"Waaa kenapa begini."
Itulah jeritan hati sepasang insan yang di pertemukan di acara perjodohan oleh keluarga mereka yang merupakan mafia terbesar di kota dan membagi kota menjadi dua wilayah. Perjodohan mereka sebagai pewaris adalah kunci perdamaian dan penggabungan dua keluarga mafia yang selalu berselisih dan saling memperebutkan wilayah.
Namun keduanya menjadi sangat bingung dan tidak berani menolak walau mereka ingin menolak karena memiliki kekasih masing masing dan melihat satu sama lain sebagai aib di masa lalu.
Alasannya ketika keduanya sempat melarikan diri dari keluarga mereka karena tidak mau menjadi pewaris sewaktu muda, keduanya bekerja menjadi aktor dan aktris film porno yang selalu tampil bersama dalam setiap syuting.
"Ya, kami mau menikah," ujar keduanya dengan terpaksa demi menjaga perdamaian dua keluarga walau mereka tidak saling mencintai dan hanya tubuh mereka yang saling mengenal satu sama lain.
Mohon di baca dan tinggalkan jejak ya, makasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6
[Pov Layla]
“Klap,” Layla turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam kontrakannya, tiba tiba “gyuut,” dari belakang Anton memeluknya dan membuatnya susah membuka pintu kontrakannya,
“Sabar sebentar dong beb, aku buka kunci dulu,” ujar Layla sambil tersenyum.
“Haha maaf beb,” balas Anton yang melepaskan Layla.
“Klik,” Layla membuka pintunya dan keduanya masuk ke dalam. Baru saja masuk, Anton sudah mendekap Layla sekali lagi dari belakang namun kali ini Layla mengangkat tangan dan kepalanya, mereka berciuman dan Layla berbalik, kemudian Anton langsung menggendong Layla ala princess dengan tetap berciuman, membawa Layla berbaring di tempat tidur, tapi setelah terbaring tiba tiba Layla mendorong Anton,
“Sebentar beb, aku keringatan, aku mandi dulu ya,” ujar Layla.
“Oh ok, kalau gitu aku tunggu di sini ya,” balas Anton.
Anton berbalik dan berbaring di ranjang Layla, sedangkan Layla berdiri dan berlari ke kamar mandi sambil menyambar handuknya. Di dalam, Layla bersiul siul sambil membuka pakaiannya di depan cermin, namun ketika pakaiannya tanggal, matanya langsung membulat dan siulannya berhenti seketika,
“A..apa iniiiiiiii,” teriak Layla.
Dia melihat banyak sekali bercak merah di bagian bagian intim tubuhnya, “duk,” pintu terbuka sedikit, Layla langsung bergerak mendorong pintu supaya tidak di buka,
“Ada apa beb ?” tanya Anton cemas yang mendengar teriakan Layla.
“Ti..tidak apa apa beb, aku kaget aja, tutup dulu ya haha,” jawab Layla terbata.
“Kalau ada apa apa bilang ya beb,” balas Anton seraya menutup pintu.
Layla berbalik bersender di pintu, dia menoleh sekali lagi ke cermin dan memperhatikan bercak bercak merah di tubuhnya, pikirannya langsung kembali ke kejadian tadi pagi dan ruang ibu menyusui di mall.
“Deaaaaaan....ini gara gara lo,” ujar Layla dalam hati.
Dengan rasa takut kalau Anton sampai melihat tubuhnya, Layla mulai berjalan bolak balik di dalam kamar mandi, dia menyalakan shower agar Anton tidak khawatir dan menerobos masuk ke kamar mandi,
“Bagaimana ini....bagaimana ini...tidak mungkin gue memperlihatkan tubuh gue yang seperti ini pada Anton,” ujarnya dalam hati.
Selagi wara wiri di dalam kamar mandi, dia melihat ada tasnya tergeletak di atas tempat cuci tangan, dia langsung membuka tasnya dan mengambil pembalut di dalam nya. Tapi begitu menarik pembalut itu keluar, “pluk,” sesuatu keluar dari dalam tasnya, ternyata sesuatu itu adalah saus cabai sachet yang dia ambil tadi di mall. Ide cemerlang langsung muncul di benaknya,
“Bisa pakai ini,” ujar Layla dalam hati.
Dia langsung mandi dan begitu selesai, dia membuka sachet sausnya dan melumuri paha bagian dalamnya dengan saus, “hrhhh...panas,” ujarnya dalam hati, kemudian dia menghapus saus yang memerah sehingga nampak bagian pahanya memerah seperti membengkak dan bekas darah yang keluar, setelah mengenakan pakaiannya dan memakai pembalutnya, dia menarik nafas panjang dan membuka pintunya, Anton langsung berdiri menoleh melihat Layla yang keluar,
“Beb....sori nih, aku datang bulan,” ujar Layla.
“Oh...emang ini tanggal berapa ? bukannya harusnya masih minggu depan ya ?” tanya Anton.
“Ga tau nih, mungkin karena beberapa hari ini aku banyak pikiran, jadi maju seminggu,” jawab Layla berpura pura lemas.
Anton mendekati Layla dan langsung memeluknya dengan erat, dia mengelus rambut Layla dengan penuh kasih,
“Kamu hari ini istirahat aja ya beb, maaf aku tadi ngajak kamu keluar, sebenarnya aku ingin membicarakan usulan papa ku hari ini, tapi tadi kita udah ketemu Yessi dan pacar nya, jadi semua sekarang sudah aman,” ujar Anton.
“Ga apa apa beb, maaf ya, aku ga bisa melakukannya hari ini,” balas Layla.
“Ga usah di pikirin beb, kita bisa melakukannya kapan saja, lebih penting kesehatan kamu, kamu harus banyak istirahat dan jangan banyak pikiran ya,” balas Anton sambil tersenyum ramah menatap Layla di depannya.
“Iya beb, makasih beb, aku cinta kamu,” balas Layla memeluk Anton dengan erat.
“Aku juga mencintai mu,” balas Anton yang mengelus rambut Layla.
Layla membenamkan wajahnya di dada Anton yang bidang, dia mendekap Anton dengan erat karena dia menyadari kalau sebenarnya dia sangat mencintai Anton, namun Dean kembali hadir di dalam hidupnya dan mengisi separuh dari dirinya.
“Seandainya dulu gue tidak bekerja seperti itu, gue sekarang pasti bisa memilih Anton dengan tegas, gue sangat mencintai Anton....tapi gue juga tidak bisa mengabaikan Dean yang lebih dulu hadir di dalam hidup gue....gue memang payah, di saat seperti ini, gue ga tahu harus bagaimana,” gumam Layla di dalam hatinya.
Anton menggiring Layla duduk di sisi ranjang, kemudian dia menoleh mengecup kening Layla yang menunduk di sebelahnya,
“Dah ya beb, aku harus ke kantor dulu sebentar, kamu istirahat dulu, nanti sabtu kita ketemuan lagi,” ujar Anton berdiri.
“I..iya beb, hati hati di jalan ya,” balas Layla lemas.
Anton menunduk dan sekali lagi dia mengecup kening Layla, kemudian dia berbalik dan keluar dari kontrakan Layla. Setelah mendengar suara mobil di hidupkan dan berjalan, Layla merebahkan dirinya di ranjang, dia mengambil smartphonenya dan melihat jamnya, masih ada beberapa jam lagi sebelum dia harus kembali ke mall.
“Apa yang sebenarnya gue lakukan saat ini....gue mengkhianati Anton...tapi Dean tunangan resmi gue.....bagaimana ini,” gumam nya.
Layla menutup matanya menggunakan lengannya, dia membayangkan kejadian semasa mudanya dan pertemuannya dengan Dean yang saat itu bernama Tyrel Ruruda. Tanpa sadar dia tersenyum tapi tiba tiba terbayang wajah Anton barusan di benaknya, barulah dia menyadari kalau kedua pria di dalam hidupnya begitu berarti bagi dirinya. Air matanya mulai keluar becucuran membasahi wajahnya,
“Sekarang apa yang harus gue lakukan...kenapa gue mengalami hal semacam ini....gue ga bisa memilih,” ujar Layla sambil menangis.
Dia menoleh ke arah meja di sebelah ranjangnya dan tangannya terjulur membuka lacinya, dia menarik keluar sebuah topeng berbentuk kupu kupu berwarna pink dengan hiasan bulu putih di antara kedua matanya, tangannya terangkat dan dia menatap topeng yang berada di atasnya sambil berbaring di ranjangnya.
*******
Sementara itu, di kos kosan Dean setelah Yessi pulang kerumahnya, Dean duduk di sisi ranjangnya, dia menoleh melihat lemari di sebelah meja yang berada di kamarnya. Dia berdiri menghampiri meja itu, tangannya naik dan membuka laci kedua lemari itu, di dalam nya ada sebuah topeng kupu kupu berwarna hitam dengan hiasan bulu bulu, dia mengambil topeng itu dan menutup kembali lacinya,
“Kenapa ya dulu gue kerja kayak gini, gue ga mungkin kenal wanita bernama Helga Carrera dulu kalo gue ga kerja di sana," ujar Dean dalam hati.
Benak Dean dan Layla yang berada di kontrakan nya mulai berputar mengenang masa 9 tahun yang lalu sambil melihat topeng mereka. Masa mereka membuat sebuah kesalahan yang berdampak pada masa depan mereka.