Ketika Regita pindah ke rumah baru, ia tak pernah menyangka akan tertarik pada Aksa, kakak tirinya yang penuh pesona dan memikat dalam caranya sendiri. Namun, Aksa tak hanya sekadar sosok pelindung—dia punya niat tersembunyi yang membuat Regita bertanya-tanya. Di tengah permainan rasa dan batas yang kian kabur, hadir Kevien, teman sekelas yang lembut dan perhatian, menawarkan pelarian dari gejolak hatinya.
Dengan godaan yang tak bisa dihindari dan perasaan yang tak terduga, Regita terjebak dalam pilihan sulit. Ikuti kisah penuh ketegangan ini—saat batas-batas dilewati dan hati dipertaruhkan, mana yang akan ia pilih?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan Selviani Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anak rahasia
“Kau tidak bisa membawanya kesini, Ratih!”
Wanita yang baru saja disebutkan namanya itu pun menggeram. Dengan tatapan lurus tak kalah tajamnya dari pria didepannya, Ratih pun ikut berteriak. “Itu adalah hakku. Perlu kau ingat jika aku masih berhak atas rumah ini.”
Menggeleng seraya meraup kasar wajahnya, Antonio pun bertolak pinggang. Tidak habis pikir dengan pemikiran istrinya tersebut. Bagaimana tidak? Selama dua puluh lima tahun pernikahan mereka, Antonio baru mengetahui jika istri yang teramat ia cintai itu berselingkuh. Baru saja Antonio mengetahui itu, Ratih -istrinya- tersebut malah memboyong anak dari selingkuhannya untuk tinggal bersama di rumah mereka.
Regita Anastasya, gadis yang baru berusia 16 tahun. Dengan tubuh yang cukup tinggi serta rambut panjang menjuntai menutupi punggung, Regita memiliki mata caramel yang mampu membuat orang lain merasa terhipnotis. Hidung gadis itu juga mancung, dengan proporsi bibir tidak terlalu tebal yang sangat sexy.
Jika saja Antonio tak dikenalkan dengan cara seperti ini, dia pasti sudah memuji kecantikan Regita yang menyerupai dewi itu.
“Kau gila!” komentar Antonio memilih meninggalkan Ratih.
Merasa tak puas, Ratih pun mengejar langkah besar Antonio. “Mas, tunggu!” pekiknya.
Antonio tak menghentikan langkahnya. Pria matang yang hampir memasuki usia 45 tahun itu bahkan tidak memperlambat langkahnya sama sekali.
“Mas!”
“CUKUP RATIH!” pekik Antonio murka sebelum Ratih sempat memegang lengannya.
“KAU MEMBAWA ANAK ITU KE RUMAHKU! RUMAHKU, RATIH! BAHKAN SAMPAI DETIK INI PUN KAU SENDIRI TIDAK ADA PENYESALAN KARENA TELAH BERSELINGKUH DARIKU. KAU TELAH MENGKHIANATI KEPERCAYAAN YANG SUDAH AKU BERIKAN RATIH!”
Ratih terdiam. Baru kali ini dia melihat suaminya semarah itu. Memang kesalahannya telah berselingkuh dari Antonio. Namun, itu tidak sepenuhnya kesalahannya. Selama berumah tangga dengan lelaki itu, Ratih sering dibuat sendiri. Setiap hari Antonio meninggalkannya di rumah seorang diri. Bahkan setelah kelahiran anak pertama mereka, Aksa Prayoga Ahmad, Antonio tetap tidak mempedulikan dirinya. Antonio memperlakukannya seperti pengurus rumah tangga yang hanya butuh uang saja.
Ratih tidak menginginkan semua itu. Dia hanya menginginkan kasih sayang serta dekap hangat suaminya. Sampai waktu di mana Ratih bertemu dengan Damian. Duda dengan satu orang anak yang berhasil membuat Ratih kembali merasa jatuh cinta. Damian memperlakukannya dengan baik. Sampai di mana Ratih merasa tidak butuh siapapun lagi kecuali pria itu. Namun, takdir tetap saja jahat pada Ratih. Setelah dua tahun pernikahan diam-diamnya bersama Damian, lelaki itu meninggalkannya dalam sebuah kecelakaan tragis yang merenggut nyawanya.
Oleh rasa cintanya yang besar, Ratih pun merasa tidak tega dengan Regita. Anak kandung dari suaminya. Ratih begitu ingin membesarkan Regita seperti anaknya sendiri.
“Jika bukan karena mu, situasi ini tidak mungkin terjadi, mas,” ucap Ratih penuh luka.
Dahi Antonio berlipat. Tak mengerti maksud dari perkataan istrinya itu.
“Kau bertingkah seolah aku bukanlah wanita yang kau mau,” Ratih kembali bersuara sebelum Antonio sempat meminta penjelasan. “bagimu semua masalah dan kebutuhanku akan terselesaikan dengan uang. AKU TIDAK BUTUH ITU, MAS! AKU BUTUH KAU SEBAGAI SOSOK SUAMI YANG MENCINTAIKU. Bahkan selama beberapa tahun pernikahan kita, tak pernah sekalipun kau mengucapkan kata ‘aku mencintaimu, terimakasih sayangku’. Aku benar-benar merasa seperti pembantu dan pemuas nafsumu saja, mas!” lanjut Ratih berapi-api.
Ditempatnya, Antonio pun terdiam. Berusaha mencerna cercaan dari Ratih barusan. Selama ini Antonio memang sangat jarang berada di rumah. Oleh pekerjaannya sebagai pemilik perusahaan ternama, yang Antonio lakukan hanya bekerja keras demi kebutuhan Ratih dan Aksa, buah cinta mereka. Antonio berfikir bahwa uang akan membuat keluarga kecilnya bahagia. Maka dari itu tidak pernah sehari pun dia berhenti bekerja. Bahkan perusahaan kecil miliknya itu sekarang sudah melebarkan sayap kemana-mana.
Ratih menangis. Membayangkan pernikahannya dengan Antonio yang benar-benar tidak bisa terselamatkan.
“Aku ini wanita, mas. Sudah selayaknya mendapatkan cinta dan pengakuan dari suamiku. Bukan hanya uang sebagai bayaran atas menjaga anak dan menemanimu di ranjang,” cicit Ratih tertunduk.
Semua seperti tamparan keras untuk Antonio. Meskipun sakit di hatinya masih terasa perih, Antonio berusaha menurunkan egonya. Dia teramat mencintai Ratih. Sampai melihat wanita itu menangis pun Antonio langsung mengutuk dirinya sendiri di dalam hati.
“Maafkan aku,” ujar Antonio seraya membawa Ratih masuk ke dalam pelukannya.
Tubuh Ratih bergetar hebat. Dalam pelukan Antonio, wanita itu menangis sejadi-jadinya. Membayangkan senyuman teduh Damian yang bahkan tidak akan pernah ia lihat kembali.
Meninggalkan Ratih dan Antonio, ada Aksa dan juga Regita yang menyaksikan kedua orang dewasa itu dalam diam. Tak sengaja pandang Regita dan Aksa bertemu. Lelaki itu tidak langsung mengalihkan pandangannya dari Regita.
Rasa dingin menusuk serta kesepian langsung menyelimuti Regita. Ingin dirinya mengalihkan pandang dari netra kelam Aksa yang seolah menguncinya. Namun, entah mengapa Regita tidak bisa melakukan itu sesuka hatinya. Dia terkunci. Merasa terjebak oleh pesona Kakak tirinya itu, Regita pun dengan cepat menggigit bibir bawahnya.
“Sial. Mengapa tatapannya membuat jantungku terasa aneh?” bathin Regita.
Dia tidak bisa membayangkan jika suatu hari nanti, dirinya pun akan merasa bahagia dan sakit secara bersamaan oleh ulah Aksa.
Kakak tirinya.