NovelToon NovelToon
Pesona Pasukan Orange Cantik

Pesona Pasukan Orange Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami / Duda / Cinta Terlarang / Pelakor / Romansa
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aksara_dee

Mitha, Gadis Kaya yang mendadak miskin karena sang ayah direbut Pelakor. Hidupnya berubah 180⁰ sehingga pekerjaan apapun dia geluti demi menafkahi sang mama yang sakit-sakitan. Dia bergabung menjadi Pasukan Orange DKI Jakarta

Selama menjalani profesinya menjadi pasukan orange banyak ujian dan cobaan. Dan Mitha menemukan cinta sejati di lingkungan kerjanya, seorang lelaki yang berkedudukan tinggi tapi sudah beristri.

Apakah dia juga akan menjadi Pelakor seperti perempuan yang merebut ayahnya dari mamanya?? Yuk..di subscribe dan ikuti ceritanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Baby Sitter?

Paramitha Indraswari

MEGANTARA PRADANA

REVALDO- REY

POV MEGAN

Karena sepanjang jalan pikiranku tersita oleh keinginan Irish untuk berangkat ke korea, mobil yang ku kendarai hampir saja melewati kantorku dan mendadak ku belokkan setir ke kiri hingga motor yang ada di depanku tertabrak. Aku rasa tidak sepenuhnya salahku karena sein motor di depanku ke kanan tapi dia berbelok ke kiri. Kebiasaan ras terkuat di muka bumi, sein kanan belok kiri atau sebaliknya.

Aku memarahinya bukan karena membencinya, tapi aku panik dan serba salah melihatnya terjatuh dari motor dan secara bersamaan pikiranku tetap harus waras untuk tidak langsung memeluk dan menggendongnya. Mungkin nada bicaraku yang meninggi hingga wajahnya terlihat sangat ketakutan.

Setelah apel pagi aku mencarinya langsung ke lokasi tempat dia bekerja. Kembali aku dibuat pusing, sudah menunggunya lama di sana, duduk di plesteran pinggir selokan. Ternyata yang datang malah Agus.

Aku kembali ke kantor, kudengar suara renyahnya sedang tertawa riang dengan Iyus dan beberapa staff pria. "Ngapain dia di sini?" pikirku. Kembali aku membentaknya dengan nada tinggi. Aku rasa aku cemburu, sangat cemburu.

Saat dia pergi meninggalkan kantor dengan wajah sedih, pikiranku tidak bisa berhenti memikirkannya. Aku kembali ke lokasi tempat dia bekerja. Sampainya aku di sana , dia sedang membuka pipa celana bagian bawah. Hingga terlihat betisnya yang berwarna putih dan berkilau. Sepertinya Agus mau memberikan obat atau semacamnya. Tanpa aba-aba kugendong dia dan membawanya ke klinik. Dia terlihat kesakitan saat dokter mengoleskan Betadine dan kulihat betisnya sudah membiru dan bengkak. Aku ke apotik untuk membelikan salep pereda nyeri yang ampuh. Saat ku kembali dia sudah dijemput Duloh, anak buahku.

Aku membuat janji temu di beberapa tempat tapi dia tidak juga merespon, berkali-kali aku telepon dan mengirim pesan singkat, tidak ada satu pun yang dia respon.

Dengan keberanian dan berhati-hati aku pergi ke kontrakannya, ternyata dia baru saja selesai sholat. Dia cantik sekali memakai hijab, lebih cantik daripada istriku, Irish.

Kalimat pertama yang aku lontarkan adalah kemarahan karena seharian panggilanku diabaikan. Aku tersentak setelah suara lemah menginterupsi kemarahanku, aku baru sadar kondisi kontrakannya yang sangat minimalis, terkesan mengenaskan. Ruang tamu dijadikan ruang tidur, hanya ada satu kasur tebal yang dialasi perlak karet, meja nakas dan karpet yang warnanya sudah memudar. Ternyata kehidupannya sekarang berubah se-drastis itu. Kehidupan macam apa yang dia jalani sekarang, perempuan yang terakhir kali aku lihat berpenampilan mewah dan bertingkah urakan sekarang hidup sangat sederhana.

Wajahnya polos tanpa bedak dan lipstik. Pancaran matanya terlihat sangat lelah dengan cekungan sedikit hitam dibawah mata indahnya. Rambutnya tetap cantik dan berbau harum, juga aroma tubuhnya yang tak pernah berubah sejak dia berusia 12 tahun, wangi aroma Jasmine.

Oiya! saat kuoleskan kakinya dengan salep pereda nyeri wajahnya merona, sangat cantik. Aku menyentuh pipinya yang lembut dan merona. Hampir saja hasratku menggila ingin mengecup pipi dan bibirnya yang penuh, terlihat seksi.

Sepanjang jalan pulang, bibirku tak berhenti tersenyum. Debaran di jantungku kembali berirama indah setiap menyebut namanya di dalam hati dan pikiranku.

******

Tok tok tok

"Eh bang Dul, ada apa bang?" tanya Mitha

"Katanya hari ini mama Lo ikut terapi Ta? Ayuk Abang anterin. Kalau naik motor kan mama Lo ga bisa. Itu Abang bawa mobil"

"Ahh jadi ngerepotin bang, aku naik taksi online aja bang. Emang Abang ga kerja?" Mitha sambil memasukan peralatan dan cemilan mamanya di tas

"Udah jangan nolak. Abang ikhlas ko!" Bang Dul langsung masuk ke dalam dan menunduk sopan pada Bu Laras.

"Laras, maaf saya gendong sampe ke depan ya" Mitha sempat terkesima dengan interaksi antara bang Dul dengan mamanya

Bang Dul langsung menggendong Laras dan Mitha mengikutinya

Acara "Lansia sehat, lansia kuat" bekerja sama sebuah perusahaan alat terapi dengan kelurahan telah di buka. Sebagai pejabat tertinggi di kelurahan, pak lurah memberikan sambutan dan simbolisasi acara terapi telah diresmikan. Terapi ini akan berkesinambungan sampai lansia yang stroke dan beberapa warga yang belum lansia tapi memiliki masalah kesehatan sembuh total.

Selama sambutan sorot mata pak lurah hanya tertuju pada gadis cantik berambut dark brown dengan setelah kaos berwarna abu-abu dan celana kargo longgar. Tak berapa lama pemilik perusahaan alat terapi hadir melakukan serah terima alat terapi gratis kepada pihak kelurahan. Yang mengagetkan Cindra apa? Pemilik perusahaan tersebut adalah Revaldo alias Rey.

Selesai acara Ceremony, pihak perusahaan melakukan wawancara dengan para penderita stroke. Tak beda dengan Megan, pandangan Rey pun tak lepas dari Mitha dan mamanya. Dia berusaha mendekati Mitha tapi Mitha selalu menghindar. Karena tidak ingin menimbulkan gosip miring di lingkungan kerjanya. Bagaimana jika Rey bermulut bocor, membeberkan kalau dia pernah kerja di club malam

"Mitha, photo dulu sini" Rey memanggilnya. Tapi Mitha menghindar. Dia hanya fokus pada arahan terapis untuk memberi stimulasi pada saraf di kaki mamanya. Tiba-tiba tangannya ditarik Rey. Dan mereka Poto untuk liputan dari majalah yang akan mengangkat tema pengusaha muda yang care dengan kesehatan, dan yang digarisbawahi adalah peduli lansia.

Megan terlihat tidak senang dengan pemandangan tersebut, wajahnya tidak ramah, wajah memberengut. Hingga saat Cindra ingin mengangkat mamanya kembali ke kursi roda, Rey dengan sigap menggantikan peran Mitha.

"Mama mau langsung pulang? Apa mau kemana dulu?" Tanya Mitha

"Kita makan dulu, Mit. Ayo kamu ikut aku" Rey langsung menggendong mama ke dalam mobilnya. Mitha tidak bisa protes, dia langsung melipat kursi roda dan berlari mengejar Rey ke parkiran.

Megan yang hanya bisa menonton apa yang dilakukan Mitha dan Rey hanya bisa geram dan pergi meninggalkan acara. Dia kembali ke ruangannya dan mendapati istrinya sudah ada di ruangannya dengan kursi roda.

"Irish! Bagaimana kamu bisa ke sini? Faiza mana?" Megan keheranan melihat istrinya tiba-tiba ada di kantor

"Tadi di gendong sama mba Mun, bang. Udah selesai acaranya bang?"

"Belum, tapi Abang tinggal acaranya. Masih banyak kerjaan di kantor. Bagaimana kamu bisa ke sini, kenapa ga mengabari aku" Megan menggenggam jemari Irish.

"Tadi ada temanku main ke rumah, dia yang akan ikut bea siswa ke Korea juga bang. Tadi kami sudah urus surat-surat dan pasport. Disetujui atau tidak, aku tetap berangkat bang. Faiza aku bawa, kalau Abang ga mengizinkan aku berangkat"

"Irish!! Kamu tidak berpikir kondisi kamu yang seperti ini? Bagaimana Abang bisa melepaskan kalian berdua ke negeri orang"

"terserahlah bang, aku tetap akan berangkat!"

Megan menatap nanar sosok wanita di hadapannya sekarang. Biasanya dia bersikap lemah lembut, sekarang terlihat sekali keras kepala.

Megan yang tadinya ingin menenangkan diri di kantor malah dibuat pusing lagi oleh istrinya. Akhirnya dia pergi meninggalkan ruangannya.

Megan yang sedang menuruni tangga berpapasan dengan mba Mun yang menggendong anaknya.

"Mun, kamu bisa carikan saya baby sitter yang menginap untuk jangka waktu dua bulan?"

"mm..saya tanyakan dulu orangnya ya pak, mau apa gak. Soalnya dia juga kerja di sini" Jawab mba Mun kurang meyakinkan

"Kalau dia udah kerja ga bisa dong. Saya butuhnya yang bisa menginap" Megan mengambil anaknya dari gendongan Mun

Megan tetap melangkah ke lantai bawah dengan membawa anaknya. Di lantai bawah Megan menjadi perhatian seluruh staff dan warga yang sedang antri di bagian pelayanan.

"Oh ini anak pak lurah ya, anaknya cantik banget pak. Jadi penasaran istri pak lurah, sekali-kali kenalin dong pak sama warga, ikut kegiatan PKK"

Megan hanya tersenyum tipis menanggapi omongan warganya

Faiza yang cantik menjadi perhatian semua pengunjung ibu-ibu, mereka ingin menggendong Faiza. Gendongan pun bergilir dari tangan satu ke tangan lainnya.

Megan hanya melirik sesekali ke arah anaknya setelah fokusnya teralihkan dengan obrolan-obrolan permasalahan warga.

Mitha yang baru saja datang setelah mengantar ibunya pulang, ikut berkerumun dengan ibu-ibu yang sedang memuji-muji Faiza

"Saya mau gendong Bu"Mitha mengulurkan tangannya untuk mengambil Faiza. Dalam gendongan Mitha Faiza tertidur. "Ini anak siapa Bu, cantik banget ya" Mitha berdecak kagum melihat bayi mungil yang ada dalam gendongannya

"Anak pak lurah, Mit" jawab Bu Een

"Istrinya pak lurah cantik banget kayaknya ya, anaknya bisa cantik begini" Hati Mitha sedikit tercubit. "Mana mungkin pak lurah punya perasaan padanya yang hanya 'remahan biskuit ini' " batin Mitha

"Anak saya cantik ya Bu?" semua orang menoleh pada sosok perempuan bercadar dengan mata cantik yang baru saja turun dari tangga dengan bantuan Kruk di kedua lengannya. Bang Marwan membantu membawakan kursi rodanya. Mitha terperangah melihat sosok wanita Sholiha yang anggun dan cantik duduk di kursi roda.

"Kalau ini anaknya, berarti wanita ini adalah istri pak lurah" gumam Mitha dengan suara pelan sekali

Beberapa staff pak lurah menyalami dan berkenalan dengannya. "Wanita yang soft spoken gini adalah idaman para pria". Pikir Mitha

Mba Mun yang baru saja turun dari lantai atas, langsung menarik Mitha mendekat di depan Bu lurah "Bu lurah ini orang yang tadi saya ceritakan, dia biasa merawat bayi. Pernah kerja di Daycare. Iya kan Mit?!"

Mitha yang ditodong hanya bisa mengangguk.

"Kamu mau ya jadi baby sitter anak saya, cuma dua bulan kok" dengan wajah memelas, Irish minta bantuan Mitha

"Gimana ya Bu Lurah, saya kan sudah kerja di sini. Nanti kerjaan saya di sini gimana Bu" Mitha menoleh ke arah mba Mun, meminta pertolongan.

"Masalah itu gampang nanti saya yang minta ijin suami saya. Mba mau ya!"

Megan yang baru saja keliling meninjau lingkungan, saat memasuki pintu kaca kantor, melihat pemandangan kerumunan ibu-ibu dimana ditengahnya adalah istrinya.

"Sayang kenapa kamu di sini?" Megan berbicara lembut dengan istrinya

"Abang, aku sudah dapat baby Sitternya nih bang, mba Mitha sudah bersedia" Mitha nampak bingung karena dia belum memberi keputusan. Dia hanya melambaikan kedua tangannya dengan wajah bingung.

1
Author GG
semangat updatenya dan moga selalu konsisten buat karya yg luar biasa 🙌🌹
Elia Rossa
bagus ceritanya ...semangat kaka author 👍💪
Aksara_Dee: Terima kasih ka Elia 🙏🩷
total 1 replies
Raihani Anhy
lanjut
Aksara_Dee: 2 episode sudah terbit..🙏
total 1 replies
Raihani Anhy
Penasaran dengan kelanjutannya
Aksara_Dee: terima kasih like dan komennya 🙏
total 1 replies
aqila wati
lanjut kak
Aksara_Dee: sieepp..
total 1 replies
Aksara_Dee
terima kasih likenya, ditunggu komen dan votenya ya 🩷
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!