NovelToon NovelToon
Hati Seorang Ibu (Single Mom)

Hati Seorang Ibu (Single Mom)

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Janda / Mengubah Takdir / Keluarga
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora.playgame

Kirana, wanita berusia 30 an pernah merasa hidupnya sempurna. Menikah dengan pria yang dicintainya bernama Arga, dan dikaruniai seorang putri cantik bernama Naya.

Ia percaya kebahagiaan itu abadi. Namun, segalanya berubah dalam sekejap ketika Arga meninggal dalam kecelakaan tragis.

Ditinggalkan tanpa pasangan hidup, Kirana harus menghadapi kenyataan pahit, keluarga suaminya yang selama ini dingin dan tidak menyukainya, kini secara terang-terangan mengusirnya dari rumah yang dulu ia sebut "rumah tangga".

Dengan hati hancur dan tanpa dukungan, Kirana memutuskan untuk bangkit demi Naya. Sekuat apa perjuangan Kirana?

Yuk kita simak ceritanya di novel yang berjudul 'Single mom'

Jangan lupa like, subcribe dan vote nya ya... 💟

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep. 29 - Berusaha bangkit

Ep. 29 - Berusaha bangkit

🌺SINGLE MOM🌺

Masih malam yang sama, Kirana duduk di meja makan yang kini kosong. Hatinya berantakan, namun ia berpikir tidak ada gunanya terpuruk terlalu lama.

Ia melihat kalender di dinding, lalu menandai tanggal kelulusan Naya yang semakin dekat.

“Tidak bisa begini terus,” gumam Kirana. Kemudian ia meraih buku catatan dan pena, lalu mulai mencoret-coret strategi baru yang muncul dalam benaknya.

Keesokan harinya, Kirana memutuskan untuk berbicara dengan tim kecilnya yang masih setia bersamanya.

“Teman-teman, aku ingin kita memulai dari awal lagi,” ujar Kirana.

“Maksudnya, Bu?,” tanya Sinta, salah satu karyawan perempuan yang sudah lama bekerja bersama Kirana.

“Aku tahu kita kehilangan banyak karena Rini, tapi aku tidak ingin menyerah. Kita harus bangkit, membuktikan bahwa usaha ini tetap bisa berjalan," ujar Kirana.

“Bu Kirana, tapi uang modal nya sudah di ambil kak Rini. Apa mungkin kita bisa bertahan?," tanya Bagas, karyawan senior yang biasanya bertugas di dapur.

"Biar aku yang pikirkan masalah itu."

Kemudian, Kirana duduk termenung di ruang kerjanya. Laporan keuangan yang baru saja ia periksa malam sebelumnya seperti duri yang menusuk hatinya.

Uang modal untuk operasional hilang begitu saja, sementara pesanan terus berdatangan.

Tok tok tok...!!

"Bu, ini ada pesan catering lagi untuk acara besar. Jumlahnya hampir seratus porsi," kata Sinta.

"Terima saja, Sinta. Kita tidak boleh mengecewakan pelanggan," jawab Kirana dengan senyum yang di paksakan.

"Tapi, Bu... bahan baku kita hampir habis," ujar Sinta, ragu.

"Aku akan cari jalan. Kalian siapkan saja semuanya," tegas Kirana meski hatinya sangat khawatir.

Saat itu juga, di antar Bagas, Kirana pergi ke pasar. Lalu ia bertemu dengan Pak Saman, salah satu penyuplai bahan langganannya.

"Bu Kirana, lama tidak terlihat. Biasanya hanya karyawan bu Kirana saja yang datang. Mau belanja apa hari ini?," tanya Pak Saman ramah.

Kirana tersenyum kecil. "Seperti biasa, Pak. Tapi... kali ini, saya minta keringanan. Bisa saya bayar nanti setelah pesanan selesai?," tanya Kirana, ragu.

Pak Saman mengerutkan keningnya. "Wah, Bu Kirana, biasanya Anda selalu bayar lunas. Ada masalah, ya?."

Kirana menghela napas. Ia tidak ingin terlihat lemah, tetapi keadaan memaksanya untuk bicara jujur. "Saya sedang kesulitan, Pak. Tapi percayalah, saya pasti bayar. Hanya butuh waktu."

Pak Saman pun mengangguk setelah beberapa saat berpikir. "Baiklah, Bu. Saya percaya pada Anda. Tapi jangan terlalu lama, ya. Saya juga ada kebutuhan."

"Terima kasih, Pak Saman. Ini sangat berarti bagi saya," ujar Kirana dengan mata berkaca-kaca.

Setelah mendapatkan bahan baku, Kirana langsung kembali ke rukonya. Bersama tim kecilnya, ia bekerja tanpa henti untuk memenuhi pesanan yang terus berdatangan.

"Bu Kirana, pesanan ini harus diantar jam berapa?," tanya Riko sambil mengecek daftar pengiriman.

"Jam 11 siang, Riko. Pastikan semuanya rapi dan tidak ada yang terlewat," jawab Kirana sambil mengecek makanan yang sedang dimasak.

Meski sibuk, pikiran Kirana terus bergulat. Karena ia tidak bisa hanya mengandalkan bahan baku dari utang yang tidak bisa berlangsung lama.

Malam itu, setelah semua pekerjaan selesai, Kirana duduk di kamar sambil menghitung uang hasil pembayaran pesanan hari itu.

Jumlahnya tidak seberapa jika dibandingkan dengan modal yang ia butuhkan untuk menjaga kelangsungan usaha.

"Aku harus cari solusi lain," gumam Kirana.

Kemudian, ia teringat sebuah lembaga keuangan mikro yang pernah ia dengar dari salah satu suplier. Dengan penuh harapan, Kirana pun memutuskan untuk menghubungi lembaga itu keesokan harinya.

Saat hari esok tiba, Kirana sudah berada di lembaga mikro yang di maksud. Ia duduk di depan seorang petugas lalu menjelaskan situasi dan rencana bisnisnya.

"Kami bisa memberikan pinjaman, Bu Kirana, tapi dengan jaminan. Apakah Anda memiliki aset yang bisa dijaminkan?," tanya petugas tersebut.

Kirana berpikir sejenak dan menimbang-nimbang. "Saya punya surat rumah. Tapi ini satu-satunya tempat tinggal saya dan anak saya. Apa tidak ada cara lain?," tanya Kirana.

Petugas itu pun menggeleng. "Maaf, Bu. Itu syarat yang harus dipenuhi."

Kirana sangat dilema, jika ia menggadaikan rumahnya, ia merasa tidak mungkin karena itu untuk masa depan dirinya dan Naya. Lalu, ia pun berpikir, jika mungkin ia gadaikan saja ruko tempat usahanya, dengan harapan bisa segera tertebus.

Dengan berat hati, Kirana akhirnya setuju. Ia menandatangani surat perjanjian dengan harapan bahwa keputusannya ini akan membawa hasil yang baik.

Dalam perjalanan pulang, Kirana memandangi salinan surat perjanjian di tangannya.

Ia tahu ini langkah yang berisiko, tetapi ia tidak punya pilihan lain. Demi Naya dan demi usaha yang telah ia bangun dari nol, ia harus berani melangkah.

**

Dua minggu kemudian...

Malam itu, angin dingin menyapu halaman rumah Kirana. Dengan langkah lelah, Kirana turun dari mobilnya sambil menggendong Naya yang tertidur di ruko saat dirinya bekerja.

Namun, matanya langsung tertuju pada sosok yang tidak asing sedang duduk di teras rumahnya.

"Rini?," gumam Kirana, suaranya tercekat dan hampir tidak percaya.

Saat Rini melihat Kirana mendekat, ia langsung bangkit dan berlari menghampirinya.

Dengan tangis yang pecah, Rini bersimpuh di bawah kaki Kirana dan memeluk pergelangan kakinya erat-erat.

"Bu Kirana! Saya mohon maaf, Bu! Tolong maafkan saya! Saya sudah khilaf! Saya menyesal! Hu hu hu hu hu hu... 😭😭😭." Rini menangis histeris, air matanya membasahi lantai teras.

Namun, Kirana mundur selangkah dan menghindari kontak fisik dengan Rini. Wajahnya dingin, tanpa sedikitpun menunjukkan belas kasihan.

"Rini, bangun!," kata Kirana tegas. "Aku tidak butuh permintaan maafmu. Kembalikan uang perusahaan! Hanya itu yang aku inginkan sekarang!."

Rini masih terisak, lalu menggelengkan kepalanya dengan penuh rasa bersalah. "Bu, saya... saya sudah tidak punya uang itu lagi. Aryo… dia menipu saya. Semua uang itu dibawa kabur olehnya! 😭😭😭."

Mendengar pernyataan itu, Kirana menatap Rini dengan tajam, seperti ingin memastikan kebenaran kata-katanya. "Apa maksudmu? Kau membiarkan uang perusahaan dibawa oleh pria itu?!."

Flashback...

Beberapa minggu sebelumnya, di sebuah kontrakan rumah kecil, Aryo dan Rini sedang duduk di sudut ruangan. Aryo memegang tangan Rini dengan senyuman yang menenangkan, tapi matanya penuh tipu daya.

"Sayang, ini untuk masa depan kita. Kalau kita mau menikah, kita butuh modal besar. Kamu percaya sama aku, kan?," kata Aryo dengan sejuta bujuk rayunya.

Rini pun mengangguk dan terbuai oleh kata-katanya. "Iya, aku percaya sama kamu, Aryo. Tapi ini uang perusahaan tempat aku kerja."

"Rini, ini bukan untuk aku. Ini untuk kita. Setelah kita sukses nanti, kamu bisa mengganti semua uang itu. Gampang!," tambah Aryo seraya menggenggam tangannya lebih erat.

Akhirnya, Rini menyerah dan menyerahkan uang perusahaan yang ia ambil. Namun, beberapa hari setelah itu, Aryo mulai berubah. Ia jadi cuek dan sering mengabaikan Rini.

Hingga suatu malam, Rini memutuskan untuk mengikuti Aryo pergi. Namun, betapa terkejutnya ia ketika melihat Aryo berjalan dengan seorang wanita lain, tertawa mesra sambil membawa koper besar.

"Aryo! Apa maksudnya ini?!," teriak Rini sambil menghampiri mereka.

Namun, Aryo hanya memutar tubuhnya dengan wajah tanpa rasa bersalah. "Rini, aku bosan sama kamu. Lagipula, kamu bukan tipeku."

Wanita di samping Aryo pun tertawa mengejek, lalu menggandeng lengannya lebih erat. "Makasih ya, Mbak, atas bantuannya buat kita jalan-jalan ke Bali," katanya sambil tersenyum sinis.

Rini pun jatuh terduduk di trotoar, lalu menangis tanpa henti.

**

Kembali ke masa kini...

Rini masih menangis di depan Kirana, suaranya sudah serak dan lemah. "Bu, saya mohon ampun. Saya benar-benar tidak tahu harus ke mana lagi. Saya kehilangan segalanya! 😭😭😭."

Namun Kirana tetap berdiri tegak, meski hatinya bergejolak. "Rini, apa yang kau lakukan adalah pengkhianatan. Aku mempercayaimu, dan kau menghancurkan itu," ujar Kirana seraya menahan emosinya yang hampir tumpah.

Tapi Rini hanya bisa menangis lebih keras dan memeluk lututnya sendiri.

"Pergilah, Rini. Aku tidak bisa membantumu. Pulihkan hidupmu sendiri, dan jangan pernah mengganggu keluargaku lagi."

Dengan langkah berat, Kirana pun masuk ke dalam rumah, meninggalkan Rini yang masih bersimpuh di teras.

Bersambung...

1
mbok Darmi
betul jgn kasih kesempatan lagi dia sdh pernah maling dan diberikan kesempatan kedua tapi malah ngrampok jd biarkan saja mau jd pengemis gelandangan ya terserah jgn memungut maling yg nantinya merugikan diri sendiri
Aurora: Setujuuu...
total 1 replies
Purnama Pasedu
nggak kapok juga Rini,dah di usir mertua kan
Purnama Pasedu: iya betul
Aurora: Kalau flasback... Pas pertama ketemu Kirana juga, si rini ini di usir dari warung makan karena di tuduh mencuri kan? Jangan-jangan bener 😅😅
total 2 replies
🌹Nabila Putri🌹
semangat Kirana.. semoga allah ganti yg lebih banyak... dan Rini dpt hukuman yg setimpal... Kirana kuat💪💪💪💪💪❤❤❤
Aurora: 💕💕💕💕💕
total 1 replies
Aurora
Maksudnya ini ketika ya, bukan suatu 🙏😁
mbok Darmi
sekali maling ya ttp maling itu sifat Rini semoga rini dan Aryo segera tertangkap dan aku yakin rini hanya dimanfaatkan aryo bandit dia tau kelemahan rini yg mencintai nya, mulai sekarang kirana hrs sadar menolong boleh terlalu percaya jgn ini akibatnya ditulung malah mentung
Aurora: Bener banget dan itu banyak berlaku di jaman sekarang ini... Na'udzubillah...
total 1 replies
mbok Darmi
Alhamdulillah naya dpt sekolah lagi tetap semangat kirana jgn patah semangat hidup penuh perjuangan jgn menyerah ingat orang2 yg merundung dan menghina mu akan melihat kesuksesan mu nanti
mbok Darmi
sabar kirana semoga setelah ini kebahagiaan buat kamu dan naya segera hadir, ku doakan ada laki2 baik yg tulus mencintai kamu dan naya sehingga ngga akan ada lagi yg berani menggunjing mu sebagai pelakor bila perlu laki2 tersebut orang kaya dan berpengaruh
Aurora: Hahahah... 😄😄Siap di tampung 😅👍
mbok Darmi: iya kak munculkan tokoh baru yg kaya tampan dan bucin sama Kirana 😂
total 3 replies
🌹Nabila Putri🌹
tidak perlu menjelaskan apapun pada mereka Kinara... karena orang yg membenci mu tidak butuh itu... mereka tetap beranggapan bahwa kamu salah.
serahkan semua sama Allah minta petunjukNya. Allah tidak diam. tugasmu hanya berdoa meminta... selebihnya biar Allah yg bekerja 💪💪💪
Aurora: Setuju...
total 1 replies
Suanti
kenapa tak di pecat aja si rini 🤣🤣🤣
Aurora: Pengennya 😅😅😅
total 1 replies
Queen
salam kenal kakak
aku sudah mampir ya kak, ceritanya baguss😍
jangan lupa mampir ya kak kecerita aku..lagi belajar menulis novel 😊🤭
Aurora: Salam kenal juga... Terima kasih... 😊
total 1 replies
Queen
Semangat up kaka
ceritanya menarik 😍
Aurora: Terima kasih... 😊
total 1 replies
🌹Nabila Putri🌹
semangat up nya kak
Aurora: Siap...
total 1 replies
mbok Darmi
apakah arga blm meninggal ?
mbok Darmi
yg sabar dan tegar ya... semoga kebahagiaan akan datang ditempat yg baru
dewidewie
salam kenal kakak, aku sudah tambah subscribe ya kakak, nanti mampir juga di karyaku
Aurora: Salam kenal juga kakak... Terima kasih... Siap aku mampir
total 1 replies
dewidewie
Sadis bener tuh mulut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!