Kisah ini bercerita mengenai sepasang suami istri yang di satukan dalam pernikahan karena perjodohan semata, Dafa... tidak pernah menerima pernikahannya dengan zila, karena di hati Dafa ada anak perempuan lain yang bertakhta di sana, sedangkan zila sangat bahagia dengan perjodohan itu, karena zila sudah lama mencintai Dafa, sampai satu tahun pernikahan mereka dafa tidak berubah juga, sampai akhirnya zila mengandung, perlahan Dafa berubah dan mulai memerhatikan zila, tapi kehadiran masa lalu Dafa kembali mengguncang rumah tangga mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisha.Gw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali
..."Aku hanyalah luka untukmu, hadirku hanya akan menyiksamu, tapi Perginya dirimu akan membunuh ku"...
Zila yang mulai ketakutan dengan kemarahan Daffa , memberanikan diri untuk keluar menemui pria itu, belum sempat tangan nya meraih gagang pintu , Daffa sudah membukanya lebih dulu
"Ada___"
ucapan zila terhenti, Daffa tidak memberikan kesempatan untuknya, Daffa mendekap zila begitu masuk ke dalam kamarnya.
"Jangan pergi lagi" Lirih Daffa tepat di telinga zila
"jangan tinggalkan aku lagi"
"maaf "
"maaf"
"Daf"
Daffa semakin mempererat pelukannya, seakan takut wanita di pelukannya itu pergi.
zila bahkan bisa merasakan baju di bagian pundak nya basah karena tetesan air mata Daffa.
"saya tidak akan pergi" hanya itu yang bisa zila ucapkan, zila bisa merasakan ketulusan Daffa di setiap ucapannya , tangan zila terangkat membalas pelukan Daffa , Zila juga mengusap punggung lelaki itu, Daffa yang tau pelukannya terbalaskan, semakin mempererat pelukannya
"Daff,saya kesulitan bernapas"
zila tidak bohong, pelukan Daffa terlalu erat, belum lagi Daffa menekan perut nya, Daffa mungkin lupa kalo wanita itu sedang mengandung anaknya.
perlahan Daffa melonggarkan pelukannya, di tatapnya wajah sang istri yang sudah lama ia rindukan.
"Maafkan saya Zil, saya laki laki jahat, pukul saya Zil , pukul, tapi jangan tinggalkan saya"
Zila memegang tangan kanan Daffa yang sejak tadi , menampar wajahnya sendiri.
"Jangan menyakiti diri sendiri"
"Maaf kan saya Zil__Saya pantas di hukum , tapi saya mohon jangan pergi lagi"
"Saya juga salah, harusnya saya tidak pernah menyetujui perjodohannya ini, dan kita tidak akan pernah berada di dalam situasi seperti ini"
Daffa menggeleng, memegang tangan kanan zila
"jangan katakan itu, dari awal saya yang salah,saya menolak takdir yang Tuhan tetapkan untuk saya, saya menyakiti perasaan kamu Zil, saya selalu bersikap kasar dengan mu, saya selalu memperlihatkan wajah tidak menyenangkan"
"Kita sudah di takdir kan bersama, saya saja yang tidak pernah menerima hal itu, saya egois__ jahat" lirih Daffa
"Stop" Zila memeluk pinggang Daffa, Menenggelamkan wajahnya di dada bidang Daffa.
"jangan menyalahkan diri anda terus seperti ini, kita sama sama salah"
"apa kamu mau menerima saya kembali"
"kalo saya tidak mau , buat apa saya kembali ke Jakarta"
Ucap zila sesaat setelah mengangkat wajahnya menatap Daffa dan kembali menenggelamkan wajahnya
"makasih Zil, makasih sudah memberikan saya kesempatan lagi"
"Saya tidak mimpi kan ini nyata kan, anda benar benar mau menerima saya sebagai istri anda"
"Saya memang bukan manusia sempurna, saya tidak bisa menjanjikan apapun untuk keluarga kita, tapi saya akan berusaha membuat kamu dan anak kita bahagia"
"saya akan perbaiki kesalahan saya"
"Kita sama sama perbaiki rumah tangga kita bersama"
Zila mengangguk,
"saya ingin menua dan berakhir di surga bersama anda"
Jawab zila kemudahan.
"Terimakasih, sudah mau bersabar selama ini, terimakasih sudah mau memaafkan kejahatan saya
air mata zila kembali turun, bukan seperti biasa nya, air mata ini menandai kebahagiaan yang ia rasakan, kebahagian yang masih terasa mimpi untuknya, Daffa ingin memperbaiki rumah tangga mereka,
Daffa menghapus air mata zila dengan ibu hari.
"Jangan menangis"
flashback on
"Daf, bini Lo dah balik?"
"belom"
"masaa sih "
"emm, kenapa Lo nanyain bini gw" Tanya Daffa dengan tatapan tajam
"Santai kali daf"
"Pantas bininya kabur punya suami 11, 12, sama malaikat maut" Pelan tapi masih bisa di dengar oleh Daffa
"ngomong apa Lo"
"Gw tadi liat bini Lo di supermarket"
Daffa yang tadi hanya duduk , sekarang berdiri
"Lo ngomong apa tadi dam"
"gw liat Khaira di supermarket, sama mertua lo deh kayaknya"
"serius Lo ,jangan bercanda dam"
"terserah deh Lo mau percaya atau engga" Jawab Adam acuh
tidak lagi mau berdebat , Daffa pergi secepat mungkin meninggalkan Adam
"Daffa mau kemana Lo" Teriak Adam tapi tidak di gubris oleh Daffa
Daffa melajukan mobilnya secepat mungkin, tujuan nya satu, apartemen, Untuk memastikan ucapan adam jika Adam berbohong sudah pasti pria itu akan mendapatkan amukan Daffa besok harinya.
melihat rumah yang tadinya gelap kini terang, Daffa yakin zila sudah pulang, dengan langkah besar daffa melewati setiap anak tangga , hingga tepat berada di depan kamar zila
Entah seperti apa perasaan daffa melihat istri yang ia rindukan kini berdiri di depan nya.
tanpa mengucap sepatah kata pun Daffa langsung memeluk erat tubuh zila.
.....
"ngapain" Tanya Daffa yang baru saja turun setelah selesai mandi, rambut masih setengah basah, Baju kaos dengan celana training , sudah cukup membuat zila terpaku dengan ketampanan Daffa
"Zil"
"a__ah. ya, Kenapa"
"kamu lagi ngapain"
"saya lapar mau masak, tapi kayaknya ga ada bahan makanan"
"iya, saya ga pernah belanja selama kamu pergi, makanya ga ada bahan makanan, mau makan di luar"
"Saya mau makan di rumah saja"
"tunggu lah disini biar saya yang keluar membeli makanan" Daffa mengacak pucuk kepala zila
"Yakin ga mau ikut"
"iya saya di sini aja"
Daffa tersenyum singkat dan kembali naik , zila memegang dadanya yang berdetak tidak karuan , sikap Daffa bisa membuat perasaan nya berdebar. zila tidak terbiasa dengan sikap manis Daffa. zila senang, suaminya itu berubah tapi ada rasa takut juga , takut jika Daffa berubah lagi
"Saya pergi dulu, kamu hati hati assalamualaikum"
"Waalaikumsallam"
Zila masih berdiri di depan pintu, zila masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi, Daffa menjulurkan tangannya pada zila.
Menunggu suaminya pulang , zila membersihkan rumah yang entah kapan terakhir kali Daffa bersihkan selama dia di Bandung, banyak debu yang menempel di lemari tv , apartemen Daffa tidak memiliki banyak benda, hanya ada satu lemari tempat mereka menyimpan tv, satu lemari putih kecil yang penuh dengan buku buku milik Daffa.
satu guci yang ukuran sedang yang terletak di samping sofa berwarna abu-abu, Dari awal, Daffa membawa zila masuk kerumahnya, bentuk dan susunan rumah Daffa sudah seperti itu dan sampai sekarang tidak ada perubahan sama sekali, Daffa tidak suka rumah nya terlihat kecil karena banyaknya barang, yang menurutnya tidak penting, hal itu sangat memudahkan zila untuk membersihkan rumah.
"Assalamualaikum"
Ceklek
Daffa menutupi kembali pintu rumah.
"Zila kamu lagi ngapain"
"waalaikumsallam, ini saya lagi membersihkan lemari tv , sudah sangat berdebu"
"Ga usah, biar besok saya panggilan orang buat bersihin lemarinya sekalian juga buat bersihin rumah"
"Ga usah, biar saya aja, saya masih mampu ko , cuman buat bersihin perabotan, saya hanya ga mau berbagi pahala dengan orang lain"
Daffa hanya tidak tega melihat zila membersihkan rumah sendiri apalagi dalam keadaan hamil , tapi ini juga sudah keputusan zila , Daffa hanya bisa mengangguk.
"Ya udah kamu cuci tangan sana, biar saya yang siapin makanan nya"
Zila mengangguk dan pergi lebih dulu.
"Kamu suka"
"iyah"
"Makan yang banyak, pasti bayi juga senang kalo mamah nya banyak makan"
"Iya, anda juga makan, bayi juga senang kalo papahnya banyak makan"
Daffa terkekeh
"Emang bayi tau kalo papahnya makan dikit atau banyak"
"Tau , kan saya yang kasih tau"
"Zil"
"Iya__ kenapa" Zila mengangkut kepalanya , menatapnya Daffa
"Engga, saya masih ga percaya kamu ada di depan saya"
zila hanya menyunggingkan senyum, tidak tau harus menjawab apa, dia sendiri tidak percaya dengan situasinya sekarang.
Alhamdulillah..
Maaf mbak author, sedikit masukan dalam penulisan :
Biasanya, bukan biyasanya
Siapa, bukan siyapa
Semangat dalam berkarya mbak author..
Dan terimakasih atas karyanya yang sangat menghibur..
🙏💖
Tetap semangat mbak...
Selamat buat karya-karyanya ya..
sebenarnya tuh aku masih bingung sama alur ceritanya..apa lagi sama masa lalu daffa