Seorang gadis keturunan Eropa yang berambut sebahu bernama Claudia. Sebagai anak ketua Mafia kejam di bagian eropa, yang tidak memiliki keberuntungan pada kehidupan percintaan serta keluarga kecil nya. Beranjak dewasa dia harus memilih jalan kehidupan yang salah mengikuti jejak ayah nya sebagai mafia, di karenakan orang tua nya bercerai karena seseorang masuk ke dalam kehidupan keluarga nya sebagai Pelakor. Akibat perceraian orang tua nya, dia menjadi gadis yang nakal serta bar bar dan bergabung menjadi mafia. Dia memiliki seorang kekasih yang hanya mencintai diri nya karena n*fsu semata. Waktu terus berjalan membuat dia muak, karena percintaan yang toxic & pengkhianat dari orang terdekat nya. Dia mencoba untuk merubah diri nya jadi lebih baik, agar mendapatkan cinta yang tulus dari pria yang bisa menerima semua kekurangan dan masa lalu buruk nya serta melindungi diri nya. Akan kah ada pria mencintai dan menerima gadis ini dengan tulus? Yuk ikuti setiap bab nya! Happy reading semua 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya Pramesti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dosen Pria Dewasa
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...--------Green Light University--------...
(Hanya Ilustrasi)
Sesampainya di depan pintu gerbang kampus Claudia. Carlos memasuki halaman kampus sang putri untuk pertama kalinya.
Dirinya sangat bangga terhadap putrinya yang telah berhasil menggapai impian kuliah di kampus kesukaannya.
Pintu gerbang kampusnya menjulang tinggi serta gedungnya berdesain ala eropa terlihat jelas jika kampus itu terbilang indah dan elegan.
(Hanya Ilustrasi)
"Ayah, aku turun disini saja. Tidak perlu sampai ke depan gedung kampus!" tutur Claudia menyuruh berhenti di depan parkiran khusus kendaraan roda empat.
"Baik sayang, jika itu mau mu!" Carlos menuruti ucapan sang putri.
Claudia turun dari mobil Lamborghini ayahnya, semua mahasiswa yang baru berdatangan menggunakan sepeda motor atau kendaraan lain bahkan ada yang berjalan kaki, meilirik ke arahnya dengan padangan terpukau.
"Waahhh, siapa gadis itu ya? Sepertinya dia sangat tajir!" ucap mahasiswa dari jurusan lain memperhatikan dirinya dengan kagum.
"Iya nih, lihat aja dia turun dari mobil Lamborghini mewah gitu. Aku rasa dia beneran tajir deh, tapi kenapa baru sekarang kita lihat dia ya?" tukas mahasiswa lainnya yang dari jurusan lain.
Sementara Naura teman sekelas dan satu jurusan dengan Claudia, berjalan menghampiri mahasiswa dari jurusan lain yang sedang berbincang-bincang sambil memperhatikan ke arah lamborghini berwarna hitam berkilau.
"Hei, kalian lihatin apa sih?" tanya Naura.
"Itu tuh, lihat gadis berambut pendek yang baru turun dari mobil mewah. Dia siapa ya?" ucap sekumpul mahasiswa bertanya balik kepada Naura.
Naura menoleh ke arah gadis yang di maksud mereka, dia menyipitkan matanya dan sontak terkejut.
"What! Itukan Claudia, kok penampilan dia hari ini beda lagi?!" serunya.
Sekumpulan itu sontak menoleh ke arah Naura secara bersamaan.
"Kau kenal gadis tajir itu?" tanya mereka serentak.
"Iya kenal lah, dia namanya Claudia teman satu jurusan dan satu kelasku. Sepertinya dia mengubah penampilannya, biasanya dia berpakaian tomboy dan naik sepeda motor gede gitu!" cici Naura menjelaskan ke mereka semua.
"Sepeda motor gede cruiser itu?" tanya salah satu di antara mereka.
Naura mengangguk sambil merapikan rambutnya.
"Ooo...aku baru ingat, kalau kau mengatakan seperti itu. karena aku pernah lihat langsung dan cuma dia yang memakai motor gede itu sama pria tampan yang selalu ada di dekatnya" lirih salah satu dari mereka.
"tapi btw dia beda banget hari ini bikin pangling dengan penampilan feminim gitu, berbeda dari hari sebelumnya. Untung saja rambutnya masih sama, jadi masih kelihatan jelas kalau itu memang dirinya!" timpalnya.
"Heemmm, ya sudah sana balik ke kelas kalian masing-masing!" Naura mengusir sekumpulan wanita di jurusan lain.
Sementara Claudia kini sudah melangkah menuju ke arah mereka semua dan menyapa dengan ramah.
"Hai semua....."
"Hallo Clau...." jawab mereka serentak.
"Loh, kalian sudah tau namaku?" Claudia mengerutkan keningnya.
"Sudah, kata teman kelasmu ini namamu Claudia. Jadi itu sebabnya kami sudah tau namamu!" ujar salah satu dari mereka berkulit eksotis.
Claudia melirik ke arah Naura, karena hanya ada dia seorang yang di maksud teman kelas dirinya dari wanita berkulit eksotis.
"Naura, kamu yang kasih tau namaku kepada mereka?" tanya Claudia mengernyit.
"Ah iya Clau, maaf ya. Lagian tadi mereka lihatin kamu pas turun dari mobil lamborghini itu dan mereka juga tanyain tentang kamu. Karena ada yang sebagian taunya kamu sering naik motor gede!" jawab Naura.
"Oh gitu, tadi aku di antar sama ayahku dan kebetulan motorku baru selesai di perbaiki jadi ya besok aja deh aku naik motornya!" lirih Claudia yang melirik ke arah mobil lamborghini yang belum pergi dari tempat itu.
Semua orang mengangguk mengerti, berbeda dengan naura seperti sedang memikirkan niat tak baik di benaknya.
"Jadi dia anak orang kaya juga? Hmmm, sepertinya aku harus berteman dekat dengannya. Oh tuhan, kenapa beberapa teman sekelas ku ada yang tajir-tajir ya. Kenapa ayah dan ibuku tidak bisa seperti mereka!" . gumam Naura di dalam hati.
Sementara Carlos menyetir mobilnya mendekati ke arah putrinya yang sedang mengobrol bersama teman-temannya.
Bim! Bim!
Klakson mobil yang membuat semua orang menoleh ke arah mobil Carlos termaksud Claudia.
Carlos membukakan atap mobil Lamborghini Aventador miliknya, sontak para sekumpulan mahasiswa disitu bersorak kagum melihat ketampanan pria dewasa yang masih terlihat tampan dengan mata hazel indah yang di sebut sebagai ayah oleh Claudia.
(Hanya Ilustrasi)
"Ayah..." seru Claudia menghampirinya.
"Ayah kenapa pakai buka atap mobil sih?" tanya Claudia sedikit menggerutu.
"Kenapa? Biar mereka tau kalau kamu anak ayah, lagian kamu kebiasaan belum pamitan sama ayah" ujar Carlos.
"Heemmm, jadi itu alasan ayah menghampiriku kesini? Kenapa gak tunggu di dekat parkiran aja sih ayah, pasti aku akan menyusul kembali kesana!" pungkas Claudia sedikit malu dengan tingkah sombong ayahnya.
"Sudah telanjur, ya sudah ayah mau ke kantor dulu. Nanti hubungi ayah jika sudah jadwal pulang!" lirih Carlos mengenakan kacamata hitam elegannya.
"Hmmm!"
Claudia menjawab singkat sambil kedua tangannya di lipat, dirinya dari dulu mempunyai nomor kedua orang tuanya tapi tidak pernah sekalipun untuk dihubungi olehnya.
Carlos meninggalkan halaman kampus itu menuju kantor, sementara Zen baru sampai di kampus itu dan sempat melihat keberadaan Carlos keluar menggunakan mobil miliknya yanh berbeda dari malam itu.
"Paman Carlos?" Gumamnya di dalam helm.
Zen memarkirkan sepeda motornya itu, kemudian melangkah menuju ke arah Claudia yang masih melipatkan kedua tangannya.
"Hai cantik..." tegurnya menggoda Claudia dengan penampilan feminim lagi dan lebih sedikit terbuka.
"Apa sih Zen, kayak gak pernah lihat wanita cantik aja!" ucapnya jutek.
"Memang gak pernah, makanya baru kali ini aku melihat wanita cantik yaitu kamu!" ujar Zen mengedipkan matanya dengan centil.
Claudia tidak merespon lagi ucapannya, dia membalikkan tubuhnya dengan memutarkan bola mata dan mendekati Naura yang masih berdiri seperti menunggu dirinya.
"Ayo Naura, kita masuk ke kelas. Pagi-pagi gini jadi pengen muntah karena gombalan alumni buaya" tutur Claudia dengan bete.
"Aku bukan alumni buaya Clau...."
"Aku ini sekarang sudah resmi menjadi kakak angkat mu!" Zen melangkah mengejarnya.
Claudia menghentikan langkahnya itu langsung menatap tajam ke arah Zen.
"Baiklah kak Zen, jika kau memang sudah menjadi kakak angkatkuuuuu...."
Claudia menarik nafasnya dengan panjang, "Tolong, jangan gombal lagi adikmu ini ya karena aku tidak suka di gombal!" ucap Claudia sambil tersenyum paksa.
"Tapi itu bu-"
"Terserah, jangan sampai hari ini aku badmood mempunyai kakak angkat sepertimu!" ujarnya menempeli jarinya ke bibir Zen untuk tidak melanjutkan ocehan itu.
Naura melihat perdebatan dua orang teman kelasnya di hadapannya, menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Ayo Naura, nanti kita bisa telat!" ajak Claudia lagi.
"Clau, kalian kakak beradik?" tanya Naura penasaran.
"hanya sebagai saudara angkat, sudahlah lupakan itu. Kita harus segera masuk kelas, lima menit lagi mata kuliah akan segera di mulai!" tegasnya buru-buru mengalihkan pembicaraan.
Dua gadis itu berjalan di depan Zen dengan langkah yang sangat cepat, sementara diri Zen tersenyum bahagia saat Claudia menyebutnya dengan sebutan kakak.
"Akhirnya kau menyebut diriku sebagai kakak, itu sudah cukup membuatku bahagia walaupun aku tidak bisa memiliki dirimu seutuhnya Clau!" gumam Zen mengikuti mereka dari belakang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...--------Di kelas--------...
Sesampainya di kelas, semua mahasiswa tepat waktu masuk ke dalam ruangan kelas sebelum dosen hadir.
Claudia dan Naura serta Zen telah duduk di kursinya masing-masing. Sementara wajah gembira Zen tadi kini berubah dratis menjadi datar saat melihat Kenzie telah hadir di hari ini.
"Eh Ken, kamu sudah sembuh?" tanya Claudia menyadari Kenzie telah ada di ruangan kelas.
"Belum sih, tapi aku lagi semangat aja untuk masuk kuliah hari ini!" jawabnya menatap Claudia dengan tatapan bergairah karena busana dikenakan gadis dihadapannya sedikit terbuka dan membuat kulit putih mulusnya terlihat jelas di bagian perutnya.
"Cieee...., semangat karena apa tuh?" tanya Claudia lagi dengan cengengesan.
"Karena kamu!" ucap Kenzie dengan cepat dan singkat.
"Hahaha, apaan sih Ken. Kebiasaan becanda mulu sih kamu" ujar Claudia tidak terlalu menanggapi perkataan Kenzie dengan serius.
Dosen Sabrina akhirnya masuk ke kelas dengan wajah kecantikannya yang tidak pernah pudar.
"Hallo semua, oke hari ini seperti yang saya katakan kemarin. Kita akan masuk ke laboratorium untuk melakukan praktikum!".
"jadi untuk semuanya saya tunggu kalian di laboratorium segera mungkin, oke!" ucap Sabrina mempersingkat waktu dan ia kembali keluar dari kelas menuju laboratorium.
Para seluruh mahasiswa menyahut serentak dan satu persatu keluar dari kelas mengikuti dosen Sabrina dari belakang.
"Clau, ayo!" ajak Zen.
Claudia tidak menanggapi dirinya, tapi dia tetap bangun dari duduknya dan melangkah duluan.
"Huuu, kasihan banget di cuekin sama wanita cantik!" ejek Kenzie berbicara dekat telinganya dengan keras.
Zen menarik kerah Kenzie dengan cepat dan langsung meremasnya.
"Mau di cuekin aku, itu bukan urusan kau pengecut!" ucap Zen dengan tatapan tajam mematikan.
"Kak Zeeeennn....!" panggil Claudia sambil menghelakan nafasnya dengan kesal karena mendengarkan pertengkaran mereka.
Claudia terpaksa menghentikan langkahnya, dan membalikkan punggungnya.
"Sini ikut, atau aku tidak mau berbicara dengan kakak lagi!" timpal Claudia mengancamnya.
Zen langsung melepaskan kerah Kenzie dengan kasar dan langsung melangkah menuju Claudia yang sudah memanggilnya sebagai kakak.
Sementara Kenzie, menatap heran kepada Claudia setelah menyebut diri Zen sebagai kakak.
"Kakak? Apa mereka saudara, tapi tidak mungkin deh. Setahuku Claudia anak tunggal juga!" gumam Kenzie di dalam hati.
mereka semuanya berjalan menuju ke laboratorium yang ada di lantai tiga di gedung kampus itu, disaat Claudia sedang melangkahkan kakinya sambil mengoceh kepada Zen.
"Kak, kakak bisa gak sih jangan bikin onar sama Kenzie!" omel Claudia dengan nada kesal.
"Siapa yang bikin onar sih Clau..."
"Kenzie sendiri tuh yang selalu memancing emosiku!" ujar Zen membela dirinya sendiri.
"Ya tapi kak Zen jangan main narik kerah Kenzie, seakan-akan kalian ini mau ber-"
Tiba-tiba seorang dosen pria dewasa tidak sengaja menyenggol bahu Claudia karena dirinya sedang terburu-buru membuat perkataan Claudia terhentikan.
"Aakkhhh!" teriak Claudia hampir terhuyung jatuh dan beruntung Zen dengan cepat meraihnya.
"Clau..., syukurlah kamu tidak jatuh!" buncah Zen yang takut jika akan membuat Claudia keguguran karena terjatuh yang belum diketahui olehnya jika ia sedang hamil.
"Aduh, ini siapa yang nyenggol bahuku. Apa tidak bisa lihat jalan sampai tersenggol segala!" gerutu Claudia yang belum melihat wajah pelaku menyenggolnya.
Sementara dosen pria dewasa itu menghampiri dirinya.
"Claudia...!" seru dosen pria dewasa itu seperti mengenalinya.
Claudia dan Zen menoleh ke arah dosen itu dan menatap wajah dosen pria dewasa dihadapan mereka dengan lekat.
"Pa-paman!" seru Claudia.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
...bersambung.......
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
mampir juga dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/
🥰🥰🥰🥰🥰
🥰🥰🥰🥰🥰