Ternyata Aku Tak Sekuat Itu

Karena memang terpengaruhi obat perangsang, Liliy melakukan hal itu tanpa sadar dan sampai membuat mereka berdua ketiduran karena kelelahan.

Sayup sayup Liliy mulai membuka matanya, merasakan tubuhnya sakit semua dan saat ia menoleh, ia terkejut mendapati Pria semalam tidur di sebelahnya, Liliy langsung membuka selimutnya dan terkejut mendapati dirinya dan pria tersebut sudah tak berbusana.

"Astaga apa yang terjadi semalam. " Liliy menangis dan membuat Pria disebelahnya terbangun.

"Kamu sendiri yang mengajakku tadi malam. "

"Gak mungkin. "

"Tapi emang itu kenyataannya, coba kamu ingat - ingat sendiri. " jelas pria itu sambil memakai pakaiannya. lalu dia mengambil dompetnya dan memberikan beberapa lembar uang ratusan ribu untuk Liliy,

"Sudahlah tak perlu ditangisi atas apa yang telah terjadi, aku pergi dulu ya, terimakasih untuk pelayananmu semalam, segera pakai pakaianmu karena madam lusy sudah menugaskan anak buahnya untuk menjemputmu. " ucap pria itu lalu pergi meninggalkan Liliy yang masih meratapi nasibnya.

"Maafkan aku bang Usman, maafkan aku, aku sudah gagal jadi istrimu, aku tak bisa menjaga kesucian pernikahan kita, maafkan aku bang. "

Belum sempat Liliy memakai pakaiannya, salah satu anak buah Madam Lusy datang dan mengetuk ngetuk pintu kamarnya, karena Liliy masih terus terusan menangi, anak buah madam langsung masuk begitu saja, dia langsung tercengang mendapati Liliy yang masih berbalut selimut, seketika membuat otaknya travelimg kemana mana, tanpa banyak bicara ia langsung memaksa Liliy untuk melayaninya juga, karena tubuh anak buah madam terlalu besar dan kuat membuat Liliy kesulitan untuk memberontak dan akhirnya benda asing milik anak buah Madam tersebut berhasil masuk ke dalam area intimnya dan membuatnya terasa sakit karena semalam masih belum sembuh, setelah puas, Pria itu menyuruh Liliy untuk segera membersihkan tubuhnya karena ada tamu pengusaha kaya raya yang ingin menyewanya lagi,

"Ini benar benar gila," ucap Liliy sambil memutar shower membersihkan tubuhnya.

"Tubuhku benar - benar menjijikkan. " ucapnya lagi

Karena dia sudah merasa capek dan muak dengan para lelaki hidung belang akhirnya pada suatu hari ia bertemu seorang Bos pemilik perusahaan yang cukup terkenal di jakarta, dia menawari Liliy untuk menjadi istrinya dan berjanji untuk menebusnya agar bisa keluar dari madam Lusy, Pria itu bernama Pak Wirawan, dia seorang duda yang mempunyai 2 anak, karena Liliy sudah cukup mengenal Pria itu dan sering menjadi pelanggannya, akhirnya dia menerima tawaran itu dan menikah dengannya, seperti janjinya, Pak Wirawan mengeluarkan Liliy dari tempat tersebut

Flashback off

"Jadi gitu ceritanya Kei, Umi tak bermaksud mengkhianati Abimu, tapi Umi malu."

Keisya menangis dan memeluk Uminya ia tak menyangka jika hal ini bisa menimpa Ibunya, Pak Wirawan juga meminta maaf pada Bu Liliy dan berjanji untuk tidak mengulangi kesalahannya lagi dan Bu Liliy menerima permintaan maafnya meski hatinya masih terasa sakit melihat suaminya tidur dengan wanita lain.

Di rumah sakit, Alin mulai membuka matanya perlahan dia mendapati Aldi masih tidur dikursi sebelahnya, Alin terus memperhatikan Aldi sementara Chandra mengetuk pintu meminta izin masuk seketika itu juga Aldi terbangun.

"Syukurlah kamu udah sadar Lin."? Ucap Chandra sambil meletakkan bungkusan berisi buah buahan dari Umi nya untuk Alin.

"Iya Mas Alhamdulillah."

"Yaudah Lin aku pamit dulu ya, calon suami kamu udah datang." Sahut Aldi sambil melirik Chandra.

Alin jadi bingung apa sebenarnya maksud Aldi, bukankah dia sudah mengetahuinya kalau Alin hanya berbohong.Chandra hanya bisa terdiam, dia juga tidak tau apa maksudnya Aldi.

Tetapi saat Aldi keluar meninggalkan ruangan Alin, tiba - tiba Alin terlihat sangat sedih.

"Kamu kenapa cuma diam Lin, bukannya kamu juga suka sama dia?"

"Endak mas, aku biasa aja kok." jawab Alin tersenyum kecut.

"Kamu gak bisa bohong Lin, mata kamu kelihatan kalau perasaanmu ke dia itu besar."

"Udahlah mas jangan bahas dia terus."

"Iya iya maaf, oh iya ini ada Buah dari bu nyai, kamu makan ya biar cepat sehat, mau aku bantu kupasin?"

"Boleh mas, tolong."

Chandra membuka kantong plastiknya dan mengupas buah Apelnya dan memberikannya pada Alin.

Di perjalanan pikiran Aldi masih sangat kacau, rasanya dia masih tak bersemangat untuk memulai aktifitas, tanpa ia sadari, dia hampir menabrak mobil didepannya yang tiba - tiba melintas, mobil itu berhenti, Aldi keluar dan menyuruh pemilik mobil itu juga keluar.

"Ayo keluar, tanggung jawab mobil gue jadi lecet ini."

Saat pemilik mobil itu keluar, Aldi terkejut.

"Laura?"

"iya sory gue gak sengaja."jawab Laura lemas dengan mata yang masih lebam seperti orang habis nangis.

"Enak aja cuman minta maaf doang, ganti rugi.".

"Ya kan gue gak sengaja, lu bisa gak sih jangan bikin panjang masalah."

"Tidak semua masalah bisa selesai hanya dengan kata maaf."

"Terserah lu deh, semua cowok ama aja." laura malah nangis

"Raa are you oke?"

Laura menggelengkan kepalanya dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. melihat kondisi Laura yang sedang tidak baik - baik saja, Aldi mengajak Laura untuk duduk terlebih dulu.

"Lu mau kemana Ra? kok bisa ada disini?"

"Aku mau pulang ke rumah Mama, aku gak mau tinggal sama Papa."

"Sebenarnya ada apa Ra?"

"Lu gak usah sok baik sama gue, lu itu cuma perduli sama Alin doang jadi buat apa tanya - tanya."

"Gak gitu Raaa, gue juga mau kok dengerin lu, coba cerita sama gue." jawab Aldi sambil menatap Laura untuk meyakinkan dirinya.

"Bokap gue selingkuh dia sering boking cewek - cewek terus diajak ke hotel, gue kira dulu pisah sama mama karena gak cocok, ternyata selingkuh, padahal gue kira Papa adalah cowok paling setia Al, ternyata sama aja, dulu gue juga diselingkuhin cowok gue deketin Alin."

Aldi tak menyangka kalau Laura juga sedang mengalami brokenhome, dia membuka kedua tangan Laura yang menutupi wajahnya dan menghaous air matanya.

"Gak semua cowok gitu kok, mungkin kamu belum nemu aja yang pas, kamu sabar ya, kalau butuh temen buat ngobrol, gue siap kok."

"Beneran Al?"

Aldi meng anggukan kepalanya.

"Iya Raa. Yaudah sekarang gue temenin lu pulang, kita bawa mobil sendiri - sendiri, gue ngikutin dari belakang.".

" Ok Al, makasih ya."

Laura langsung masuk ke dalam mobilnya dan melanjutkan perjalanan menuju rumah Mamanya.