NovelToon NovelToon
BUKAN WANITA BIASA

BUKAN WANITA BIASA

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Dikelilingi wanita cantik / Janda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Fantasi Wanita
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: @Dianamega.P

ketika anak yang di harapkan tak kunjung datang,lantas haruskah seseorang menyalahkan orang lain karena dia tidak bisa memiliki anak?

Najwa selalu di hina mandul dan tidak bisa mempunyai anak,hampir sepuluh tahun menikah Najwa tidak kunjung melahirkan seorang anak,segala cara telah ia lakukan tapi tidak membuahkan hasil...

sehingga hinaan itu berujung pemaksaan agar Najwa bisa menerima kenyataan jika Rendi suami dari Najwa di paksa menikah lagi oleh orang tuanya demi ingin mendapatkan sebuah keturunan yang akan mewarisi usaha Rendi.lantas bagaimana Ahir dari cerita ini????

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Dianamega.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 29

...Pov Najwa...

Rutinitas kantor dan kesibukan akan rumah dengan suasana baru ini membuat aku lelah,sepertinya aku akan mengundurkan diri saja dari prusahaan Raymond Company

belum lagi menghadapi sikap arogan Cakra membuat kepalaku semakin sakit setiap hari selalu ada saja ulahnya untuk mencari celah kesalahan bawahannya.sore ini setelah aku menemui yusuf dia mengantarku pulang

"terimaksih mas kamu dan intan selalu ada menemani aku di saat keadaanku sekarang yang sedang tidak baik baik saja,aku minta maaf aku belum bisa urus perceraian aku dengan mas Rendi Kemaren entah bagaimana caranya surat yang sudah ditandatanganinya telah dirobek," jelasku sebelum aku turun dari mobil

"tidak apa apa Najwa, aku mengerti segala hal sesuatu itu memang semuanya tidak akan segampang yang kita harapkan. Aku kagum denganmu Najwa yang tetap tegar menghadapi semua ini sendiri"

"Aku akan tetap sabar menunggu dan menemanimu. tetap semangat ya" jawabnya mengelus rambutku membuat hatiku terasa hangat

"Makasih ya mas?"ucapku menyunggingkan senyum hangat. Yusuf membukakan pintu untukku keluar dari mobil. Aku beranjak turun dan melambaikan tanganku padanya

mobil yusuf berlalu menjauh seiring warna jingga menghiasi langit Saat aku melewati garasi mobil hendak ke pintu aku melihat mobilku tidak terparkir di garasi

Walau sebelumnya itu adalah mobil mas Rendi tapi sekarang itu mobilku. Segera aku mempercepat langkah menemui Bik Surti

"biiiikkk bibik"panggilku, segera wanita paruh baya itu bergegas mendekat

"Iya nyah?"

"Mobil mana? Kok gak ada di parkiran?"

"Itu nyah, anu? Pak Rendi" jawabnya, aku menghela nafas dan berucap sedikit lantang

"Mas Rendi kenapa dia bawa mobil memang dia kemana bik''tanyaku, bik surti tertunduk

" Gak tau nyah mungkin ada hal penting saya gak bisa cegat karna mereka terburu-buru tadi"tutur Bik Surti . Aku menghela nafas berat dan coba beranjak ke kamar

Namun langkahku terhenti saat melihat ibu mertuaku menangis di atas kursi rodanya. Kulirik Andin yang tampak tertidur lelap di sampingnya, tanpa pikir panjang aku mencoba mendekat membangunkan Andin

"Andin bangun itu ibu nangis mungkin butuh sesuatu," ujarku membangunkan Andin

Namun ibu makin sesegukan sedikit aku mencoba meliriknya tampaknya susah sekali tubuh ringkih itu mengangkat lehernya menoleh padaku, melihat keada'annya seperti itu aku tak tega rasanya.

"Bu, ibu butuh apa" tanyaku mencoba duduk dan memandangi wajah lekat ibu

Tangis ibuk makin jadi mengangkat tangannya gemetar mengelus rambutku. Aku semakin tidak habis pikir apa yang terjadi padanya

"Ibu Apa ibu lapar dan Apa ada yang sakit katakan pada Najwa" tanyaku lagi, air mata itu tampak sayu. Entah kenapa aku merasa ibu ingin membicarakan sesuatu padaku.

"Rennn ."ucapnya tercegat. Aku coba mendengar dengan seksama. Sepertinya ibu ingin sebut nama mas Rendi

"Ibuk kangen mas Rendi ?" tanyaku kembali. Ibuk gemetar mencoba mengenggam tanganku erat

"Mas Rendi lagi keluar sama Wulan ibu, mereka akan segera kembali," ucapku

Lagi lagi ibu kembali merintikkan air mata. membuat aku merasa heran menautkan alisku melihat sikap ibu. Namun percakapan dengan ibu terhenti seiring bunyi ponselku berdering.

Drrrrt drrrrt drrrrt... Sontak aku merogoh ponsel dan melihat siapa yang menelpon.

"Mas yusuf?" bisikku

"Halo Najwa?" ujarnya, aku menarik ujung bibirku untuk tersenyum

"Ada apa sih Mas" Gemas rasanya ingin mencubit. Baru tadi kita ketemuan sudah telpon lagi

"Aku sudah sampai rumah,aku hanya ingin mengingatkanmu Najwa kalau aku sangat mencintaimu sedari dulu dan aku juga tidak akan pernah bosan mengingatkanmu"ucapnya di seberang telpon sana

"iya mas aku tau dan maaf sampai saat ini aku belum memberikanmu kepastian,aku berharap kamu mengerti dengan ke adaanku sekarang"

" aku sekarang bersama mertuaku. Kasian juga dia mengalami stroke hingga tidak bisa bicara," jawabku, Mas Yusuf terdengar prihatin juga mendengar ceritaku

"Ya sudah aku berharap kamu tidak mengecewakan aku sayang,kamu gak usah banyak pikiran ya Rendi pasti tau bagaimama cara merawat ibunya." Reflek aku mengangguk

"Iya mas ya sudah kamu tutup gih nanti aku kabari lagi, aku mau mandi dulu," ujarku Kembali aku menoleh pada ibu. Wajah sedih dan gundahnya tampak jelas

"Bu Najwa tinggal ya mau mandi dulu"pamitku mengelus tangannya. Sedih rasanya hati ini melihat binar mata ibu berkaca-kaca. Aku coba menggetarkan bibirku meminta maaf pada ibu

"Najwa minta maaf jika prilaku Najwa pernah buat ibu kesal.najwa hanya wanita biasa bu bukan malaikat ada rasa cemburu pada istri muda mas Rendi itu"

"Sebenarnya tidak ada ke ingin Najwa untuk membenci ibu atau membalas apapun tentang prilaku ibu terhadap Najwa" ujarku mengenggam tangannya

"Ibu dan mas Rendi adalah keluarga Najwa yang tertinggal di sini sekarang sedangkan bude Najwa jauh berada di Kalimantan sana bahkan dia sangat kecewa denganku Bu karena tidak mau mengikuti perkataannya"

"rasanya Sakit saat mas Rendi dan ibu juga ingin menyisihkan Najwa,asal ibu tau Jujur Najwa hanya terbawa emosi saja jadi jika selama ini Najwa keterlaluan dengan ibu. Najwa minta maaf"jelasku lagi dengan mata yang berkaca-kaca

air mata ibu juga tampak menetes Ia gemetar dan menangis histeris aku semakin tak habis pikir. Mendengar kegaduhan itu Andin bangun

"Mbak.. Mbak Najwa mau apakan ibu?" tanyanya

ia kesal dan mencoba menjauhkan ibuk dariku. Aku berdiri dan beranjak ingin pergi ke kamar

"tidak apa, aku melihat ibu menangis saat hendak masuk kamar. Lagian kamu bukannya jaga ibu malah tidur," tuturku. Andin mencoba mengecek tubuh ibunya seperti mencurigaiku akan menyakiti ibunya

"ibu tidak aku apa apakan Andin,sedikitpun tidak ada apa-apa kau tidak perlu kuatir tentang ibu. Aku bukan orang yang serendah itu menyerang orang yang lemah. Sudah lah aku mandi dulu," kesalku berlalu dari hadapannya.Andin hanya terdiam tanpa sepatah katapun

Langit sudah mulai gelap sedangkan mas Rendi belum juga kembali. Aku duduk termenung di kasur tidur sembari melirik seisi ruangan kamar

Segala kenangan manis dan harapan kami berdua terkubur dikamar ini. Mas Rendi sekarang sudah benar-benar menyisihkan aku baik itu di hati atau dihidupnya

aku membuka laci samping ranjang kami di sana tersimpan Sebuah Album dalam kenangan manis saat aku dan mas Rendi masih sering trevling dan tergabung dalam kelompok mahasiswa pecinta Alam

sungguh waktu terasa cepat berlalu semua sudah berakhir tau-tau aku diduakan. Cintanya telah hilang semuanya dan benar-benar berakhir

Sekarang aku mencoba menjalani hari hari yang baru.aku akan melupakan mas Rendi untuk selamanya. Sungguh Takdir benar-benar mempermainkanku. Sesak rasanya saat aku tidak ingin dalam keada'an seperti ini

Tapi ini lah takdirnya. Aku harus siap dengan semua ini Satu jam berlalu, Setelah selesai menghilangkan penat Bik Surti menemuiku ke kamar

"Nyah makan malan dulu nanti malah ketiduran," titah Bik Surti membawa nampan berisikan makanan. Aku sedikit bergeser memperbaiki dudukku, dan meletakan kembali Album yang dari tadi aku pegang

"Apakah mas Rendi dan Wulan sudah kembali?" tanyaku dengan males, Bik Surti menggeleng

"Belum nyah,bibik tidak tau mereka kemana sehingga sampai sekarang belum pulang juga" ujarnya. Aku menghela nafas berat dan menyambar makanan di tangan Bik Surti

"Nyah! bibik tau ini tidak mudah bagi Nyonya Najwa tapi lebih baik Nyonya lepaskan semua orang-orang ini yang bikin kita pusing"

Bibik tidak mau nyonya stres dan jatuh sakit nyah. Amit-amit kalau itu terjadi," jelas Bik Surti.aku mencoba mencuil sedikit makanan dan melahapnya

Aku tersenyum hangat mendengar ucapan Bik Surti yang penuh perhatian denganku,

"tidak apa apa kok bik, aku masih kuat lagian aku juga hanya memberi waktu mereka sebentar seandainya wanita itu tidak hamil maka siap siap lah mereka angkat kaki dari sini"

"lagian kasian juga bik melihat Ibunya mas Rendi. Mereka kemana coba ibunya dalam keada'an seperti itu malah di tinggal pergi pergian"jawabku. Bik Surti terdengar sedikit kesal sama sepertiku

" nyonya Jangan terlalu baik begini.lihat mereka tidak ada yang kasian sama nyonya Najwa!" kesalnya

"tidak apa bik lagian aku juga tidak butuh belas kasihan dari mereka" Percakapan kami terhenti saat mendengar mobil memasuki Garasi

"Itu Nyah, Pak Rendi dan wanita itu kembali," ujarnya, aku sedikit menoleh ke jendela. Senyum hangat mas Rendi dan kegirangannya Wulan lagi lagi membuat aku sedikit cemburu

Namun aku mencoba hapuskan perasa'an itu karena masa depanku masih panjang,aku berharap suatu saat mendapatkan pendamping yang lebih baik dari mas Rendi dan hidup bahagia dengan anak anakku nanti dan anak itu berasal dari rahimku langsung

tidak apa aku mendapatkan seorang duda punya anak Yang jelas-jelas dia pria normal. Toh dia beneran punya anak dengan pernikahan sebelumnya seterusnya aku akan memiliki anak juga dari rahimku sendiri

meskipun aku memiliki anak dengan nya nanti tetapi aku akan tetap sayang dengan anak tiriku nanti,anaknya maka dia juga anakku juga belahan hatiku juga meskipun dia bukan berasal dari rahimku

Kembali aku melahap makanan yang di hidangkan Bik Surti dengan hati ringan tanpa beban

Selang beberapa menit, sepasang kekasih itu nongol juga dihadapanku dengan senyum semringah Sejenak aku terhenti mengunyah makanan yang memenuhi mulutku

"Ada apa?"ketusku tidak suka, sembari tetap menyondok makananku dan meneguk segelas air

"Wulan Hamil dan Hari ini kamu bisa tanda tangani perjanjiannya," ujar mas Rendi angkuh sontak membuat aku keselek. Segala makanan yang memenuhi mulutku loncat lagi keluar

"Ughuk ughuk ughuk!" Mukaku memerah karena menahan sakit di tenggorokanku,aku di buat terkejut hebat mendengar ucapan mas Rendi

"Apa katamu mas dia Hamil?" tanyaku kembali mencoba memperbaiki suara dari tenggorokan yang terasa sakit

"Iya aku hamil,kenapa kau terkejut Najwa"ucap wanita itu sinis memberikan tespeck dan hasil USG nya, seketika aku panas dingin tidak mengerti sebenarnya apa yang terjadi

1
IndraAsya
👣👣👣
Puji Lestari
tinggalin j si Rendi
Diana putry sumsel
🌹🌹🥀🥀
YAM
Luar biasa
Sunaryati
Ngapain lama- lama, menanti perut wulan buncit? Nanti tambah masalah Najwa walau kau punya bukti jika Rendi yang mandul
Puji Lestari
ngapain pusing2 Najwa kan punya uang banyak tinggal bayar pengacara beres kan ,, serahkan semua ke pengacara
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
good
Sunaryati
Segera terbongkar Thoor jika Wulan jadi simpanan Anton, Aku nggak mau ada kekalahan sedikitpun untuk Najwa
Irsyad Ramadan
tapi namanya Najwa kok berubah
Diana putry sumsel: oh iya kak maaf,aku lagi nulis novel yang satunya gk engeh kalau namanya ketuker.salah nama🙏🙏
total 1 replies
Shuhairi Nafsir
Goblok banget kamu Najwa. jangan terlalu percaya terhadap suami serta ibu mertua mu itu.
Delita bae
salam kenal , jika berkenan mampir juga👋👍🙏
Delita bae: 😇👍👍👍👍🙏🙏
Diana putry sumsel: siap kak insyaallah nanti aku mampir,terimakasih🙏
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!