NovelToon NovelToon
Cinta Kita Belum Usai

Cinta Kita Belum Usai

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Anak Genius / Anak Kembar / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:6.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yoyota

Raisa memiliki prinsip untuk tidak memiliki anak setelah menikah. Awalnya Edgar, suaminya menerima prinsip Raisa itu. Tapi setelah 6 tahun pernikahan, Edgar mendapatkan tekanan dari keluarganya mengenai keturunan. Edgar pun goyah dan hubungan mereka berakhir dengan perceraian.

Tanpa disadari Raisa, ternyata dia mengandung setelah diceraikan. Segalanya tak lagi sama dengan prinsipnya. Dia menjadi single mother dari dua gadis kembarnya. Dia selalu bersembunyi dari keluarga Gautama karena merasa keluarga itu telah membenci dirinya.

Sampai suatu ketika, mereka dipertemukan lagi tanpa sengaja. Di saat itu, Edgar sadar kalau dirinya telah menjadi seorang ayah ketika ia sedang merencanakan pernikahan dengan kekasihnya yang baru.

Akankah kehadiran dua gadis kecil itu mampu mempersatukan mereka kembali?

Follow Ig : @yoyotaa_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoyota, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 3

Raisa sudah bekerja seperti biasanya, ia menjadi lebih tenang ketika ada Roni. Ia jadi tidak perlu melihat jam kepulangan anaknya terus di ponselnya. Setidaknya keberadaan Roni meski cuma sebentar benar-benar membantunya.

"Mba ini sudah jam 11, kok Mba belum siap-siap jemput si kembar?" tanya Rani yang keheranan melihat Raisa yang sepertinya masih asik mengerjakan pekerjaannya.

"Udah ada om mereka yang jemput, jadi aku bisa terus bekerja."

"Ah, begitu rupanya Mba. Syukurlah kalau begitu Mba. Kapan-kapan ajak mereka lagi kesini Mba. Dengar celotehan mereka selalu buat suasana jadi rame. Apalagi yang centil itu siapa Mba? Aku lupa namanya."

"Mia," jawab Raisa.

"Iya itu Mia, dia bikin pusing di kepalaku jadi hilang gara-gara ketawa terus lihat tingkah absurd-nya."

Raisa tertawa kecil mendengarkan ucapan Rani. Memang sesekali dia selalu membawa anaknya ke restoran dan untungnya, rekan kerjanya pun senang malah mereka ikut menjaga anak-anak Raisa. Untungnya lagi, anak-anaknya itu tidak nakal dan menurut. Jadi, tidak mengganggu pekerjaannya sama sekali.

"Iya lain kali aku bawa mereka kesini, kalau tidak ada acara di restoran. Kalau sekarang mah pasti mereka lagi senang-senang kalau bersama Om mereka."

*

*

"Om Ron!" teriak Mia sambil berlari kecil menghampiri Roni yang sudah menunggu mereka di gebang sekolah.

"Asik, yang jemput Om Roni nih. Kalau begitu kita jalan-jalan ke mall dulu boleh ya, Om? Aku ingin main ke timezone," ucap Mia dengan girangnya.

"Mami kalian berpesan untuk langsung antar kalian pulang ke rumah," jawab Roni menanggapi.

Raut wajah Mia langsung merengut, tapi dia tidak akan menyerah untuk membujuk pamannya itu.

"Mami nggak bakalan tahu, Om. Kan kita diam-diam aja nggak usah kasih tahu Mami. Aku dan Kia bakalan jaga rahasia. Aman deh pokoknya Om."

Roni langsung melirik ke arah Kia yang masih belum membuka suaranya. Pria itu masih belum setuju karena keponakan satunya belum mengiyakan.

"Kayanya Kia nggak mau deh! Ayo langsung pulang aja."

"Mau kok, Kia mau jalan-jalan juga Om. Iya, kan, Kia? Kamu mau jalan-jalan dulu ke timezone, kan?" tanya Mia sambil mengedip-ngedipkan matanya berusaha membujuk Kia untuk setuju dengan usulannya.

Kia pun mengangguk karena mungkin tidak tega dengan kembarannya.

"Yee! Kia mau kan itu Om. Ayo berangkat!"

Ketiga orang itu langsung masuk ke dalam mobil. Mia duduk di depan di samping Roni, sementara Kia di belakang. Di sepanjang jalan, Mia terus mengoceh, bercerita banyak hal tentang teman-temannya sampai Roni sendiri menggeleng-gelengkan kepalanya. Keponakannya yang satu ini emang paling beda. Dia tidak seperti maminya yang pandai menyembunyikan perasaannya.

Mereka pun akhirnya sampai di mall. Mia tersenyum sumringah ketika sudah masuk ke dalam mall. Keduanya digandeng oleh Roni karena takut menghilang di tempat itu. Apalagi mall sedang ramai-ramainya. Artinya banyak orang tua juga yang membawa anak-anaknya kesana setelah pulang sekolah.

"Mau makan dulu apa main dulu?" tanya Roni.

"Main Om, kalau makan mah kami masih kenyang, kan suka dibuatin bekal sama Mami."

Sementara Kia, dia hanya nurut aja sama maunya kembarannya itu. Toh memang mereka masih kenyang. Mungkin setelah bermain nantinya, barulah mereka akan lapar.

Di timezone, Roni membiarkan kedua keponakannya itu untuk bermain sepuasnya disana sementara dirinya hanya menjadi pengawas saja. Kia yang dia kira terpaksa kesana pun tetap terlihat senang.

Drtt drtt drtt

Ponsel Roni berbunyi. Siapa lagi kalau bukan dari Raisa. Pasti wanita itu akan menanyakan kabar dari anak-anaknya.

"Kamu dimana? Sudah jemput mereka pulang kan?"

"Aku sama mereka lagi di timezone Mba. Katanya mereka ingin main. Jadi aku iyain aja. Kasian Mba, kalau terus merengek."

Yang seharusnya jadi rahasia, Roni tetap tidak bisa menyembunyikannya dari Raisa. Raisa pun tidak mempermasalahkan hal tersebut. Karena ia sudah menduganya. Apalagi dia pun sadar, ketika bersamanya, ia tak memiliki banyak waktu untuk mengajak anak-anaknya bermain kecuali di hari libur.

"Iya nggak papa. Yang penting sebelum aku pulang kalian harus ada di rumah. Jangan lupa kasih makan anak-anakku juga."

"Ya kali aku biarin mereka kelaparan Mba. Aku juga punya hati kali Mba."

"Kan aku ngingetin, takutnya kamu lupa. Ya udah kalau begitu. Aku tutup ya, jaga anak-anakku. Jangan sampe ilang dan lecet sedikit pun."

"Iya, iya Mba. Aman terkendali pokonya. Aku kan Om terbaik mereka."

"Iya lah Om terbaik, orang kamu emang satu-satunya Om mereka."

Selesai berbicara dengan Raisa di telepon, Roni memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas. Ia masih terus mengawasi keponakannya.

Sekitar jam 2 siang, si kembar sudah terlihat lelah dan butuh asupan tenaga. Roni pun membawa keduanya ke restoran yang ada di dalam mall. Mereka menginginkan makan ayam goreng. Jadilah mereka mangkir disana dulu.

"Om, aku mau kentang goreng 1, ayam gorengnya yang paha 2, terus minumnya yang dingin seger 1, sama satu lagi burger nya 1 yang double ayam."

Roni sampai melongo dibuatnya, karena Mia yang memesan banyak menu padahal kalau dilihat dari tubuhnya ya standar, nggak kecil dan nggak besar juga. Tapi, ia tak mempermasalahkan itu, karena ia mampu untuk membelikan pesanan keponakannya.

"Kamu mau apa Kia?" tanya Roni ke Kia.

"Aku mau ayam goreng bagian dada 1 aja Om, terus minumnya disamain sama Mia," jawab Kia.

"Udah, cuma itu aja?" Roni menanyakan lagi takutnya Kia mau pesan yang lain.

"Iya itu aja Om. Aku kan bukan Mia yang rakus kalau soal makanan."

Merasa diejek oleh kembarannya, Mia langsung mendelik dan menatap tajam ke Kia. Tapi cuma sebentar, karena setelahnya gadis itu tak peduli lagi.

"Baiklah kalau gitu. Kalian tunggu disini, jangan kemana-mana pokoknya. Om mau pesan dulu ke kasir."

"Oke Om."

Setelah beberapa menit menunggu, pesanan mereka pun sudah diantarkan ke meja mereka. Mereka makan dengan lahap. Apalagi Mia yang mulutnya tak bisa berhenti untuk mengunyah itu, saat kentangnya sudah habis, ia berganti ke ayam gorengnya, lalu berganti lagi ke burgernya. Roni sampai terheran-heran sendiri, dengan mulut kecil ponakannya yang bisa mengunyah semua makanan itu. Selesai makan, mereka pun bergegas untuk pulang.

Tak sengaja Roni melihat Elsa, adik dari Edgar. Dia langsung panik seketika, tapi tak mau memperlihatkan kepanikan itu di depan keponakannya. Dari banyaknya mall di kota itu, kenapa harus bertemu di saat dirinya bersama si kembar? Mungkin tidak apa-apa jika hanya dirinya seorang diri yang bertemu. Mau menghindar pun rasanya tidak bisa, apalagi hubungannya dengan Elsa memang baik-baik saja.

"Roni? Benar kan, kamu Roni?" tanyanya ketika kami mulai berpapasan.

"Iya Mba," jawabku sedikit canggung.

"Apa kabar? Kemana aja selama 8 tahun ini? Kamu seperti menghilang ditelan bumi. Walaupun kakak-kakak kita sudah bercerai, tapi kamu sudah aku anggap seperti keluarga sendiri."

"Aku nggak menghilang kok Mba. Hanya saja, aku emang bekerja di luar kota. Jadi kalau kesini ya cuma untuk liburan aja."

Mata Elsa melihat ke arah si kembar. Roni hanya bisa berdoa semoga Elsa tak mengenali kedua wajah di kembar. Jangan sampai, pokoknya jangan. Dia akan merasa bersalah pada Raisa kalau sampai Elsa menyadari itu dan memberitahukannya ke Edgar.

"Mereka anak-anak kamu?" tanyanya yang membuat hati Roni merasa lega.

Tidak apa-apa lah keponakannya disangka anak-anaknya, itu jauh lebih baik meskipun sebenarnya dia masih belum menikah, bahkan punya pacar pun tidak.

Roni mengangguk, kemudian langsung berpamitan ke Elsa. Dia tidak mau, Elsa jadi semakin curiga. Tapi sebelum pamit, Elsa sempat meminta nomor kontaknya dulu. Mau tak mau ia pun memberikannya dan benar-benar pergi setelah itu.

"Om, apa Tante itu jahat? Kenapa tangan Om sampai berkeringat begini?"

*

*

TBC

1
DozkyCrazy
Luar biasa
Chandralia
TBC tapi tamat.../Casual/
desi aryaradensi
maju mundur cantik...
Risna Wati
aku suka cerita nya,
Mazree Gati
endingya ga asik
Mazree Gati
bahagia tak harus memiliki,,,ga setuju klo rujuk
Mazree Gati
jgn sampai rujuk ya,, klo sampai rujuk unsubcrib
Esananda
thor pliss jgn buat aku semakin nangis..😭😭😭😭
niktut ugis
hallo Bimo emang kamu lupa siapa ortu si kembar ya...si papi pengusaha si mami koki handal
niktut ugis
Pamela lebih suka bunga deposito dari pada serbuk bunga...Bimo harus tau hal ini
Ani Basiati
lanjut
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
EDGAR RAISA
Julham Simatupang
iya dong
Julham Simatupang
bagus
Julham Simatupang
saya suka cerita nya
Julham Simatupang
lanjut
Syifa Shofia
seruuuu
2llOlO85_Maria Krisna wea
☺️☺️
Rinamaryana 29
cerita nya seru, jadi ikut deg degan
Regita Adelesmana
semoga Edgar tak berubah pikiran untuk menikahi Tamara
Mazree Gati: setuju biar pembaca ga kecewa klo sampai rujuk sama raisa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!