"jangan berharap banyak didalam pernikahan ini, karena aku tidak akan pernah jatuh cinta kepada kamu Rayya" ucap Deril pada Rayya disaat malam pertama mereka sebagai suami istri
"anda tidak perlu mengingatkan saya tuan, saya tidak pernah berharap apa pun didalam pernikahan ini tuan Deril" tegas Rayya
Pernikahan Deril dan Rayya atas dasar perjodohan, mereka terpaksa untuk menikah dengan alasan hutang budi
Apakah mereka bisa bertahan didalam perjikahan itu atau berpisah jalan terbaik yang mereka akan ambil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2-Perjodohan
Deril masih diam terpaku mendengar jawaban dari Rayya, dia berharap Rayya akan bersedih mendengar apa yang dia ucapkan dari tadi, tapi kenyataan nya Rayya biasa saja tidak terpengaruh dengan apa yang Deril ucap kan
"kau mengusir ku dari kamar ini Rayya?" tanya Deril dengan muka merah padam karena marah dan malu karena merasa disepelekan oleh Rayya
"bukan nya tadi anda yang bilang, kalau anda mau pergi malam ini, terus kenapa saya yang dituduh mengusir anda, anda sehat tuan Deril" tukas Rayya
"dasar wanita kampungan tidak tau etika" umpat Deril membuat Rayya menatap tajam kearah Deril
"tuan Deril yang terhormat kalau anda mau pergi silahkan, hari sudah malam dan saya mau istirahat" terang Rayya dengan suara pelan
"dasar wanita sombong" umpat Deril lalu pergi meninggalkan Rayya yang hanya geleng geleng kepala melihat tingkahnya
"anda baru tau saya sombong tuan Deril" sahut Rayya pelan sekali seolah dia sedang bicara dengan dirinya sendiri
"apa kamu bilang, kamu sedang mengumpat saya" tanya Deril lagi dia tidak mendengar jelas apa yang dikatakan Rayya
Rayya hanya melengos tidak mau menanggapi Deril yang sedang emosi, melihat sikap Rayya makin menambah kesal Deril dia pun membanting pintu dengan keras
"itu orang kenapa sih, marah marah tidak jelas bikin bingung" ucap Rayya setelah Deril keluar dari kamar nya dengan membanting pintu dengan keras
FLASBACK ON
Tiga bulan yang lalu Rayya diajak bicara oleh kedua orang tuanya mengenai perjodohan yang sudah di buat oleh Tuan Bramantyo dan ayahnya Rayya
"ada apa ya pak kok tumben panggil.Rayya kayak mau ada hal penting saja" ucap Rayya setelah mereka berkumpul setelah makan malam
Kedua orang tua Rayya saling pandang lalu kembali menatap putrinya yang baru saja tamat kuliah dan saat ini baru bekerja di perusahaan besar
Dengan kepintaran dan kepandaiannya Rayya di terima bekerja di perusahaan besar itu di divisi keuangan, Rayya awal nya magang disana karena kerjanya yang bagus membuat perusahaan meminta nya untuk bekerja di peusahaan milik keluarga Danendra yang terkenal sangat kaya itu
Ayah Rayya bekerja disebuah instansi pemerintah dan ibu nya hanya ibu rumah tangga biasa yang membantu suaminya dengan berdagang di depan rumah nya, Rayya mempunyai adik perempuan yang saat ini masih sekolah menengah atas
Mereka hidup sederhana sama dengan keluarga yang lainnya yang berada dilingkungan tempat tinggal mereka
"bapak mau kasih tau kamu, kalau kamu akan segera menikah dengan anak Tuan Bramantyo" ucap pak Fajar membuat Rayya terkejut
"maksud bapak, Tuan Bramantyo yang orang berada itu? Apa tidak salah pak, bapak kenal dari mana dengan keluarga mereka" tanya Rayya dengan suara sedikit kencang
"kamu yang sabar nak, dengarkan bapak bicara dulu" tukas ibu nya Rayya
"gimana cerita nyà pak?" tanya Rayya penasaran
"sebelum nya bapak minta maaf sama kamu nak, harus nya dulu bapak tidak meng iyakan apa yang diminta oleh Tuan Bramantyo" jelas pak Fajar
"apa yang terjadi pak?" tanya Rayya lagi
"dulu sekali bapak pernah menyelamatkan nyawa Tuan Bramantyo dari kejaran orang yang ingin berbuat jahat kepadanya, persaingan bisnis membuat mereka saling menjatuhkan"
"Malam itu bapak habis pulang kerja, tiba tiba di dekat lampu merah ada orang yang langsung duduk di belakang motor yang bapak bawa"
"dia meminta bapak membawanya segera kerumah sakit karena badannya penuh dengan luka sepertinya habis berkelahi, segera bapak membawa ke rumah sakit dan menghubungi keluarga nya"
"singkat cerita bapak juga memberikan darah pada Tuan Bramantyo karena dia kehabisan banyak darah karena terluka parah"
"dan selanjutnya terjadilah perjodohan ini, karena mereka merasa berhutang budi kepada bapak, bapak sudah menolong nyawa nya dua kali, awalnya bapak menolak ide perjodohan dari mereka, tapi merela terus memaksa"
"kemaren Tuan Bramantyo datang kesini menanya kan hal perjodohan itu, dia meminta untuk segera dilaksanakan pernikahan dengan putra nya" jelas pak Fajar detail sekali
Rayya yang mendengar nya hanya diam membisu karena tidak terbayangkan olehnya untuk menikah dengan orang yang tidak dikenal nya
"bapak serahkan semuanya kepada kamu nak, kalau kamu menolak perjodohan ini nanti bapak akan coba bicara dengan mereka" ucap pak Fajar
"apa bapak pernah menerima bantuan yang lain dari mereka pak?" tanya Rayya
"mereka banyak membantu kita nak, kuliah kamu dan adikmu itu semua dari Tuan Bramantyo dan rumah ini pemberian dari mereka juga, bapak sudah menolak tapi Tuan Bramantyo memaksa dan memohon agar bapak mau menerimanya" jelas 0ak Fajar lagi
"kita sama mereka beda pak, apa putranya tuan Bramantyo setuju dengan perjodohan ini?" tanya Rayya lagi
"justru itu nak, tuan Bramantyo meminta bantuan kita, saat ini putranya sedang menjalin hubungan dengan seorang wanita yang mereka tidak setuju, karena wanita itu kurang baik untuk putranya" jawab pak Fajar
"tapi Rayya belum mau menikah pak, Rayya mau bekerja dulu" tukas Rayya
"bapak terserah kamu nak, kalau kamu keberatan juga tidak apa apa, nanti bapak bicarakan lagi" ucap pak Fajar
"Besok tuan Bramantyo akan datang kerumah kita untuk menanyakan kesediaan kamu, apa mau menjadi istri dari anak mereka" terang buk sani
"baiklah pak, Raya akan pikirkan semuanya, kalaupun harus menerima perjodohan ini, raya mau tetap bekerja pak" jelas Raya kepada kedua orang tuanya
"iya nak, silahkan Raya pikirkan baik baik, kami tidak memaksa kamu nak" ucap pak Fajar
Besok harinya Raya dan keluarganya menunggu kedatangan keluarga bramantyo, setelah menunggu berapa lama akhirnya tuan Bramantyo dan keluarga nya datang berempat
"silahkan masuk tuan bramantyo" ucap pak Fajar mempersilahkan tamu nya untuk masuk kedalan rumahnya
Setelah tamunya masuk dan duduk di ruang tamu lalu mereka berkenalan satu dengan yang lainnya, terutama antara Raya dan Deril, setelah itu mereka membahas soal perjodohan kedua anak mereka
"jadi bagaimana pak Fajar dengan nak Raya apa setuju dengan rencana perjodohan mereka, kalau dari putra kami Deril sudah setuju untuk menikah dengan Raya" ungkap tuan Bramantyo
"saya sudah serahkan semuanya kepada Raya, kami sudah berbicara kemaren, Raya kalau jadi menikah dengan Deril putra tuan Bramantyo, hanya ingin tetap bekerja Tuan" jelas pak Fajar
"bagaimana nak, apa kamu bersedia menikah dengan Deril putra kami, mama sangat berharap kamu mau menerima perjodohan ini" ucap nyonya lena
sebelum menjawab pertanyaan yang diajukan nyonya Lena, Rayya sejenak menarik nafas panjang lalu melepaskan dengan perlahan
"Raya dan mas Deril tidak saling kenal, kami dua orang asing yang akan menikah, apa mungkin sebuah rumah tangga berjalan dengan baik kedepan nya" balas Rayya
"kami mengerti apa yang Rayya katakan, bukan kah cinta bisa datang seiring waktu" ujar nyonya Lena
Sedangkan Deril hanya diam saja, dia hanya menatap tajam kearah Rayya
mudah''an kelak km berjodoh dgn gavin