"boleh nggak, aku cium kamu?"
"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"
WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2
"Pa.. Ma. Siska berangkat ya. Kalian sehat selalu, Siska bakal sering-sering main kok kesini" Siska enggan melepas pelukannya.
"Iya sayang, kalian hati-hati ya di jalan. Aldo jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya. Kabarin kita kalo sudah sampai di apart" Fina melepas pelukan Siska.
"Iya ma, kita berangkat dulu. Assalamu'alaikum" Aldo mencium punggung tangan Rama dam Fina bergantian.
Isak tangis Siska pecah, tatkala harus meninggalkan orang tuanya. Meninggalkan kampung halamannya yang penuh dengan segudang cerita.
Ia harus mengabdi kepada suami barunya hasil perjodohan orang tuanya itu.
Rivaldo melajukan mobilnya meninggalkan kediaman orang tua Siska.
Di dalam mobil Siska masih menangis, ia menatap jalan dari samping kaca mobil.
"Cengeng banget lo, kayak mau pergi ke planet aja nangis sampe segitunya" Aldo masih fokus menyetir tanpa menoleh ke arah Siska.
"Diem lo!" Aldo mendengus.
Sesekali Siska mengusap air matanya, sambil sesenggukan. Meskipun tangisnya sudah mulai mereda.
3 jam 30 menit berlalu karna jalanan sangat macet akibat weekend, kini mereka sudah berada di sebuah apartemen mewah.
Ya, ini apartemen pribadi Aldo yang ia beli dari hasil keringatnya sendiri. Bekerja sampingan di perusahaan milik papanya.
Aldo memarkirkan mobilnya di basement. Ia tak membawa apa-apa karna baju dan keperluannya sudah di apartemen. Siska membawa 2 koper besar. Namanya juga perempuan, pasti isinya macam-macam.
Setelah menaiki lift ke lantai 50, lantai tertinggi di apartemen. Mereka sampai di depan pintu.
"Ayo masuk"
Aldo masuk terlebih dahulu membawa 2 koper sekaligus. Siska hanya menenteng tas selempang saja.
"Kamarnya cuma satu aja Al?"
Siska meneliti setiap inci ruangan dan hanya mendapati kamarnya 1 tapi benar-benar luas. Lebih luas ketimbang kamar di rumah orang tuanya.
"Lo pikir? Gue tinggal sendirian, buat apa kamar banyak-banyak" Aldo memasukkan koper ke dalam kamar.
Ya mau tidak mau, mereka harus sekamar. Tidak mungkin Siska atau Aldo tidur di sofa depan televisi. Bisa remuk badan, apalagi sofanya tidak terlalu panjang.
"Yaudah, lo ngapain kek. Gue mau ke kamar mandi dulu" Aldo menyambar handuk, rasanya gerah setelah mengalami kemacetan.
Siska membuka koper dan meletakkan barang-barangnya. Ada ruangan kosong di lemari langsung ia pakai untuk menata baju yang ia bawa dari rumah.
15 menit berlalu, Aldo keluar kamar mandi hanya dengan melilitkan handuk di pinggangnya.
Menampilkan tubuh atletis nya yang ia rawat, karna rajin nge-gym. Di apartemennya ada ruangan gym sendiri, jadi tak perlu ke luar.
"ALDOOO!! Apa-apaan lo, pake baju nggak!" Teriak Siska histeris melihat yang tak seharusnya.
Padahal mah, udah sah. Tapi Siska masih belum terbiasa dengan pemandangan itu.
"Bawel lo, kamar-kamar gue juga"
"Iya, tapi lo lupa kalo ada gue disini" Siska menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"Udah!" Selesai memakai baju, Aldo berjalan menuju meja rias menyisir rambutnya yang sedikit basah dan sudah memakai pakaian rapi seperti akan pergi keluar.
"Gilak sih, gue bisa jantungan lama-lama kalo kayak gini" batin Siska memegangi dadanya yang masih belum stabil.
Tiba-tiba suara hp berbunyi..
"Iya sayang"
"... "
"Bentar habis ini aku keluar jemput kamu"
Siska menebak-nebak.
"Aldo punya pacar? Kenapa dia mau dijodohin sama gue kalo di punya pacar. Siapa pacar dia? Apa masih pacaran sama Tania?" Batin Siska.
"Gue mau keluar, lo mau nitip apa?" Aldo sudah dandan rapi, ganteng maksimal pokoknya.
"Lo mau kemana?" Tanya Siska to the point.
"Jalan sama cewek gue" Aldo sibuk memakai jam tangannya.
Siska memutar bola matanya malas.
"Oh" singkat padat dan menyebalkan.
"Gue pulang malem, kalo lo laper pesen aja go food" Aldo meraih jaket kulitnya.
Tak ada pertanyaan dari Siska lagi, Aldo langsung bergegas keluar apartemen menggunakan motor sport nya.
Siska sudah beres-beres, setelah dirinya mandi dan bersih-bersih ia menonton drama di tv.
"Cihhh! Najis bat, lo pikir gue obat nyamuk disini? Oke, kalo lo nggak nganggep gue istri lo. Se enaknya aja lo pacaran disana seneng-seneng. Gue bakal bikin lo nyesel karna dulu mengkhianati cinta gue Al"
FLASHBACK ON:
"Aldo, kamu jangan gitu dong. Aku sayang sama kamu Al. Tapi kamu lebih percaya sama keong racun ini ketimbang aku?" Siska memegang erat lengan Aldo.
"Do, udah putusin aja dia. Jelas-jelas dia berkhianat sama kamu" Tania, tak lain adalah musuh Siska yang sedang mengejar-ngejar cinta Aldo.
"Jangan dengerin dia Al, please kamu harus percaya sama aku" Siska menangis sesenggukan.
"Lepaskan!! Aku jijik sama kamu Sis, tega kamu mengkhianati kepercayaan aku" Aldo melapaskan tangan Siska kasar. Ia pergi meninggalkan Siska yang masih bersimpuh di tanah.
FLASHBACK OFF:
Di sebuah taman kota, banyak pasangan kekasih sedang menikmati malam minggu mereka.
"Sayang, kamu nggak ada niatan menikahi aku?"
Deg!!
Aldo terkesiap, mendapati pertanyaan seperti itu.
"Emm.. Nanti deh aku pikir-pikir dulu. Lagi pula kita kan belum lulus kuliah, jadwal aku di kampus juga lagi banyak banget" jawab Aldo tersenyum kaku mencari alasan.
Bagaimana mau menikahi pacarnya, ia saja sudah menikah dengan Siska. Mantan pacarnya dulu waktu SMA. Bagaimana nasib Siska kalau Aldo juga menikahi pacarnya sekarang? Apakah Siska mau di madu?
"Iya deh, aku terserah kamu aja"
Kalau jawaban sudah seperti itu tandanya si cewek ngambek. Buru-buru Aldo mengalihkan pembicaraan.
"Oiya sayang, kamu mau belanja nggak? Kali ini aku temenin" Tanpa babibu Aldo meraih tangan pacarnya dan melajukan motornya ke sebuah mall besar di ibu kota.
Sudah jelas tanpa penolakan. Karna setiap 1 minggu sekali Aldo mentransfer uang ke rekening pacarnya untuk shopping.
Hari ini dia menemani pacarnya belanja sepuasnya di mall, sudah sering ia lakukan kalau tidak sedang sibuk.
Di apartemen, sudah menunjukkan pukul 9 malam tapi Aldo belum ada tanda-tanda akan pulang.
"Kok gue jadi keinget dulu ya, kenapa dia segitu bencinya sama gue. Padahal gue gak salah apa-apa. Lagi pula semua itu cuma salah paham, tapi kenapa dia nggak mau dengerin penjelasan gue dulu?" pikiran Siska masih berkelana mengingat kejadian tempo dulu saat ia duduk di bangku SMA.
Aldo memutuskan pindah sekolah karna kejadian yang ia alami. Semenjak saat itu Aldo tak pernah ada kabar sama sekali.
Siska kelas 11 dan Aldo kelas 12 tinggal menunggu beberapa bulan ia lulus. Tapi karna kejadian yang membuat dia putus dengan Siska, ia memutuskan pindah sekolah.
Orang tua mereka tak pernah tau kalau mereka dulu pernah pacaran, karna mereka menjalani backstreet.
Bippp..
Pintu apartemen terbuka, menampilkan sosok pria maskulin menenteng jaket kulitnya di lengan kiri.
"Habis dari mana lo?" tanya Siska penuh interogasi.
"Kan tadi gue udah bilang" Aldo masuk ke kamar.
"Lo masih berhubungan sama keong racun itu Al?"
"Keong racun?" Aldo mengernyitkan dahi.
"Iya lah.. siapa lagi kalo bukan Tamia keong racun" Siska menekuk kedua tangannya di dada.
"Jangan ngada-ngada lo. Gue nggak kenal" jawab Aldo tegas.
"Lah trus siapa pacar lo?" Siska masih penasaran.
"Gak penting siapa pacar gue. Yang terpenting lo jangan bocorin rahasia pernikahan ini di kampus. Pura-pura aja kita nggak saling kenal" Aldo masuk ke kamar mandi meninggalkan Siska yang masih berdiri mematung di samping kasur.
"Syukur deh kalo bukan sama Tamia keong racun. Males bat gue harus ketemu dia lagi" Batin Siska.
"Ngapain lo masih berdiri di situ?" Aldo keluar kamar mandi.
"Oiya satu lagi, lo bebas mau deket sama siapapun. Atau lo masih punya pacar terserah. Jangan pernah mencampuri urusan masing-masing" Aldo menyibakkan selimut bergegas tidur.
Sedangkan Siska masih mencerna omongan Aldo berdiri mematung tak bersuara.
"Oke Al, kalo itu mau lo. Bakal gue turutin, kita liat aja nanti" sambil tersenyum smirk.
Hari senin...
Aldo sudah bangun terlebih dahulu dan sudah menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim.
Sedangkan Siska masih sibuk bermimpi karna dirinya sedang ada tamu bulanan.
Aldo membuat sarapan untuk mereka berdua, pukul 6 pagi Siska baru bangun karna mencium aroma wangi masakan.
Tak langsung keluar, Siska mandi dan siap siap terlebih dahulu baru ia akan keluar untuk sarapan.
"Masak apa lo Al?"
"Gue cuma masak omelet doang, karna belum sempet belanja" sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.
"Hari ini lo ke kampus nggak Al? Gue nebeng boleh? Kan gue belum hafal jalanan sini" Siska menaik turunkan alisnya.
"Naik ojek aja deh, gue males nanti pacar gue tau bisa kacau"
"Yaelah, nebeng doang! Lagian juga turunnya kan gak di kampus juga. Jauhan dikit, lagian ini kan hari pertama gue masuk. Kalo gue telat terus gue di hukum gantung diri gimana?"
"Ngaco lo!"
"Please ya Al"
"Lagian lo medit bat sama istri sendiri" Siska memohon.
"Inget ya Sis, kita menikah karna terpaksa. Jadi, anggep aja pernikahan ini cuma formalitas di atas kertas. Kita juga nggak harus melakukan kewajiban suami istri pada umumnya. Hanya berbagi tempat tidur aja nggak lebih" Aldo penuh penegasan.
"Lo pikir gue mau apa ng\*layan\* lo sebagai suami gue. Cihhh! Gak sudi gue!" Siska beranjak dari kursi membersihkan piring dan alat makan setelah menghabiskan sarapannya.
Siska melenggang pergi meninggalkan Aldo yang masih menyantap makanannya.
NEXT...