Sequel
" Semerbak wangi Azalea."
" Cinta Zara."
" Sah."
Satu kata, tapi kata itu bisa berakhir membuatmu bahagia atau sebaliknya.
Zayn Ashraf Damazal akhirnya mengucap janji suci di depan Allah. Tapi mampukah Zayn memenuhi janji itu ketika sebenarnya wanita yang sudah resmi menjadi istrinya bukanlah wanita yang dia cintai?
Cinta memang tidak datang secara instan, butuh waktu dan effort yang sangat besar. Tapi percayalah, takdir Allah akan membawamu mencintai PilihanNya. Pilihan hati yang akan membawa mu menuju surga Allah bersama sama
" Kamu harus tahu bahwa kamu tidak akan pernah mendapatkan apa yang tidak di takdirkan untukmu." _Ali bin Abi Thalib.
" Perempuan perempuan yang baik untuk laki laki yang baik, laki-laki yang baik untuk perempuan perempuan yang baik pula." _ QS.An - Nur 26
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34 : Panggilan sayang
Akhirnya malam berlalu dengan Aretha dan Zayn yang saling berpelukan. Zayn tidak canggung lagi memperlihatkan kasih sayangnya di depan sang istri. Meski sebenarnya, Aretha masih terlihat ragu menerima perubahan sikap Zayn itu.
Zayn Ashraf Damazal, pria dingin dan terkenal arogan itu tiba tiba saja berubah menjadi lebih hangat dan perhatian. Tentu saja itu jadi terasa aneh untuk Aretha.
Terlalu lama bergaul dengan banyak pria, sedikit banyak menjadi tolak ukur Aretha dalam menilai seorang laki laki.
Jam tiga, seperti biasa, Aretha akan terbangun. Tapi kali ini, tubuhnya lumayan susah untuk di gerakkan. Aretha mencari penyebabnya, dan ternyata di bawah selimut tebal, Zayn memeluknya dengan erat.
Perlahan dia berusaha memindahkan tangan Zayn. Tapi setiap kali mencoba, pelukan itu justru semakin erat.
" Mau ke mana?"
" Shalat mas."
" Sudah jam tiga ya..aku kira masih jam sepuluh malam." Ucapnya masih menutup mata.
" Jam sepuluh sudah lewat lima jam lalu mas."
" Benarkah, mungkin tidur ku terlalu nyenyak sampai tidak merasakan nya." Ucapnya membuka mata perlahan.
Aretha menghela nafas panjang.
" Tidur seperti tadi, apa badan mas tidak pegal?" Tanya Aretha.
Zayn menggeleng." Tidak, aku justru menyukainya." Ucapnya tersenyum manis.
" Ya sudah, lepaskan dulu tangannya, aku mau sholat."
" Kita sholat bersama."
Untuk kedua kalinya, tahajud di lakukan bersama sama. Aretha mencium tangan Zayn dan Zayn membalasnya dengan mengecup kening Aretha.
Zayn menatap wajah Aretha. Sorot mata penuh cinta dan kekaguman yang luar biasa tidak dapat lagi di tutupi oleh Zayn. Tangan kanannya tidak bisa diam dan berakhir mencubit lembut pipi Aretha .
" Kamu sangat cantik."
Wajah Aretha berubah seperti tomat, merah merekah. Di bilang cantik oleh pria yang sudah lama dia sukai membuatnya tersipu malu.
Keromantisan terus berlanjut hingga sebuah panggilan mengharuskan Aretha segera ke rumah sakit.
" Telpon dari rumah sakit?" Tanya Zayn.
" Iya mas, ada Cito SC." Jawab Aretha segera melepas mukenanya.
" Mas antar ya?"
" Apa tidak merepotkan?"
" Tentu saja tidak. Mas tunggu di bawah, sekalian kamu ganti pakaian."
" Iya mas."
Tidak sampai sepuluh menit, Aretha sudah selesai.
" Sudah?" Tanya Zayn.
Pria itu terlihat heran. Sepuluh menit waktu yang terbilang singkat untuk seorang wanita berganti pakaian.
" Iya."
Zayn melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang. Jalan raya masih begitu lengang.
Sesekali, Zayn menoleh ke samping memperhatikan Aretha yang sedang sibuk membalas chat dari rumah sakit.
" Kenapa cepat sekali ganti bajunya? Biasanya wanita itu butuh waktu lama di depan cermin."
" Untuk apa?"
" Ya,,berdandan, pakai skincare atau apalah, mas juga kurang paham."
Aretha tersenyum.
" Dandan kok, tapi nanti. Pasiennya lebih penting."
" Kamu benar. Oiya.. mas pikir kamu tidak pernah pakai bedak."
" Memang. Aku tidak punya banyak perlengkapan makeup seperti wanita pada umumnya. Lagian aku tidak tau menggunakannya."
" Oh ya..Kalau lipstik?"
Aretha menggosok bibirnya." Aku tidak pernah pakai."
Melihat tingkah absurd Aretha, tiba tiba saja Zayn menarik tengkuk Aretha dan mengecup singkat bibir itu.
Aretha terkesiap. Sempat sempat nya Zayn mencuri bibirnya dan menciumnya di saat satu tangannya memegang kemudi.
Zayn menjilat bibirnya setelah melepaskan Aretha. Ekspresi itu sama persis seperti seseorang yang sedang mencicipi makanan.
" Pantas rasanya sangat manis." Ucapnya tersenyum lebar.
Aretha menggelengkan kepala. " Kenapa tingkah nya sekarang jadi aneh? Mana ada bibir yang manis. Ada ada saja."
Sepanjang jalan, Senyum Zayn terus mengembang. Vitamin penambah stamina baru saja dia dapatkan dari sang istri. Tentulah Zayn semakin bersemangat.
Tiba di rumah sakit. Aretha setengah berlari meninggalkan Zayn yang berjalan santai di koridor. Zayn sangat paham kondisi Aretha saat ini. Sebagai calon dokter anastesi, dialah garda terdepan di kamar operasi sebelum tindakan pembedahan di lakukan, Karena operasi tidak akan berjalan jika anastesi tidak ada. Makanya, Aretha harus bisa bergerak cepat agar tidak membuang waktu yang banyak.
Tepat jam lima pagi, operasi selesai. Bayi kembar berjenis kelamin laki laki baru saja terlahir dari ibu muda yang sempat mengalami perdarahan. Beruntung , perdarahan itu cepat tertangani dengan baik hingga bayi dan ibu bisa selamat.
Aretha duduk di sofa panjang setelah selesai menjalankan sholat. Suhu dingin di kamar operasi membuatnya mengantuk. Apalagi tidak ada kegiatan setelah operasi selesai. Masih ada waktu sekitar dua jam untuk meluruskan badan, sebelum kembali beraktivitas.
Zayn yang baru saja pulang dari mesjid melihat Aretha tertidur sambil duduk. Pemandangan seperti itu adalah hal biasa di dunia medis. Bisa menutup mata walau hanya beberapa menit sudah merupakan nikmat yang sangat luar biasa. Meskipun begitu, tetap saja dia kasihan melihat istrinya yang nampak kelelahan.
Perlahan Zayn mengangkat tubuh Aretha dan membawanya ke kamar. Dia membaringkan Aretha di atas tempat tidur single bad miliknya. Zayn mengusap pipi Aretha lalu mencium keningnya sebelum Zayn keluar dan menutup pintu kamar tempat nya beristirahat.
Tepat di depan kamar, Zayn bertemu dengan wanita paruh baya yang biasa membersihkan area ruangan operasi dan sekitarnya.
" Bu,,"
" Iya dok."
" Kamar ku, di bersihkan nya nanti saja ya. Istriku lagi tidur di dalam."
" Baik dok." Ucap wanita tadi sembari mengulas senyum.
Zayn berlalu. Namun wanita paruh baya itu masih memperhatikan setiap langkah Zayn yang akhirnya menghilang dari balik dinding.
" Ku pikir hanya dokter Ezar saja yang bucinnya ugal ugalan, ternyata dokter kulkas itu sama saja." Ucapnya cekikikan dan kembali melanjutkan pekerjaannya.
Jam tujuh pagi, Zayn kembali ke rumah sakit setelah keluar sebentar mencari sarapan untuknya dan Aretha.
Di koridor , ponselnya berdering.
Zayn merogoh saku kemejanya. Dan suasana hatinya memburuk begitu melihat tulisan yang tertera di layar.
Kanaya Zahida.
Ya, itu adalah nama yang harusnya dia ucapkan saat ijab kabul beberapa bulan lalu sebelum wanita itu pergi meninggalkannya.
Deringan pertama, Zayn tidak mengangkatnya. Hingga beberapa kali Kanaya terus mencoba menghubungi Zayn. Zayn mulai kesal dan akhirnya mengangkat telpon dari Kananya.
" Ada apa!?" Tanya Zayn terdengar dingin.
" Boleh aku bertemu dengan mu? Sebentar saja."
" Maaf aku sibuk." Zayn hendak mengakhiri panggilannya namun suara Kanaya yang setengah berteriak menghentikannya.
" TUNGGU.."
Zayn kembali meletakkan ponselnya di telinga.
" Tidak ada yang perlu kita bahas, jadi sebaiknya jangan menghubungi ku lagi."
" Aku mohon Zayn, hanya setengah jam. Bagaimana?"
Zayn menghela nafas panjang.
" Sepuluh menit, jika kau tidak mau..."
" Baik lah, sepuluh menit. Aku janji."
Zayn mengakhiri panggilannya secara sepihak.
Jujur Zayn ogah untuk bertemu dengan Kanaya. Tapi mungkin ini akan menjadi pertemuannya yang terakhir dan juga waktunya untuk melepas masa lalu yang sama sekali tidak pernah ada kenangan manis di dalamnya.
Zayn membuka pintu kamar perlahan takut membangunkan Aretha yang dia perkirakan masih terlelap. Dan benar saja, Aretha masih terpejam saat Zayn datang.
Di rasa tidurnya sudah cukup. Zayn membangunkan Aretha.
Zayn kembali mengecup kening istrinya dengan sayang, mengusap pelan lengan Aretha agar wanita itu tidak terkejut.
" Tha,,,ayo bangun sayang."
Aretha menggeliat.
Zayn terkekeh melihat tingkah Aretha yang mirip sekali dengan si kembar Safa dan Marwah saat di bangunkan.
Aretha membuka netranya perlahan. Sebelum melihat Zayn, Aretha terlihat biasa saja. Netranya mulai berkeliling karena merasa asing dengan tempat awal dia tertidur.
Setelah memindai dengan seksama, Aretha terlonjak dan bangkit secara tiba tiba.
" Assalamualaikum, selamat pagi, sayang."
Aretha sangat terkejut. Apa yang terjadi? Kenapa dia bisa berakhir di kamar Zayn? Dan yang paling mengejutkan adalah....
" Mas bilang apa barusan?"
Zayn pura pura oon." Barusan? Mas bilang Assalamualaikum dan selamat pagi. Kamu tidak dengar? " Ucapnya tersenyum simpul.
" Ooo... Waalaikumsalam dan selamat pagi juga." Ucap nya masih dengan ekspresi berpikirnya.
" Apa aku salah dengar ya....mungkin saja. Sudah lah. Tidak penting juga. Mana mau dia memanggilku dengan ' sayang ' ." Batin Aretha.
Zayn hampir saja tertawa, namun sebisa mungkin menahannya.
" Cuci muka dulu, setelah itu kita sarapan."
" Baik mas."
...****************...
ini kalo Zayn sachet ga jadi² kebangetan sih, di serang mulu tiap mlm sama pagi Aretha nya 🤣🤣
mau penjelasan apa lagi kamu dari aretha. sudah ya, nikmatin saja sekarang kebersamaan kalian dengan bahagia.
up yg banyak thor