~Silahkan baca karya sebelumnya "Tiba-tiba Jadi Istri Pak Guru" supaya paham alurnya.
"Aku suka sama kamu"
"Tapi aku sudah menikah"
"Aku tunggu jandamu"
"Silakan saja"
Tidak ada yang menyangka, wanita yang menjadi dambaannya sejak lama ternyata istri dari sahabat nya sendiri.
Namun tidak ada yang mustahil di dunia ini, jodoh pasti bertemu.
Rafasya Dimas Anggara sejak lama mengagumi Tisya Andini, berulang kali dia menyatakan cinta pada Tisya namun Tisya selalu menolaknya. Tapi Dimas tidak menyerah begitu saja, setiap malam ia selalu meminta pada Tuhan untuk mempersatukan mereka.
Bagaimana kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
❤️❤️❤️❤️ HAPPY READING ❤️❤️❤️❤️
Sudah hampir empat puluh lima menit mereka berdua berada di dalam kolam.
Dimas masih setia mengajari istrinya berenang.
"Kak gimana renang aku?" Tanya Tisya.
"Lumayan" Jawab Dimas
Tisya sudah bisa berenang walaupun hanya beberapa detik saja.
Dimas menyandarkan punggungnya di tembok kolam lalu Tisya menyusulnya dan berdiri di depan suaminya dengan posisi membelakangi suaminya.
"Kak lihat leher aku, kok rasanya perih ya" Ucap Tisya.
Dimas menyibakkan anak rambut di leher istrinya dan melihat ada sedikit luka.
"Ada luka sayang" Ucap Dimas.
"Kena apa tadi?" Tanya Dimas lagi
"Tadi waktu masak kena cipratan minyak kak" Jawab Tisya.
"Lain kali hati-hati ya" Ucap Dimas.
Dimas menarik pinggang ramping istrinya hingga tidak ada jarak di antara mereka.
Tisya kembali dibuat kaget saat merasakan ada yang mengganjal di bawah.
Dimas melingkarkan tangannya di perut istrinya dan meletakkan kepalanya di bahu istrinya.
"Kenapa kaget gitu mukanya?" Tanya Dimas.
"Heh, engga kok" Jawab Tisya pura pura terlihat biasa.
Dimas mendekatkan bibirnya ke kuping Tisya.
"Bukannya kamu sudah terbiasa merasakan itu" Goda Dimas.
Wajah Tisya memerah. Kini tangan Dimas sudah mulai menggerayangi dada istrinya.
"Ahhhhhhh kak" Tubuh Tisya menggeliat kenikmatan.
Dimas merem*s-rem*s benda itu bagaikan squishy.
Dimas memberanikan diri menyusupkan tangannya ke dalam tank top istrinya.
"Ahhh"
Dimas kemudian membungkam mulut istrinya dengan mulutnya.
Cukup lama adegan itu berlangsung, hingga akhirnya kegiatan itu berhenti ketika suara perut Tisya berbunyi.
"Kamu lapar?" Tanya Dimas.
Tisya menganggukkan kepalanya.
Dimas mengeluarkan tangannya dari dalam tank top Tisya,
Dimas kemudian membantu Tisya naik ke tepi lalu mereka masuk ke dalam kamar masing-masing untuk mandi dan berganti pakaian.
Sore harinya Dimas mengajak istrinya berjalan-jalan ke taman kota.
Mereka duduk di kursi taman sambil menikmati sosis bakar yang masih hangat.
"Kamu ingat ga dulu kita sering jajan sosis bakar di alun-alun kota?" Tanya Dimas.
"Iya iya ingat, dulu kakak paling suka sosis yang ada matanya haha" Jawab Tisya.
"Terus kamu sukanya sosis yang gosong"
Mereka tertawa bersama mengenang masa kebersamaan mereka dulu.
"Ga nyangka ya sekarang kita bisa jajan bareng lagi" Ucap Dimas.
"Yang paling ga nyangka lagi sekarang kamu sudah jadi istri aku" Sambung Dimas.
Tisya hanya diam kemudian ia menyandarkan kepalanya di bahu suaminya.
"Kak" Panggil Tisya.
"Hem?" Jawab Dimas.
"Kakak mau menikah sama aku itu karena keinginan kakak sendiri atau karena wasiat Mas Bian?" Tanya Tisya.
Dimas merangkul pundak Tisya sambil mengusap-usap kepalanya.
"Dua-duanya." Jawab Dimas.
"Sudah lama kakak pengen punya hubungan sama kamu, dan kakak juga udah nembak kamu berkali-kali juga tapi kamu ga nerima kakak. Waktu kamu bilang kalau kamu sudah menikah disitu kakak belajar untuk berhenti mencintai kamu, setiap malam kakak berdoa supaya Tuhan menghapus rasa cinta kakak sama kamu, tapi entah mengapa justru hampir setiap malam kamu muncul di mimpi kakak. Hingga akhirnya kakak kembali ke kota ini untuk menjenguk Bian dan muncullah wasiat itu." Sambung Dimas
"Waktu kakak bertemu Mas Bian kakak tau kalau istrinya Mas Bian itu aku?" Tanya Tisya.
Dimas menggelengkan kepalanya.
"Hanya waktu itu Bian bilang kalau istrinya bernama Tisya, tapi kakak ga ngeh kalau itu kamu, soalnya nama Tisya itu banyak." Jawab Dimas
"Kakak tahu kalau kamu istrinya Bian waktu kakak melayat ke rumah Om Arta. Di sana kakak lihat kamu menangis di samping jenazah Bian. Dari situ kakak yakin kalau kamu istrinya Bian." Jawab Dimas.
"Terus waktu kakak tahu kalau aku istrinya Mas Bian perasaan Kakak gimana?" Tanya Tisya.
"Jelas tidak usah ditanyakan lagi. Detik itu juga kakak ingin menghampiri kamu dan menyampaikan wasiat itu." Jawab Dimas.
"Kakak senang?" Tanya Tisya.
"Tentu saja"
"Mungkin ini jawaban dari doa-doa kakak selama ini." Ucap Dimas
Dimas mencium kepala istrinya dengan penuh sayang.
"I LOVE YOU" Bisik Dimas di telinga Tisya
Senyum Tisya mengembang. Ia lalu mengangkat kepalanya dan bahu Dimas. Tisya mengambil satu tusuk sosis lalu menyuapi suaminya.
"I Love you too" Jawab Tisya lirih namun masih bisa di dengar oleh Dimas.
Dimas segera menelan sosis yang ada di dalam mulutnya.
"Kamu tadi bilang apa sayang?" Tanya Dimas dengan penuh senyuman dan mata berbinar.
Tisya salah tingkah dan berusaha mengelak ucapannya tadi
"Engga aku ga bilang apa-apa" Jawab Tisya.
"Bohong, ga mungkin kakak salah dengar" Ucap Dimas.
Dimas terus menggoda istrinya membuat pipi Tisya menjadi merona.
Mereka menghabiskan malam minggunya dengan berjalan-jalan di taman.
"Kak udah jam sembilan nih, pulang yuk" Ajak Tisya.
Dimas memberesi sisa-sisa makanannya kemudian mereka berdua masuk ke dalam mobil.
Setibanya di rumah mereka langsung masuk ke kamarnya masing-masing.
Di dalam kamar Dimas membersihkan badannya di kamar mandi setelah itu ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Dimas membuka ponselnya
"Yah batunya habis" Ucap Dimas
Dimas mengisi daya ponselnya kemudian bersiap untuk tidur.
Sedangkan Tisya baru saya menyelesaikan ritualnya di kamar mandi. Ia keluar kamar mandi mengenakan pakaian tidur yang cukup terbuka
Tisya duduk di depan cermin kemudian memoles wajahnya dengan skincare miliknya.
Setelah selesai memakai skincare Tisya berbaring di atas ranjang sembari memainkan ponselnya.
Saat ia tengah asik mengobrol dengan temannya di aplikasi chat, tiba-tiba saja lampu padam.
"Aaaaaaaa" Teriak Tisya.
Untung saja Tisya tidak terlalu panik. Ia segera menyalakan senter di ponselnya.
"Kak" Teriak Tisya.
Dimas yang sudah terlelap tidak mendengar teriakan istrinya.
"Ihh pasti Kak Dimas udah tidur." Tebak Tisya.
Tisya segera menutupi tubuhnya dengan selimut dan berusaha memejamkan matanya.
Namun tiba-tiba saja ia teringat dengan film horor yang pernah ia tonton.
Tisya melempar selimut yang ia kenakan lalu ia berlari ke kamar Dimas melewati pintu barunya.
Setibanya di kamar Dimas ia langsung ikut masuk ke dalam selimut yang di kenakan Dimas.
Dimas merasa terganggu, ia membuka matanya dan langsung tersorot oleh senter hp yang Tisya pegang.
Dimas merebut hp itu lalu menyoroti wajah istrinya.
"Ih kakak pikir siapa" Ucap Dimas.
"Emangnya siapa lagi yang masuk sini selain aku?" Tanya Tisya.
"Ya ga tahu, siapa tahu ada maling" Jawab Dimas ngasal.
"Kak lampunya mati, aku takut kak" Ucap Tisya.
Dimas menarik pinggang ramping Tisya dan membawanya ke pelukannya.
"Iya malam ini ada perbaikan listrik di depan. Kakak lupa ga ngabarin kamu" Jawab Dimas.
Dimas terus memeluk tubuh istrinya erat untuk memberi rasa nyaman hingga akhirnya Tisya bisa terlelap.
TBC.
Jangan lupa LIKE dan VOTE ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️