ANYELIR

ANYELIR

Bab 1

"Arrrghhh.... Ampuni aku!!!"

Satu teriakan terdengar dari salah satu kamar apartemen. Ternyata yang berteriak adalah seorang wanita mengenakan baju tidur polkadot putih bercorak merah. Oh, Astaga! bukan, baju itu sebenarnya tidak ada warna merahnya. Baju yang ia kenakan bersimbah darah sehingga dalam keremangan nampak seperti diberi warna baru.

" Ampun! Jangan bunuh aku... "

Lagi-lagi dia memohon belas kasihan, suaranya parau dan sesekali tersedak darah yang naik ketenggorokannya. Namun, seorang yang memakai baju kemeja kasual dan penutup kepala warna putih itu tidak menggubris sama sekali, tangannya yang memegang palu terus saja mengayun memukul paha sang gadis. Teriakan demi teriakan menjelma menjadi musik yang membuat dirinya terhibur. Senyum iblis tercetak diwajahnya nan indah, membuatnya terlihat semakin menawan.

Rupanya dia tidak berhenti sama sekali meskipun suara gadis itu sudah hampir habis dan yang terdengar hanya erangan lemah.

" Membosankan sekali kau Aruna."Cibirnya sembari melayangkan palu kearah kepala Aruna. Benda itu memukul keras tempurung kepalanya, darah segar merembes ke luar. Tanpa ampun dia terus memukul sampai tengkorak kepalanya retak.

Nampaknya gadis yang ia siksa sudah meregang nyawa karena sudah tidak terdengar lagi suara erangan. Satu tangkai anyelir putih diletakkan diantara jemari yang saling menggenggam, sengaja tangannya dibiarkan utuh untuk memegang setangkai bunga yang amat ia sukai.

Setelah selesai dengan aktivitas brutalnya, ia berjalan santai keluar apartemen membiarkan tubuhnya diterpa hujan deras. Darah yang mengotori pakaiannya luruh bersama air hujan, ia sedikit tersenyum saat memasuki mobil mercedes-benz kebanggaan nya.

...°°°...

Pagi itu garis kuning khas kepolisian terpasang disekitar apartemen anyelir 01. Aruna cahyani, artis papan atas yang tinggal disana ditemukan meninggal dunia dengan tubuh bersimbah darah. Dugaan sementara Aruna dibunuh oleh seseorang.

Polisi dan detektif yang memeriksa TKP tidak menemukan petunjuk yang berarti. Mereka hanya mendapati setangkai anyelir putih yang baru dipetik tergenggam erat ditangan putih mulus Aruna.

" Bagaimana detektif Yoga apa pelaku meninggalkan sidik jari atau semacamnya yang bisa mengarah pada pelaku?" Tanya inspektur Adi kusuma. Polisi senior yang sudah mengabdi selama lebih dari dua puluh tahun. Pria yang sudah tidak lagi muda itu masih terlihat tampan dengan sedikit kerutan. Namun, wajah tegas itu terlihat lelah, wajar saja karena dia belum tidur sejak dua hari lalu.

" Saya sudah mengumpulkan semua barang bukti. Sampel darah segera akan saya kirimkan ke petugas forensik untuk di periksa lebih lanjut." Jawab pemuda berusia dua puluh delapan tahun dengan rambut dipotong pendek itu. Dia detektif Yoga ariyanto yang sudah lumayan sering menangani kasus kriminal.

" Saya sudah menginterogasi tetangga Aruna dan tidak ada yang mencurigakan. Alibi mereka kuat." Jelas Yoga kemudian.

Inspektur Adi menghela nafas berat, selama karir nya di bagian kriminal baru kali ini menemukan kasus yang begitu aneh. Tidak ada jejak yang membuktikan pembunuhnya seorang yang handal dan sudah terbiasa melakukannya.

...°°°...

Adrian dinata duduk di kursi kebesaran nya sambil memainkan pulpen ditangan kanan. Mata tajam cenderung sinis miliknya menatap dengan serius pada Inspektur Adi, dia memang sengaja mengundang nya kesini untuk membahas pembunuhan yang terjadi di apartemen Anyelir miliknya.

" Saya sudah menghubungi media dan meminta mereka untuk menurunkan berita mengenai apartemen Anyelir. Saya harap kamu mampu menemukan pelaku dalam satu minggu atau kalau tidak sanggup tutup saja kasusnya." Kata Adrian angkuh sembari menyodorkan amplop tebal berisi uang. Sebagai pemilik apartemen yang selama ini memiliki citra yang selalu baik tentu dia tidak ingin pembunuh tersebut merusak nama apartemennya.

" Pelaku melakukan dengan sangat rapi, kami dari kepolisian tidak mungkin menangkapnya dalam satu minggu, terlebih lagi tidak ada petunjuk sama sekali. "Inspektur Adi berusaha menjelaskan bahwa kasus ini rumit dan akan membutuhkan waktu lama untuk mengusutnya sampai tuntas.

" Apartemen Anyelir tidak bisa kehilangan penyewa hanya gara-gara kasus ini. Lakukan saja tugasmu, kalau anda tidak mau menutup kasusnya saya bisa langsung memintanya pada direktorat. "

Melawan orang berkuasa memang sulit namun Adi tidak bisa menutup kasus ini begitu saja. Apalagi ada tuntutan dari keluarga Aruna untuk segera menangkap pelaku. Aruna bukanlah artis baru, dia sudah berkarya sejak kecil. Koneksi nya ada dimana-mana, namun power keluarga nya tidak bisa dibandingkan dengan Adrian dinata.

Satu minggu kemudian kasus ini mengalami jalan buntu dan resmi ditutup. Setangkai bunga Anyelir hanya mengantarkan mereka ke jalan buntu. Walaupun sebenarnya bukan karena hal itu melainkan karena campur tangan Adrian dinata sebagai pemilik apartemen Anyelir yang tidak ingin citra apartemen nya rusak. Bahkan semua berita tentang pembunuhan yang terjadi sudah diturunkan.

...°°°...

Gadis bertubuh semampai berusia dua puluh lima tahun itu menempelkan kartu aksesnya pada tablet disamping pintu, koper yang cukup besar ia letakkan di lantai dekat kaki. Beberapa saat pintu terbuka, kaki jenjangnya melangkah masuk. Netra bulat cokelatnya memindai seluruh ruangan, satu kata untuk ruangan luas itu adalah mewah.

Ia menggeret kopernya menuju kamar. Ia tercengang melihat ranjang queen size yang besar dan mewah, ada meja rias yang biasanya hanya bisa ia lihat di televisi. Satu set lemari baju, sofa mini yang bisa digunakan untuk bersantai. Ia mendekat kearah jendela,

Sreeettt....

Tangannya menarik gorden yang menutupi kaca, sekarang ia dapat melihat pemandangan padat ibukota. Setelah puas melihat kamar, ia pergi kedapur dan lagi-lagi dapurnya sangat mewah. Memang pantas kalau apartemen ini dinobatkan sebagai apartemen termewah di ibukota.

Gadis yang sekarang mendudukan tubuhnya di kursi meja makan bernama Lisa amelia Sitarus. Ia berasal dari keluarga biasa, namun karena suatu hal ia harus menempati apartemen ini.

Anyelir.

Nama yang agak aneh untuk dipakai sebagai nama sebuah tempat tinggal kelas atas. Lisa menggeleng, tidak mau terlalu memikirkan tentang nama itu, tidak penting juga menurutnya.

Di apartemen ini semua penghuninya berasal dari keluarga kelas atas, mulai dari artis, selebriti, pengusaha, politikus, penjabat dan masih banyak lainnya. Intinya apartemen ini memang untuk orang dengan kekayaan melimpah.

Tempat tinggal yang memiliki keamanan ketat tersebut dua minggu lalu kecolongan. Aruna cahyani, artis papan atas yang tinggal di Anyelir 01 ditemukan meninggal dunia dengan tubuh bersimbah darah. Belum banyak yang mengetahui tentang kejadian tersebut karena tentu saja media sudah di bungkam oleh pemilik gedung apartemen dimana pemiliknya adalah konglomerat Adrian dinata.

Setengah jam lebih duduk dimeja makan lisa bangkit dari duduknya dan masuk kedalam kamar untuk memindahkan bajunya dari dalam koper ke lemari.

Lisa membuka koper dan pemandangan sebuah buku bersampul biru menarik minatnya, ia teringat beberapa hari lalu.

Beberapa hari lalu Lisa bertemu seorang perempuan paruh baya misterius yang mengenalkan diri sebagai Nyonya meisy. Dia menyerahkan satu koper uang pada Lisa yang dapat digunakan untuk biaya operasi adiknya, tapi, dengan satu syarat yaitu Lisa harus tinggal di apartemen Anyelir.

"Ambil buku ini. Kamu boleh membukanya setelah sampai di apartemen anyelir. Karena aku sudah membayarmu kamu harus melakukan  apapun yang tertulis didalamnya. "Kata Nyonya meisy menyerahkan sebuah buku bersampul biru yang agak kusam.

Lisa yang sangat membutuhkan uang menerima tanpa berfikir panjang.

" Salah satu penghuni apartemen anyelir meninggal." adalah kata terakhir yang dikatakan Nyonya meisy sebelum akhirnya masuk kedalam mobilnya dan melaju pergi.

Lisa menghela nafas berat menatap buku itu. Sebelum membukanya Lisa mencoba menebak isi buku itu, apa didalamnya tertulis sebuah mantra seperti di film fantasi yang pernah Lisa tonton? Ah, tidak mungkin. Didunia nyata mana mungkin ada yang seperti itu.

Lisa membuka lembaran demi lembaran buku, isinya tak lebih dari sekedar denah sebuah bangunan. Tata letaknya secara terperinci, lisa yakin kalau buku seperti ini jatuh ke tangan maling pasti maling itu bisa dengan cepat menemukan brankas uang. Hanya saja setelah meneliti lebih lama denah tersebut lisa baru menyadari kalau denah ini adalah denah Apartemen Anyelir. Kenapa Nyonya meisy memberikan sebuah buku yang berisi denah padanya?

Mata Lisa terpaku pada beberapa lantai yang ditandai menggunakan tinta merah. Lantai yang ditandai warna merah adalah lantai 09 dan lantai 27. Selain itu ada juga yang diberi tanda dengan tinta ungu dan biru tua. Lisa membuka halaman terakhir;

Merah menyiratkan sesuatu, cari tahu apa yang ada disana. Ungkapkan apa yang tersembunyi!

Kalimat yang tertulis disana agak membingungkan. Setelah berpikir cukup lama Lisa menyimpulkan kalau nyonya meisy menyuruhnya untuk menyelidiki Anyelir 09 dan 27. Tak apa, itu pekerjaan mudah, menyelidiki dan mencari tahu isi apartemen 09 dan 27 adalah pekerjaan yang mudah dan dia sudah bisa mendapatkan satu koper uang.

...***...

Hallo... kembali lagi dengan Mapple.

selamat membaca! Tolong vote, komen dan subscribe yaa😄

Terimakasih.

ig : aca_0325

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!