Obsesi Mafia kondang pada seorang gadis yang menjadi jaminan hutang kontrak nya dengan ayah gadis tersebut.
Kisah keluarga yang saling menyakitkan namun menyembuhkan kedua nya saat bertemu. Sang kakek yang mempunyai rencana lain untuk menyatukan kedua nya, untuk mengatur Cucu nya dia butuh Gadis itu.
Tak disangka Mafia tersebut membawa gadis itu keluar dari dunia nya yang tidak baik-baik saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OrchidCho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
My Money
Mereka sedang membicarakan sesuatu diruangan yang sudah disiapkan, begitu juga dengan Hana yang akan masuk ke dalam ia sedang menata berkasnya.
Saat masuk ia bekerja seperti biasa, Hana tetap tenang memberikan berkas satu persatu pada yang hadir, ia berusaha agar tidak perhatiannya tertuju pria yang disebut pimpinan itu.
Bahkan suara berat nya terdengar sangat cool, kulitnya sangat putih, mata sipitnya sampai detik ini ia tidak terlihat pernah tersenyum, sangat dingin.
Saat Hana sibuk mondar mandir memberikan berkas, pimpinan muda itu nampak menjaga pandangan nya sembari mendengarkan sesekali mengangguk.
Setelah selesai Hana standby berdiri disudut ruang, kupingnya juga mendengar kan jika butuh sesuatu. Namun mata Hana sesekali melirik pimpinan nya itu.
'Benar, orang itu' batin Hana mengalihkan lirik kan nya setelah melihat pimpinan tersebut.
Hana yakin pernah melihat pimpinan nya itu disuatu tempat, karena dia sangat unik Hana ingat itu.
Karena pimpinan nya itu baru pertama kali kesini, jadi Hana baru tahu wajahnya. Namun disaat Hana menunduk dengan smooth pimpinan nya itu melirik Hana sekilas, meski Hana tidak menyadari itu.
Pimpinan itu, adalah Leon mafia sekaligus pelobi, real estate, senjata, bandar nark*ba namun ia berhasil menyembunyikan statusnya menjadi sangat bersih.
Hana mengingat orang itu.
Flashback ON
Sewaktu masih menjalani kuliah, Hana bekerja apapun, menjadi pelayan bar, cleaning di bar, bahkan pernah menjadi bandar di sebuah kasino terkenal.
Saat itu, Hana bekerja malam hari sebagai bandar kasino, dan pria itu berjalan dengan tangan dikedua sakunya melihat-lihat isi kasino yang ramai.
Ia mendekati salah satu meja kasino, ada salah satu pemain yang raut wajahnya kesal ia bangkit dan pergi, disana lah ia duduk, masih dengan wajah dingin nya.
Hana melihat pria tersebut, tanpa bertanya pria tersebut ikut main dan bahkan mengeluarkan banyak bitcoin.
Game dimulai, Hana melihat pria tersebut tetap datar melihat permainan, bahkan saat angka muncul yang dipilihnya ke luar, tanda nya ia menang, bisa dapat 2 kali lipat.
"Anda menang" tutur Hana memberikan bitcoin pada pria tersebut.
Pemain yang lain juga terkagum melihat dia jago menebak, tapi ekspresinya tetap sama dingin dan terlihat cuek hanya melihat permainan kasino tersebut.
"Anda pasang berapa?" Tanya Hana sebelum memulai game kedua.
Pria tersebut menaruh ke depan lima tumpuk bitcoin untuk taruhan kali ini, Hana yang melihatnya hanya terkagum dalam hatinya, ia tidak boleh bereaksi karena pemain akan membaca pergerakannya.
"Silahkan pilih nomornya" tawar Hana kembali.
Tangan pria tersebut saling bertaut renggang, siku nya bahkan berada di meja kasino. Pria tersebut melihat ke arah Hana dengan mata sipitnya masih dengan tatapan dingin.
"7" singkatnya.
Game dimainkan, dan kali ini jawabannya benar lagi, dia mendapat angka 7, pemain lain kaget karena dia dengan benar menebak.
Namun si pemenang tidak ada reaksi sama sekali, tetap diam dengan tenang, Hana curiga apa dia curang? Tapi ia tidak bisa melihat sisi curang darinya.
Biasanya orang berjudi akan sangat senang jika menang, namun dia tetap diam tak bergeming. Hanya satu yang ia lakukan yaitu mengambil satu batang rokoknya dengan santai ia merokok disana.
Tanpa takut pria tersebut menaruh 10 tumpuk bitcoin dimeja didepan bandar, sedangkan rokoknya berada di mulutnya.
Asap rokoknya membumbung ke atas, bahkan mereka ada yang sambil minum.
Hana menerima taruhan tersebut dan memulai game nya.
"9" ucapnya singkat lagi sembari sesekali menghisap rokoknya.
Dan benar hasilnya adalah angka 9, dia memenangkan jackpot, yang tidak ikut main lah yang berseru senang, kagum, bahkan tak percaya.
Pria itu bangkit, tatapan sipitnya menatap Hana yang menjadi bandar.
"Membosankan" pungkasnya dengan nada rendahnya lalu mengambil bitcoin nya dan ia menyebarnya begitu saja ke seisi kasino.
Srraaaa
Bitcoin berjatuhan, pemain disana langsung melihat bawah menunduk untuk mengambil bitcoin gratis tersebut, pria tersebut menghamburkan semua bitcoin miliknya.
Hanya Hana yang terpaku melihat pria didepannya dan hanya dirinya yang tidak tertarik dengan bitcoin tersebut bahkan ia tidak memungutnya.
Ingatan itu kembali, karena dia sangat misterius, tampilannya saja membuat Hana terus mengingatnya.
Flashback OFF
Sekarang ia tahu dia orang kaya yang menghamburkan semua uang nya secara percuma. Hanya berpikir menjadi cuek dan cool apa memang konsepnya. Ia juga khawatir takutnya pimpinan nya itu mengenali nya, meski pertemuan singkat itu tiada arti.
Setelah mengadakan rapat, pimpinan berada di ruang direktur bersama nya, Hana memberanikan dirinya untuk masuk karena adha beberapa dokumen penting yang harus ditanda tangani.
Tok Tok
Hana masuk dan membungkuk menyapa.
"Pak Direktur, ada dokumen yang harus anda tanda tangani" ucap Hana.
"Taruh di meja" sahutnya dan melanjutkan mengobrol.
"Tapi.. Ini harus diserahkan ke tim, agar segera diproses" tambah Hana.
Direkturnya pun mengalah tanda tangan dahulu, Hana menunggu dengan sabar.
Setelah Hana pergi, karena ruang direktur ada jendela besar, terlihat semi terbuka ruangan nya.
"Anda tau, dengan pria bernama Robby?" Tanya Direktur.
"Oh.. Pria itu.. Uangku" ingat Leon.
"Iyaa.. 500 dollar. Dia punya putri" jelas Direktur.
"Yaa.. Putri siapa?" Leon yang selesai menyeruput kopi espresso.
"Itu.. Anda yang menyuruhku membayarkan kuliahnya" tutur Direktur.
Leon tidak menjawab menunggu penjelasan hanya menatap Direktur yaitu hanya anak buahnya.
"Wanita tadi.. Adalah putrinya, itu alasanku memperkejakan nya supaya Robby datang" tutur Direktur.
Dengan mata sipit Leon ia melirik tempat dimana Hana bekerja dibalik mejanya.
"Pantas.." Leon membuat smirk khasnya memperlihatkan gigi kecilnya, meski tak lama.
"Ada apa? Anda mengenalinya?" Tanya Direktur.
"Tidak terlalu buruk, tidak sia-sia menghamburkan uang untuk nya" jawab Leon yang melirik lagi tempat dimana Hana asik bekerja, Leon memperhatikannya cukup lama 1 menit.
...
Saat waktu istirahat Hana bukan ke kantin melainkan di lantai 15 ada sebuah taman kantor yang cukup luas. Disana ada beberapa orang yang mengobrol, dan Hana mencari tempat yang sepi untuk melihat pemandangan melepas rasa penatnya.
Hana juga melihat beberapa orang disana yang mengobrol, ia tetap memandang pemandangan sendirian.
Sampai ia tidak sadari orang berjas anak buah pimpinan nya itu menghimbau karyawannya untuk pergi dari taman, semuanya kecuali Hana sendiri.
Hana tersadar kenapa jadi sepi, ia menoleh kesamping kanan kiri tidak ada orang, saat membalik tubuhnya ia melihat pimpinan nya itu berjalan ke arahnya dengan tatapan dingin itu namun disertai maskulin bersamaan.
Sampai langkah nya berhenti didepan Hana yang bingung, kenapa? Pimpinan nya termasuk orang yang memiliki posisi tinggi berada didepan nya.
"Apa anda yang melakukannya?" Tanya hati-hati Hana.
"Apanya?" Jawab Leon.
"Semua orang, anda mengusirnya?" Tanya lagi Hana.
"Aa.. Aku ingin bicara padamu, jangan bilang kau tidak ingat padaku" pungkas Leon yang berbicara menatap mata Hana.
Bola mata Hana bergerak-gerak, apa maksudnya dari perkataannya? Apa dia ingat waktu di kasino. Ini kah pertanda kalau karirnya akan berhenti disini.
"Kurasa anda salah paham pak, saya baru--"
"Tidak mungkin, aku ingat dengan jelas tatapan ini" pungkas Leon yang menyela perkataan Hana.