Akibat trauma masa lalu, Chaby tumbuh menjadi gadis yang sangat manja. Ia hidup bergantung pada kakaknya sekaligus satu-satunya keluarga yang peduli padanya.
Di hari pertamanya sekolah, ia bertemu dengan Pika, gadis tomboi yang mengajaknya loncat pagar. Kesialan menimpanya, ia tidak tahu cara turun. Matanya berkaca-kaca menahan tangis. Disaat yang sama, muncul pria tampan bernama Decklan membantunya turun.
Decklan itu kakaknya Pika. Tapi pria itu sangat dingin, dan suka membentak. Tatapan mengintimidasinya selalu membuat Chaby menunduk takut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
Decklan bahkan tak menyangka ia mau melakukan perjanjian yang menurutnya sangat kekanakan itu.
Kedua sahabatnya saling berpandangan aneh. Tidak biasanya mereka melihat Decklan yang lembut seperti itu. Ada rasa geli tapi juga senang. Chaby memang pantas dijuluki sih cewek polos yang ahli meruntuhkan pertahanan sih cowok-cowok dingin. Buktinya, lihat saja Decklan dan Bara kalau sedang bersama cewek itu, mereka jadi sering tersenyum.
Jangan lupa, yang paling senang di antara mereka semua adalah Pika. Ia malah bertekad untuk membuat Chaby jadian dengan kakaknya. Ia tahu kakaknya menyukai sahabatnya itu. Sikap, Gaya bicara dan caranya memperlakukan Chaby sangat berbeda. Pokoknya ia harus membuat mereka jadian, putusnya lalu senyum-senyum sendiri.
"Jadi kapan kita ke rumah kak Bara?"
Chaby masih semangat mau ke rumah Bara. Padahal di rumah Decklan dan Pika yang sudah biasa dirinya bolak-balik bahkan sampai nginap kolamnya pun gak kalah bagus. Kenapa nggak dari dulu aja dia belajar renangnya.
Andra memutar otaknya. Ia seperti bisa menangkap sesuatu.
"By, lo pengen ke rumah Bara beneran cuma mau belajar renang? selidiknya.
Ia merasa aneh saja karena gadis itu sangat ngotot, dan berenangnya harus di rumah Bara juga.
"Bener By, kan di rumah gue juga ada kolam berenangnya. Kenapa harus ke rumahnya kak Bara? yang ngajarin juga kan kak Decklan nanti." Pika menambahkan.
Chaby tersenyum malu-malu. Bara lah yang paling penasaran ingin dengar jawaban gadis itu. Dia juga sempat merasa aneh tadi.
"A..aku pengen ketemu mamanya kak Galen sama kak Bara." jawabnya masih malu-malu. Gadis itu menggigit bibir bawahnya. Kakinya menggesek-gesek lantai.
Bara mengerutkan kening.
Ketemu mamanya? kenapa nih cewek mau ketemu mamanya, ngefans? cowok itu menertawai pikiran anehnya. Ada-ada aja.
"Kenapa?" tanyanya kemudian.
Chaby mengangkat wajahnya menatap Bara.
"Kenapa pengen ketemu mama gue?"
ulang cowok itu.
"Aku pengen minta maaf karena udah buat kak Galen jagain aku terus sampai-sampai jarang banget pulang dan buat mamanya ka Bara sedih." sebenarnya ia sering dengar mama cowok itu menelpon Galen bahkan terkadang akan menelpon Danzel kalo kak Galen sering gak angkat telpon.
Suasana berubah hening. Oh jadi itu alasan sebenarnya gadis itu mau ke rumah Bara.
Kepala Chaby tertunduk. Sebenarnya ia bisa mengerti kenapa Bara membencinya dulu. Ia terkadang menyalahkan dirinya sendiri yang suka menyusahkan orang lain. Ia tahu kak Galen punya keluarga selain dirinya.
Bara menatap gadis itu sebentar. Kalau tidak pernah mendengar kisah hidup Chaby, mungkin ia masih membenci cewek itu sampai sekarang. Tapi ia sadar tuh cewek nggak salah apa-apa. Ia tersenyum mendekati gadis itu dan mengusap kepalanya lembut.
"Nggak pa pa, mama gue nggak pernah marah sama lo." ucapnya tersenyum tulus. Justru dirinya lah yang harus minta maaf pada gadis itu.
Chaby mendongak menatap cowok itu lagi.
"Tapi nanti Chaby tetap bisa ketemu sama mamanya kak Bara kan?"
Bara tersenyum tipis menatap gadis itu lalu mengangguk.
***
Sabtunya di rumah Pika
Pika sungguh sebal pada mamanya. Padahal hari ini ia dan Chaby sudah janjian mau belanja berdua di mall tapi batal. Mamanya kasih tugas jagain Gatan, adik bungsunya itu.
Terpaksa deh perjanjian mereka batal. Dan dirinya harus pasrah di rumah aja. Padahal hari libur gini asyik banget buat jalan-jalan.
Gadis itu mulai melamun. Kalau di pikir-pikir, akhir-akhir ini ia dan Chaby jadi sering kumpul bareng kelompoknya kak Decklan.
Apa sifatnya kak Decklan bisa berubah lebih lembut sama dia yah, kayak yang dilakukan cowok itu ke Chaby ?
"Cih,"
Jangan harap
Jawabannya pasti tidak.
Awalnya juga ia merasa kakaknya akan sedikit menjadi lembut padanya tapi nihil. Sikapnya tetap sama saja.
Tapi pada Chaby malah beda banget. Perlakuan cowok itu pada Chaby dan pada dirinya berbanding terbalik seratus delapan puluh derajat.
Meski ia tahu kakaknya sebenarnya sayang padanya tapi ia suka sebal kalau melihat cowok itu lembut banget sama Chaby. Dia merasa seperti di anak tiri kan.
Bukannya ia tidak suka kakaknya menyukai Chaby,
Tentu saja ia senang dan sangat mendukung hubungan mereka. Tidak ada gadis yang paling cocok dengan kak Decklan selain Chaby, menurutnya. Buktinya, cewek itu bisa merubah sifat Decklan meski cuman didepan tuh cewek doang.
Tapi,
Ia bingung kenapa kakaknya itu belum nembak-nembak Chaby.
Sih Chaby juga, masa cewek itu nggak sadar-sadar juga kalau perlakuan manis kak Decklan padanya selama ini itu karena cowok itu menyukainya. Atau karena sudah terlalu banyak kaum adam yang bersikap lembut padanya kali yah?
Ada kak Galen, Danzel, Andra bisa dihitung juga, kak Decklan dan sekarang kak Bara. Ahh, sungguh senang jadi Chaby. Pika membanting-banting kakinya di lantai, merasa gemas sendiri.
Gadis itu kembali tenang dan memutar otaknya berpikir keras. Ia sungguh ingin membantu kakaknya. Tapi bagaimana caranya kalau kak Decklan sendiri belum ada niatan mau nembak.
Hufft...
Gadis itu menghembuskan nafas panjang.
"Kak Pika."
Panggil Gatan. Bocah kecil itu sejak tadi sibuk dengan mainan mobil-mobilannya. Pika menatapnya.
"Kenapa adekku sayang."
"Gatan pengen makan nasi goreng boleh nggak?"
Nasi goreng? Pika mulai mulai berpikir. Ia tidak pernah masak, mamanya juga melarang mereka buat pesan makanan online karena Gatan sering sakit perut. Kak Decklan lagi nggak ada di rumah. Apa dia telpon Chaby aja yah? Mungkin saja gadis itu tahu. Ia nggak yakin sih kalau Chaby bisa. Tapi coba aja dulu, sekalian nemenin dia jagain Gatan.
Tanpa pikir panjang gadis itu meraih hpnya di meja dan menelpon Chaby.
***
Tak sampai tiga puluh menit, Chaby sampai di rumah Pika diantar sama kak Galen.
Cewek itu menatap Pika sebal. Ia tadi lagi enak-enakan tidur saat tuh cewek nelpon dan memaksanya datang ke rumah besar itu cuma mau masak nasi goreng doang.
Heran deh, Pika ngotot banget nyuruh dia harus datang padahal sudah berkali-kali ia bilang dirinya tidak bisa masak. Selama ini kan yang selalu masak buatnya adalah kak Danzel.
"Gue pikir lo bisa masak tahu." ujar Pika sesekali menertawai penampakan Chaby yang masih dengan muka bantalnya. Mau bagaimana lagi, lagian ia juga gak punya teman di rumah. Gatan terlalu kecil buat di ajak ngerumpi.
"Kan aku udah bilang sama kamu aku nggak pernah masak." Chaby masih sebal ke cewek itu.
"Terus nasi gorengnya gimana dong kak?"
Itu suara Gatan. Kedua gadis itu sama-sama melirik anak kecil itu.
"Pesen online aja." Chaby memberi pendapat, gampangkan.
Pika menggeleng
"Nggak di bolehin sama mama."
Nanti Chaby sama siapa 😭😭😭😭
aku nggak rela Thor 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭