NovelToon NovelToon
CERMIN UNTUK BERKACA

CERMIN UNTUK BERKACA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Rusmiati

Semua cintanya sudah habis untuk Leo. Pria tampan yang menjadi pujaan banyak wanita. Bagi Reca tidak ada lagi yang pantas dibanggakan dalam hidupnya kecuali Leo. Namun bagi Leo, Reca terlalu biasa dibanding dengan teman-teman yang ditemui di luar rumah.
"Kamu hoby kan ngumpulin cermin? Ngaca! Tata rambutmu, pakaianmu, sendalmu. Aku malu," ucap Leo yang berhasil membuat Reca menganga beberapa saat.
Leo yang dicintai dan dibanggakan ternyata malu memilikinya. Sejak saat itu, Reca berjanji akan bersikap seperti cermin.
"Akan aku balas semua ucapanmu, Mas." bisik Reca sambil mengepalkan tangannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Rusmiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Detektif Leo

Dalam perjalanan pulang, Leo merangkai beberapa kalimat yang akan ia sampaikan saat bertemu dengan Reca. Selama ini, Leo berusaha sekeras mungkin untuk melunakkan hatinya. Menekan egonya agar bisa mengalah dari sikap Reca yang menurutnya kekanak-kanakan.

Usia Reca dan Leo memang terpaut cukup jauh, namun sebelum hamil istrinya dewasa. Mengerti dan tidak manja seperti saat ini. Andai saja tidak diperingati oleh ibu dan bapaknya, mungkin Leo sudah menyerah.

"Sayang, sayang," panggil Leo.

Melihat rumah terkunci, Leo berusaha mengetuk pintu berkali-kali. Saat tidak ada jawaban, Leo berusaha menelepon namun ternyata ponselnya tidak bisa dihubungi. Ia baru menyadari jika Reca tidak ada di rumah. Tidak ada sendalnya di depan pintu. Setelah di cek, kunci rumah juga ada di tempat biasa.

Orang pertama yanh Leo hubungi adalah Mba Ara. Dengan nada panik ia menanyakan keberadaan Reca. Besar harapannya, Reca ada di sana. Sayangnya Leo harus menelan kenyataan jika istrinya memang tidak ada di sana.

"Coba ditanyakan ke temannya," ucap Mba Ara melalui sambungan telepon.

"Aku tidak tahu nomor telepon mereka," ucap Leo lemas.

"Aku ada nomor teleponnya. Nanti aku kirim," ucap Mba Ara.

Tidak lama, dua nomor telepon masuk ke ponselnya. Pertama, Leo mencoba menghubungi Resi. Namun sayangnya nomor Resi juga tidak bisa dihubungi. Selanjutnya Leo berusaha untuk menghubungi Dini. Tersambung, tapi tidak ada jawaban. Hal ini membuat Leo cemas.

Leo kembali melajukan mobil. Menyusuri jalan yang mungkin saja bisa dilewati Reca. Istrinya sedang hamil. Bagaimana jika seandainya Reca jalan kaki dengan perutnya yang sudah membesar itu. Ah, Leo merasa sangat bersalah.

"Sayang kamu dimana?" ucap Leo lirih.

Matanya tetap fokus menatap jalanan. Pandangannya menyusuri tiap jalan berharap bisa menemukan Reca secepatnya. Kekhawatirannya sedikit berkurang saat nomor Dini menghubunginya.

"Ini Mas Leo ya?" tanya Dini melalui sambungan teleponnya.

"Iya, iya. Reca ada dimana ya? Apa kamu tahu?" tanya Leo panik.

Setelah memberi tahu alamat Resi, Leo segera memutar kemudi. Menuju alamat rumah yang sudah dikirimkan oleh Dini. Leo memang sempat mencari Reca ke rumah Dini. Salah satu teman Reca yang sering diceritakan padanya. Leo juga sudah pernah ke rumah Dini saat menjemput istrinya. Namun Dini memang tidak ada di rumah.

"Permisi," teriak Leo saat sudah sampai di rumah Resi.

Saat pintu terbuka, Leo segera bertanya keberadaan Reca. Setelah dipersilahkan masuk, Leo berjalan cepat. Namun saat akan masuk ke kamar Resi, Leo memalingkan wajahnya. Ia melihat Dini tengah menggunakan handuk.

"Din, pakai bajunya. Ada Mas Leo," ucap Resi.

"Iya sebentar. Maaf ya Mas," ucap Dini dari dalam kamar.

Ada perasaan lega saat melihat Reca tertidur di kamar Resi. Setelah Dini keluar, Leo segera mendekati Reca. Menggenggam tangannya dengan penuh rasa bersalah. Nyaris saja air matanya meluncur bebas. Namun Reca menelisik. Membuat Leo segera membelai wajah Reca.

"Mas," ucap Reca pelan.

"Iya. Ini Mas. Kita pulang ya!" ucap Leo.

Reca hanya mengangguk. Ia juga meminta maaf pada Leo. Tidak ada niat untuk kabur. Ia hanya butuh teman cerita namun ternyata menangis itu membuatnya lelah. Tidak terasa ia tidur setelah puas bercerita.

"Lain kali jangan sampai begini lagi ya! Mas khawatir," ucap Leo.

"Iya, Mas." Reca mengangguk.

Sebenarnya bukan hanya itu pointnya. Leo sebenarnya ingin melarang Reca terlalu mengekspose semua masalah rumah tangganya. Sebenarnya ia merasa malu saat harus mencari Reca. Harga dirinya runtuh saat tidak tahu keberadaan istrinya sendiri. Apalagi saat Resi dan Dini menatapnya tajam.

Ternyata tuduhan Reca tentang perselingkuhan itu membuat dua sahabatnya itu percaya. Leo juga masih bingung bagaimana bisa Reca menuduhnya berselingkuh padahal jelas-jelas ia sudah memberi tahu sebelumnya jika ia akan meeting di hotel itu.

Apa mungkin karena Reca menganggap aku berbohong? Padahal aku tidak tahu jika Bu Widia mewakilkan meetingnya dengan Riyanti.

Saat Leo membuka ponselnya, Leo justru terkejut. Pesan yang ia ketik untuk Reca ternyata tidak terkirim. Ia mengira pesan itu sudah dikirim.

Pantas saja Reca cemburu. Dia tidak tahu kalau aku ada meeting di sana.

Tapi tunggu dulu! Kalau pesan untuknya tidak terkirim, lalu kenapa istrinya bisa menemuinya di hotel itu? Apa mungkin Mba Ara? Apa mungkin Mba Ara sengaja membuat keributan ini? Benarkah dugaan Reca selama ini? Mungkinkah Mba Ara menyukai Leo?

Leo menggelengkan kepalanya. Ia merasa geli sendiri dengan kenarsisannya. Tanda tanya itu masih misteri. Namun sepertinya sekarang ia hanya butuh menenangkan Reca tanpa bertanya kenapa, dari mana dan siapa. Ah, terlalu rumit untuk saat ini.

Semalanan Leo tidak bisa tidur. Kepalanya terasa sakit. Bukan hanya karena banyaknya pekerjaan, namun sakit di kepalanya itu juga diakibatkan sikap Reca yang berubah drastis. Tidak nampak lagi kedewasaan Reca. Hal itu membuat Leo lelah sendiri.

"Mas, belum tidur?" tanya Reca.

Reca hendak ke kamar mandi. Namun melihat Leo masih berkutat dengan laptopnya.

"Cuma cek email aja sayang. Sebentar lagi juga tidur," jawab Leo.

Rasa kantuk yang menguasai Reca, membuatnya tidak menemani Leo. Ia kembali ke kamar dan tidur setelah mendengar jawaban Leo. Hingga besok pagi, Reca sudah kembali seperti biasa. Tidak nampak sempat ada masalah apa-apa. Sepertinya Reca masih tetap menjaga kesepakatan Pernikahannya.

"Ini bekalnya. Jangan beli lagi di teman Mas ya. Gak enak," ucap Reca sembari memberikan kotak bekal untuknya.

Setelah beberapa hari Leo tidak merasakan masakan istrinya, akhirnya Reca kembali lagi seperti dulu. Ia sangat senang dengan kotak bekal yang disediakan seperti itu. Kecupan singkat pun menjadi bukti betapa bahagianya hati Leo saat ini. Lambaian tangan Reca pun kembali seperti rutinitas biasa ketika Leo berangkat ke kantor.

"Gimana keadaan Reca?" tanya Mba Ara.

Leo yang baru keluar dari mobilnya dibuat terkejut dengan pertanyaan itu. Tanpa disadari, Leo menceritakan apa yang terjadi kemarin. Tanpa menyudutkan Reca, Mba juga sangat memaklumi sikap istrinya.

Baru saja Leo sampai di ruangannya, tiba-tiba Reca sudah berulah. Ia mengirimkan foto dirinya yang tengah berjalan bersama dengan Mba Ara. Tentu hal ini menjadi janggal saat Leo mengetahui jika foto itu didapat oleh Reca dari nomor yang tidak dikenalnya.

"Masa kamu gak kenal sama Mba Ara?" balas Leo dalam pesan singkatnya.

"Mana aku tahu, Mas Foto kalian itu dari belakang. Siapa tahu aja beneran valid kayak info kemarin," ucap Reca.

"Ralat ya. Yang valid itu hanya tempat aja. Tuduhannya salah. Aku gak selingkuh sama Bu Riyanti," bantah Leo.

Ah ternyata Leo baru tahu jika Reca mendapat lokasi meeting kemarin dari sebuah pesan tanpa identitas. Yang membuat Leo bingung adalah nomor itu masih nomor yang sama dengan pengirim foto pagi ini.

"Jiwa detektif ku meronta-ronta. Aku harus mengecek cctv di parkiran. Kamu tidak tahu berhadapan dengan siapa. Aku ini detektif Leo." gumam Leo.

Tuduhan Leo kini tertuju pada orang kantor yang iri pada jabatannya saat ini.

1
AngelKiss
Reca sama Resi namanya sedikit sama 😅
Zhree: wkwkwkw... iya takut ketuker..
total 1 replies
Septyan Rustyana
menarik
Zhree: makasih kak..
total 1 replies
Septyan Rustyana
semangat Thor
Zhree: siapp kak
total 1 replies
martiana. tya
kalo beloh kasih masukan, nanti part nya terlalu panjang, biar ngga terlalu jenuh. jangan yang terlalu lebay...

maaf ya

semangat
Zhree: oke kak siappp laksanakan
martiana. tya: maksud saya jangan terlalu panjang/Smile/, kalo sampai 200 kadang malah males baca
total 3 replies
AngelKiss
Semangat
Zhree: siaaapppp...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!