Semua orang pasti memiliki pernikahan impiannya, begitu pula dengan Kaila Sasmita.
Seorang gadis cantik yang harus merelakan pernikahan impiannya yang sudah di depan mata hancur lebur berganti dengan rasa sakit yang teramat dalam. Pria yang di cintainya selama beberapa tahun belakangan ini nyatanya dengan tega bermain di belakangnya, dan lebih sialnya wanita itu tak lain adalah saudaranya sendiri. Di tengah rasa sakit hatinya, Kaila bertemu dengan seorang Brian Davis yang tiba-tiba saja menawarkan sebuah hubungan karena juga mengalami hal yang serupa.
Ingin hubungan yang normal seperti lainnya, namun apakah semua itu bisa sedangkan hubungan mereka saja berawal dari sebuah sandiwara.
*****
Bisakah hubungan Kaila dan Brian bertahan untuk selamanya? akankah kisah mereka berakhir dengan hubungan yang sebenarnya? Ikuti kisah pernikahan penuh drama dari Kaila dan Brian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jatuh sakit
"Jadi mereka sebelumnya pacaran dan Brian di selingkuhin." gumam Kaila yang duduk termenung di sofa yang ada di kamar. " Ternyata nasib kita sama, sama-sama di khianati oleh orang yang begitu dekat dengan kita." sambungnya. "Tapi kok sepertinya kelurga ini tak tau hubungan mereka berdua ya." imbuhnya lagi.
Otak Kaila terus saja bekerja memikirkan semua itu, bahkan menerka-nerka jika sebenarnya hubungan Brian dan Isabela adakah hubungan yang masih di sembunyikan dari keluarga.
"Ah masa bodohlah, bukan urusan aku." kata Kaila yang kemudian beranjak dari duduknya bejalan menuju ke ranjang untuk bergabung dengan Ica dan Natalia yang sudah tertidur sangat lelap. Apalagi cuaca di sana yang lebih dingin karena hujan turun, semakin membuat tidur lebih nyenyak.
Sudah di paksa untuk tidur, tapi tetap saja dirinya tak bisa memejamkan matanya. Pikirannya masih saja tertuju dengan apa yang di lihatnya tadi di ruang makan.
Kaila terpaksa kembali duduk dan menghela nafasnya dalam-dalam, barulah memutuskan untuk turun.
Langkah kakinya membawa gadis itu ke arah teras belakang vila. Entahlah ... menurutnya mungkin akan sangat indah dan damai saat menikmati rintikan hujan dengan background taman yang banyak di hiasi tumbuhan bunga.
Baru juga sampai di pintu, matanya sudah bisa menangkap siluet seseorang yang berdiri membelakangi dirinya.
"Brian." gumam Kaila dengan sedikit rasa kagetnya saat mendapati pria itu di sana.
Dari pada memangil, Kaila lebih memilih untuk kembali masuk guna mengambil payung.
"Bi, ada payung tidak?" tanya Kaila saat mendapati bik Ningsih ada di dapur.
"Eh non Kaila, ada non ... sebentar bibi ambilkan." sahut wanita paruh baya tersebut.
Bik Ningsih langsung mengambilkan barang yang di butuhkan oleh Kaila.
❤️
Brian yang sedang berdiri sambil menutup matanya pun langsung membuka mata kala tak lagi merasakan dinginnya air hujan mengenai tubuh kekarnya.
"Kaila." lirih Brian begitu menolehkan kepalanya dan mendapati Kaila yang berdiri di sampingnya dengan memayunginya dan bibir yang menampilkan senyuman.
"Ayo masuk Bri, sudah cukup main hujannya ... nanti kamu bisa sakit loh." kata Kaila dengan nada yang terdengar begitu lembut di telinga.
"Aku masih pengen di sini Kai, ingin menikmati hujan." sahut Brian dengan pandangan yang kembali lurus kedepan.
"Baiklah kalau begitu, aku temani." sahut Kaila.
Baru juga Kaila mengerakkan payungnya untuk di turunkan, tangan Brian lebih cepat menahan tangannya.
"Ayo kita masuk." kata Brian yang sebenarnya tak ingin Kaila ikut hujan-hujanan seperti dirinya.
Mendengar perkataan Brian membuat bibir Kaila tersenyum tipis. Hatinya merasa sedikit menghangat, karena dia merasa Brian perduli padanya.
"Kaila, Brian ... ya ampun." pekik tante Wanda kala melihat Brian dan Kaila, apalagi dengan tampilan Brian dengan tubuh yang basah kuyup. "Bik, ambilin handuk ... cepat!" serunya memberi perintah pada bik Ningsih. "Ini kenapa kayak gini?" tanyanya pada Brian juga Kaila.
"Cuma lagi pengen main air hujan aja tante." jawab Brian.
Tante Wanda langsung merebut handuk yang di pegang bik Ningsih dan memberikannya pada Brian. Bahkan Kaila pun ikut memegang salah satu sisi handuk tersebut untuk membantu Brian mengeringkan rambutnya.
"Tolong bikinin wedang jahe ya bik." pinta Kaila.
Melihat kulit Brian yang putih pucat dan bibir yang sedikit membiru, Kaila bisa menebak jika pria itu saat ini sedang merasakan kedinginan namun tak dia tunjukan secara langsung.
"Kamu cepat ganti mandi dengan air hangat dan pakai pakaikan yang sedikit tebal Bri." kata tante Wanda dan Brian pun menurutinya.
❤️
Sudah hampir makan malam, namun Brian masih belum terlihat batang hidungnya disana membuat tante Wanda dan Kaila sedikit khawatir.
"Kai, kamu panggil Brian di kamarnya gih." kata tante Wanda. Gimanapun di sana Kaila adalah kekasih Brian, bahkan Brian sudah memperkenalkannya sebagai calon istri, jadi pikir tante Wanda tak akan jadi masalah jika Kaila menghampiri Brian di kamarnya.
Kaila menganggukkan kepalanya dan mulai berjalan melangkah ke lantai dua dimana di sana terdapat kamar Brian, Nathan, Rafael, Lucas, juga kamar ketiga gadis. Sedangkan untuk kamar Isabela, kakek Bili, om Andreas dan papi Ferdian di lantai satu.
Tok
Tok
Tok
"Brian, sudah ditunggu untuk makan malam di bawah." seru Kaila dari balik pintu setelah beberapa kali mengetuk pintu kamar Brian.
"Brian, Bri." panggil Kaila lagi saat tak mendapatkan sahutan dari dalam. "Aku masuk ya Bri." serunya lagi dan mulai memutar handle pintu.
Cklek
Baru juga masuk, Kaila bisa melihat Brian yang berbaring di ranjang dengan selimut tebal menyelimuti tubuhnya. Tubuh Brian seperti menggigil karena melihat selimut itu seperti bergerak-gerak samar.
Kaila yang sudah berjalan mendekat pun sedikit menarik selimut tersebut agar sedikit turun dan barulah tangannya di ulurkan untuk menyentuh kening Brian.
Betapa kaget Kaila saat merasakan panas di tangannya tersebut.
"Bri, kamu demam." lirih Kaila namun Brian tak menanggapi bahkan mata pria itu terus saja tertutup rapat.
Kaila kemudian buru-buru turun ke bawah untuk mengatakan pada anggota keluarga yang lain akan kondisi Brian.
"Tante, itu Brian demam ... badannya panas tapi juga menggigil." kata Kaila dengan nafas yang memburu akibat menuruni anak tangga dengan cepat. "Apa ada termometer?" tanyanya.
Dengan sigap bik Ningsih pun langsung mengambilkannya dan memberikan pada Kaila.
"Bik, tolong bawain kompresan ke atas ya." pinta Kaila lagi dan bergegas kembali ke kamar Brian.
❤️
"Ini yang tante khawatirin saat lihat Brian basah kuyup tadi." kata tante Wanda yang juga sudah di kamar menyusul Kaila untuk melihat keadaan Brian.
Mendengar perkataan tante Wanda membuat Kaila langsung mengehentikan gerakannya yang hendak mengompres kening Brian.
"Maksud tante?" tanya Kaila menoleh ke arah tante Wanda.
"Dari kecil Brian itu tak tahan sama yang namanya air hujan, karena terkena sedikit saja ... dia akan sakit." jawab tante Wanda. "Pernah sekali dirinya bermain hujan bareng sama Nathan dan Natalia, sangking pengennya ... alhasil dia sampai harus di rawat di rumah sakit selama beberapa hari karena demamnya tak turun-turun." imbuhnya dengan pikiran menerawang jauh ke masa lalu. "Tolong rawat Brian ya Kai, tapi jangan kaget nanti dengan kelakuannya ya ... " sambung tante Wanda dengan di iringi senyuman.
"Kenapa tan?" tanya Kaila penasaran.
"Dia sangat manja kalau lagi sakit." jawab tante Wanda.
Pembicaraan mereka terpaksa harus terhenti karena dokter yang di panggil untuk memeriksa Brian sudah datang.
Begitu dokter berpamitan, Kaila menitipkan Brian sebentar pada tante Wanda dan yang lainnya karena dirinya ingin ke dapur untuk membuatkan Brian bubur agar pria itu bisa segera meminum obatnya.