Ayana Amalia seorang gadis berusia 19 tahun yang masih kuliah rela mengorbankan rahimnya untuk mengandung dan menjadi ibu surogasi anak dari seorang pasangan kaya raya untuk menebus hutang keluarganya dan mengobati penyakit ibunya,
namun kesalahan datang Proses ibu surogasinya gagal Ayana malah terikat cinta dengan tuannya hingga mengandung anak tuannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nenahh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
surrogate mother
Marta menepikan mobilnya disisi jalan yang sepi, dia tak kuasa menahan tangis, emosinya meluap ketika membangunkan luka lama.
"Dinding rahimku rusak," air matanya terus berjatuhan.
"Dokter mengatakan bahwa rahimku harus segera di angkat, akhirnya aku menjalankan operasi pengangkatan rahim dan aku sudah tidak ada harapan lagi untuk mempunyai anak." Marta tersedu-sedu
"Entah siapa manusia jahat itu sampai sekarang kasus ini masih berjalan sedangkan orang itu belum terungkap identitasnya, sampai kapan pun aku gak akan pernah bisa memaafkan orang itu."
Marta mengepalkan tangannya diatas setir mobil, matanya mulai sinis penuh kebencian, menatap garis lurus kearah depan entah apa yang dia pikirkan dan entah siapa yang ada di bayangannya.
"Ya ampun mbak Marta, yang sabar ya," Ayana memeluk Marta.
Marta terdiam emosinya mereda saat mendapatkan pelukan dari Ayana, dia menengok ke arah gadis itu sambil tersenyum.
Eehhhhh kenapa ini, kenapa dia memelukku.
Aduuuh, kenapa setiap kali aku melihat gadis ini aku selalu teringat almarhum Dea adik ku, mungkin kalau masih ada Dea pasti seusianya.
Seakan mendapatkan teman baru, bukan, lebih tepatnya dia merasa mendapatkan adiknya perempuannya yang sudah lama tiada.
"Kamu mau kan mengandung anak ku, berikan harapanku untuk bahagia, aku akan bayar berapa pun kamu mau." Marta memohon penuh iba.
Sontak Ayana terperanjat, pikiran polosnya membuat bayangan-bayangan aneh berkeliaran di kepala.
Apaaa?, mengandung anaknya, berarti aku harus tidur dengan suaminya dong.
tidak, tidak, aku harus menjunjung tinggi kehormatanku aku harus menjaga kewanitaan untuk pria yg telah menikahiku, berapa pun bayarannya aku tidak akan menerima.
"Maaf mbak Marta, aku ga bisa terima tawaran itu, aku hanya akan berhubungan dengan suamiku nanti."
Marta terbahak mendengar jawaban lugu gadis dihadapannya.
"Kamu ga perlu berhubungan dengan suamiku, dokter akan menanamkan benih suamiku kedalam rahim mu."
Marta menjelaskan secara detail proses menjadi surrogate mother, atau ibu pengganti.
"Benarkah mbak,?" mendengar jawaban Marta Ayana kegirangan dan siap menjadi ibu surogasi.
"oke mbak aku mau menjadi ibu surogasi," Ayana membuat keputusan dengan matang.
"tapi mbak, gimana dengan ibuku, aku belum siap kalau ibuku tau kalau aku jadi ibu surogasi, mbak tau sendiri kan gimana omongan tetangga kalau tau aku hamil belum punya suami."
"kalau soal itu kamu ga perlu hawatir, kamu tinggal dirumah kami, agar kami juga bisa menjaga kesehatan kamu, bilang aja sama ibumu kalau kamu kerja menjadi asisten rumah tangga kami dan harus tinggal di rumah kami."
"Oke mbak, kapan prosesnya bisa dilakukan,? Aku ingin segera ibuku sehat."
"Besok kita akan ke dokter kandungan untuk mengecek kesuburan kamu kalau semuanya bagus , kamu boleh menandatangani surat kontraknya sebelum ibumu masuk ruang operasi." Marta memastikan.
"Terima kasih banyak mbak, mbak udah mau bantu keluargaku." Ayana memeluk Marta penuh harapan ibunya akan sembuh dan hutang-hutang ayahnya akan terbayar.
"Aku yang harus banyak berterima kasih sama kamu, kamu sudah mau memberikan harapan aku untuk bahagia,"
***
kediaman rumah Ayana
Mobil terparkir di halaman rumah Ayana rumah yang sederhana namun sangat nyaman untuk dihuni, tanaman-tanaman tertata rapi didepan samping rumah hingga belakang rumahnya bahkan.
Terdengar suara jeritan dari dalam rumah,
Ya itu suara Dewi ibunya Ayana.
"beri saya waktu lagi pak, saya janji saya akan bayar hutang suami saya," Bu Dewi tersungkur jatuh dari kursi roda, memegang sepatu seorang laki-laki bertubuh tinggi besar dia adalah seorang debt kolektor, seraya memohon agar memberikan waktu lagi.
Benda-benda sudah berantakan, meja dan kursi terjungkir balik akibat ulah 2 debt kolektor.
"ibuuuuuuu," Ayana berlari memeluk ibunya.
"stop, stop, saya mohon hentikan pak, saya janji akan segera bayar," air mata bercucuran membasahi pipinya, tak kuasa menahan tangis.
Marta pun berlari melihat kekacauan yang terjadi.
"Berapa pak semua hutangnya,"
"satu miliar,"
"oke ambil cek ini, saya akan bayar 400 juta, sisanya nanti saya bayar lagi," tanpa basa basi Marta mengeluarkan cek di tasnya dan menuliskan angka 400 juta.
Pria-pria itu pergi tanpa permisi dan tanpa sepatah kata pun.
"mbak Marta, terima kasih atas bantuan mbak, aku janji akan membayarnya."
"gapapa, yang penting kamu sama ibu kamu aman."
"Bu, ini mbak Marta majikanku mulai besok aku bekerja di rumahnya." Ayana mengenalkan Marta pada Bu Dewi.
"Terimakasih banyak Bu Marta," ucap Bu Dewi
"nak kamu yang rajin dirumah Bu marta jangan buat kecewa." menasehati Ayana.
"Ayana, mbak pulang dulu ya, ini no telepon saya nanti kamu chat mbak Untuk kelanjutan pekerjaan."
"Baik mbak, terima kasih banyak mbak Marta."
Ayana berdiri depan rumah sampai mobil Marta tidak terlihat lagi, lalu ia mulai membereskan kekacauan yang terjadi.
Besok aku harus bertemu di dokter kandungan
Tuhan!!.. Baguskan kondisi rahimku agar aku bisa bekerja untuk mbak Marta