NovelToon NovelToon
SISTEM RAJA DUNIA BAWAH

SISTEM RAJA DUNIA BAWAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Kaya Raya / Menjadi Pengusaha / Preman / Kultivasi Modern
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Alden adalah seorang anak yang sering diintimidasi oleh teman-teman nakalnya di sekolah dan diabaikan oleh orang tua serta kedua kakaknya. Dia dibuang oleh keluarganya ke sebuah kota yang terkenal sebagai sarang kejahatan.

Kota tersebut sangat kacau dan di luar jangkauan hukum. Di sana, Alden berusaha mencari makna hidup, menemukan keluarga baru, dan menghadapi berbagai geng kriminal dengan bantuan sebuah sistem yang membuatnya semakin kuat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13 Pertarungan di gudang I

Di bawah naungan malam yang pekat, Alden bergerak dengan cekatan menuju gudang tua dekat pelabuhan yang dikenal sebagai pusat peredaran narkoba terbesar di kota itu. Gudang itu dijaga sangat ketat oleh para preman bersenjata.

Sembari mengawasi sekelilingnya dari balik kegelapan, Alden menghubungi Naira yang lokasinya dekat dengan gudang, menunggu dengan mobil van miliknya.

"Bagaimana situasinya?"

"Jay sudah masuk duluan dan meletakkan peledak, namun ada beberapa tempat yang tidak bisa dia jangkau. Tugasmu adalah membantunya." Ucap Naira.

Sejak awal Jay memang sangat ahli dalam menyamar dan menyusup, kemampuan bertarung dan melarikan dirinya juga hebat semisal penyamarannya diketahui.

"Kalau begitu aku akan masuk." Ucap Alden, Ia sudah memetakan rute ideal untuk masuk ke dalam gudang tanpa terdeteksi.

Setiap langkahnya diperhitungkan dengan cermat, menjaga jarak dari semua lampu sorot dan senter penjaga.

Setibanya di titik masuk yang terjauh dari pandangan para penjaga, Alden segera merunduk dan bergerak sejajar dengan dinding gudang.

Namun ada kalanya ia harus menyingkirkan para penjaga secara diam-diam dengan cara yang paling efisien dan minim suara.

Dengan tenang, Alden melumpuhkan penjaga pertama di sudut yang gelap, menggunakan gerakan cepat dan teknik yang paling efisien.

Dia memastikan penjaga yang roboh tidak meninggalkan jejak. Satu demi satu, ia melumpuhkan para penjaga lainnya sambil terus bergerak menuju pusat gudang.

Alden menepi setiap kali mendengar langkah kaki mendekat, bersembunyi di balik tumpukan peti kayu yang tersebar acak di dalam gudang.

Ketika langkah-langkah tersebut bertahan dalam jangkauannya, Alden menanti saat yang tepat untuk melumpuhkan penjaga terakhir sebelum ia tiba di ruang pusat.

Ruang pusat gudang tampak kontras dengan area lainnya; lampu remang dan bau asap menyelimuti udara.

Di sanalah bos dari tempat itu berada, seorang pria bertubuh kekar dan berpakaian mewah, tengah memonitor transaksi ilegal yang berlangsung. Alden tahu bahwa pria ini adalah otak dari operasi keji yang selama ini menghantui kota.

Dengan keberanian dan strategi yang matang, Alden mendekat. Detak jantungnya kian cepat. Melalui bayangan yang dilemparkan oleh lampu-lampu usang gudang, Alden bergerak tanpa suara.

Sang bos, yang dikenal sebagai Victor si tangan besi, menoleh dengan senyuman sinis terpancar di wajahnya yang keras. Ekspresi puas menghiasi wajahnya seolah dia baru saja memenangkan permainan yang dia atur sendiri.

"Aku sudah menduga seseorang akan datang malam ini," ucap Victor sambil menggoyangkan segelas minuman di tangannya. "Tapi aku tidak menyangka bahwa orang misterius yang mampu mengacak acak Viper hanyalah bocah sepertimu."

Alden tidak menunjukkan reaksi. Dia tahu bahwa Victor tidak akan sendirian. Benar saja, dari sudut mata, Alden melihat beberapa penjaga mulai bergerak mendekati posisinya, namun Alden tetap tenang. Ini bukan pertarungan pertama yang ia hadapi.

"Kau terlalu percaya diri, Victor," balas Alden dengan suara tegas dan dingin. "Permainanmu sudah berakhir."

Victor tertawa kecil, tampak terhibur oleh ancaman tersebut. "Aku rasa kau salah. Ini hanyalah permulaan." Seketika suara sirine panjang terdengar, dan penjaga-penjaga yang baru saja masuk ke ruang pusat segera mengepung Alden.

Alden tetap berdiri tegak, mempelajari setiap gerakan musuhnya dengan mata tajam. Sirene yang menggema di seluruh gudang menambah ketegangan suasana. Dia tahu waktunya tidak banyak sebelum keadaan menjadi lebih buruk.

Sementara itu, dari luar gudang, Naira menyaksikan perkembangan situasi melalui kamera kecil yang dipasang Jay sebelumnya. Dia waspada menunggu tanda dari Alden untuk memulai rencana pelarian yang telah direncanakan dengan matang.

Dengan kelincahan yang dimiliki, Alden bergerak cepat, menghindari serangan dari penjaga yang jumlahnya sangat banyak. Dia berguling ke samping dan menemukan tempat perlindungan yang baik, sembari melemparkan beberapa alat peledak asap untuk menciptakan kekacauan di antara musuh.

Kepanikan melanda ruangan ketika asap tebal mulai menyebar. Dalam kebingungan itu, Alden memanfaatkan kesempatan untuk melumpuhkan beberapa musuh dengan gerakan yang presisi dan tepat sasaran.

Salah satu penjaga terjatuh di dekat Victor, membuat pria tersebut tertegun sejenak. Ia sadar bahwa keadaan mulai tidak terkendali. Namun, bukannya mundur, Victor mengamankan posisinya dan berteriak memerintah anak buahnya untuk menggempur Alden.

"Persiapannya sudah selesai!"

Suara Jay terdengar di antara orang orang berpakaian penjaga. Semua orang bingung ketika melihat orang berpakaian penjaga itu melepas penyamarannya, memperlihatkan seorang pria tampan berambut pirang.

Alden tersenyum tipis, "Disana rupanya kau Jay, untung saja aku tidak salah memukulmu."

Alden dan Jay tersenyum penuh kemenangan, jika persiapannya sudah selesai, maka sudah saatnya bagi Alden untuk menekan tombol favoritnya.

"Cukup sampai disini, pergilah ke neraka dasar brengsek!" Ucap Alden penuh semangat sebelum menekan tombol ledakan, namun tidak ada apapun yang terjadi.

Alden kebingungan, menekan tombolnya beberapa kali namun masih tidak ada reaksi. Alden menatap Jay, namun sepertinya ia juga tidak tahu apa yang menjadi penyebab gagalnya ledakan.

Ketika semua orang sedang tenggelam di dalam keheningan, suara tepuk tangan tiba-tiba terdengar dari lorong yang gelap.

Perlahan tapi pasti, tampak seorang pria lainnya yang datang ke tempat itu.

[Quest baru tersedia, kalahkan eksekutif ke-8, Darfen. Hadiah: 20.000 koin dan 1 kotak skill pasif.]

Darfen, eksekutif kedelapan dari sindikat Viper, muncul dengan wajah penuh percaya diri. Dia dikenal dengan reputasinya sebagai ahli teknologi, mampu memanipulasi perangkat elektronik dengan kecepatan dan ketepatan yang luar biasa.

"Sepertinya fungsi detonator kalian terblokir dengan baik," ucap Darfen, sambil bermain-main dengan sebuah alat di tangannya. "Kalian tidak mengira kami tidak siap menghadapi serangan seperti ini, bukan?"

Darfen telah mempelajari cara Alden dalam menghancurkan usaha Viper, peledak adalah senjata pamungkas milik Alden yang tidak hanya dapat menghancurkan gedung, tapi juga dapat membuat lawannya dalam kepanikan.

Oleh karena itu Darfen membuat sebuah alat yang dapat memutus sinyal dari tombol peledak Alden.

Alden dan Jay bersiap untuk menghadapi ancaman baru ini, memeriksa lingkungan sekitar untuk mencari keuntungan strategis.

Di luar gudang, Naira, yang terus memantau situasi, mulai bersiap untuk melakukan serangan balik. Dia mengambil beberapa peralatan khusus dari dalam van-nya, berharap bisa melawan sistem pengacau sinyal buatan Darfen.

Naira mencoba untuk meretas sistem pengacau sinyal Darfen menggunakan laptopnya. Jari-jemarinya bergerak lincah di atas keyboard, dengan konsentrasi penuh memanfaatkan celah dari perangkat tersebut.

"Kuharap kalian tidak melupakanku," Ucap Victor sombong.

Sekarang pertempuran dibagi menjadi 2, Alden melawan Darfen sementara Jay melawan Victor.

"Baiklah, mari kita lihat kemampuan monster yang berani bermain main dengan kita!"

Darfen mulai menyerang Alden dengan pukulan kuatnya namun berhasil ditahan oleh Alden dengan cukup mudah. Darfen tersenyum sinis berharap jika lawannya dapat menghiburnya.

"Counter strike!"

Alden membalas serangan Darfen dengan skill counter miliknya. Meskipun Darfen memiliki keahlian banyak pengalaman sebagai eksekutif, namun kekuatan bertarung Alden tidak bisa diremehkan. Dia memanfaatkan setiap kesempatan untuk menyerang balik titik lemah Darfen.

Pertarungan di gudang semakin intens, dengan Darfen dan Alden saling bertukar serangan. Sementara itu, Jay menghadapi Victor dengan keberanian dan ketangkasan. Meskipun Victor terlihat lebih berpengalaman, Jay menggunakan kecerdasannya untuk mengelabui dan menekan lawannya.

Para penjaga hanya diam mematung melihat pertarungan antar monster itu, mereka berfirasat akan mati jika berani ikut campur.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!