Merindu Jodoh

Merindu Jodoh

Bab 01

...*...

Seorang gadis bernama Adiba Kamila mengerjapkan mata perlahan, sebelum akhirnya terbuka dengan sempurna. "Jam berapa ini, aku belum sholat subuh," gumamnya pelan.

Gadis itu bergegas bangkit dari posisi berbaringnya. "Auuuwww ... ssshhh..., kenapa ini sakit sekali? Badanku juga rasanya sakit semua." Dia berdesis merasakan badannya remuk redam.

Padahal Kamila ingat betul, bahwa semalam sudah meminum obat, tapi seolah tidak ada efeknya. Lalu ia memijit kepalanya yang terasa pusing.

Di saat itulah baru dia tersadar, ada sesuatu yang tidak beres dengan dirinya. Diperiksa tubuhnya, seketika menjadi panik saat mendapati, tak ada sehelai pun pakaian melekat, apalagi ada noda merah di bawahnya, dan hanya selimut yang menutupinya.

Lantas ia menolehkan kepalanya ke samping, dan matanya langsung terbelalak, begitu melihat seorang pemuda, berada di atas tempat tidurnya, dengan posisi tengkurap dan membelakanginya.

"Aaaaaa... siapa kamu! Apa yang telah kau lakukan padaku!!!" teriak Kamila seraya menendang dengan kekuatan penuh, tubuh seorang pemuda yang masih tertidur pulas itu. Kemudian melemparinya dengan bantal dan guling.

Karena kaget pemuda itu pun ikut berteriak. Tubuhnya terguling di lantai, dalam keadaan telanjang bulat.

"Aaawww...sakit!"

Kamila kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan menyembunyikan wajah di antara kedua lututnya.

Pemuda itu pun mengedarkan pandangannya, lalu menunduk dan melihat tubuhnya yang polos tanpa busana. Ia langsung membulatkan matanya terkejut. "Apa yang terjadi padaku?" gumamnya pada diri sendiri.

 Ia lantas mencari pakaiannya yang berserakan. Setelah menemukan yang di cari, lalu memakainya.

"Mila ...?" ucapnya ketika netranya melihat sahabatnya tengah duduk dengan kepala tertunduk di antara kedua lututnya.

Merasa mengenali suara itu, Kamila pun mengangkat wajahnya, dia langsung syok seketika.

"Zando...?" Gadis itu membekap mulutnya tak percaya.

"Mila, kamu ... kenapa ada di sini?"

"Aku ...?Tentu saja aku ada di sini, karena ini adalah kamarku. Lalu apa yang sudah kamu lakukan, hahhh? Kenapa kamu tega padaku, Do?" Kamila berteriak histeris mendapati kenyataan bahwa pemuda yang telah menodainya adalah sahabatnya sendiri. Sahabat yang dicintainya dalam diam.

"Kamila ... a-aku... aku ...."

Zando mencoba mengingat kejadian yang dialaminya. Dia berusaha menyatukan kepingan ingatannya dari awal.

Flashback on

Pov Zando

Malam itu aku menghadiri acara penghargaan yang diselenggarakan oleh salah satu stasiun televisi swasta. Dan aku dinobatkan sebagai aktor pendatang baru terfavorit. Demikian pula dengan sinetron yang aku bintangi pun, menyabet penghargaan sebagai sinetron terfavorit karena ratingnya sangat tinggi.

Ada banyak lagi penghargaan yang didapat oleh rumah produksi itu, membuat produser dan sutradara mengajak kru beserta timnya untuk merayakan keberhasilan tersebut. Maka dipilihlah tempat hiburan malam sebagai tempat untuk berbagi kegembiraan. Karena merasa tidak enak hati untuk menolak, akhirnya aku ikut serta. Padahal ini adalah kali pertamanya aku masuk ke tempat seperti itu.

Gemerlap lampu warna-warni dan musik hingar-bingar membuatku merasa tidak nyaman.

"Kamu kenapa, Do?" tanya seseorang yang merupakan kru syuting.

"Tidak apa-apa, Bang," jawabku singkat.

"Sana, kamu pesan minuman, atau mau aku pesankan?"

"Orange juice aja, Bang."

"Baiklah." Orang itu kemudian memanggil pramusaji untuk memesan minuman yang aku inginkan.

Tak lama kemudian minuman pesananku datang. Aku pun langsung meminumnya hingga tandas, karena memang merasa haus dari tadi. Akan tetapi tak lama kemudian, aku merasakan sesuatu yang berbeda pada tubuhku. Hawa panas menyeruak disertai keringat mulai bercucuran. Lalu aku pamit ke toilet.

"Aaagghhh...! Obat sialan itu! Rupanya mereka mengerjaiku!"

Flashback off

.

Zando meremas rambutnya kasar, lalu menatap Kamila dengan perasaan bersalah. Sungguh dirinya tidak pernah menginginkan hal ini terjadi. Tapi bubur sudah terlanjur gosong, tentunya sudah tidak enak dimakan lagi.

"Kamila, maafkan atas kekhilafanku. Sungguh, aku---"

"Apa kata maaf bisa mengembalikan semuanya seperti semula? Kamu sudah menghancurkan aku, Do! Kamu sudah mengambil apa yang selama ini aku jaga. Lalu, bagaimana aku harus menjalani hidupku setelah ini?"

 Kamila terus menangis, dan terdengar sangat menyayat hati, membuat Zando makin merasa frustasi.

"Kamila, aku pasti akan bertanggung jawab dan aku berjanji akan menikahimu."

"Apa kamu yakin akan semudah itu? Lalu bagaimana dengan orangtuamu, bagaimana pula dengan kariermu?" Kamila menatap sinis ke arah Zando, tak percaya.

"Aku akan mengatakan yang sejujurnya pada keluargaku, dan meminta mereka menikahkan kita. Kamila, sebenarnya ... selama ini, aku mencintaimu."

Zando menatap Kamila dengan teduh, sayangnya tidak dengan gadis itu. Ia sudah terlanjur kecewa dengan Zando yang sudah merenggut sesuatu yang sangat berharga baginya.

Kemudian Kamila mencoba mengais ingatannya sebelum kejadian.

.

Flashback on

Pov Kamila

Malam itu aku bersama rekan-rekan sesama dokter baru saja tiba di rumah sakit, setelah beberapa hari menjadi tim relawan di daerah yang tertimpa bencana alam.

Karena merasakan tidak enak badan dan demam, maka aku memutuskan untuk langsung pulang, agar bisa segera beristirahat. Sesampai di unit apartemen, aku pun membersihkan diri, setelah itu meminum obat lalu tidur.

Akan tetapi, baru beberapa saat terlelap, samar-samar aku mendengar suara seseorang mengetuk pintu kamar dan memanggilku.

Karena mengenal suara itu, maka dengan setengah sadar aku terbangun untuk membukakan pintu.

"Kamila... tolong aku, Mil! Badanku rasanya panas sekali."

Akan tetapi, aku tidak menanggapi ucapannya. Aku hanya mengambilkan obat demam dan kuberikan padanya. Bahkan saat dia memelukku, aku hanya terdiam seakan tidak punya tenaga untuk sekedar memberontak. Malam itu mataku rasanya benar-benar lengket dan aku seperti sedang bermimpi.

"Mila, rasanya aku tidak tahan. Entah apa yang terjadi padaku. Tolonglah aku, Mil. Apa yang harus aku lakukan?"

Zando mulai meracau tidak jelas, dan selalu mengatakan panas. Namun karena aku sendiri pun, juga merasa tidak baik-baik saja, maka aku memutuskan untuk tidur kembali. Dan selanjutnya aku tidak tahu apa yang terjadi, karena obat yang aku minum memang mengandung obat tidur.

Flashback off

"Bodoh-bodoh kamu, Mila! Kenapa kamu begitu bodoh!" Kamila memukuli kepalanya sendiri.

Rasa penyesalan begitu dalam ia rasakan. Dia tahu bahwa Zando juga tidak sepenuhnya bersalah. Dia yang memberi akses pemuda itu untuk masuk ke dalam kamarnya. Apalagi jika mengingat baju yang dipakainya malam itu, berupa baju tidur berbahan satin dengan tali spageti dan celana hot pant yang memperlihatkan pahanya.

"Mila, percayalah padaku. Aku akan meminta papa dan mama menikahkan kita."

Ucapan Zando sedikitnya membuat hati Kamila terasa menghangat, hingga memunculkan sebuah harapan.

Derrttt... Derrttt... Derrrttt

Ponsel Zando berdering dan tertera nama asistennya di sana.

"Hallo, ada apa?"

" .... "

"Bagaimana bisa?"

" .... "

"Baiklah, aku akan segera ke sana."

Zando menutup sambungan teleponnya, lalu menghampiri Kamila. Direngkuhnya bahu rapuh itu dan memeluknya dengan erat.

"Mila, apapun yang kamu dengar dan kamu lihat tentang aku, kumohon percayalah padaku. Aku pasti akan datang, dan mempertanggungjawabkan apa yang telah aku lakukan padamu. Aku janji!"

"Sekarang aku harus pergi, ada urusan yang harus aku selesaikan," ucap Zando.

Kemudian ia melerai pelukannya dan mengecup kening Kamila penuh perasaan. Setelah itu dia bergegas pergi meninggalkan unit apartemen Kamila.

Sedangkan Kamila sendiri, hanya bisa menatap nanar, kepergian pemuda yang diam-diam telah mencuri hatinya sejak masa putih abu-abu itu, dengan perasaan tak menentu.

.

.

.

.

.

.

*Tolong tinggalkan jejak jika suka,

* Dan jangan tinggalkan apapun jika hanya penasaran.

*Tolong jangan loncat bab membacanya ya gaes!!!

Terpopuler

Comments

ora

ora

Aku pun bingung siapa yang salah disini. Zando yang datang ke apartemen Kamila, Kamila yang membukakan pintu apartemen, atau yang salah itu orang yang masukin obat ke minuman Zando ....

2024-10-24

2

Rita Riau

Rita Riau

begitu kah jln takdir cinta Adzando,,🤔🤭 moga mama Zeya papa Daniel bisa mengerti. hadir author ku lope lope sekebon pak Wowo 😍♥️

2024-10-30

1

ora

ora

/Coffee/ kopi untuk Ibu.
Semangat, semoga sukses untuk ceritanya💪💪💪❤️❤️❤️

2024-10-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!