Gara, cowok dengan semangat ugal-ugalan, jatuh cinta mati pada Anya. Sayangnya, cintanya bertepuk sebelah tangan. Dengan segala cara konyol, mulai dari memanjat atap hingga menabrak tiang lampu, Gara berusaha mendapatkan hati pujaannya.
Tetapi setiap upayanya selalu berakhir dengan kegagalan yang kocak. Ketika saingan cintanya semakin kuat, Gara pun semakin nekat, bahkan terlibat dalam taruhan konyol.
Bagaimana kekocakan Gara dalam mengejar cinta dan menyingkirkan saingan cintanya? Akankah Gara mendapatkan pujaan hatinya? Saksikan kisah cinta ugal-ugalan yang penuh tawa, kejutan, dan kekonyolan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Stiker vs Tugas dari Dosen Killer
Gara dan Dodo langsung menoleh ke arah sumber suara saat mendengar teriakkan Yoyok yang bak jalangkung tiba-tiba muncul, lari seperti atlet maraton yang kehabisan napas, dengan peluh membanjiri tubuh. "Gar! Gar!" teriak Yoyok sambil ngos-ngosan.
Gara mengernyitkan dahi, menatap Yoyok yang seperti baru saja dikejar an-jing rabies. "Apaan sih, Yok? Kenapa lari kayak dikejar an-jing gitu?"
Yoyok mengatur napas, tangan di lutut, seperti mau roboh kapan saja. "Kon-kontrakan lu ... kebakaran, Gar!" ujarnya sambil terengah-engah.
Mata Gara langsung membelalak kayak bola pingpong. "What?! Mampus gue!" Tanpa pikir panjang, dia langsung menyalakan motornya yang baru selesai diservis sama Dodo. Suara motor pun meraung.
"Brummm!"
"Gara! Tungguin gue!" Yoyok, yang masih ngos-ngosan, mendadak menjadi tupai, dengan kekuatan maksimal, super cepat, meloncat indah ke belakang Gara. Tapi sial, dia malah meleset, jatuh tepat ke behel motor.
"Bruk!"
"Auw! Sial! Bokong gue!" Yoyok teriak kesakitan sambil meraba-raba bokongnya yang mendarat di besi behel motor. Gara cuma melirik sekilas dengan muka datar, "Yok, bokong lu kayaknya minta diganti spare part deh."
Dodo, yang dari tadi menonton, tidak bisa nahan tawa. "Wah Yok, udah jatuh kena besi, masih harus kejar kebakaran. Nasib lu tuh kayak sandwich sarden!"
Sebelum Yoyok sempat membalas perkataan Dodo, Gara sudah tancap gas secepat kilat. "Brumm!" Motor langsung melesat tanpa aba-aba.
"Setan!" umpat Yoyok yang belum siap malah nyaris terbang dari jok motor. Tangannya panik mencari pegangan dan satu-satunya yang bisa diraih adalah ... baju Gara!
"Yok! Pegangan yang bener dong!" teriak Gara. Tapi terlambat, tangan Yoyok malah menarik baju Gara dengan kekuatan super.
"Krak!" Suara sobekan baju Gara terdengar jelas, membuat keduanya kompak teriak, "Setan!"
Baju Gara langsung sobek besar, angin kencang meniup punggungnya. "Gue jadi kayak Superman KW nih! Baju gue sobek gara-gara elu!" Gara ngomel sambil terus ngebut.
Sementara Yoyok masih meringis sambil berusaha duduk dengan benar. "Ya, setidaknya gue masih selamat dari terbang, Gar! Lagian, elu mirip Superman dari mananya? Elu pakai semvak di dalam, kagak kayak Superman yang pakai semvak di luar, celana legging di dalam," cetus Yoyok tanpa dosa.
Dodo, yang tadi sempat menonton dan meliat sobekan baju Gara, cuma bisa geleng-geleng sambil ketawa ngakak. "Gara, lu kayak pahlawan kesiangan yang salah kostum!" karena tingkah kocak Yoyok, Dodo sampai lupa bahwa suasana sedang genting, ting ... ting ... karena kontrakan Gara sedang kebakaran.
Bak pembalap profesional yang sudah malang melintang di sirkuit, Gara membungkuk rendah di atas motornya, seolah jadi versi murah dari *Valentino Rossi* yang lagi kebut di sirkuit, tapi ini kebut menuju kontrakan. Masalahnya bukan kontrakan yang kebakar, kontrakan bisa pindah. Baju? Masih bisa beli. Tapi yang bikin dia hampir jantungan adalah tugas dari *dosen killer* yang udah susah payah dia kerjain, dan besok harus dikumpulin, ada di dalam laptop di kontrakan!
"Setan!" teriak Gara dan Yoyok barengan, saat motor mereka terpental menerobos polisi tidur tanpa ampun.
"Petok! Petok! Petok!"
Tiba-tiba, seekor ayam lewat persis di depan mereka, bikin motor Gara lompat kayak akrobat sirkus. "Buset!" Gara hampir hilang kendali, tapi yang lebih parah, mereka malah tersangkut jemuran di depan rumah orang.
Dan sialnya, jemuran itu bukan sekadar handuk atau kaos. "Kriiit!" Kutang raksasa melilit kepala Yoyok, bikin dia hampir pingsan karena aromanya. Gara terus melajukan motor tanpa peduli, sementara Yoyok sibuk berusaha melepaskan kutang itu dari kepalanya.
"Buset! Ini kutang buat orang apa buat gajah?" gumam Yoyok sambil memandangi kutang itu dengan jijik. Saking besarnya, kayaknya cukup buat dipakai dua orang sekaligus.
Tiba-tiba terdengar teriakan yang menggelegar dari arah belakang, "Yoyok! Kembalikan itu!" Ternyata suara Bu Bom-Bom, tetangga kontrakan, yang tubuhnya udah kayak drum tanpa lekukan, marah-marah sambil mengacungkan jemuran yang masih tersisa.
"Sialan!" Yoyok langsung melempar kutang itu balik ke Bu Bom-Bom dengan ekspresi ketakutan, takut jadi korban berikutnya. Gara yang masih fokus kebut cuma bisa melirik sekilas di spion sambil ketawa setengah nahan. "Hahaha, Yok, nasib lo sial banget hari ini! Siap-siap dikejar Bu Bom-Bom tuh!"
Gara tiba di lokasi dan langsung melihat kobaran api sudah melahap habis kontrakannya. Asap hitam mengepul, dan petugas pemadam masih berusaha memadamkan sisa-sisa api yang membara. Gara menatap nanar kontrakan yang kini tinggal arang.
“Mampus gue!” gumamnya, membayangkan harus mengerjakan tugas dari *dosen killer* lagi. Sialnya, detail tugas itu tidak tersimpan di memori internal otaknya. Yang pasti, ngerjainnya lagi bakal setengah mati.
Yoyok, yang berdiri di sebelahnya dengan wajah miris, ikut meratapi kebakaran itu. “Duh, Gar, gimana ini? Barang gue juga ikut kebakar!” katanya dengan nada sedih.
Gara mengernyit bingung. “Emang barang apaan yang ketinggalan di kontrakan gue?” tanyanya, merasa heran karena seingetnya Yoyok nggak pernah ninggalin barang penting di tempatnya.
Yoyok menunduk dengan wajah nelangsa, lalu menjawab pelan, “Itu, Gar… koleksi stiker hologram limited edition dari snack anak-anak. Ada yang glow in the dark, ada yang 3D. Gue kumpulin dari SD!”
Gara melongo. “Stiker? Seriusan lu?! Itu barang berharga menurut lu?”
Yoyok mengangguk penuh keyakinan. “Iya, Gar! Itu koleksi spesial gue! Gue udah hunting di pasar loak buat dapetin yang langka-langka!”
Gara cuma bisa memijat keningnya sambil ngelus dada. “Yok, gue udah kehilangan tugas yang bikin gue nggak bisa tidur seminggu, terus lu sedih gara-gara stiker? Itu tuh bukan barang berharga, itu cuma ... kertas tempel, Yok!”
Yoyok menggeleng keras, “Bagi lu mungkin cuma kertas, Gar. Tapi bagi gue ... itu sejarah hidup!”
Gara menatap Yoyok yang masih nelangsa sambil mengingat stiker-stiker itu. Dia mencoba mencerna bagaimana koleksi konyol dari snack bisa dianggap “sejarah hidup,” sementara pikirannya sendiri masih sibuk pusing dengan tugas yang hilang di dalam api. Setelah menghela napas panjang, Gara mencoba berpikir jernih.
“Yok, gue ngerti itu berharga buat lu, tapi stiker bisa lu cari lagi di pasar loak. Tugas gue nggak bisa balik begitu aja, ngerti, 'kan?” Gara mengelus rambutnya yang makin rontok karena stres.
Yoyok, yang tadinya hampir nangis, akhirnya mengangguk pelan. “Iya sih, tapi ... gue udah kumpulin dari SD, Gar! Yang glow in the dark itu udah nggak dicetak lagi, bro. Gue rasa sekarang harganya udah kayak emas.”
“Kalau gitu, coba lu ikut lelang di forum kolektor stiker hologram. Siapa tahu ada yang jual di sana,” jawab Gara setengah bercanda sambil melirik ke arah petugas pemadam yang sudah mulai membereskan peralatan mereka.
Tiba-tiba, Dodo muncul dari arah belakang sambil ngos-ngosan. “Eh, apaan yang kebakar, Gar? Tugas lu udah jadi abu, ya?” Setelah teringat betapa kerasnya Gara mengerjakan tugasnya hingga kurang tidur selama seminggu, Dodo segera pamit pada bosnya untuk menyusul Gara.
Gara melirik Dodo dengan wajah datar. “Iya, Do, tugas gue udah resmi jadi sate. Dan Yoyok, dia kehilangan *koleksi stiker hologram limited edition-nya.*” Nada sarkasme terdengar jelas dari suaranya.
Dodo, yang mendengar “stiker”, mendadak terdiam. “Stiker? Eh, tunggu-tunggu, jangan-jangan yang glow in the dark juga kebakar? Itu langka banget, bro! Harga pasarannya bisa nyampe ratusan ribu!”
Gara melongo lagi. “Seriusan lu, Do? Ratusan ribu buat stiker yang bisa nyala di gelap?”
...🌸❤️🌸...
.
To be continued
Ditunggu launching novel terbarunya ya smg sehat sll dan sukses sll dan semangat sll terus berkarya.....
Gara sangat kocak dan apa adanya membuat anya bs tertawa lepas,,,
Bagus gara apa adanya dan dgn menunjukan ketulusanmu anya dan orgtuanya menerima apa adanya gara....
Sangat sangat happy akhirnya anya menerima jd kekasihnya.....
lanjut thor semangat sll dan sehat sll....