Warning ❗
Mengandung kata-kata mutiara (sebaliknya).
Bacalah dengan bijak, tidak suka pun tak apa bisa skip ya🤗
Alexa gadis berusia 20 tahun, anak broken heart. 3 tahun lamanya ia tinggal sendiri disalah satu rumah mewah setelah kedua orang tuanya cerai, dan melanjutkan kehidupan mereka bersama pasangannya masing-masing.
Kurangnya kasih sayang dari kedua orang tua. Menjadi Alexa tidak membatasi dirinya didunia malam. Kerap kali ia selalu menghabiskan malam bersama teman-temannya dan pulang larut malam dalam keadaan mabuk.
Pada suatu hari ia bertemu seseorang disebuah club malam dan berkenalan dengan seorang pemuda.
Satu malam yang panjang, mengubah kehidupan Alexa pada saat itu.
Next untuk mulai baca👇👇👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
"Ngapain Lo?"..
Suara seseorang mengejutkan Alexa yang tengah duduk bersantai dikursi taman. Suara yang sudah ia kenal baik, wanita itu mengerjap membuka kedua matanya secara perlahan.
Alexa beranjak dari kursi itu berniat untuk kembali kekamar nya, ia tengah malas untuk meneruskan pembahasan yang mungkin akan membuat mood-nya tidak enak.
"Apa yang Lo pikirkan tentang gue? Apa menurut Lo, gue sama seperti yang lainya?"Evan menghentikan langkahnya seketika dengan pertanyaan yang ia ajukan.
Alexa bergeming.
"Gue gak sama, gue masih peduli sama Lo. Gue tahu sikap Clara maupun nyokap gue gak baik sama Lo, tapi jangan samakan semua orang dengan cara berpikir Lo." ucapnya Evan duduk di kursi taman dimana Alexa beberapa detik lalu duduk di sana.
Alexa terdiam membisu. Tidak ada sedikitpun suara yang keluar dari mulutnya, wanita itu pergi meninggalkan Evan disana dalam keseorangan dibawah langit malam yang bergemerlapan cahaya bintang.
Evan mematung disana, ia tahu Alexa masih belum siap berbagi keluh kesah nya dengan siapapun termasuk dirinya.
Namun jauh didalam lubuk hatinya ia bersikeras untuk meyakinkan wanita itu, jika apa yang Alexa pikirkan tentang dirinya salah.
"Gue peduli karena kita sama, Lex."bergumam.
Ia habiskan malam dibawah cahaya bintang, sedikitpun tidak ada rasa kantuk ataupun kelelahan, pria itu masih tetap mematung disana melakukan hal yang sama dengan Alexa, menarik nafas dalam-dalam dan hembuskan perlahan.
Sepanjang malam ia lakukan itu hingga pagi menjelang. Tepat di jam 3 pagi, Evan masih terjaga matanya memerah karena tidak tidur semalaman.
Terdengar suara dari dalam membuat perhatian Evan teralihkan dan gegas masuk kedalam, mencari tahu siapa yang tengah terbangun di jam 3 pagi seperti ini.
Prakk!
Suara benda jatuh semakin membuat Evan khawatir kehadiran seseorang yang tidak diundang seperti maling atau perampok.
"Siapa!"
Alexa terperanjat seketika.
Ia menarik nafas panjang dadanya terkejut mendengar suara Evan tiba-tiba bergema dibelakang nya.
"Ngapain jam segini didapur?"tanya Evan Terheran.
"Haus" ketus.
"Kirain maling," Evan pergi.
Alexa mendelik. Pria itu sudah tidak terlihat lagi, ia gegas mengambil air dan membawanya kedalam kamar.
Sempat terlintas tentang pria itu, mungkin semalam suntuk ia tidak tidur karena, pria itu masuk begitu saja dari arah depan bukan dari kamarnya.
"Dah lah ngapain dipikirin, mending tidur lagi." ucapnya sendiri seraya menarik selimut menutupi tubuh nya.
...
...
...
Gelap sudah berganti terang, seperti biasa Alexa sudah menyibukkan dirinya lebih awal di cafe, sebelum yang lainnya datang.
Setelah beberapa saat kemudian para pegawai datang satu persatu, termasuk Evan. Pria itu datang dan berjalan kearahnya dengan kaki yang masih sedikit sedikit terpincang-pincang.
"Pak Evan kakinya kenapa?" tanya salah satu pegawai cafe sepekerjaan Alexa.
"Luka sedikit."Sahut Evan singkat.
Sebelum Evan mendekati Alexa, wanita itu sudah menghindari nya lebih dulu dan pergi bertukar pekerjaan sementara dengan teman lainnya.
Kini Alexa dengan sengaja menghindari pria itu agar tak terjadi lagi permasalahan dirumah yang tidak diharapkan. Setelah kebencian Sofie terhadap nya selama ini, ia tidak lagi ingin menambah masalah baru dengan putranya.
"Alexa, kok kamu didapur bukannya kamu kerja dibagian depan?" tanya Rani yang bekerja bagian dapur untuk menyediakan pesanan.
"Hari ini aja kok, gak apa-apa ya?" wajahnya memelas Alexa tak sanggup ditolak Rani ia pun mengiyakan permintaan wanita itu untuk membantu nya didapur.
Tepat tengah hari waktunya istirahat dan makan siang, Mereka saling bergantian untuk makan siang setelah sebagian selesai yang lainnya pun kembali bekerja.
Hendak ia pergi ke sebuah tempat makan langganan nya, Alexa terhenti oleh kedatangan seseorang diambang pintu cafe.
"Alexa?" seseorang melambai kan tangan kepadanya.
Ia mendekatinya, seolah ia mengenal pria itu dari segi tampang nya tidak asing bagi Alexa namun ia sedikit tidak mengenalinya.
"Siapa ya?" tanya nya.
Pria itu tersenyum kecil. "Masa gak kenal sih,"
"Gue ... Lupa. Tapi kayak pernah ketemu ya tapi, dimana?"
"Gue Adit, masa Lo gak kenal sih,"
Matanya membulat seketika, Alexa terkejut penampilan Aditya sangat berubah drastis dari potongan rambut hingga penampilan nya jauh berbeda sebelumnya.
"Lo serius Adit?"lagi-lagi Alexa meyakinkan matanya jika pria itu Aditya, pria cupu yang selalu ia bully setiap saat.
Aditya mengangguk.
"Kok beda sih, kemana tuh kacamata kuda?"ejek Alexa seraya bercanda.
"Gue lepas, sekarang gue pake lensa kontak."Jawabnya Aditya.
Tidak ia pungkiri melihat penampilan nya sekarang memang Aditya terlihat keren dan bahkan ternyata penampilannya jauh lebih baik dari David dahulu.
Mereka melanjutkan berbincang-bincang disebuah kedai makan tidak jauh dari tempat Alexa bekerja.
"Gue gak nyangka Lo berubah 180° derajat. Masih belum percaya deh ini Lo. Emm btw .. Lo kesini sengaja?"tanya Alexa, sambil melahap makanan yang ada didepannya.
Aditya tersenyum melihat Alexa begitu lahapnya makan, seperti nya ia memang benar-benar kelaparan Setelah bekerja. Namun terlihat sangat aneh bagi Aditya penampilan Alexa masih sama seperti yang dulu, cantik tidak ada yang kurang sedikit pun.
"Woii .. bukannya jawab malah bengong." ucap Alexa dengan mulut penuh makanan.
"Emm .. Iya gue sengaja datang kesini buat ketemu sama Lo, sekalian juga gue mau kerja ditempat Lo."
Uhuk uhuk..
"Kerja?"
Aditya mengangguk. "Iya ada yang salah?"
"Gak salah sih, cuma aneh aja. Bokap lu kan punya usaha gede, kenapa Lo mau kerja di cafe, bukannya lebih baik Lo ikut bokap jadi lebih gampang juga materi nya."
"Gue gak tertarik sih,"jawab nya singkat.
"Kenapa?"
"Gak aja. Ya kalau pun tidak ada lowongan gue bisa cari kerja ditempat lain tapi masih sekitaran sini, biar bisa ketemu sama Lo."ucapnya Aditya tidak sedikitpun ia malu mengucapkannya, ia selalu terang-terangan mengungkapkan perasaannya kepada Alexa.
"Apaan sih Lo."bersemu merah.
Dari kejauhan Evan memperhatikan Alexa ditempat biasa ia ngopi sembari menemani tukang parkir yang selalu menjadi tempat ia berkumpul dan bercanda.
Pria itu menatap penasaran pada sosok orang yang tengah berada disampingnya, Evan baru tau jika Alexa memiliki teman laki-laki dikota ini.
Bahkan ia baru melihat pria itu, sama sekali ia tidak pernah melihatnya. Hanya hari ini untuk pertama kalinya ia melihatnya dan untuk pertama kalinya juga melihat Alexa seterbuka itu bersama seorang laki-laki juga bersenda gurau, tersenyum juga tertawa.
"Siapa dia?"
Yoga seorang juru parkir muda berparas lumayan dan berkulit sawo matang, mendekati Evan. "Diliatin Mulu, samperin dong." ucapnya Yoga.
"Gak ah, gak penting."cetus Evan masih mempertahankan gengsi nya.
"Gak penting, tapi dilihatin terus."Ejek Yoga melihat wajah Evan penuh penasaran dengan laki-laki yang tengah bersama Alexa.
