Demi melunasi hutang karena kalah judi, Kanya dijual oleh Haikal pada pria hidung belang hingga akhirnya membuat Kanaya kehilangan mahkota yang selama ini dia jaga. Tak hanya itu saja, kejadian kelam itu ternyata menghadirkan benih di dalam rahimnya.
Tanpa diduga oleh Kanaya, ternyata pria yang sudah merenggut mahkota dan membuatnya hamil adalah ayah dari Dean— pria yang sudah menjalin hubungan cukup lama dengannya bahkan keduanya sudah berniat untuk mengesahkan hubungan mereka ke tahap yang lebih serius.
Bagaimanakah reaksi Dean saat mengetahui jika ayah kandungnya menghamili calon istrinya bahkan berniat untuk menikahi Kanaya sebagai bentuk rasa tanggung jawabnya atas janin yang dikandung oleh Kanaya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 - Bertemu Helena
Kanaya tertegun. Kemudian cepat menggeleng menolak keinginan Darius. “Enggak. Saya gak mau menikah sama Om. Bertanggung jawab pada saya bukan harus dengan menikahi saya. Om masih bisa bertanggung jawab dengan cara yang lain. Seperti yang Om katakan kemarin. Cukup memenuhi kebutuhan anak ini nanti!”
Darius menghela napas. Dia sudah menduga jika Kanaya tidak akan semudah itu menerima keinginannya. Apa lagi dengan perbedaan usia keduanya yang cukup jauh.
“Kanaya, saya melakukan ini semua bukan hanya demi kebaikan kami. Tapi anak kita juga. Apa kamu gak memikirkan bagaimana nasib anak kita nanti kalau dia lahir di luar hubungan pernikahan? Apa kamu gak mikirin bagaimana masa depannya nanti kalau kamu masih egois dengan keinginan kamu sendiri?”
Kedua kelopak mata Kanaya terpejam. Jujur saja dia tidak menginginkan hal tersebut. Ibu mana yang mau anaknya lahir tanpa seorang ayah. Cukup dirinya saja yang hidup dengan kepelikan. Anaknya jangan sampai ikut merasakannya.
“Begini saja, saya gak maksa kamu buat kasih jawaban sekarang. Kamu bisa berpikir dulu beberapa hari ini. Tapi saya harap, kami bisa memikirkan keputusan saya ini baik-baik. Demi masa depan anak kita.”
Kanaya hanya diam. Menyadari jika Kanaya butuh waktu untuk berpikir, Darius memutuskan untuk segera pergi dari apartemen.
“Jangan lupa menghubungi aku kalau kamu membutuhkan sesuatu.” Kata Darius sebelum keluar dari apartemen.
Kanaya menyerngit. Bagaimana ia bisa menghubungi Darius sementara dia saja tidak punya ponsel saat ini.
“Sebentar lagi akan ada kurir yang mengantarkan ponsel untuk kamu. Pergunakan ponsel itu untuk menghubungi saya.” Kata Darius.
Kanaya mengangguk saja. Dia tidak punya tenaga untuk berdebat lagi dengan Darius. Setelah kepergian Darius, Kanaya masuk ke dalam kamar. Memikirkan keinginan Darius untuk menikahi dirinya.
“Aku gak mungkin menerima pinangan Om Darius. Bagaimana bisa aku menikah dengan pria yang seharusnya menjadi ayahku?” Kanaya menggeleng. Merasa kalau keputusan Darius cukup konyol. Namun, mengingat ada janin yang harus ia pikirkan masa depannya nanti, membuat Kanaya bingung harus bagaimana.
Pukul sepuluh pagi, Darius sudah tiba di perusahaan. Begitu banyak pekerjaan yang sudah menanti dirinya sehingga membuat Darius tidak punya waktu untuk memikirkan Kanaya. Darius fokus bekerja hingga waktu istirahat makan siang tiba.
“Tuan, Nyonya Sarah barusan menelfon saya. Meminta pada saya untuk memberitahukan pada Tuan kalau siang ini Nyonya Sarah menunggu anda datang ke restoran Milenial.” Beri tahu Yose.
Darius menyerngit. Mencoba memikirkan alasan ibunya mengajaknya bertemu siang ini. Padahal mereka masih bisa bertemu nanti malam. Kenapa juga ibunya itu menginginkan bertemu dengannya siang ini juga?
“Bilang aja sama Mama kalau saya lagi sibuk!” Titah Darius. Dia tidak berdusta saat ini. Dia memang sibuk dan berniat memakai waktu istirahat siangnya untuk tetap bekerja.
“Tapi Nyonya Sarah bilang kalau dia tidak menerima penolakan dari anda, Tuan.”
Darius dibuat sebal mendengarnya. Padahal umurnya sudah tak lagi muda, tapi ibunya tetap saja memperlakukannya sesuka hatinya. Layaknya dia adalah seorang anak kecil yang harus patuh dengan perintah orang tua.
“Baiklah. Karena saya harus pergi menemui Mama sekarang, saya minta sama kamu buat ngelanjutin pekerjaan saya!”
Yose mengangguk. Darius pun langsung beranjak pergi meninggalkan ruangan kerjanya menuju restoran Milenial dimana Oma Sarah katanya sudah menunggunya di sana. Baru saja masuk ke dalam restoran, langkah Darius sudah terhenti saat melihat sosok wanita yang saat ini sedang duduk bersama Oma Sarah.
“Helena.” Lirih Darius. Dia mulai menebak tujuan Oma Sarah memintanya datang saat ini. Sudah dapat dipastikan Oma Sarah memiliki niat yang sama seperti beberapa tahun sebelumnya. Berniat untuk mendekatkannya dengan Helena.
“Darius!” Oma Sarah senang sekali melihat kedatangan putranya. Tangannya melambai pada Darius dan meminta Darius untuk semakin dekat. Sosok wanita cantik yang duduk di sebelah Oma pun tersenyum pada Darius. Namun, senyuman keduanya sama sekali tidak dibalas oleh Darius.
“Ada apa Mama memintaku datang ke sini?” Baru saja berdiri di depan Oma Sarah, Darius sudah melemparkan pertanyaan pada Oma Sarah. Dia tidak ingin berbasa-basi. Apa lagi ada Helena saat ini.
Oma Sarah nampak melotot pada Darius. Bisa-bisanya Darius tidak bersikap manis sedikitpun di depan Helena.
“Apa kamu gak bisa duduk dulu atau menyalami Mama dan Helena sebelum bertanya, Darius?”
“Tidak bisa. Mama tahu sendiri dari Yose kalau aku sibuk banget di kantor hari ini. Kalau tujuan Mama memintaku ke sini hanya untuk berbincang dengan Helena, lebih baik aku pergi saja. Aku lagi gak punya waktu untuk itu!” Tegas Darius. Kali ini dia tidak bisa bersikap terlalu ramah. Apa lagi Oma Sarah tidak pernah mengerti dengan keinginannya.
***
Sebelum lanjut ke bab berikutnya, jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya dulu teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih kesayangan semua🤗🤗
