NovelToon NovelToon
Kode Rahasia Di Hati

Kode Rahasia Di Hati

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Lucy adalah mata-mata yang tidak pernah gagal menjalankan misinya. Namun, kali ini misinya membawa dia menyamar sebagai pacar palsu miliarder muda, Evans Dawson , untuk memancing musuh keluar dari persembunyiannya.

Ketika Evans tanpa sadar menemukan petunjuk yang mengarah pada identitas asli Lucy, hubungan mereka yang semula hanya pura-pura mulai berubah menjadi sesuatu yang nyata.

Bisakah Lucy menyelesaikan misinya tanpa melibatkan perasaan, atau semuanya akan hancur saat identitasnya terbongkar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Pertama Bekerja

Hari ini adalah hari yang telah lama dinantikan oleh Lucy. Pagi itu, ia bangun lebih awal dari biasanya, wajahnya terlihat segar meskipun sudah cukup lelah karena persiapan seminggu terakhir. Namun, rasa lelah itu tidak menghalangi semangatnya. Ia sudah siap menjalani hari pertama peran ganda yang penuh tantangan ini: kekasih palsu, sekretaris, dan juga mata-mata yang harus tetap profesional dan fokus pada misinya.

Setelah mandi dan merias wajahnya dengan riasan ringan yang elegan, Lucy memeriksa pakaian yang telah disiapkan. Sebuah gaun formal yang tidak terlalu mencolok tetapi cukup stylish, cocok untuk menjadi sekretaris dari seorang CEO kaya. Ia menata rambutnya dengan rapi, menciptakan tampilan yang terlihat profesional namun tetap menggoda. Tidak ada ruang untuk kesalahan, karena hari ini adalah awal dari semua yang sudah dipersiapkannya.

Setelah memastikan semuanya siap, Lucy meninggalkan apartemennya. Langkah kaki ringan dan penuh percaya diri, ia menuju ke garasi tempat mobilnya terparkir. Lucy mengendarai mobil sport mewahnya, menikmati pemandangan jalanan kota yang sibuk di pagi hari. Suasana kota yang penuh aktivitas tidak mengganggunya, malah memberinya rasa ketenangan dalam menghadapi tantangan hari ini.

Perjalanan menuju Dawson Corporation, kantor Evans, berlangsung lancar. Gedung tinggi dengan desain futuristik itu tampak megah, mencerminkan kekuatan perusahaan yang dipimpin oleh Evans. Saat mobilnya berhenti di area parkir, Lucy merasakan sedikit ketegangan di dadanya. Ini adalah hari pertama. Hari yang menentukan apakah ia bisa memainkan peran ini dengan baik, atau malah tersandung di awal perjalanan.

Lucy memeriksa penampilannya di kaca mobil satu kali lagi sebelum mematikan mesin mobil. Tas kerja berwarna netral tergantung di bahunya, dengan alat-alat pengintai yang tersembunyi rapi di dalamnya. Di bawah blazer yang dikenakannya, ada perangkat komunikasi mini yang terpasang secara tersembunyi di tubuhnya, serta beberapa alat kecil yang bisa digunakan jika keadaan mendesak.

Setelah memastikan semua perangkatnya terpasang dengan baik, ia keluar dari mobil dan melangkah menuju gedung Dawson Corporation yang megah. Lucy bisa merasakan kegelisahan yang sedikit merayap di dalam dirinya, meski ia berusaha keras untuk tetap tenang. Ini bukan pertama kalinya ia menjalankan misi, namun kali ini, semuanya terasa berbeda. Ia akan menghadapinya dengan cara yang lebih cermat. Perannya sebagai kekasih palsu dan sekretaris Evans bukan hanya untuk menutupi identitas asli, tetapi juga untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang target yang tersembunyi di balik kedok perusahaan ini.

Di lobi gedung, Lucy menunjukkan ID sebagai sekretaris yang baru direkrut. Tidak ada yang curiga dengan penampilannya. Kepercayaan diri yang ia tunjukkan membuat semua orang di sekitar percaya bahwa ia memang bagian dari perusahaan ini. Seorang resepsionis menyapanya dan mengarahkan ke lift, tempat ia akan naik menuju lantai atas, di mana kantor Evans berada.

Seorang resepsionis menunjuknya ke arah tempat duduk di luar ruangan, yang tampaknya sudah menjadi tempat sekretaris.

Lucy duduk dengan tenang di kursi, menatap layar ponselnya sejenak untuk memastikan tidak ada pesan atau panggilan yang terlewat. Sementara itu, matanya mengamati sekeliling ruangan. Ia mencoba menyusun rencana berikutnya, bagaimana cara memperkenalkan dirinya lebih dalam pada Evans, serta mencari tahu lebih banyak tentang apa yang sedang disembunyikan di balik perusahaan itu.

Ia mendengar suara pintu terbuka dan langkah kaki yang mendekat. Lucy mengatur kembali ekspresinya, menyiapkan diri untuk pertemuan pertama yang akan menentukan jalannya misi ini.

...****************...

Evans memasuki ruangan dengan langkah tegap, diikuti oleh Brandon yang membawa beberapa berkas di tangannya. Keduanya menyapa Lucy dengan ramah, dan Evans mengangguk kepada Lucy, memberi isyarat untuk masuk ke dalam ruang kerjanya. "Ayo, masuk. Kita bicara lebih lanjut di dalam," kata Evans dengan nada yang cukup santai namun tegas.

Lucy bangkit dari kursinya dan melangkah masuk ke ruang kerja Evans. Ruangan tersebut luas, dengan desain modern dan elegan, mencerminkan statusnya sebagai seorang miliarder muda. Jendela besar menghadap pemandangan kota yang memukau, memberi kesan kekuasaan dan keberhasilan. Evans duduk di belakang meja kerjanya, sementara Brandon berdiri di sampingnya, tampaknya siap untuk membantu.

Evans menatap Lucy dengan perhatian penuh, mengamati penampilannya yang rapi dan profesional. "Saya harus mengatakan, Anda terlihat lebih baik dari yang saya bayangkan," ujarnya dengan nada yang sedikit menyenankan. Lucy memberi senyum tipis, menyadari bahwa Evans memang cukup puas dengan penampilannya.

Brandon mengangguk dan meletakkan berkas yang dibawanya di atas meja. "Ini jadwal kerja Anda, Lucy," katanya sambil memberikan daftar panjang aktivitas dan pertemuan yang harus dihadiri Evans sepanjang minggu. Lucy menerima berkas itu dengan senyum, mengamati jadwal yang terlihat padat dan penuh tekanan. "Saya siap mengikuti jadwal ini," ujarnya, meskipun dalam hati ia sudah mulai menilai bagaimana setiap momen dapat dimanfaatkan untuk misinya.

Setelah beberapa saat membahas jadwal kerja Evans, Evans tampak ingin melanjutkan dengan agenda lainnya. "Brandon, bawa Lucy berkeliling di sekitar kantor. Tunjukkan padanya segala fasilitas yang ada dan perkenalkan dia dengan beberapa staf penting," kata Evans. Brandon mengangguk, siap mengikuti instruksi bosnya.

Namun, sebelum mereka beranjak, Evans berhenti sejenak dan menatap Lucy dengan ekspresi serius. "Lucy," katanya, "sebelum Anda mulai bekerja di sini, saya memerlukan data pribadi Anda. Sebagai formalitas untuk bagian HRD. Ini adalah prosedur yang harus kita jalani." Ia meraih sebuah form yang telah siap dan memberikannya kepada Lucy.

Lucy merasa sedikit terkejut, meskipun dia sudah memperkirakan bahwa Evans akan meminta hal ini. Itu adalah bagian dari peran yang harus ia mainkan—memberikan data pribadi yang mungkin saja sedikit dimanipulasi agar tidak menimbulkan kecurigaan. Lucy menerima form tersebut dan memberikan senyum yang tampak meyakinkan. "Tentu, saya akan mengisi ini," jawabnya dengan tenang, meskipun pikirannya mulai berputar tentang bagaimana ia bisa menyembunyikan informasi yang terlalu sensitif.

Evans memberikan anggukan kecil, seolah puas dengan jawaban Lucy, dan kembali menatap laptopnya untuk melanjutkan pekerjaannya. "Silakan, Brandon, ajak Lucy berkeliling. Saya akan menyelesaikan beberapa hal di sini." Brandon melangkah mendahului Lucy, membuka pintu dan memberi isyarat agar Lucy mengikuti.

Dengan langkah ringan, Lucy mengikuti Brandon keluar dari ruangan. Sebelum pintu tertutup, ia sempat melirik ke belakang, hanya untuk melihat Evans kembali tenggelam dalam pekerjaannya, tampaknya tak terlalu memperhatikan mereka. Ia merasa lega, setidaknya untuk sementara waktu.

Brandon memimpin mereka melewati koridor yang luas dan terang, menyusuri beberapa kantor yang tampaknya penuh dengan aktivitas. "Ini adalah kantor pusat kami," kata Brandon, menjelaskan berbagai fasilitas yang ada, mulai dari ruang rapat yang besar hingga area lounge yang nyaman. Lucy mendengarkan dengan seksama, namun pikirannya masih terbagi.

Lucy tak boleh lupa bahwa di balik perannya sebagai sekretaris dan kekasih palsu Evans, ia adalah seorang agen rahasia yang menjalankan misi besar, dan semua itu harus dilakukan tanpa terdeteksi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!