NovelToon NovelToon
Long Journey

Long Journey

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Epik Petualangan / Dunia Lain / Ahli Bela Diri Kuno / Penyeberangan Dunia Lain / Elf
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Yudha Lavera

Kejadian pilu pun tak terduga menimpa Bjorn, para polisi menuduh dia sebagai kaki tangan seorang kriminal dan akhirnya ditembak mati secara tragis.

Bjorn yang tidak tahu alasannya mengapa dirinya harus mati pun terbangun dari kematiannya, tetapi ini bukanlah Akhirat.. Melainkan dunia Kayangan tempat berkumpulnya legenda-legenda mitologi dunia.

Walau sulit menerima kenyataan kalau dirinya telah mati dan berada di dunia yang berbeda, Bjorn mulai membiasakan hidup baru nya dirumah sederhana bersama orang-orang yang menerima nya dengan hangat. Mencoba melupakan masa lalunya sebagai seorang petarung.

Sampai saat desa yang ia tinggali, dibantai habis oleh tentara bezirah hitam misterius. Bjorn yang mengutuk tindakan tersebut menjadi menggila, dan memutuskan untuk berkelana memecahkan teka-teki dunia ini.

Perjalanan panjangnya pun dimulai ketika dia bertemu dengan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama dengan dirinya.

(REVISI BERLANJUT)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudha Lavera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1. Bjorn Erez

"Mari kita sambut dengan meriah!! juara 1 petarung kita" sambut pembawa acara dengan mic-nya "Pria muda master muay thai dan sabuk hitam jiu jitsu, yang meraih kemenangan selama beberapa tahun berturut-turut!"

"Inilah dia! Bjorn erez!!" Para penonton semakin riuh ketika Bjorn menaiki podium.

"Terimakasih" dengan wajah datar menghadap keramaian penonton.

"Badannya tidak memar sama sekali"

"Badannya sungguh atletis"

"Dia pasti latihan keras setiap hari"

"Hah, aku hanya ingin cepat pulang, lalu tidur yang nyenyak"

Setelah acara penghargaan turnamen selesai, Bjorn mengganti pakaiannya di ruang ganti, terdengar suara keramaian menjadi hening dari dalam bilik-nya.

"huh? Perasaanku barusan suaranya masih ramai" setelah selesai mengganti pakaian dan keluar dari bilik. Bjorn tak menghiraukan keheningan yang janggal itu, "mungkin mereka sedang serius menonton pertandingan penutup"

Saat keluar dari gedung turnamen, melewati pintu belakang, ada seseorang yang berteriak "Hei! Ada orang yang kabur!" hentak seseorang dari parkiran menggunakan seragam polisi lengkap.

"Dia pasti anak buahnya Mendez!" Sambung Polisi lain dari sudut gedung yang berbeda.

Ternyata, gedung ini di kepung oleh aparat yang sedang melakukan operasi penangkapan bos mafia kartel, karena meresahkan masyarakat dengan menjual obat-obatan terlarang.

Bjorn hanya membeku, dan kebingungan dengan situasi yang sedang dia hadapi "Apa-apaan ini?" Polisi lain muncul menghempaskan dirinya dari belakang, dan menodong kepalanya dengan pistol "angkat tanganmu"

"Tunggu dulu, sebenernya ini ada apa?"

"Aku bilang angkat tanganmu!" lanjut polisi sambil menendang bokongnya.

Hal itu membuat Bjorn marah "Brengsek! setidaknya tanya aku baik-baik" memutar dengan tendangan kaki tepat diwajah polisi.

"Dia anjingnya Mendez! Tembak!" suara bising tembakan senjata api menghujani Bjorn dari berbagai sudut bagunan. Bjorn yang masih tidak tahu alasannya harus berhadapan dengan aparat hukum pun sudah kehabisan darah karena terlalu banyak peluru yang membolongi tubuhnya.

"Sialan, lelucon seperti ini tidak lucu" Nafas nya terengah-engah, sambil menutupi derasnya darah mengucur di perutnya, pandangan Bjorn mulai menghitam dan kabur. Ini seperti dirinya benar-benar akan mati.

"Ah, sial"

...

"Hei.. Nak"

"Hei, bangun" panggil seorang kakek disebelahnya.

Bjorn membuka matanya, dengan menyipitkan kedua mata karena terpapar oleh sinar matahari yang terik, hembusan angin mengilir, nyanyian dedaunan dengan kicauan burung-burung membentangi telinganya. Dia seperti kebingungan, tubuhnya sedang terbaring di padang rumput. Suasana sekitar pun tidak ada gedung ataupun kota, hanya ada pemukiman lusuh yang tidak layak dihuni.

"Oh, kamu sudah bangun?" tanya kakek yang menggendong kayu bakar sambil berdiri disebelahnya.

"Ah, iya" Bahkan mengatakan hal lain masih sulit untuknya setelah mengalami kejadian ini, Bjorn masih bingung dengan tempat ini "sebenarnya, ini dimana?" gumam Bjorn.

"Kamu kelihatan kurang sehat, jarang ada orang yang mengembala domba sampai sini. Apalagi aku belum pernah melihatmu sebelumnya" ucap kakek tersebut.

"Aku sendiri tidak mengingat apapun" jawab Bjorn.

"Kalau kamu lapar, datanglah kerumah ku, sepertinya kamu bukan orang sekitar sini" balas kakek sambil tersenyum.

"Uhm.. Baik"

Ini mimpi? Ataukah aku sudah mati? Bjorn menanyakan hal itu berulang kali pada dirinya sendiri yang sedang berjalan menuju rumah si kakek. Suasana disekitarnya pun, seperti tahun sebelum masehi, Tatapannya terlihat kosong dengan kepala menunduk sambil berjalan. Kakek pun merasa kasihan melihat keadaan Bjorn.

Petang jingga berakhir, gelapnya malam menutupi desa kecil ini. Bjorn dan keluarga kakek tersebut duduk bersama di meja makan kayu kecil mereka yang diterangi sebatang lilin.

"Jadi, nak? Aku bahkan belum tahu nama-mu" tanya kakek itu

"Oh, maaf. Namaku Bjorn erez"

"Begitu, kalau namaku Pluto, nak" sambil mengenalkan orang lain yang duduk disebelahnya "ini menantu ku, namanya Sveilla, dan gadis kecil yang duduk disampingnya itu bernama Neil" sambil mengelus kepala gadis kecil itu.

"Salam kenal paman, usiaku sepuluh tahun" sambung Neil.

"Lalu? Dimana ayahmu?" tanya Bjorn.

Gadis kecil itu tidak menjawabnya dan hanya melipat bibir dengan alis yang menciut murung, lalu disambung oleh Pluto "Anakku tewas dimakan Naga air saat sedang mencari ikan di selatan"

Mata Bjorn melotot tercekat "Hei, kek. Leluconmu itu tidak lucu"

"Jadi, kamu memang tidak tahu, ya? Sepertinya kau memang orang jauh" sambung Pluto.

Sveilla yang sedang menyiapkan makan malam di tungku besar pun menyela "Ras manusia memang lemah. Kita tidak memiliki kemampuan sihir seperti Elf, tidak memiliki fisik yang kuat seperti Ogre. Populasi manusia di dunia ini pun semakin tergerus oleh penindasan dan hampir punah"

Bjorn menggaruk gelisah kepalanya "Oh, begitu" semua fakta yang dia dengar disini sungguh tidak masuk akal, dan juga apa-apaan dengan Ras-ras yang mereka bicarakan.

"Jika kamu tidak memiliki tempat untuk pulang, kamu boleh tinggal disini" ucap ramah Pluto kepadanya.

*****

Beberapa hari setelah malam itu. Bjorn yang sudah membiasakan diri dengan lingkungannya. Melakukan pemanasan tubuh didepan rumah "Bjorn? Kamu sedang apa?" tanya Pluto dengan wajah bingung.

"Pagi kek, aku ingin berlari pagi mencari keringat" jawab Bjorn.

"Baiklah, aku berangkat dulu, kek" sapa Bjorn sambil meninggalkannya dengan larian kecil.

Lari paginya terasa menyenangkan karena wilayah desa sangat ramah padanya. Semua orang yang dijumpai Bjorn memberikan sapa hangat dan terkadang menawarkan untuk istirahat di gubuknya.

Bjorn yang sudah merasa agak lelah pun duduk di depan ladang buah warga sekitar "Hai, Bjorn. Mau teh?" sapa seorang pria yang sedang istirahat setelah mengolah ladang.

"Bjorn, wajahmu tampan dan warna rambutmu kekuningan, sangat berbeda dengan kami para penduduk desa. Apa kamu keluarga bangsawan?" tanya pria itu sambil menyeduhkan teh.

"Bangsawan? Memangnya ada yang seperti itu disini?"

"Hah? Maaf, sebaiknya kita tidak membahas itu"

Muncul suara auman singa menggelegar

"Aaaaa! Tolong kami" teriakan para petani yang berlarian dari ladang.

"Tolong! Ada Singa!"

Bjorn langsung berdiri dari tempat rehatnya, dan mencoba lari ke arah keributan "Hei Bjorn! Itu bahaya, kau bisa dimakan oleh monster itu!" teriak pria yang bersamanya, berupaya menghentikan Bjorn. Tapi hal itu tidak mengurungkan niatnya untuk tetap berlari.

Singa besar mengaum keras dihadapan Bjorn yang sedang berlari seakan sang singa siap untuk menerkam-nya.

Kemudian singa itu melompat kearahnya, yang dibalas dengan Bjorn melompat kearah singa tersebut. Disaat gigi tajam singa itu hampir mengenai lehernya, Bjorn menghindar dengan memutarkan badan disambung menendang dagu singa tersebut.

Bunyi dari tendangan itu bahkan sampai ke rumah kakek pluto, singa besar dengan bobot 700-kilogram itu mati seketika, terpental jauh dan menabrak pepohanan hingga rubuh.

"Maafkan aku singa, sialnya dirimu bertemu denganku"

Para penduduk desa yang mendengar suara bising tersebut, mengerumuni ladang.

"BJORN! SEBENARNYA SIAPA DIRIMU?!"

1
01
fufufafa/Hammer/
Yudha Lavera: weeee
total 1 replies
Kuro Kagami
Setiap chapter bikin penasaran terus, authornya jago banget.
Jenny Ruiz Pérez
Ceritanya asik banget thor, jangan lupa update terus ya!
Kamiblooper
Ini bukan cerita lagi, tapi candu, tolong jangan terlambat update thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!