya pada pelayan lain" Jawabnya. "Pelayan lain? Aku penasaran ada berapa banyak pelayan yang ada di kediaman tempat pengasingan Duchess ini?" Batin Katrina.
.
.
.
ga selidiki lebih dulu ke akar2 nya ujung2 nya percaya sama ulet Keket si selir tuhh
kalau sudah tahu kebenarannya nah nyeseeelllll alamatnya 😂😂😂
lanjut thor
semoga menyesal nanti nya ... dan menyesal pun ga ada gunanya .... mamam tuh selir sampah ...