Perjalanan kisah dari anak Patriak Klan Ning yang bernama Ning Wie dalam menempuh kultivasi menjadi kultivator terhebat di Kerajaan Jing di benua Biru.
Di bantu dengan dua Spirit yang telah menjadi patnernya yaitu Spirit Pheonix Api dan Spirit Pheonix Es yang tinggal di lautan Spiritualnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wiwiek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chap 4
Pelakat yang digunakan itu adalah pelakat yang terbuat dari batu bintang yang berbentuk segi empat, yang terdapat gambar berbagai macam makhluk.
Begitu Pelakat di taruh pada ukiran, seketika itu juga pintu gerbang besar itu mengeluarkan cahaya yang sangat menyilaukan mata. Tak lama kemudian pintu yang tertutup seketika itu terbuka.
KRIIEETT WHUUUS
DEEEEEG
Hembusan angin yang sangat kencang dapat di rasa oleh semua peserta yang ada di dalam aula Paviliun Spirit sebab angin itu kuat sekali menerpa tubuh para peserta. Hal Itu membuat peserta sangat antusias, walau tidak sedikit juga yang merasa was - was dan juga ketakutan.
"Peserta Nomer 1, He Lian dari Klan He silakan maju. Peserta nomer 2, Ling Huni dari Klan Ling silakan maju. Peserta Nomer 3, Jing Wen dari Klan Jing silakan maju. Peserta No 4, Xiao Nia dari Klan Xiao silakan maju. Peserta nomor 5, Li Biyung dari Klan Li silakan maju " Petugas 1 berbicara dengan keras menyebutkan nama- nama peserta.
"Peserta nomor 6, Ling Bang dari Klan Ling silakan maju. Peserta nomor 7, Chan Wuli dari Klan Chan silakan maju. Peserta nomer 8, Rong Huli dari Klan Rong silakan maju. Peserta nomer 9, Fang Katu dari Klan Fang silakan maju dan peserta Nomer 10, Lin Yun dari Klan Lin silakan maju."
"Peserta Nomer 11, Chan Lian dari Klan Chan silakan maju. Peserta nomer 12, Ling Butang dari Klan Ling silakan maju. Peserta Nomer 13, Jing Ran dari Klan Ran silakan maju. Peserta No 14, Xiao Nia dari Klan Xiao silakan maju. Peserta nomor 15, Fang Yung dari Klan Fang silakan maju"
Semua peserta yang di panggil itu, maju ke depan dengan berani, mendekat pada pintu gerbang yang terbuka. Tak lama kemudian terdengar lagi suara Petugas 1 yang bergema di Paviliun Spirit.
"Peserta nomor 16, Ning Bang dari Klan Ning silakan maju. Peserta nomor 17, Ning Ca dari Klan Ning silakan maju. Peserta nomer 18, Ning Mia dari Klan Ning silakan maju. Peserta nomer 19, Fang Lio dari Klan Fang silakan maju dan peserta Nomer 20, Lin Po Jing dari Klan Lin silakan maju."
Peserta Nomer 21,Jing Lian dari Klan Jing silakan maju. Peserta nomer 22, Ling Bani dari Klan Ling silakan maju. Peserta Nomer 23, Ning Low dari Klan Ning silakan maju. Peserta No 24, Xiao He dari Klan Xiao silakan maju. Peserta nomor 25, Chan Chu dari Klan Chan silakan maju"
Peserta yang namanya di sebutkan mulai maju ke depan, dan bergabung dengan peserta yang di panggil duluan. Kemudian petugas Pavilion Spirit meminta mereka memasuki pintu yang terbuka itu.
25 peserta itu, satu persatu mulai melangkahkan kaki melewati pintu gerbang. Mereka semua menghilang dan di kirim ke sebuah tempat.
Di dalam Paviliun semua peserta juga bisa melihatnya lewat Formasi Virsus yang di pasang di dinding aula Paviliun. Kini fokus mereka ada pada layar tampilan yang terlihat. Di dalam Formasi Virsus nampak para peserta yang telah di kirim mulai tiba di tempat tujuan. Mereka semua di kirim ke sebuah alam mistic.
Alam mistic itu bernama Spirilam. Alam yang menjadi tempat tinggalnya para Spirit. Karena para Spirit tidak bisa hidup lama selain di alamnya. Itu sebabnya Spirit yang menjadi pasangan atau rekan dari seorang Kultivator akan hidup dan tinggal di lautan spiritual kultivator itu. Dan lautan spiritual itu adanya ada di dalam dantian.
25 peserta yang terkirim ke alam Spirilam muncul di tempat yang berbeda- beda, mereka tersebar dalam 8 penjuru mata angin. Dan 8 penjuru mata angin itu mencangkup 10 wilayah atau area Spirilam.
Sedangkan 10 wilayah itu memakili 10 macam dari jenis elemen. Dan elemen - elemen itu antara lain elemen tanah, elemen air, elemen angin, elemen api, elemen baja, elemen petir, elemen es, elemen cahaya, elemen kegelapan, dan elemen kayu.
Dan pengiriman generasi muda ke Spirilam tidak hanya terjadi pada kerajaan Jing saja tetapi juga pada kerajaan- kerajaan yang lainnya yang masih di wilayah benua Biru. Akan tetapi bertemunya kandidat satu dengan kandidat yang lainnya, masih dalam satu area itu tidak terjadi. Semua itu di karenakan begitu luasnya Spirilam, kecuali ada fenomena alam yang sedang terjadi di Spirilam.
Yang menampakkan kaki pertama kali di Spirilam adalah peserta nomer 21 Jing Lian. Bocah kurus itu muncul di padang rumput biru. Tubuh kecilnya kalah tinggi dan besar dari aneka tumbuhan yang ada. Apa lagi rumput biru itu daunnya sangat tebal juga penuh dengan duri tajam.
Untungnya sudah mempersiapkan diri dari awal, begitu tiba Jing Lian langsung waspada dengan sekitarnya. Dengan penuh kewaspadaan dan hati yang berdegup kencang, matanya jelalatan memeriksa dengan teliti keadaan, apakah aman tidaknya dirinya bergerak.
" Uhh... Syukurlah aman tidak ada bahaya. Cuman sedikit tergores duri saja." Jing Lian merasa lega. " Wduch ini sama saja dengan terperangkap! Emm..Aku tidak tahu harus pergi ke arah mana lagi. Tapi aku yakin di sini pasti ada Spirit."
Setelah yakin dari jarak pandang di sekitar tempatnya berdiri tidak ada Spirit. Dengan hati- hati Jing Lian mulai melangkahkan kakinya melewati sela- sela rumput biru untuk berburu.
SSSSSTTT SSSSSTTT
DEEEEEG
Jing Lian terkejut, hatinya langsung berdebar saat mendengar suara. Bocah kurus itu bergerak dengan perlahan mengendap- endap. Dia menetralisir pergerakannya jangan sampai mengusik keberadaan spirit itu.
"Ahh... Ketemu! Aku menemukannya! Hehe.." Lirih Jing Lian penuh dengan kebahagiaan.
Tidak sia- sia Jing Lian mondar-manhir selama 2 jam menerobos semak belukar dan rumput biru akhirnya keberadaan Spirit dapat di lihat langsung oleh matanya.
" Ohh... Spiritku, aku dataaaaang!"
Spirit yang berhasil ditemukan oleh Jing Lian ini adalah Spirit ular batu. Spirit yang sedang bersembunyi di bawah rindangnya daun belukar.
SSSSSTTT
Spirit ular batu yang sedang rebahan itu tiba-tiba saja bergerak, menegakkan kepalanya. Kelihatan nya spirit itu menyadari akan adanya kehadiran tamu asing yang mengusik ketenangannya. Pada hal Jing Lian sudah sepelan mungkin ketika mendekat bahkan sampai menahan nafas tapi tetap ketahuan.
DEEEEEG DEEEEG
SSSSSTTT
Detak jangtung Jing Lian berdegup cepat saat bertatapan langsung dengan ular batu. Untungnya yang ada di depan itu bukanlah spirit dewasa, masih tergolong spirit muda. Meskipun begitu tetap saja dirinya agak takut.
WHUUUUS
HAAAP----- WHUUUS
Spirit ular batu itu langsung menyerang Jing Lian. Bocah kurus itu secara spontan langsung menghindari serangan. Belum juga menstabilkan tubuhnya, kembali serangan datang dari ekor ular batu menghantam tubuh kurusnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...