NovelToon NovelToon
Hot Apocalypse

Hot Apocalypse

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Persahabatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Hari Kiamat / Toko Interdimensi
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rifky Aditia

Pada tahun 2050, bumi dilanda kekeringan dan suhu ekstrem. Keitaro, pemuda 21 tahun, bertahan hidup di Tokyo dengan benteng pertahanan anti-radiasi. Namun, tunangannya, Mitsuri, mengkhianatinya dengan bantuan Nanami, kekasih barunya, serta anak buahnya yang bersenjata. Keitaro dibunuh setelah menyaksikan teman-temannya dieksekusi. Sebelum mati, ia bersumpah membalas dendam.

Genre
Fiksi Ilmiah, Thriller, Drama

Tema
1. Pengkhianatan dan dendam.
2. Kekuatan cinta dan kehilangan.
3. Bertahan hidup di tengah kiamat.
4. Kegagalan moral dan keegoisan.

Tokoh karakter
1. Keitaro: Pemuda 21 tahun yang bertahan
hidup di Tokyo.
2. Mitsuri: Tunangan Keitaro yang mengkhianatinya.
3. Nanami: Kekasih Mitsuri yang licik dan kejam.
4. teman temannya keitaro yang akan
muncul seiring berjalannya cerita

Gaya Penulisan
1. Cerita futuristik dengan latar belakang kiamat.
2. Konflik emosional intens.
3. Pengembangan karakter kompleks.
4. Aksi dan kejutan yang menegangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifky Aditia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22: SUDUT PANDANG AYANE

Pagi itu, Ayane duduk bersandar di dinding gudang. Reina masih sibuk dengan perangkat kecilnya, sementara beruang besar yang menjadi pelindung mereka tampak tenang, meringkuk di sudut ruangan. Namun, ketenangan itu tiba-tiba berubah menjadi ketegangan ketika suara langkah kaki berat mendekat dari luar.

"Reina, ada sesuatu di luar," bisik Ayane, suaranya gemetar.

Reina berhenti mengetik, matanya menyipit penuh kewaspadaan. "Mereka sudah menemukan kita..."

Ayane langsung berdiri, tetapi sebelum mereka bisa merencanakan sesuatu, pintu gudang dihantam keras hingga terbuka lebar. Sekelompok pria bersenjata lengkap masuk dengan gerakan cepat.

Beruang itu langsung bereaksi. la berdiri dan mengeluarkan raungan mengerikan yang menggema di seluruh ruangan. Salah satu pria bersenjata mencoba menembak, tetapi beruang melompat ke arahnya, mencakar senjatanya hingga terlempar jauh.

"Beruang, hati-hati!" Ayane berteriak panik.

Dalam waktu singkat, beruang itu melumpuhkan dua pria bersenjata dengan cakarnya, membuat mereka terlempar ke dinding. Reina mencoba memanfaatkan kekacauan itu dengan berlari ke arah perangkatnya yang terjatuh, tetapi salah satu pria menariknya dengan kasar.

Beruang melompat lagi, menyerang pria yang menahan Reina. la berhasil menjatuhkannya, tetapi suara tembakan dari belakang menghentikan pergerakannya. Sebuah anak panah kecil dengan bulu berwarna merah menghantam sisi lehernya.

"Apa itu?!" Ayane membelalak.

Beruang itu menggeram, mencoba berdiri meski langkahnya mulai goyah. Ayane menyadari ada sesuatu yang salah. Ia mendekati beruang itu, tetapi dua pria bersenjata langsung menahannya.

"Obat tidur khusus," salah satu dari mereka berkata dingin. "Kita tidak bisa membunuh makhluk ini, tapi kita bisa melumpuhkannya."

Beruang berusaha keras untuk tetap berdiri, matanya penuh amarah dan tekad. la menghantam salah satu pria hingga terlempar, tetapi obat itu mulai bekerja dengan cepat. Tubuhnya yang besar akhirnya ambruk ke lantai dengan suara berdebum keras.

"Tidak!" Ayane berteriak, berusaha meronta dari cengkeraman pria-pria itu.

Reina juga tak berdaya. Pria yang tadi menahannya kini menodongkan senjata ke arahnya, membuatnya tak punya pilihan selain diam.

"Bawa mereka semua," perintah seseorang yang tampaknya pemimpin kelompok itu.

beruang yang tak sadarkan diri digulirkan kesebuah kesebuah sel beroda sementara Ayane dan Reina dilempar ke dalam kendaraan besar yang sudah menunggu di luar. Ayane memandang beruang yang tergeletak tak berdaya dengan mata berkaca-kaса.

"Kamu sudah berusaha... Kau sudah melindungi kami..." bisik Ayane, suaranya nyaris tak terdengar.

Reina meraih tangan Ayane, mencoba menenangkan meski dirinya juga gemetar. "Keitaro akan datang. Kita hanya perlu bertahan."

Ayane tahu Reina benar, mereka kini berada di tengah situasi yang sangat berbahaya, dan satu-satunya harapan mereka adalah Keitaro.

Ayane merasa tubuhnya diseret keluar dari kendaraan. Rantai dingin yang melilit pergelangan tangannya semakin mempertegas situasi putus asa ini. Reina berada di sebelahnya, wajahnya pucat namun tetap menunjukkan sikap berani. Beruang Keitaro, yang masih tak berdaya akibat obat tidur, ditempatkan dalam sel beroda besar yang didorong oleh beberapa pria bersenjata.

Mereka sekarang berada di tengah hutan.

Pohon-pohon menjulang tinggi, menciptakan bayangan gelap meski matahari belum sepenuhnya tenggelam. Udara dingin membawa aroma tanah lembap dan dedaunan busuk.

"Tinggalkan mereka di sini," kata salah satu pria dengan suara dingin.

Ayane dan Reina diikat pada pohon besar sementara beruang dibiarkan didalam sel besi beroda.

Para penculik tampaknya memiliki rencana lain. mereka segera menyebar dan bersembunyi, meninggalkan Ayane, Reina, dan beruang sebagai umpan.

Ayane berusaha keras untuk membuka tali yang melilit pergelangan tangannya, tetapi itu terlalu ketat. Reina mencoba hal yang sama, namun hanya bisa mendesah frustrasi.

"Beruang..." suara pelan Reina memecah keheningan.

Ayane memandang ke arah sel beroda tempat beruang Keitaro dikurung. Makhluk besar itu mulai bergerak sedikit, meski matanya masih sayu akibat efek obat. Namun, tiba tiba mata beruang itu terbuka sepenuhnya, dan ia memandangi hutan di sekitarnya.

la tiba-tiba mengaum keras, menggetarkan udara dan memekakkan telinga. Ayane dan Reina membelalak.

"Ada apa dengannya?!" tanya Reina panik.

Ayane yang juga tidak mengetahui apa apa hanya menggeleng.

"Tenang, tenang! keitaro akan menyelamatkan kita" Ayane mencoba menenangkan beruang itu, tetapi usahanya sia-sia.

Tiba-tiba, suara pohon yang roboh terdengar dari kejauhan. Ayane menoleh, matanya melebar saat melihat satu persatu pohon tumbang dengan cepat, diiringi teriakan para penculik yang bersembunyi.

"Apa yang terjadi?!" Reina berteriak, matanya penuh ketakutan.

Suara tembakan menggema, tetapi hanya sebentar sebelum tergantikan oleh jeritan kesakitan. Ayane bisa mendengar suara para penculik yang semakin panik. Satu persatu suara mereka menghilang, digantikan oleh dentuman keras pohon yang tumbang.

Kemudian, dua bayangan besar muncul dari balik pepohonan. Dua beruang hitam raksasa mendekat, jauh lebih besar dari beruang Keitaro. Bulunya hitam pekat, dan matanya bersinar tajam di bawah naungan hutan.

Ayane dan Reina gemetar, tubuh mereka membeku di tempat. Beruang-beruang itu mengaum, suara mereka menggetarkan bumi.

Salah satu beruang mengangkat cakarnya yang besar dan mendekati mereka. Ayane menutup matanya rapat, air mata mengalir di pipinya, bahkan Reina yang tampak kuat sebelumnya ikut meningis.

"Maafkan kami, Keitaro... Kami tidak bisa menjadi rekan yang baik untukmu" bisiknya.

Namun, bukannya menerima rasa sakit, Ayane mendengar suara logam yang remuk. la membuka matanya perlahan. Beruang itu baru saja menghancurkan sel yang mengurung beruang Keitaro.

Beruang Keitaro terjatuh ke tanah, tetapi segera bangkit dengan kesulitan. la menggeram kecil ke arah dua beruang besar itu, namun dua bayangan raksasa itu hanya menatapnya sejenak sebelum berbalik dan berjalan menjauh, meninggalkan mereka bertiga dalam kebingungan.

Reina menghela napas panjang, wajahnya masih pucat. "Apa... apa yang barusan terjadi?"

Ayane tidak bisa menjawab. la hanya menatap punggung dua beruang besar itu yang menghilang di antara pepohonan, lalu memandang beruang Keitaro yang kini berdiri dengan lebih tegak.

"jadi mereka keluargamu ya," bisik Ayane, lalu terjatuh pingsan

1
dewi_oetari14
bagus cerita nya. jarang ada cerita bencana gini, sama seperti cerita akhir jaman
Gear 5
Update bang
Mizuu
noo keitaroo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!