NovelToon NovelToon
Dosa Dibalik Kebangkitan

Dosa Dibalik Kebangkitan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Kutukan / Fantasi Wanita / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:913
Nilai: 5
Nama Author: Wati Atmaja

Di sebuah negeri yang dilupakan waktu, seorang jenderal perang legendaris bernama Kaelan dikutuk untuk tidur abadi di bawah reruntuhan kerajaannya. Kutukan itu adalah hukuman atas dosa-dosa yang dilakukannya selama perang berdarah yang menghancurkan negeri tersebut. Hanya seorang gadis dengan hati yang murni dan jiwa yang tak ternoda yang dapat membangkitkannya, tetapi kebangkitannya membawa konsekuensi yang belum pernah terbayangkan.
Rhea, seorang gadis desa yang sederhana, hidup tenang di pinggiran hutan hingga ia menemukan sebuah gua misterius saat mencari obat-obatan herbal. Tanpa sengaja, ia membangunkan roh Kaelan dengan darahnya yang murni.
Di antara mereka terjalin hubungan kompleks—antara rasa takut, rasa bersalah, dan ketertarikan yang tak bisa dijelaskan. Rhea harus memutuskan apakah ia akan membantu atau tidak.
"Dalam perjuangan antara dosa dan penebusan, mungkinkah cinta menjadi penyelamat atau justru penghancur segalanya?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wati Atmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Propaganda Bulan Biru

Di balairung istana, Raja Alistair duduk di singgasana megahnya, mengamati persiapan sebuah pertunjukan besar yang telah direncanakan selama berminggu-minggu. Aula penuh dengan dekorasi emas dan biru, warna-warna yang melambangkan kebesaran kerajaan dan cahaya bulan biru yang mistis. Tirai beludru merah bergantung di panggung megah, siap membuka kisah yang akan disampaikan kepada rakyat.

Perdana Menteri Edric berdiri di samping Raja, melaporkan perkembangan rencana tersebut. "Paduka, semua telah dipersiapkan dengan matang. Opera ini akan menjadi pernyataan resmi kerajaan kepada rakyat. Mereka akan percaya bahwa Kaelan telah bereinkarnasi, lahir kembali sebagai bayi yang akan menjadi harapan baru bagi kita semua."

Raja Alistair mengangguk pelan, wajahnya memancarkan ketegasan. "Bagus. Kita harus memastikan cerita ini diterima dengan baik. Rakyat tidak boleh meragukan kebenaran ini. Mereka harus percaya bahwa Kaelan ada di pihak kita, dalam bentuk yang baru."

"Dan untuk memastikan dampaknya, kami melibatkan seniman terbaik kerajaan untuk menciptakan kisah yang memukau. Musik, tari, dan dialog akan menggambarkan kebangkitan harapan melalui reinkarnasi Kaelan," lanjut Edric.

...****************...

Pertunjukan di Balairung Istana

Malam itu, balairung istana dipenuhi para bangsawan, pejabat, dan tokoh penting dari seluruh penjuru kerajaan. Panggung diterangi cahaya lilin yang menciptakan suasana magis. Musik lembut mulai mengalun, membuka kisah tentang Kaelan, sang pahlawan yang dulu menyelamatkan kerajaan dari kehancuran.

Adegan pertama menampilkan Kaelan sebagai seorang pemimpin yang bijaksana dan tak terkalahkan, melindungi rakyatnya dari ancaman musuh. Sang aktor, mengenakan baju perang gemerlap, dengan penuh semangat menyampaikan dialog yang membakar semangat:

"Rakyatku, aku tidak akan membiarkan kegelapan menguasai dunia ini. Selama aku hidup, aku akan berdiri di antara kalian dan kehancuran!"

Adegan berikutnya menampilkan kematian heroik Kaelan di medan perang. Dengan dramatis, ia jatuh sambil mengucapkan kata-kata terakhirnya:

"Jika waktuku habis, biarkan jiwaku kembali untuk melindungi masa depan kalian. Aku akan lahir kembali saat kerajaan membutuhkan."

Penonton terpaku, merasakan emosi yang kuat dari pertunjukan itu. Musik berubah menjadi melodi lembut, menandai momen transisi. Adegan berikutnya menunjukkan malam bulan biru, dengan efek cahaya biru yang menyoroti panggung. Para pemain memerankan keluarga sederhana yang terberkati dengan kelahiran seorang bayi laki-laki saat bulan biru bersinar terang.

Narator, dengan suara dalam dan penuh wibawa, menjelaskan:

"Dalam cahaya bulan biru, sang pahlawan lahir kembali. Ia datang sebagai anak kecil, membawa harapan baru bagi kerajaan. Rakyat harus melindunginya, mendukungnya, karena ia adalah masa depan kita semua."

Adegan terakhir menunjukkan bayi tersebut dipeluk oleh para bangsawan dan rakyat, sementara musik mengalun penuh harapan. Para pemain mengakhiri opera dengan seruan bersama:

"Kaelan telah kembali! Demi kerajaan, demi masa depan, kita harus bersatu untuk membimbingnya menjadi cahaya yang menerangi jalan kita!"

Setelah Pertunjukan.

Raja Alistair berdiri di tengah aula, berbicara kepada para tamu dengan suara lantang. "Rakyatku, malam ini kita telah menyaksikan kisah Kaelan, pahlawan kita. Ia tidak meninggalkan kita selamanya, tetapi lahir kembali untuk melanjutkan perjuangan. Bayi itu adalah simbol harapan dan kekuatan baru bagi kerajaan. Bersama-sama, kita akan melindunginya dan memastikan kerajaan ini tetap berjaya!"

Sorak-sorai memenuhi aula. Para bangsawan dan pejabat menyebarkan cerita itu kepada semua orang di luar istana. Dalam waktu singkat, seluruh kerajaan mulai percaya bahwa Kaelan telah bereinkarnasi. Rakyat menyambut berita ini dengan sukacita, menganggap bahwa masa depan mereka telah terjamin di bawah cahaya bulan biru.

Namun, di balik semua kemeriahan itu, Perdana Menteri Edric berbicara pelan kepada Raja Alistair. "Paduka, dengan cerita ini, kita telah mengarahkan rakyat pada keyakinan bahwa bayi itu adalah milik kerajaan. Namun, masih ada satu tantangan besar: menemukan dan mengamankan bayi itu sebelum pihak lain melakukannya."

Raja Alistair menatapnya dengan serius. "Kita akan menemukannya, Edric. Tidak ada yang bisa menghalangi kerajaan dari takdirnya. Kaelan harus menjadi alat yang memperkuat kekuasaan kita, bukan ancaman yang menggulingkan takhta."

Edric mengangguk, lalu berbalik untuk memulai langkah berikutnya. Di balik propaganda yang memukau, ambisi kerajaan tetap menjadi penggerak utama permainan ini.

Ruang kerja Perdana Menteri Edric adalah salah satu tempat paling megah di istana. Dindingnya dihiasi rak-rak penuh buku kuno, peta kerajaan, dan dokumen penting yang mencerminkan kekuasaan serta sejarah panjang negara. Di tengah ruangan, sebuah meja yang terbuat dari kayu besar berdiri kokoh. Meja itu terdapat ukiran serigala yang menjadi simbol kerajaan. Lampu minyak memancarkan cahaya hangat yang memantul di permukaan marmer lanta putih yang menciptakan suasana yang megah sekaligus penuh dengan kebanggaan dari sebuah negara.

Di dekat perapian, Raja Alistair duduk dengan anggun di kursi berlengan, mengenakan mantel bulu tebal. Wajahnya yang tegas yang mencerminkan kedalaman pikiran dan otoritas seorang pemimpin. Di hadapannya, Perdana Menteri Edric berdiri dengan sikap hormat, matanya tajam namun menyiratkan kegelisahan.

"Edric," suara Raja Alistair yang dalam memecah keheningan. "Apa ada kemajuan pencarian bayi itu?"

Perdana Menteri melangkah ke meja, membuka gulungan peta besar yang menampilkan seluruh wilayah kerajaan. Dengan telunjuknya, ia menunjuk beberapa titik yang telah dilingkari oleh pena.

"Paduka, kami telah menyisir sebagian besar desa di sekitar tempat fenomena bulan biru terlihat paling jelas terlihat. Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh para pengawal. Ada bayi yang lahir tepat pada malam bulan biru. Ada dua bayi perempuan dan satu laki-laki. Yang melahirkan bayi laki-laki adalah keluarga Aelric."

Raja Alistair mendengus pelan. "Keluarga Aelric adalah keluarga keturunan pahlawan yang terkenal namun terkenal keras kepala dan sulit dikendalikan."

Edric mengangguk. "Benar, Paduka. Mereka memiliki tradisi yang kuat untuk menjaga daerah kekuasaan mereka. Karena itu tidak mudah mengetahui kelahiran bayi laki-laki dari keluarga Aelric, saya perlu usaha yang tidak mudah. Saya yakin mereka berusaha menyembunyikan bayi itu. Jika benar bayi bisa menjadi pengganti Kaelan, kerajaan tidak perlu cemas. Mereka pasti tahu betapa pentingnya dia bagi kerajaan."

Raja Alistair memandang ke jendela besar di sisi ruangan, memikirkan langkah yang harus diambil. "Jika ramalan Kaelan itu benar, bayi itu bisa menjadi kunci bagi masa depan kita. Namun, jika dibiarkan lepas dari kendali, dia bisa menjadi ancaman besar. Kita harus menemukannya sebelum orang lain melakukannya."

"Dan itulah yang sedang kami lakukan, Paduka," jawab Edric. "Namun, keluarga Aelric tidak mudah ditembus. Mereka menjaga rumah mereka seperti benteng."

Raja Alistair memutar kursinya, menatap Perdana Menteri dengan tajam. "Gunakan semua sumber daya yang kita miliki. Jika perlu, kirim pasukan khusus. Jangan biarkan mereka melawan kita. Bayi itu harus berada di tangan kita sebelum ancaman tumbuh lebih besar."

"Saya mengerti, Paduka," jawab Edric. "Namun, ada satu hal yang perlu kita pertimbangkan. Bayi ini bukan hanya simbol. Jika dia memiliki kekuatan yang sama seperti Kaelan, atau bahkan lebih besar, kita harus memastikan dia dibentuk sesuai keinginan kerajaan. Jika tidak..."

"Dia akan menjadi senjata yang mengarah pada kita," potong Raja Alistair. "Itulah mengapa kita harus bertindak cepat. Keluarga Aelric mungkin berpikir mereka bisa melindunginya, tapi mereka salah. Bayi itu adalah milik kerajaan."

1
seftiningseh@gmail.com
menurut aku episode satu di novel ini sangat bagus aku tarik baru baca sedikit menurut aku pribadi novel ini memiliki sedikit nuansa fantasi
semangat terus yaa berkarya
oh iya jangan lupa dukung karya aku di novel istri kecil tuan mafia yaa makasih
Wati Atmaja: terima kasih ya komentarnya.Aku makin semangat.
total 1 replies
Subaru Sumeragi
Begitu terobsesi sama cerita ini, sampai lahap ngelusin buku dari layar!
Wati Atmaja: makasih kaka. tambah semangat nulis cerita ya
total 1 replies
naruto🍓
Penulis berhasil menghadirkan dunia yang hidup dan nyata.
Wati Atmaja: terima kasih atas komentarnya /Heart/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!