Gadis muda, bernama[Resa anggraini], yang haus kasih sayang dan perhatian,pertemuan dia dengan seseorang yang bernama [Hari ramadhan],berusia 32 tahun mempersatukan dua insan itu dalam sebuah ikatan di usianya yang masih 18 tahun.Konflik muncul ketika [Resa] berusaha menemukan kebahagiaan dan kasih sayang dalam pernikahan tersebut,berawal dari perkataan frontal gadis itu membawanya pada takdir yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
babb 15 Menghindar
"Allahuakbar, Allahuakbar," pertanda adzan berkumandang tiba. Setelah menunaikan kewajibannya melaksanakan sholat magrib, Resa beserta adiknya yang lain seperti biasa, mereka berangkat bersama ke tempat mengaji.
"Kalian duluan aja, aku kebelet pipis, nanti nyusul belakangan," ucap Wati saat melihat yang lain melangkah keluar rumah.
"Ck, yang ada kita di aduin lagi udah ninggalin kamu, udah sana cepetan kita tungguin sambil jalan pelan," jawab Tina merasa kesal dan di angguki oleh Resa dan Dian.
"Gak perlu nungguin, aku gak bakalan lama ko," kata Wati.
"Bener ia, awas aja kalau nanti kita kena omelan nenek gara-gara berangkat gak bareng kamu," tanya Tina memastikan dengan raut menahan amarahnya.
"Iya, iya, udah sana berangkat," teriak Wati yang sudah lari masuk ke dalam rumah lagi.
Di tengah perjalanan mereka sambil bercengkrama, memecah keheningan di kegelapan malam. Saat melewati warung seberang persimpangan, Resa melihat seorang pria yang sedang duduk di atas motornya, namun tak terlihat jelas mukanya karena tertutup topi yang ia kenakan. Dia jadi teringat dengan cerita pamannya tempo lalu.
"Ah, aku ko jadi penasaran ya sama laki-laki yang sering nungguin aku lewat di persimpangan ini, dia apa bukan ia orangnya?" gumam Resa dalam hati sambil melirik pada pria tersebut yang sedang menunduk menatap layar ponsel yang di-scroll-nya.
"Astaghfirullah, apa yang aku pikirkan, belum tentu dia orangnya kan," jelas Resa meyakinkan dirinya sendiri.
Setelah sampai, mereka berpisah memasuki ruangan masing-masing. Resa melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan yang bernuansa putih bersih. Namun, baru saja duduk, Resa dikejutkan oleh bisikan Wati yang baru datang.
"Res, kata mamah kamu pulang dulu bentar," kata Wati.
"Ada apa sih? Kenapa gak tadi sebelum berangkat ngaji, bentar lagi paman datang ini, nanti keburu di mulai gimana aku ketinggalan," keluh Resa yang merasa berat untuk pulang.
"Cuman bentar aja, napa sih ribet banget, udah sana. Nanti biar aku yang bilang sama paman kalau keburu dateng," sinis Wati yang membuat gadis itu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan dengan tergesa-gesa menuju rumah.
Namun, saat ingin melewati gang masjid depan rumah, refleks matanya terbelalak melihat seseorang yang ia kenal sedang duduk berbincang di teras masjid. Pria itu tersenyum lebar saat tak sengaja sorot matanya beradu pandang dengan Resa yang kebetulan melintas di hadapannya.
Nafasnya terengah-engah, dadanya berdebar. Mengapa orang yang sedang dia hindari sudah berada di kampungnya saat ini?
"Res, Resa tunggu," cegah Hasan memanggil gadis yang berjalan dengan tergesa sambil menundukkan kepalanya.
Namun, karena keterkejutannya, Resa tak menghiraukan panggilan pria itu. Dia terus berjalan menuju rumah. Perasaannya yang tak karuan membuatnya gelisah. Hatinya pun bertanya-tanya akan kehadiran sosok pemuda itu.
"Assalamualaikum," Resa mengucapkan salam kemudian menghampiri ibunya.
"Waalaikumsalam, ngapain kamu pulang lagi, ada yang tertinggal?" tanya Komala heran melihat anak sambungnya pulang lagi.
"Lah, barusan Wati bilang aku di suruh pulang dulu kata mamah," jelas Resa yang ikut kebingungan.
"Kamu salah dengar kali, mamah gak nyuruh kamu pulang ko," jelas Komala dengan raut wajah datarnya.
"Masa sih,orang barusan Wati bener bilang aku mesti pulang dulu" Jawab Resa merasa linglung sambil menggaruk Kepala yang tak gatal.
Di tengah perbincangan yang belum selesai ada seseorang yang mengucapkan salam,mengikuti sang tuan rumah yang mempersilahkan nya untuk masuk.
Deg..
Resa diam terpaku,merasa was was setelah mendengar suara seseorang yang mengucapkan salam tersebut.
"Silahkan duduk,saya tinggal ke belakang sebentar" Ucap Nurdin kepada tamunya
"Iya pak, silahkan" Jawab Hasan sambil mendaratkan bokongnya di atas kursi sambil mengedarkan pandangan ke segala arah, di mana kah gadis pujaannya tak terlihat.
"Ada tamu pak,siapa ?" Tanya Komala saat mendengar salam dari seseorang dan mengintip dari balik pintu ruang tamu.
"Iya bu, Aceng sama Hasan,buatin minum gih" Perintah nurdin yang melirik pada arah putrinya yang sedang berdiri di samping istrinya,kemudian kembali menghampiri sang tamu.
"Rupanya kamu sudah janjian? mau ada yang datang ke rumah,pake alesan Wati yang nyuruh pulang segala" Tuduh Komala menatap Resa curiga.
"Nggak mah, beneran ko, lagian mana tahu aku kalau kang hasan mau kerumah, yang aku tahu dia masih di ibu kota ko.tau taunya udah ada di sini aja" Sanggah Resa tak terima dengan tuduhan ibunya tersebut, ia menunduk sedih karena tuduhan yang dilayangkan padanya tidak benar.
"Ck, kamu itu bisaan ngelesnya" Ujar Komala sambil berlalu ke arah dapur untuk membuatkan minum untuk tamunya.
"Mah tunggu,ini gimana aku mesti berangkat ke madrasah sekarang, takut ketinggalan ngajinya keburu yang ngajar datang" Tanya Resa dengan gelisah.
"Ya udah sana berangkat,udah tahu mau ngaji,ngapain pulang dulu atuh"
"Ya mah" Jawab Resa segera pergi keluar tanpa berpamitan pada sosok pria yang menatap nanar saat meliat kepergiannya
"Ya allah, kenapa tuh orang nekat banget yah pake dateng kerumah segala.mudah mudahan gak bilang yang macem-macem sama bapa" Gumam Resa sambil mengusap ngusap dadanya yang dag dig dug tak karuan,setelah sampai di madrasah ternyata pengajian sudah di mulai resa segera masuk mengucapkan salam dan langsung duduk bergabung dengan yang lain nya
"Assalamualaikum wa,maaf Resa datang telat,boleh masuk ?
" Waalaikumsalam silahkan,lain kali jangan di ulangi,biasakan disiplin,datang tepat waktu,jangan memberikan contoh gak baik sama yang lain"
"Iya Wa,maaf" Jawab Resa menundukkan pandangannya
"Emangnya enak aku kerjain,gak akan aku biarin kamu lebih unggul dari aku" Batin Wati menatap Resa dengan senyum liciknya,
Beberapa jam berlalu pengajian pun telah usai, semua santri santriwati bubar untuk pulang.
"Teh ayo" Ajak Tina menghampiri kakaknya yang sedari tadi tak fokus dengan pembelajaran yang di sampaikan oleh gurunya
" Teteh kenapa?dari tadi aku perhatiin gelisah gitu,raganya dimana, pikiran nya kemana? " Kepo Tina yang menyadari perubahan sikap kakaknya.
Resa berjalan pelan sambil menatap pesan yang tertera di layar HP,karena pikiran nya yang tak karuan ia sampai tak mendengarkan celotehan adiknya.
"Ck,udah di tanya panjang lebar juga, malah di cuekin" dengus Tina memicingkan mata pada sang kakak.
"Kamu itu, so puitis banget,udah ayo, kamu pulang bareng yang lain, tolong bilangin sama mamah bapak malam ini teteh gak pulang ke rumah,mau nginep di rumahnya teh Rima"
"Lah, kenapa? gak takut pulang di marahin apa? " Tanya Tina
"Untuk saat ini lebih baik di marahin aja deh,dari pada harus ketemu dia, teteh gak siap" jelas resa yang enggan pulang karena takut bertemu seseorang yang ia hidari tadi.
"Apa sih teh,kepo nih aku, jelasin yang bener napa? " Tanya Tina penasaran.
"Udah deh Tina, cepetan. mau pulang bareng gak, lelet amat jalannya,mau di tinggalin" Ancam Wati yang terlihat kesal karena menunggu langkah tina yang lelet.
"Ck, iya iya bentar napa,kaya yang berani pulang sendiri aja,pake ngancam mau ninggalin" Ledek Tina tak terima dia pun segera berlari menyusul rombongan yang lain, sedangkan resa berbelok menuju arah rumah kakak pertamanya.