"MAU MAIN PETAK UMPET NGGAK!!?"
"Dia bukan adikmu, Zoya. Dia itu Khhhkkk!!!"
Zoya merasa adiknya yang bernama Mia menjadi seperti orang lain, keanehan dan kejanggalan sering terjadi. Adiknya seperti memiliki dua kepribadian tanpa dirinya tau.
SEHARUSNYA Mia ikut mati terbunuh saat seluruh keluarga nya di bantai, tapi entah bagaimana caranya dia bisa selamat dan malah hidup dengan keluarga Zoya.
Kejadian aneh sering Zoya alami, sampai dia curiga dan merasa bahwa tubuh adiknya bukan adik nya saja yang mengendalikan. Lalu siapa yang mengendalikan MIA?? Rahasia atau misteri apa yang tidak Zoya ketahui??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 27. Karin tersesat.
Mia sudah pulang ke rumah nya, dan saat ini sedang di suapi oleh Zoya. Dia terlihat lemas dan terlihat mulai ogah - ogahan makan selayakan nya orang sakit.
Dan Mia yang sekarang tidak seperti Mia yang sebelum pingsan, Zoya tidak merasa ngeri lagi dengan Mia, dia yakin itu adik nya.
"Ayah, mama kok nggak sadar - sadar, yah? Mia kangen mama." Ucap Mia.
"Doain aja yang baik - baik, nak. Mama pasti akan sadar lagi." Ujar ayah nya.
"Kak Yaya, makasih udah suapin Mia, Mia seneng kak Yaya jadi perhatian lagi sama Yaya." Ujar Zoya.
"Ngomong apa si lu, dek. Makan aja yang banyak, biar gemuk, lu kurusan." Ujar Zoya, Mia terkekeh.
Dan setelah makan malam, Mia ingin beristirahat. Dia pun naik ke atas, Zoya sudah memberi tahu perihal kamar Mia yang harus di kunci, tentu Zoya tidak mengatakan alasan sebenar nya mengapa kamar Mia di kunci.
Zoya hanya bilang bahwa kamar Mia ambruk jadi tidak di tempati dulu sampai nanti ayah mereka punya waktu untuk memperbaiki.
"Mia.."
Mia yang sedang berdiri di ujung tangga seolah terhipnotis setelah ia mendengar ada suara yang memanggil nya dari kamar nya.
"Miaaaa.."
Mia pun mulai berjalan mendekat, dan kini di kepalanya muncul suara - suara bisikan aneh yang seolah memanggil nya dan meminta nya membuka pintu kamar itu.
"Buka Mia.. buka pintunya."
Kini Mia sudah berdiri persis di depan pintu kamar nya sendiri dan jelas dia melihat pintu kamar nya di gembok.
"Miaaa.. Tolongg.."
"Buka pintu nya Mia.. Ayo Mia.."
Tangan Mia pun mulai terangkat dan hendak menyentuh gembok yang mengait di pintu kamar nya, sampai tiba - tiba sebuah tangan menyentuh tangan nya dan menarik nya.
"Jangan dek!"
Ternyata itu Zoya yang menarik tangan Mia, Mia sampai terkejut dan yang semula terdengar bisikan - bisikan memanggil namanya kini hilang.
"Kiran tadi kak Yaya manggilin Mia." Ujar Mia dengan bingung.
"Nggak, ayo masuk kamar." Ujar Zoya, lalu ia menggandeng tangan Mia masuk kedalam kamar nya.
Mia terlihat sangat kebingungan, Zoya yang melihat itu pun yakin bahwa memang ada yang menunggangi Mia sebelum nya. Untung nya sosok itu sudah hilang, tapi.. apakah sungguh sudah hilang??
Di tempat lain..
Di villa.. Karin, Lili, Cindy dan yang lain nya sedang mengantar teman - teman mereka yang di jemput anggota orang tua nya. Orang tua teman nya tidak menyangka Lili memilih tempat yang terpencil di puncak, padahal ada banyak tempat lain yang menyediakan villa yang bagus juga.
"Bye.. see you.." Ujar Lili pada teman - teman nya yang sudah pulang.
"Bokap sama nyokap lu kapan sampe?" Tanya Cindy.
"Nggak tau juga, kena macet kan soal nya akhir pekan." Sahut Lili.
"Li, kami pamit istirahat duluan ya.." Teriak teman - teman mereka.
"Okay.." Sahut Lili.
"Rin, lu kenapa sih? Dari tadi lu kayak prang parno an." Ujar Lili.
"Lu dapet rekomendasi Villa ini dari mana si, Li? Kok serem banget gini tempat nya?" Ujar Karin.
"Mmm.. nongol aja di pencarian internet, nilai nya si bagus.. tapi gue juga nggak nyangka bakal sesepi ini kalo malem." Sahut Lili.
"Udah lah yuk masuk, besok gue kasih liat lu tempat rahasia yang gue maksudin, yang ada di bawah sana." Ujar lili.
Lili pergi duluan dan Cindy pun menyusul Lili masuk kedalam Villa, dan kini hanya Karin yang tersisa di teras Villa. Pandangan Karin saat ini tertuju pada arah yang Lili tunjuk sebelum nya, dari tempat Karin berdiri Karin bisa melihat seperti ada cahaya yang menyinari sebuah bangunan mewah.
Bangunan mewah berlantai tiga dan bercat putih terlihat di mata Karin saat ini, dan pada saat Karin sedang menatap bangunan itu lekat - lekat.. Karin seperti melihat perempuan menggunakan dress putih selutut sedang berdiri di depan bangunan itu.
"Ada yang tinggal di bawah, ya?" Gumam Karin.
Dan pada saat itu juga perempuan yang sebelum nya Karin lihat itu tiba - tiba berbalik dan melambaikan tangan nya pada Karin, seketika Karin pun mengernyit keheranan, karena dari jarak sejauh itu apa mungkin perempuan itu menyadari dirinya sedang di tatap.
"SELAMAT DATANG!!"
"AARGH!!"
Karin berteriak terkejut karena tiba - tiba ada yang berbicara tepat di telinga nya, mengucap selamat datang dengan suara mengerikan perempuan. Karin menoleh kesana kemari tapi tidak ada siapapun di sana, Karin yang ketakutan itu pun langsung lari masuk kedalam.
Naas nya, lobby villa dan kamar yang Karin dan teman - teman nya tempati terpisah. Bahkan Karin tidak ingat jalan menuju ke villa yang Lili sewa untuk menginap, dan karena panik Karin pun berlari asal dan sepertinya dia salah jalan.
"Kok gue gak nyampe - nyampe, gue salah jalan apa yah?" Gumam Karin, dia menoleh kesana kemari.
"Li! Cindy!" Teriak Karin, dia pias sekarang.
Karin berlari kembali ke tempat yang sebelum nya, tapi dia tidak yakin mengapa sepertinya jalan yang dia ambil salah. Karin ketakutan karena hari sangat gelap dan sepi di tambah lagi dia tidak tau villa mana yang merupakan villa Lili.
Karin mengeluarkan ponsel nya dan mencoba menghubungi Lili tapi sinyal nya tidak ada, dia menggoyang - goyangkan ponsel nya untuk mencari sinyal tapi masih tidak ada. Akhir nya Karin mencari tempat yang menurut nya lebih tinggi, mungkin dia bisa mendapatkan sinyal.
Sambil dia mencari sinyal dia juga sambil mengingat jalan mana saja yang dia lalui sebelumnya saat bersama Lili dan Cindy, tapi dia tampak nya makin tersesat. Sampai saat dia berdiri di tengah taman, dia mencoba tenang dan melihat sambil mengenali kemana jalan nya.. dia melihat villa tempat nya.
"Itu dia, akhir nya.." Gumam Karin dan dia pun berlari akan menghampiri villa itu, tapi..
"Karin."
Karin terhenti saat nama nya di panggil, dia menoleh ke arah yang memanggil nya tapi tidak ada siapapun di sana. Karin kembali celingukan karena nya dia kembali merasakan merinding yang luar biasa.
"LI?!" Panggil Karin, ia mengira Lili yang memanggil nya.
"Li! Nggak lucu Li, gue takut." Ujar Karin, dia masih menoleh kesana kemari.
Karin yang tak mendengar jawaban dari siapapun pun akhir nya memutuskan unttuk kembali berlari mencari villa, Karin sama sekali tidak menghiraukan suara - suara yang memanggil nya, dia bahkan sampai menangis karena tak kunjung melihat jalan menuju ke villa nya.
Cindy! Lili! Temen - temen!" Teriak Karin, berharap mereka akan mendengar teriakannya.
Karin terus berlari sampai akhir nya dia terjatuh di anak tangga yang lumutan dan dia berguling ke tanah yang basah bekas hujan. Karin pun berteriak marah dan frustasi.
"ARRGH!" Teriak Karin.
Karin pun bangun dan berdiri, ia membersihkan pakaian nya yang kotor terkena tanah basah.
"Sial banget coba, pake jatoh segala." Gumam Karin kesal, dia hendak beranjak pergi tapi..
"Jatoh, yah?" Karin terkejut saat melihat perempuan yang menggunakan dress putih yang di lihat nya di bangunan di bawah itu sudah berdiri di depan nya.
"S- Siapa lu?" Tanya Karin dengan takut, tapi gadis itu tersenyum.
"Ayo ikut aku, aku antar ke tempatmu." Ujar gadis itu.
Tapi Karin yang merasa ngeri dengan senyuman dan tatapan gadis itu pun menggeleng, lagi pula rasa - rasa nya sangat aneh gadis itu ada di sana.
"Nggak mau." Ujar Karin.
"Ayo.. ikut aku." Gadis itu tetap mengajak Karin agar ikut bersama nya.
"Nggak mau, kok lu maksa." Ujar Karin.
"Ikut aku!" Gadis itu sedikit menaikkan nada bicaranya, Karin pun mulai takut.
"IKUT AKUUU!!!!"
"AAARRRGGHHHH!!!"
BERSAMBUNG.
apa kah ....?
lanjut Thor
semoga aja ayahnya Zoya mau jujur dan cerita yg sebenarnya
semoga dgn di kunci nya kamar Mia, nggak ada lagi gangguan dari makhluk2 astral
semoga di tahun 2025 semakin sukses karya2 nya Thor.