"boleh nggak, aku cium kamu?"
"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"
WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2
"Pokoknya nanti malam kamu harus mau dijodohkan sama anak teman papa, titik!" dengan penuh penekanan, suara pria paruh baya yang tidak lain adalah ayah Fransiska Putri Sanjaya.
"Apa sih papa, main jodoh-jodohin Siska. Lagi pula anak temen papa yang mana lagi yang mau papa jodohin?" tak mau kalah dengan papa nya.
Ya, Siska sudah beberapa kali dikenalkan dengan anak teman ayahnya. Tapi hanya untuk sekedar membangun bisnis bersama.
Namun dari sekian banyak yang dijodohkan dengannya, baru kali ini yang benar benar serius.
"Nanti kamu juga akan tau sendiri" Rama Sanjaya meninggalkan kamar putrinya.
Tak mau ada penolakan, perjodohan ini harus tetap terjadi. Rama tak mau tau apakah anaknya setuju atau tidak, karna perjodohan ini sudah di bicarakan matang-matang antara kedua belah pihak.
Malam hari...
"Assalamu'alaikum.. Selamat malam" Sapa wanita paruh baya bernama Arumi.
"Wa'alaikumsalam.. Malam juga mbak" Sambil membukakan pintu untuk tamu, Fina mama Siska tak lupa cipika cipiki dulu.
"Mari masuk, ayo" lanjutnya mempersilahkan tamunya memasuki ruang tamu.
"Loh, mana anaknya mbak? Masa yang mau nikah nggak ikut?" Terlihat hanya Arumi dan Bagus yang masuk.
"Ada kok, bentar lagi juga masuk. Biasa, mungkin dia lagi grogi karna bakal ketemu sama calonnya" Jawab Arumin terkekeh.
"Eh, tamu agung kita sudah datang. Mana pangeranmu?" Rama datang sudah lengkap dengan baju rapinya.
"Nah itu dia" Jawab Bagus sembari menoleh ke arah pintu.
Terlihat pria tampan tinggi, putih, berparas asia itu melangkah dengan gagahnya masuk untuk bergabung.
Rivaldo menyalami Fina dan Rama dengan senyum ramah.
"Oiya ma, ayo panggilkan anak kita. Suruh turun menemui calonnya" Perintah Rama kepada istrinya.
Fina pun langsung bergegas naik tangga untuk memanggil Siska yang masih berdandan.
"Sayang, kamu sudah siap apa belum? Tamu kita sudah datang" tak lupa Fina mengetuk pintu dulu.
"Iya bentar ma"
Berbalut dress 3/4 warna silver, dengan layer hairnya yang tertata rapi, makeup natural, Siska melangkah dengan anggun keluar dari kamarnya.
"Cantik sekali anak mama ini, ayo sayang kita sudah ditunggu" sambil menggandeng lengan anaknya Fina dan Siska menuruni anak tangga.
Terlihat di ruang tamu sudah banyak orang.
"Nah ini dia anakku satu-satunya Gus, cantik kan?" Siska menyalami Arumi dan Bagus secara bergantian.
Mata siska melirik, pria muda di samping Arumi. Bukankah itu, ALDO?
Jantung Siska berpacu lebih cepat dari biasanya.
"Jadi ini yang mau dijodohin sama gue?" Siska masih bertanya-tanya dalam hatinya.
Raut muka tegang Siska tak dapat disembunyikan. Mata Aldo dan Siska bertemu sesaat. Terlihat Aldo bersikap tenang berbeda dengan Siska.
"Jadi begini pak, saya mau menikahkan anak saya dengan anak teman saya ini malam ini juga. Apakah langsung bisa pak?" Tanya Rama tanpa basa basi.
"Baik pak Rama, bisa langsung saya nikahkan?" Tanya penghulu yang diangguki oleh ketua RT dan RW komplek.
"Bentar.. bentar. Ini apa-apaan pa? Papa nggak ngomong apa-apa sama Aldo. Nggak bilang kalau Aldo harus menikah malam ini. Cuma mau perkenalan aja kan?" protes Aldo.
"Diam kamu, semua sudah kita rencanakan Do. Jadi, malam ini kamu harus menikah dengan Siska" jawab Bagus penuh penekanan.
"Kamu gak mau kan fasilitas kamu papa cabut?" Tegas Bagus mengancam dengan suara lirih.
"Pa, ma. Siska harus gimana nih?" Siska masih tak menyangka harus secepat itu dia menikah.
"Tenang sayang, kita memilihkan jodoh yang terbaik untukmu" tukas Fina lembut.
"Jadi, bagaimana pak Rama?" tanya penghulu memastikan lagi.
"Silahkan pak, anak saya sudah siap" jawab Bagus.
Aldo mengusap mukanya kasar, apa yang terjadi dengan malam ini. Apakah ia harus membatalkan atau menuruti kemauan kedua orang tuanya itu.
Sekali lagi dia memperhatikan Siska. Wajahnya masih tertunduk lesu dan pasrah akan nasib nya malam ini.
"Baik kalau begitu kita mulai saja akadnya. Nak Aldo mari berjabat tangan dengan pak Rama sebagai wali nikah. Saya akan menuntun"
"Bismillahirrahmanirrahim, saya nikahkan engkau Rivaldo Eka Saputra dengan anak saya Fransiska Putri Sanjaya dengan mas kawin 100gr perhiasan dan uang sebesar 2 Milyar dibayar tunai" Rama mengayunkan tangannya lantang.
"Saya terima nikah dan kawinnya Fransiska Putri Sanjaya dengan mas kawin tersebut dibayar tunai" jawab Aldo tak bersemangat.
"Bagaimana saksi?"
"SAH"
"SAH.."
"ALHAMDULILLAH" perasaan bahagia terpancar dari raut muka Fina, Arumi, Rama dan Bagus. Tapi tidak dengan Aldo dan Siska.
Siska mencium tangan Aldo, setelahnya Aldo mencium kening Siska atas suruhan ke dua orang tuanya itu.
Mereka seperti tertekan dengan status baru mereka.
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Pak penghulu, pak RT pak RW dan beberapa tetangga komplek sudah berpamitan untuk pulang.
"Baiklah Rama, kita juga akan pamit sekarang. Nitip anak bujang saya ya. Eh, sekarang sudah bujang lagi" Bagus menutup mulutnya sambil terkekeh.
"Tenang saja, malam ini mereka akan menginap disini. Tapi besok saya akan usir mereka" Rama tertawa keras.
"Hih, papa. Masa anak sendiri diusir sih?" Fina menepuk lengan suaminya.
"Ya iyalah ma.. Kan besok mereka pindah ke apart. Masa mau disini terus, nanti kalau mau melakukan perkembang biakan nggak leluasa kalo disini" semua tertawa.
Tapi tidak dengan Aldo dan Siska, yang masih meratapi nasib mereka kedepannya.
"Kami tinggal dulu ya.. Aldo, Siska silahkan istirahat"
Fina dan Rama menutup pintu kamarnya yang berada di lantai satu.
Setelah kamar tertutup, Siska meninggalkan Aldo yang masih berdiri mematung.
Sadar jika Siska meninggalkannya, Aldo pun mengejar Siska ke kamarnya.
"Kenapa lo terima pernikahan ini?" Tanpa menoleh ke belakang Siska tau jika Aldo sudah masuk ke kamar.
"Gue juga gak tau kalo bakalan nikah sama lo. Emang lo pikir gue langsung setuju gitu?" Aldo membuang muka.
"Alah! nggak usah ngeles lagi deh lo Al, lo tuh hobi banget cari-cari alesan"
"Kalo gak tau tuh diem aja deh. Jangan bisanya cuma nyalahin doang. Lo sama aja kali" Aldo tak mau kalah.
"Beda lah, lo kan cowok. Harusnya lebih tegas dong" suara Siska semakin meninggi.
"Terserah! Gue capek mau tidur! Lo ngomong aja sono sama tembok!!" Aldo langsung merebahkan tubuhnya di sofa samping tempat tidur.
Siska ikut merebahkan dirinya di ranjangnya yang berukuran 140x200, mereka hanyut dalam pikiran masing-masing.
Tak menyangka 2 pasang anak manusia itu yang tadinya bermusuhan dipersatukan dalam ikatan pernikahan.
Pagi hari...
"Selamat pagi semua"
Fina menyapa anak gadisnya dan menantunya yang turun dari tangga bersama.
"Kok lesu sekali. Jangan-jangan habis tempur ya? Makanya kurang tidur" tebak Rama.
"Apaan sih pa, pagi-pagi jangan bikin mood Siska berantakan" ujarnya sewot.
"Ayo Do, kita sarapan sama-sama. Sis, tolong layani suami kamu" perintah Fina.
"Layani apa sih ma, dia kan punya dua tangan. Suruh ngambil sendiri kan bisa" Siska masih tak berniat mengambilkan makanan untuk suami barunya.
"Jangan kurang ajar kamu Siska! Meskipun kalian menikah karna dijodohkan, tapi pernikahan kalian itu sah secara negara dan agama. Jadi, sudah sepantasnya kamu melayani suamimu" jawab Rama tegas.
Mau tak mau Siska menuruti kemauan orang tuanya. Semakin di langgar pasti semakin lama ceramah yang akan ia dapat.
"Nih makanan lo, cukup kan?" Siska memberikan piring yang sudah terisi nasi, lauk ayam panggang dan sayur sop.
"Yang sopan dong nak, sama suami sendiri masa manggilnya lo-gue. Yang lemah lembut dong" Fina geleng-geleng kepala.
"Iya iya" Jawab Siska malas.
Mereka berempat menikmati sarapan bersama di meja makan. Tak ada suara apapun yang terdengar hanya dentingan sendok dan piring yang saling bersautan.
Di ruang tengah...
Aldo dan ayah mertuanya sedang menikmati kopi bersama setelah sarapan.
"Do, kamu kan masih semester 6. Apa kamu sudah ada rencana mau ikut gabung bisnis papa sama papa kamu?" tanya Rama.
"Sudah pa, Aldo bantu-bantu sedikit. Karna di kampus juga Aldo masih banyak kegiatan. Apalagi Aldo kan jadi ketua BEM. Jadi, harus bagi-bagi waktu.. belum bisa full di kantor" Jelas Aldo panjang lebar.
"Iya juga, papa juga sudah urus kepindahan Siska ke kampus baru biar nanti kalian bisa berangkat bareng" tak ada jawaban dari Aldo, hanya anggukan dan senyuman tipis.
"Oiya Do, kapan kamu akan pindah ke apart?"
"Hari ini pa, agak siangan. Siska lagi mau beres-beres dulu katanya" Rama mengangguk.
"Tolong jaga anak papa satu-satunya ya Do. Jangan sampai lecet, kalo ada apa-apa langsung kabarin kita aja" Rama menepuk pundak menantunya.
"Kalo Siska nggak nurut sama kamu, bilang aja sama papa biar papa marahin tuh anak. Kebiasaan di manja dari kecil. Tolong nasehati Siska kalau ada salah ya Do, jangan pernah main tangan. Bicarakan baik-baik dengan kepala dingin. Kalau kalian punya masalah, selesaikan sama-sama.. jangan malah menghindar" lanjutnya.
"Iya pa, akan Aldo usahakan" Jawab Aldo dengan senyum.
NEXT...