NovelToon NovelToon
Obsessed

Obsessed

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / BTS / CEO / Mengubah Takdir / Bad Boy
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: OrchidCho

Obsesi Mafia kondang pada seorang gadis yang menjadi jaminan hutang kontrak nya dengan ayah gadis tersebut.

Kisah keluarga yang saling menyakitkan namun menyembuhkan kedua nya saat bertemu. Sang kakek yang mempunyai rencana lain untuk menyatukan kedua nya, untuk mengatur Cucu nya dia butuh Gadis itu.

Tak disangka Mafia tersebut membawa gadis itu keluar dari dunia nya yang tidak baik-baik saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OrchidCho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Worried About You

Hanya sentuhan itu membuat Hana terdiam, dengan santainya Leon menaruh tangannya di dahi Hana dengan lama.

"Kau sungguh demam rupanya" ucap Leon yang menurunkan tangannya dari dahi Hana.

Dengan susah payah Hana menelan makanan nya lalu ia mengambil air putih.

"Minumlah obat, dan istirahat lagi" perintah Leon.

Memang Hana juga merasakan tubuhnya kurang enak. Setelah selesai makan Hana pun membersihkan tubuhnya dan kembali duduk di pinggiran kasur sambil bengong.

"Aku tidak bisa terus bergantung pada nya kan, aku semakin tidak enak" monolog Hana.

Leon masuk dengan membawa air putih hangat, lalu berdiri didepan Hana yang duduk.

"Aku--"

"Minumlah" Leon langsung memotong perkataan Hana sambil menyodorkan gelas berisi air putih. Hana menerimanya dan bahkan meminumnya perlahan.

Leon duduk disamping Hana, tangan Leon terulur ke leher Hana dan menyentuhnya rasa panas tubuhnya berbeda suhu tubuh nya naik.

"Aku-"

"Apa lagi yang kau butuhkan?" Sela lagi Leon.

"Tidak bukan itu" geleng Hana yang menaruh gelas dinakas.

"Aku ingin pulang" singkat Hana berhasil membuat Leon langsung berubah raut wajahnya bahkan ia terdiam dengan tangannya ia taruh ke depan dadanya.

"Kau sedang sakit, dan kau bilang ingin pulang??" Ucap Leon dengan nada rendahnya.

"Hanya saja, aku merasa tidak enak terus-terusan bergantung padamu" jawab Hana hati-hati.

Biasanya Leon orang yang tidak mau menuntut keinginan wanita, dan tidak ingin ambil pusing.

"Kau sungguh akan melihat ku marah" ucap Leon yang ekspresi nya langsung berubah. Membuat Hana diam seribu bahasa.

"Kau sedang sakit, dan kau bilang ingin pulang? Jika tidak ingin membuatku marah lebih baik menurut" lanjut Leon dengan suara rendahnya.

Oh apakah dia salah? Padahal Hana tidak ingin merepotkan Leon terus-menerus.

"Jika kau begitu.. Aku sungguh menjadi wanita lemah, Aku bertahan sampai saat ini karena ingin hidup tenang" terang Hana dengan keadaan demam nya.

"Aku mengerti, minum obat dan sekarang tidur" ucap Leon yang menyuruh Hana meminum obatnya, tanpa sadar Hana menuruti dan meminum obat demam nya.

Langsung Hana mengeratkan selimutnya bersiap untuk tidur lagi, tapi ia belum mengantuk.

"Aku berada di lantai bawah mengerjakan pekerjaanku, jika butuh sesuatu panggil lah" ucap Leon yang bersiap untuk pergi.

"Aku belum mengantuk, bisakah kau disini saja?" Pinta Hana dengan hati-hati yang berpikir Leon akan duduk di samping nya sambil mengerjakan sesuatu di laptopnya.

Namun salah Leon malah duduk disofa dengan laptop di meja yang berada dikamar.

Hana mengulum senyumnya kenapa ia punya pikiran dengan harapan Leon akan duduk dikasur sampingnya.

Tapi untungnya mata Hana masih bisa melihat Leon dalam jarak pandangannya, padahal Leon terlihat sangat sibuk. Namun, bukannya Hana tidur malah memerhatikan Leon sedang serius bekerja yang berkutat dengan laptop nya.

Tatapan teduh Hana yang terus melihat ke arah Leon, untungnya yang ditatap tidak melihat ke arahnya.

'Dia adalah pria sempurna, ber-uang, pekerja keras, bisa memasak, pintar bela diri, bahkan membersihkan juga hebat. Wanita mana yang tidak terpukau dengan kemampuannya, tapi ada Sarkastik dimiliki nya sangat unik. Menjadi dirinya yang berbeda' ucap Hana dalam hatinya sambil terus melihat Leon.

Karena efek obat demam tanpa ia sadari pun mulai mengantuk dan tidur dengan posisi miring karena tadi ia fokus melihat Leon.

Setengah jam berlalu, Leon selesai dengan laptop pun ingin menghubungi rekan bisnis nya, namun terhenti setelah matanya melihat Hana yang tengah tertidur pulas.

Ia berdiri menghampiri dengan tangan satu di sakunya, saat di depan Hana ia melihat dengan seksama wajah Hana, tangannya terulur menyingkirkan anak rambut yang menutupi dahi Hana.

Setelah itu Leon keluar dari kamar dan berlanjut pekerjaannya.

Jam menunjukkan pukul 3 sore, Hana terbangun dan langsung mengikat rambut panjangnya lalu berjalan keluar, Hana melihat Leon yang sedang ber telfon dengan bahasa Italia lagi, tapi mata sipitnya telah melihat Hana lebih dulu, ia pun mengakhiri panggilan nya tersebut matanya terus tertuju pada Hana yang sedang menuruni tangga.

"Bagaimana dengan tubuh mu?" Tanya Leon yang sambil menaruh ponselnya dimeja.

"Lebih baik" tutur Hana yang sudah berada didepan Leon.

Leon memeriksa dahi Hana dan memeriksa detak jantungnya dengan jam tangan nya.

"Hm" angguk Leon.

"Lihat, sore ini aku harus pulang, besok aku bekerja. Aku tidak bisa berada disini terus" pintar Hana dengan lembut.

"Itu yang ingin Aku katakan, aku ada urusan di kota" jawab Leon yang terus tertuju pada Hana.

"Sore ini, Aku mandi sebentar dan langsung berangkat. Oke" Hana hanya memastikan.

"Hm" deheman Leon terdengar sangat candu, membuat Hana terjeda otaknya.

"Aku segera kembali" ingat Hana yang ingin berbalik, namun sebelum terjadi tangan Leon menarik pergelangan tangannya.

Sreeeeet

Membuat Hana terhuyung ke depan lebih dekat dengan tubuh Leon, jarak mereka hanya tinggal beberapa centi lagi. Mata Hana bergerak-gerak melihat bola mata Leon yang berada di depannya.

Leon malah memeluk tubuh Hana hingga dagu nya berada di bahu Hana bahkan tangan Leon berada dipinggang ramping nya, dan meremas nya perlahan.

"Aku.. Sangat khawatir denganmu" bisik Leon tepat ditelinga Hana.

Bahkan Leon memeluknya erat hingga tubuh mereka saling bersentuhan.

Hanya bisa terdiam, sekarang ia tidak tahu kenapa Leon bersikap seperti itu? Apa mencintainya? Atau hanya memanfaatkan dirinya, ia tidak bisa membaca dengan pasti.

...

Keesokkan nya Hana mulai bekerja seperti biasa, dan memang direkturnya mulai curiga dengan hubungan Hana dengan pimpinan nya itu.

Hana menaruh kopi dimeja direktur James, serta cake dari cafe yang ia beli yang sudah menjadi langganan.

"Apa kalian menjalin hubungan?? Kau dengan pimpinan Leon??" Curiga Direktur James.

"Tidak, aku tidak punya hubungan apapun, aku hanya membantu nya seperti yang kulakukan untuk anda direktur James" terang Hana.

Direktur James hanya masih tidak percaya, namun ia yakin pasti ada suatu hubungan mereka.

"Nihh.. Untukmu" direktur James mengeluarkan sebuah voucher sebuah pemandian air panas.

"Untuk saya?" Tanya Hana yang mengambil voucher tersebut.

"Itu baru buka, katanya bagus ada penginapan juga, aku tidak bisa pergi istriku mau ke Jepang" tutur direktur James.

"Baiklah, terimakasih" pamit Hana dengan voucher ditangannya.

Saat malam setelah pekerjaan telah selesai, Hana pun bersiap untuk menaiki bis nya sambil mengemil coklat kesukaannya dan menikmati perjalanan nya ke rumahnya.

Namun sesampainya dirumahnya ada beberapa orang berkerumun dilantai atasnya.

"Ada apa??" Tanya Hana pada orang sekitar.

"Nona.. Rumahmu telah dimasuki pencuri" terang ibu-ibu komplek.

"Yee?! Pencuri??" Kaget Hana.

"Apa ada barang mu yang hilang?? Bahkan dia memecahkan jendela, suara nya terdengar keras" ujar ibu ibu komplek.

Hana pun langsung menghampiri keadaan rumahnya, lagipula rumah nya tidak ada barang mahal, bahkan laptopnya hari ini ia bawa ke kantor.

Jey pun datang melihat kekacauan tersebut, saat Hana sedang memilah pakaiannya.

"Apa yang terjadi?" Tanya Jey melihat kondisi rumah Hana.

"Kak Jey.. Pencuri memaksa masuk, sepertinya aku harus tinggal diluar untuk sementara" terang Hana yang sudah selesai bawa barang seperlunya.

"Pencuri??" Jey langsung melihat keadaan rumah.

"Iya, aku sudah berbicara dengan yang membetulkan jendela, tapi malam ini tidak bisa, jadi besok baru bisa dilakukan" terang Hana yang sudah membawa beberapa bajunya dalam tas.

"Menginap saja di rumahku, aku ada kamar kosong" tawar Jey.

"Tidak, lagipula ini waktunya aku harus ke sauna" tolak Hana dengan alasan tersebut.

"Di rumahku juga ada sauna" terang Jey, Hana hanya merasa tidak enak terus merepotkan Jey. Apalagi keluarganya sangat kaya.

"Tidak perlu kak, aku sangat berterimakasih kak Jey sudah menawarkan ku tinggal. Tapi.. Aku sudah ada rencana untuk ke sauna" nyengir Hana.

"Dasar.. Sebegitu Nya kau ingin ke sauna" tutur Jey.

"Hm" angguk Hana.

"Baiklah, aku antar" lagi Jey menunjukkan kebaikan nya, kali ini Hana tidak bisa menolaknya.

...

Sesampainya Hana penginapan serta sauna baru mumpung ia diberi voucher oleh direkturnya. Penginapan bernuansa Jepang sangat kental disini.

Setelah selesai memesan Hana berjalan menuju letak pemandian untuk menaruh beberapa barangnya.

Saat itu Leon masuk tak sengaja melihat Hana yang sedang berjalan dan melihat-lihat ke pemandian.

Leon mendengus berpikir kenapa dia bisa disini.

Di tempat lain di jam yang sama seorang pria tua di ruangannya sedang duduk lalu datanglah pria, kakek tua tersebut adalah kakek Leon.

"Siapa wanita disamping nya?" Tanya kakek tua tersebut setelah menerima sebuah foto dari pria tersebut.

1
Atthaya Raisya AqiLah
mampir thor,, ceritanya bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!