SEMUA GARA-GARA PARIJI
Ini Novel harusnya horor, tapi kenapa malah komedi, saya yang nulis juga bingung, tapi pasti hororlah.
KOK dengan huruf yang terbalik, ya semua serba terbalik di dalam novel ini, tidak ada yang sesuai dengan semestinya, dan jangan berpikir dengan nalar, karena nggak akan masuk di otak kita.
Jangan dipikir dengan otak normal, karena akan bikin kram otak.
kebalikan adalah keasikan, ingat baliklah hidup kalian agar mengalami sesuatu yang luar biasa!
KOK,
Kalok dibilang time travel kok rasanya nggak jugak, tapi ada yang hilang dan bertambah di dalam diriku.
KOK gini rasanya, KOK aku ada disini, KOK aku diginiin, KOK aku harus ada di sini, KOK sakit gini, KOK KOK KOK KOK semua harus KOK.
Jangan takot, gitu kata orang yang aku temui, tapi KOK rasanya takot tapi enak dan menyenangkan..
Itulah KOK yang dibalik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Bashi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
02. ADA YANG ANEH
“Ji bangun.. Kamu ngapain tidur disini!”
“Heh ayo bangun, oh bocah edan!”
Sialan, samar samar aku dengar suara Antok, iya itu suara Antok yang nyuruh aku bangun. Tapi kenapa kok ada suara Antok.
Rasanya malas sekali untuk membuka mataku, rasanya mataku ini nggak mau diajak kerjasama. Nggak tau udah berapa lama aku tidur, tapi rasanya sangat malas untuk membuka mata.
“Huaaaheem, iyooo Ntok, opo seeeee, ngganggu orang tidor ae chok raimu”
“Banguno Ji, kamu ngapain tidor di sampah-sampah gini!”
“BANGUNO JI, BUKAEN MATAMU KUI!”
Suara Antok semakin keras, seolah dia teriak di sebelah telingaku, ada apa siiih sebenarnya….
Nggak tau kenapa tulangku rasanya sakit dan linu, rasanya malas sekali bangun dengan keadaan tulangku linu semua.
“Oppoooo Tok….”
“LHO JANCHOOK, AKU KOK ADA DISINI CHOK!”
Sial…
Aku ada di bak sampah sebelah kampus.
Aku tergeletak di bak sampah!
Di sekelilingku banyak orang yang sedang melihatku, termasuk si Antok yang sedang jongkok di depanku sambil tersenyum.
“Kamu habis mendem ta Ji hehehe?”
“Matamu Tok, ayo bantu aku berdiri chok!”
Huaaaah, badanku rasanya kaku, tulang rasanya linu, tapi ada yang aneh di tubuhku, ada yang nggak beres, kayak ada yang mati rasa.
Tapi aku nggak tau apa itu yang mati rasa.
“Ayo aku bantu Ji, kita balik ke kosanmu dulu, kamu ini aneh-aneh ae, nek mendem itu yang bener, ojo tidor di bak sampah kayak gini. Opo kamu nggak malu ta Ji”
“Diemo dulu Tok, tolong papahen aku, badanku saket semua. Kita ke kosan dulu Tok”
Antok adalah teman satu kosan, dia berasal dari Jawa tengah, kuliah di perguruan tinggi swasta di Surabaya.
Aku berasal dari Surabaya juga, tapi aku malas kalau harus tinggal serumah dengan kedua orang tuaku, jadi aku milih untuk kos di dekat kampus saja agar bebas
Namaku Pariji, mungkin hanya Antok satu-satunya sahabatku, karena dia yang tidak memanggilku dengan sebutan butak.
Iya, karena rambut di kepalaku ini rontok semua, dan akhirnya hampir semua temanku memanggil aku butak.
Aku punya bisnis berdagang barang bekas, kuno, retro, dan aku jual mahal, dari uang jual beli itu aku bisa biayai kebutuhan sehari hariku dan juga untuk biaya kosku.
Jarak kosan dengan kampus sangat dekat, kosanku letaknya di seberang kampus, jadi hanya lima menit kami sudah sampai di kosan.
“Kamu semalam kemana Ji, tak tunggu di kosan kok nggak pulang, malah paginya kamu teronggok di sampah sampah”
“Kamu mendem di mana Ji?”
“Ah mboh chok, aku yo gak eruh, aku nggak mendem Tok”
“Lha koe semalem ke mana lho, kok koyok korban pembiusan perkosaan ae Ji, dibuang ke sampah sampah”
“Ji, tak tinggal kuliah sik yo, nanti setelah kuliah kita ngobroL lagi”
“Iyo Tok, suwun yo, salam gawe dosen, ngomongo nek aku sik saket”
Aku duduk di depan kamar kosan. Kosan ini sepi kalau jam segini, maklum hampir semua penghuni kosan pada kuliah semua.
Apa yang aku pikir, nggak ada. Kepalaku rasanya kosong, kulihat bajuku, kotor oleh debu dan kotoran sampah.
Masak iya seh aku semalam mendem, terus tidor di sampah-sampah, tapi kan aku sebelumnya nggak disana, aku ada di desa nek gak salah.
Janchok, pusing kepalaku kalau dipakai buat miker. Lebih maik aku mandi saja dulu. Tapi sik, rasanya ada yang aneh sama tubuhku, rasanya kok nggak kayak biasanya.
“Hmm opo yo”
Ah taik ah, tak mandi sek ae, habis itu tidor, sambil nunggu Antok datang.
Kamar mandi kosan ini letaknya ada di ujung kosan, kosan ini bukan kosan dengan kamar mandi dalam, disini ada empat bilik kamar mandi yang digunakan untuk enam kamar kosan.
Yang tiga kamar mandi letaknya berjejer, dan itu adalah kamar mandi baru, letaknya di pojokan kosan, sedangkan yang satu letaknya ada di dekat sumur belakang kosan, kamar mandi lama kayaknya.
Aku biasanya menggunakan kamar mandi yang di dekat sumur, aku milih yang dekat dengan sumur dengan alasan yang kuat, karena nggak ada yang ganggu, dan lebih semilir anginya.
Kamar mandi yang dekat sumur ini jarang ada yang makek, soalnya kata temen-temen di kamar mandi ini ada penunggunya, hahahaha.
Padahal selama setahun aku disini aku nggak pernah diganggu oleh siapapun hehehe. Jadi aku bisa ngising agak lama tanpa ada yang ganggu sama sekali.
“Sabon, sikat gigi, odol, sampo wis lengkap”
Peralatan mandiku aku taruh di gayung kecil. Masio aku laki-laki, tapi peralatan mandiku selalu lengkap rek. Gak lupa aku mesti bawa hape.
Ya kebiasaan nek ngising aku mesti liat pilem di hape.
Aku punya kebiasaan kalau mau mandi aku selalu hanya menggunakan handuk yang cuma tak blebetin kayak pakai sarung gitu.
“Ah sepi…”
“Tak cepet-cepet mandi!”
seru ,...
mimpi yang sangat panjang ya ji.... mimpi yang nggak pernah bangun-bangun...
Hendrik dalam bahaya dong....
asal nebak hhhhh😁
operasi dimana bisa nyembul gede sana sini...???🤣