Plakk!!!
"Kamu itu emang beban ya" kata Papa
"Ma-Maaf Pa, aku cuma pengen Papa dateng besok ambil rapotku"
"Papa Sibuk, kamu suruh Bi ijah aja yang ambil sana"
"Tap..."
"Jangan banyak omong kamu"
Tak Di Pedulikan, Tak Di anggap dan tak Di Inginkan itulah hal yang selalu Laili rasakan, setiap ia pulang ke Rumah yang sudah lama Runtuh itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laililya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Siapa Tante Fika??
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, Laili masih bangun ia menunggu Papa nya tidur terlebih dahulu.
Tepat jam dua belas malam Laili pergi ke kamar Bi ijah terlebih dahulu.
"Bi, bangun Bibi." kata Laili berusaha membangunkan Bi Ijah
"Ada apa Neng udah pagi ya Neng?" Tanya Bi Ijah
"Belum Bi, ini masih tengah malam"
"Terus Neng Laili ngapain kesini?" Tanya Bibi
"Aku mau ambil kunci cadangan kamar Papa, mana Bi aku butuh" kata Laili
"Buat apa Neng?"
"Bibi ga perlu tau, cepet Bi mana kuncinya?" Tanya Laili
"Jangan Neng nanti ketahuan sama Bapak"
"Bi tolong aku, Bibi sayangkan sama aku"
"Iya Neng tapi Bibi takut"
"Ga papa Bi, nanti aku yang bakal tanggu jawab semuanya"
"Bi Plisss" kata Laili memohon
Bibi yang tidak tega melihat Laili terus memohon, Bibi pun memberikan kuncinya kepada Laili.
"Tapi hati-hati ya Neng" kata Bibi
"Pasti Bi"
Setelah mendapatkan kunci Laili pun lansung ke kamarnya Papa. Laili sangat berhati-hati membuka pintu kamar Papanya.
CEKLEKK!!
Pintu terbuka, Laili pun lansung masuk kamar Papanya dan segera mencari kunci berwarna emas itu.
Laili mencari di Jas kerja Papanya namun Nihil ia tak menemukan kunci tersebut. Tak menyerah begitu saja Laili terus menerus mencari kunci tersebut sebelum jam Lima pagi.
Sudah Tiga jam Laili berada di kamar Papanya namun Laili tak kunjung menemukan Kunci tersebut.
Karena sangat kelelahan Laili pun duduk di lantai sambil men selonjorkan Kakinya, matanya mengantuk sekali, namun Laili harus menemukan kunci tersebut sebelum pagi.
"Dimana ya kuncinya" kata Laili dalam hati
TING!
Terdengar suara notif pesan masuk ke dalam Hp Papa. Laili pun segera mengecek siapa yang mengirim pesan kepada Papa.
Beruntung Hp Papa tak di kunci Laili pun membuka Hp milik Papa dan lansung membuka isi Pesan tersebut.
"Mas kenapa kamu bohongin aku terus, katanya kamu kemarin kerja, tapi nyatanya, kamu malah ke rumah Fika itu"
- Sinta -
"Fika, apa jangan-jangan perempuan ini yang punya anak dari Papa, anak yang paling di sayang sama Papa?" Kata Laili dalam hati
"Aku harus cari tau ini semua, Tante Sinta kayaknya tau semuanya" kata Laili dalam hati lagi
Laili pun dengan cepat mengirim nomer telpon tante Sinta ke Hp nya, tak lupa ia juga menghapus riwayat Chat yang ia kirim.
"Oke aman" lirih Laili
Laili pun menaruh Hp Papanya ke kasur lagi, Laili pun lansung keluar dari kamar Papanya.
***
Mentari pagi sudah bersinar, rasanya Laili baru saja tidur, namun Matahari sudah menunjukkan sinarnya, Laili pun bersiap-siap pergi ke Sekolah.
"PAK MUJI KENAPA KAMAR SAYA SANGAT BERANTAKAN?" Teriak Papa
"Sa-saya ga tau Pak, kemarin aman kok Pak ga ada maling yang masuk," kata Pak Muji penjaga Rumah
"MEMANG TAK ADA YANG HILANG DARI KAMAR SAYA, TAPI ASAL KAMU TAU, KAMAR SAYA BANYAK BARANG-BARANG BERHARGA, NGERTI KAMU" bentak Papa
"SAYA BAYAR KAMU MAHAL DISINI KERJA YANG BENER, NGERTI KAMU" bentak Papa lagi
"I-iya Pak, ma-maaf" kata Pak Muji
"Kembali kerja sekarang,"
"Baik Pak"
Laili mendengar Papanya marah besar karena ulahnya, Laili merasa bersalah karena dia Pak Muji jadi terkena marah karena ulahnya.
"Aku harus minta maaf sama Pak Muji, ini semua karena aku" kata Laili dalam hati
Sebelum Laili berangkat ke sekolah Laili pun ke Pos penjaga, Laili menghampiri Pak Muji.
"Pagi Pak." kata Laili
"Pagi Neng."
"Pak maaf ya, gara-gara aku Bapak kena marah, kemarin malam itu aku yang masuk ke kamar Papa"
"Oh jadi Neng Laili"
"Iya Pak, maaf ya"
"Iya Neng tapi jangan di ulangin lagi ya"
"Siap Pak"
Laili pun berangkat ke Sekolah, di Sekolah Laili tak tenang ia terus menerus memikirkan rencana selanjutnya bagaimana.
"Li, kok ngelamun sih?" Tanya Lussy
"Ga papa"
"Serius?" Tanya Lussy
"Apa ada yang lo pikirin?" Tanya Diva
"Serius kok, gue baik-baik aja"
"Oke"
"Gaes nanti kita nonton yuk ada film bagus nih" kata Luna
"Yuk Li, ikutlah" kata Lussy
"Sorry gaes, ga bisa soalnya nanti gue mau ketemu seseorang" kata Laili
"Hayo siapa ngaku lo?" Tanya Diva
"Rahasi dong"
"Main, rahasia-rahasian ya sekarang" kata Lussy
Dari jauh Dimas yang mendengar Laili ingin bertemu dengan seseorang. Dimas pun berfikir bahwa Laili ingin bertemu dengan Tegar.
"Apa Laili pengen ketemu Tegar ya" kata Dimas dalam hati
Laili dan teman-temannya pun kembali ke kelas, karena bell sudah berbunyi.
***
Se Pulang sekolah Laili dengan cepat mengambil Sepeda Motornya, ia harus cepat-cepat pergi ke Caffe.
Dimas mengikuti Laili dari belakang, Dimas ingin tau siapa yang Laili temui.
Laili masuk ke dalam Caffe yang cukup megah, Caffe elit yang berada di Jakarta.
"Halo Laili apa kabar kamu?" Tanya Tante Sinta, berbasa-basi.
"Baik, disini saya ga mau banyak basa-basi"
"Maksud kamu?" Tanya Tente Sinta
"Saya mau tau apa Tante kenal sama Tante Fika?" Tanya Laili
"Kamu tau Fika dari mana?" Tanya Tante Sinta
"Bukan urusan anda saya tau dari mana, jawab saja pertanyaan saya" kata Laili
"Apa anda kenal Tante Fika?" Tanya Laili lagi
"Saya ga kenal sama Fika, saya cuma tau dari Papamu, Papamu sering sebut nama Fika kalau kita lagi berantem" kata Tante Sinta
"Berarti anda belum pernah ketemu lansung sama Tante Fika?" Tanya Laili
"Belum, bahkan wajahnya saja saya ga tau"
"Apa anda tau kalau anda cuma di permainkan olah Papa saya, sepertinya Papa saya sangat mencintai Tante Fika, bahkan Mama saya sendiri saja tak pernah di akui oleh Papa saya" kata Laili
"Anda itu cuma permainan untuk Papa saya" kata Laili lagi
"Apa maksud kamu, apa kamu cuma ingin bertemu dengan saya, hanya ingin tau siapa Fika?" Tanya Tante Sinta
"Itu anda pintar, saya ingin bertemu dengan anda hanya ingin tau siapa Tante Fika" kata Laili
"Saya juga wanita yang sangat di cintai Papa kamu, saya sebentar lagi akan jadi Mama kamu" kata Tante Sinta
"Jangan terlalu berharap sama Papa saya, Papa saya itu, Pembohong" kata Laili
"JAGA UCAPAN KAMU!" bentak Tante Sinta
"Kenapa anda tersingung, apa yang saya bilang itu benar, jangan mimpi anda akan jadi nyonya Hermansyah, dan saya juga tidak akan pernah menyetujui, kalau anda menikah dengan papa saya." kata Laili
Laili pun keluar dari Caffe, meninggalkan Tante Sinta sendirian.
"Jadi Laili ketemu sama selingkuhan nya Papanya." kata Dimas dalam hati
"LAILI" teriak Dimas
Laili pun menoleh ke sumber suara.
"Li, sorry gue ngikutin lo dari tadi gue juga denger semuanya yang lo omogin sama Tante Sinta" kata Dimas
"Ya udah ga papa, gue mau pulang dulu" kata Laili
"Jangan!"
"Maksud lo, gue ga boleh pulang?" Tanya Laili
"Tadi pas lo masih didalem caffe gue dapet telpon dari Bi Ijah, katanya Bokap lo marah banget sama lo" kata Dimas
"Gue ga perduli"
"Li, jangan pulang gue mohon"
"Gue ga perduli mau gue dihajar Papa atau pun gue di hukum gue ga perduli"
"Tapi gue khawatir sama lo!"
"Makasih buat ke khawatirannya, tapi gue mau pulang" kata Laili
Laili pun lansung mengendarai sepeda motornya, ia sudah tak perduli terkena marah oleh Papanya, yang ia perdulikan hanya mencari tau tentang siapa Tante Fika.
Laili memasukan sepeda motornya ke dalam bagasi sepeda motor. Laili pun lansung masuk ke dalam Rumahnya.
"LAILI ANGGELLIA, BERHENTI KAMU" teriak Papa
Laili pun menghentikan langkahnya.
PLAKK!!!
"BERANI-BERANINYA KAMU MASUK KE DALAM KAMAR PAPA, LANCANG SEKALI KAMU"
"PAPA SUDAH BILANG JANGAN PERNAH MASUK KE DALAM KAMAR PAPA, APA KAMU GA NGERTI, HAH?"
"MAU CARI APA KAMU DI KAMAR PAPA, HAH?"
"APA KAMU LUPA KALAU KAMAR PAPA ADA CCTV NYA, IYA"
"ENGGAK, AKU GA PERNAH LUPA KALAU KAMAR PAPA ADA CCTVNYA, PAPA TANYA AKU MAU CARI APA, AKU CARI KUNCI YANG BISA BUKA LACI KECIL YANG ADA DI KAMAR PAPA" teriak Laili
"AKU PENGEN TAU SIAPA ANAK TANTE FIKA YANG PAPA SEMBUNYI'IN DARI AKU, AKU PENGEN TAU DIA KENAPA PAPA SAYANG BANGET SAMA DIA" teriak Laili lagi
Laili pun lansung meninggalkan Papanya yang terpaku mendengar perkataan Laili. Bagaimana bisa Laili tau tentang Fika.
Misal.
"Aku selingkuh juga karena kamu yang terlalu sibuk dengan dunia kamu sendiri." teriak Herman tak kalah menggelegar.