NovelToon NovelToon
Sekretaris Meresahkan

Sekretaris Meresahkan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia
Popularitas:82.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Sekretaris Meresahkan


Sekretaris Meresahkan

Deskripsi

POV Devan

Mimpi apa aku semalam, mendapatkan sekretaris yang kelakuannya di luar prediksi BMKG.

"MAS DEVAAAAAAANNN!!!" Teriakan kencang Freya berhasil menarik perhatian semua orang yang ada di sekitarnya.

"Teganya Mas meninggalkanku begitu saja setelah apa yang Mas perbuat. Mas pikir hanya dengan uang ini, bisa membayar kesalahanmu?"

Freya menunjukkan lembaran uang di tangannya. Devan memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa pening. Dengan langkah lebar, Devan menghampiri Freya.

"Apa yang kamu lakukan?" geram Devan dengan suara tertahan.

"Kabulkan keinginan ku, maka aku akan menghentikan ini," jawab Freya dengan senyum smirk-nya.

"Jangan macam-macam denganku, atau...."

"AKU HAMIL ANAKMU, MAS!!! DIA DARAH DAGINGMU!!"

"Oh My God! Dasar cewek gila! Ikut aku sekarang!"

Dengan kasar Devan menarik tangan Freya, memaksa gadis itu mengikuti langkah panjangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kena Tilang

"Kalau motor itu, saya ngga bisa Pak. Bapak tahu sendiri, saya kan pendek, mana sampai kaki saya kalau bawa motor itu. Lagian saya ngga bisa pake motor kopling."

"Bukan yang itu, yang sebelahnya!"

Kembali Freya melayangkan pandangannya. Ternyata di samping motor sport itu, ada motor matic merk RONDA BIT. Kepala Freya langsung mengangguk. Kalau memakai motor matic, tentu saja bisa. Di Bandung dia sering membawa motor untuk mengantar Bibinya ke Pasar.

"Pak Yono!"

"Iya, Mas."

Seorang pria memakai seragam security mendengar. Tubuh pria itu kurus dan tinggi dan ada kumis tipis yang menghiasi wajahnya.

"Tolong antarkan dia ke apartemen Mega Tower. Nanti motornya tinggal aja di sana. Sekarang dia yang akan pakai motor itu."

"Siap, Mas. Ayo Mbak."

Freya mengikuti langkah Yono. Gadis itu duduk di belakang Yono dan kendaraan roda dua tersebut segera meluncur. Tak sampai sepuluh menit, mereka sudah sampai di sana. Yono langsung memarkirkan motor di parkiran basement. Setelah memberikan kuncinya, pria itu kembali ke kediaman Rafael dengan berjalan kaki.

***

Pukul setengah tujuh, Freya sudah berpakaian rapih, siap untuk bekerja. Gadis itu mengenakan blouse warna putih yang dipadankan dengan celana berwarna abu. Setalah merapihkan rambutnya, gadis itu memakai blazer yang senada dengan celananya. Dia mengambil sepatu pantofel wedges dan memakainya dengan cepat. Sambil menaruh tas kerja di bahunya, Freya turun mengunakan lift.

Sesampainya di lantai tai dasar, matanya menangkap seorang Ibu yang membawa makanan yang siap santap tengah berbicara dengan Wawan. Bergegas gadis itu mendekat. Rupanya wanita itu adalah penjual makanan yang sering datang ke apartemen untuk menawarkan dagangannya.

"Ada apa aja, Bu?" tanya Freya.

"Ada nasi uduk, nasi kuning dan nasi goreng. Ini kue basahnya juga banyak macamnya. Ada lontong, lemper, kroket kentang, risoles, kue lumpur, onde, bakwan dan putu ayu. Mau apa Mbak?"

"Nasi uduknya satu. Terus risoles, lemper, kroket kentang sama lue lumpur, masing-masing satu."

Dengan cekatan Ibu memasukkan semua yang diinginkan Freya. Untuk makanan yang dibelinya untuk sarapan dan mengemil, Freya harus merogoh kocek tiga puluh dua ribu rupiah. Sungguh sebuah harga yang cukup mahal untuknya. Sepertinya besok dia akan membuat sarapan sendiri saja. Setelah membeli makanan, Freya segera menuju basement. Dia menaruh tas di dan bungkusan di bagian depan, lalu mulai menjalankan kendaraan roda dua tersebut.

Dengan kecepatan sedang Freya menjalankan kendaraannya. Jalanan sudah mulai padat. Untung saja komplek di mana Devan tinggal, tidak terlalu jauh dari apartemennya. Ketika sedang mengemudikan motornya, tiba-tiba saja terdengar suara peluit.

PRIIITT

Freya terpaksa menghentikan motornya ketika melihat seorang petugas polisi melambai padanya. Dengan gerakan tangan, dia meminta Freya menepikan motornya. Mau tidak mau, Freya pun menurutinya.

"Pagi."

"Pagi, Pak. Ada apa ya?"

"Apa adik sadar kesalahan adik?" tanya sang petugas.

"Salah saya apa ya?"

"Kenapa tidak menggunakan helm?"

Refleks Freya memegang kepalanya. Dia memang tidak mengunakan helm. Tapi jangan salahkan dia juga, Devan memberikan motor tanpa helm.

"Saya mau ke Royal Residence, Pak. Dekat kok, tuh tinggal belok."

"Jauh atau dekat, tetap saja harus menggunakan helm. Karena itu adalah salah satu alat pelindung ketika berkendara. Perlihatkan SIM-nya."

Freya terpaksa turun dari motornya. Dia mengambil dompet dari dalam tasnya lalu mengeluarkan KTP dari dalamnya. Diberikannya tanda pengenal tersebut pada polisi.

"SIM, Mbak, bukan KTP."

"Saya belum punya SIM, Pak. Kan KTP juga sama, alat tanda pengenal juga, hehehe.."

"Keluarkan STNK nya."

"Ngga ada, Pak."

"Tidak pakai helm, tidak punya SIM dan tidak ada STNK, apa adik tahu berapa banyak kesalahan adik? Jangan-jangan adik pencuri motor ya."

"Waduh jangan asal tuduh, Pak. Nanti jatuhnya fitnah loh. Coba lihat saya, masa perempuan cantik dan imut kata saya nyuri motor sih."

"Kalau begitu jelaskan di kantor polisi. Sekarang tolong ikut saya."

"Aduh jangan, Pak. Jadi gini, biar saya ceritakan kronologisnya. Ini motor dipinjamkan sama atasan saya. Dia tinggal di Royal Residence dan saya tinggal di Mega Tower. Setiap pagi, saya harus jemput dia ke rumahnya dan saya sudah harus berada di rumahnya tepat jam tujuh pagi. Dan sekarang udah hampir jam tujuh, jadi saya mohon tolong lepaskan saja sekali ini aja. Please Pak," Freya menangkupkan kedua tangannya.

"Tidak bisa. Ayo ikut saya ke kantor!"

"Tolong jangan bawa saya ke kantor, Pak. Saya..."

Ucapan Freya terhenti ketika mendengar deringan ponselnya. Gadis itu bergegas mengambil ponsel dari dalam tasnya. Dia kemudian memperlihatkan nama Devan yang tertera di layar ponsel.

"Tuh bos saya telepon. Saya angkat dulu ya Pak," Freya segera mengusap ikon berwarna hijau.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam. Di mana kamu? Ini sudah jam tujuh!" sembur Devan.

"Maaf Pak, ini saya lagi dicegat polisi soalnya ngga pake helm. Saya juga disuruh ke kantor polisi soalnya ngga ada SIM sama STNK juga. Saya ngga mau ditahan Pak, huaaaaaaa.."

"Kamu di mana?"

"Di pos polisi yang dekat pintu masuk Royal Residence."

"Tunggu di sana, saya ke sana sekarang."

Devan segera mengakhiri panggilannya. Baru sehari diberikan fasilitas motor, tapi gadis itu sudah berhadapan dengan polisi. Pria itu menyambar tas kerjanya dan bergegas pergi. Dia terpaksa tidak ukur sarapan bersama. Jangan sampai Freya dibawa ke kantor polisi. Pagi ini ada meeting penting dan dia membutuhkan Freya.

"Pak Yono, ikut saya!"

"Siap, Mas."

Devan segera masuk ke dalam mobilnya dan duduk di belakang kemudi. Yono juga sudah duduk di sampingnya. Pria itu segera menjalankan kendaraannya. Begitu keluar dari komplek Royal Residence, matanya langsung melihat Freya yang sedang berdiri di dekat motor dan ada polisi bersamanya. Devan menghentikan mobilnya lalu segera keluar dari dalamnya.

"Selamat pagi, Pak," sapa Devan.

"Pagi, Pak."

"Saya Devan. Ini sekretaris saya. Motor yang dibawa dia adalah milik saya. Semalam saya lupa tidak memberikan STNK padanya. Mohon Bapak memaafkannya kali ini," ujar Devan dengan sopan. Dia meminta Yono mengeluarkan STNK untuk diperlihatkan pada petugas tersebut.

"Baiklah. Tapi dia tetap harus dihukum supaya ada efek jera."

"Silakan Pak, tapi jangan lama-lama ya. Takut jalan keburu macet. Pak Yono, tolong bawa kembali motor ke apartemen. Tinggalkan kunci dan STNK nya di security."

"Siap, Mas."

Freya mengambil tas dan bungkusan berisi makanan sebelum Yono membawa pergi kendaraan roda dua tersebut. Kini tinggal petugas polisi, Devan dan Freya saja.

"Kamu lari keliling taman itu sebanyak tiga kali," titah sang Polisi.

"Hukumannya ngga ada yang lain, Pak?"

"Sudah salah, masih nawar hukuman."

"Masalahnya saya belum sarapan, Pak. Kalau saya pingsan habis lari gimana?"

"Taman ini luasnya ngga seluas GBK. Ngga usah lebay!" kesal sang petugas.

Devan hanya mampu menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah sekretarisnya ini. Bahkan pada petugas polisi pun dia berani negosiasi hukuman.

"Beneran hukumannya ngga bisa diganti?" Freya masih mencoba bernegosiasi.

"Kamu pilih lari keliling lapangan tiga kali atau diam di sel setengah hari?"

"Ya udah deh, saya pilih yang nomor satu kalau Bapak maksa. Tapi Pak Devan juga harus ikut dihukum. Kan gara-gara dia saya kena tilang," Freya menunjuk pada Devan yang berdiri di sampingnya.

***

Freya ngga mau rugi dihukum sendiri🤣

Besok aku libur ya🤗

1
𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 🐊GHISNA🐊🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
minaaa lebih baik kamu menyingkir dehc. Sebelum pak Devan menceramahimu. kwkw
choowie
usir si mina dev...biar dia cari kost sendiri😡
choowie
bner tuh..hahhaha
choowie
bagus dev
choowie
yaelah ternyata Frank 😅
choowie
cieeee
choowie
bagus dev
choowie
ya pasti kalah ya mobil simpanse kalau dikejar mobil mewah milik s devan
lestari saja💕
pengen tahu reaksi devan sinfreya bawa si mina masa iya ngamuk?
choowie
hahhaha mobil limited edition kayanya😅🫰😅
choowie
Nah kan kamu mengakui juga
Anik Trisubekti
nanti Devan jadi mirip Santo freya gak bisa bayar hutang terus diajak nikah 🤭
SR.Yuni
Baru ini saya dukung kamu Devan....emang bener tuh Freya perlu di getok palanya biar sadar dikit...
SR.Yuni
Salah dikit lagi kak ..gpp maklum masih bisa di mengerti 😀🙏🏻
SR.Yuni
alamaaaak....mobil keluaran manakah itu Thor,😀😀
SR.Yuni
ada typo dikit aja kakak...🙏🏻🙏🏻
Heti Komala sari
si mina blm merasakan z mulut lava nya devan, puanassss membara
Putra Alif
sumpah bikin nagih cerita y lanjutan Thor 🥰🥰
tehNci
Syukurlah Freya SDH bebas dari bandot tua gak tau diri. Tinggal kerja kerja kerja buatt bayarin utang ke pak Devan ya Frey...Seumur hidupmu bayarin utang ke Devan kayaknya
tehNci
Mina, selamat datang di penderitaan. tak bertepi. Tuuh bosnya Freya yg mau kamu goda. Sook sana, rayu dia kalo mau langsung ditendang dari perusahaannya bahkan sblm hari pertama kerjamu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!