Ini lanjutan dari Novel keduaku yang berjudul "Gadis Barbar Kesayangan Tuan Muda Lumpuh"
Edgar merasa ada yang aneh dalam dirinya, dia mencoba memeriksakan dirinya ditemani oleh asisten setianya yang bernama Leo. Begitu ia datang kerumah sakit Edgar menemui dokter Andrologi, betapa terkejutnya ia mendapati hasilnya yang menyatakan kalau dirinya impoten.
Dibalik kesedihan pasti ada kebahagian yang telah di persiapkan oleh Tuhan, Edgar di pertemukan dengan seorang gadis tomboy bernama Zalea yang berasal dari keluarga broken home. Sebuah keajaiban datang ketika Edgar dan Zalea tak sengaja bertemu disuatu tempat, ia yang dinyatakan impoten tiba-tiba bereaksi ketika melihat Zalea.
Bagaimana kisah cinta Edgar dan juga Zalea? Apakah mereka akan bersatu?
Yuk simak ceritanya 💃🥰🤗
HAPPY READING 😚
Jangan lupa bintang 5 nya ya readers 🙏😚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pura-pura Jadi Pacar
Zalea langsung membeku melihat Edgar yang tengah tersenyum miring kearahnya, Zalea tidak mau membuat keributan ataupun Edgar sampai membuatnya malu dihadapan orang-orang.
'Gimana ini? Bukannya gue gak mau lawan, cuman ini di restoran taruhannya kerjaan gue mana susah dapetnya' batin Zalea.
"Selamat menikmati hidangan di restoran kami tuan, semoga menyenangkan." ucap Zalea tersenyum semanis mungkin.
"Emhh, so imut loe." cibir Edgar.
"Ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya Zalea.
"Cih, gue mau loe tanggung jawab atas kejadian tadi pagi bocah! Kalau loe sampai berani kabur lagi, gue bakal lmbikin perhitungan sama loe." ucap Edgar berdecih.
"Hey om, kecilkan suaramu. Ini di restoran bukan dijalanan, nanti aja bahasnya ya gak enak sama pengunjung yang lain." ucap Zalea dengan pelan.
"Yang bilang ini toilet umum siapa? Pokoknya gue gak mau tahu loe harus minta maaf sama gue, kalau enggak gue laporin ke si bahlul pemilik restoran ini." sewot Edgar.
"Iya yaudah, om ganteng yang baik hati maafin Lea ya." ucap Zalea meminta maaf dengan senyum yang dipaksakan.
"Gak ikhlas loe!" sewot Edgar.
'Ini orang lagi PMS kali ya, nyebelin banget sih' batin Zalea.
Zalea memutar bola matanya jengah, dia mengedarkan pandangannya mencari jalan untuk bisa kabur dari hadapan Edgar. Saat Zalea melihat sekeliling restoran tak sengaja matanya menangkap sosok Zafier yang datang bersama Alina, dia mentupi wajahnya menggunakan baki agar Zafier ataupun Alina tak dapat melihatnya.
'Waduuhh, hari ini kenapa sial banget buat gue huhu.. Kalau mereka liat gue disini yakin seratus persen kalau mereka bakal ngehina gue habis-habisan' batin Zalea.
Zalea hendak pergi dari meja Edgar, namun Edgar langsung menarik tangannya agar tidak bisa kembali kabur darinya.
"Mau kemana lagi loe bocah?!" tanya Edgar marah.
Zalea menatap kearah Zafier dan Alina yang ternyata berjalan kearahanya, Alina menajamkan matanya sambil menunjuk wajah Zalea yang seperti dikenalanya. Tanpa berpikir panjang Zalea menarik ikat rambutnya, dia menggeraikan rambut indahnya dan menyisirnya menggunakan kedua tangannya. Edgar syok melihat Zalea yang terlihat cantik kala rambutnya terurai, Zalea duduk disamping Edgar karena memang satu meja empat kursi beruntungnya Edgar duduk sendirian jadi memudahkan Zalea untuk menggunakan kesempatannya.
"Om pinjem jasnya." ucap Zalea.
"Buat apa? Gamau, gamau, enak aja." tolak Edgar.
"Om please, demi harga diri gue tolongin kali ini aja. Nanti aku bakal lakuin apa aja yang om suruh, sekarang bantuin dulu ya please." ucap Zalea memohon pada Edgar.
Edgar penasaran dengan apa yang terjadi, dia membuka jasnya lalu memberikannya pada Zalea. Zalea mengambil jas Edgar menyembunyikan name tagnya disaku jas, rambutnya kembali disisir menggunakan tangannya kemudian ia merangkul tangan Edgar dan menyandarkan kepalanya di pundak Edgar.
"Om pura-pura jadi pacar aku dulu ya, nanti aku traktir makan cilok atau gak siomay sama boba." bisik Zalea.
Rasya dan Leo tak jadi menyuapkan makanannya, mereka melongo melihat tingkah laku Zalea dan Edgar yang sibuk krasak-krusuk. Edgar bergerak tak nyaman begitu tubuh Zalea menempel ke tubuhnya, Zalea sengaja bergelayut manja di lengan Edgar karena ia yakin Alina pasti akan menghampirinya.
"Lea." panggil Alina.
"Eh hai, apa kabar pelakor eh, ups maksudku Alina." ucap Zalea.
"Ngapain loe disini? Jangan bilang karena loe miskin, loe punya sugar daddy saking melaratnya ya?" cibir Alina.
Zalea mengepalkan tangannya, dia mencoba menguasai keadaan dengan mengatur nafasnya agar terlihat tenang tanpa harus menunjukkan kekesalannya.
"Heh, kata siapa? Loe gak liat apa gue lagi sama siapa? Cih, punya pacar cuman modal tampangnya doang, lihat nih calon suami gue udah tajir, ganteng, mapan gak kayak pacar loe tuh, udah mah cungkring, ganjen cemen lagi." ucap Zalea dengan berani.
"Jual diri aja bangga, semiskin itukah loe lea?" ucap Alina tak mau kalah.
Zafier memalingkan wajahnya dari Zalea, jujur saja setiap melihat Zalea ia merindukan kenangan indah bersamanya, tetapi melihat Zalea bergelayut manja di lengan pria lain membuat hatinya nyeri dan terasa panas.
"Ayo kita pergi, bukannya kita datang kesini mencari makanan? tapi kenapa kamu malah mencari keributan?" ucap Zafier dingin.
"Kok kamu jadi dingin gitu ngomongnya, bukannya kamu ikut belain aku? Kamu gak denger kalau dia tadi ngehina kamu hah?" ucap Alina kesal.
"Alina, lihatlah semua orang memandang kearah kita." ucap Zafier.
"Sayang kamu mau makan apa? Biar aku suapi ya, jangan sampai kau kelaparan atau aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika kau sampai sakit." ucap Edgar membelai wajah Zalea.
"Selama aku berada disampingmu aku tidak akan merasakan sakit, kau adalah obat di dihidupku." ucap Zalea.
Edgar membantu menambahkan bumbu drama pada Zalea, dilihatnya Alina dan Zafier mulai memanas melihat kepura-puraan Edgar dan Zalea.
"Kalau emang pria itu cowok loe buktiin sama gue, berani gak loe c*** dia di depan banyak orang? Gue yakin kalo loe cuman sandiwara, iri kan loe liat gue jalan sama Zafier?" tantang Alina.
"Siapa takut?" tantang Zalea balik.
Rasya dan Leo saling memandang satu sama lain, Edgar langsung membeku di tempatnya mendengar Zalea yang akan menc*****.
'Jangan bilang nih bocah mau c*** gue' batin Edgar.
Zalea menangkup wajah Edgar yang sudah pucat pasi, dia mendaratkan b******a tepat di pipi Edgar.
Cup.
Nyesss..
Tubuh Edgar seakn tersetrum aliran listrik bertegangan tinggi, entah mengapa Edgar merasakan sensasi panas di tubuhnya bahkan ada yang mulai mengeras dibalik celananya.
'Ada apa ini? Kenapa perkutut gue rasanya sesak banget' batin Edgar.
"Masih belum percaya?" tanya Zalea.
Alina menghentakkan kakinya menatap tak suka pada Zalea, Zafier semakin panas melihat Zalea yang dengan begitu beraninya menc*** Edgar di depan banyak orang.
"Ayo kita pergi." ucap Zafier menarik tangan Alina pergi.
Melihat Alina dan Zafier pergi Zalea pun menghela nafasnya lega, dia langsung membuka jas Edgar lalu mengembalikannya pada pemiliknya.
"Aduuh maaf ya om aku udah c*** om tanpa izin, ini jas nya makasih ya udah mau bantuin." ucap Zalea.
Edgar tak menjawab ucapan Zalea, dia tak bisa berpikir jernih karena ia bingung dengan dirinya sendiri. Zalea terus meminta maaf pada Edgar, temannya Arya memanggilnya untuk kembali kebelakang jadinya Zalea pun pergi meninggalkan Edgar yang masih belum tersadar dari lamunannya.
"Edgar." panggil Rasya sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Edgar.
Edgar pun tersadar dari lamunannya, dia meminta kedua sohibnya untuk mendekat kearahanya, Edgar membisikkan sesuatu di telinga Rasya dan Leo.
"Loe berdua tahu enggak? Perkutut gue tiba-tiba berdiri tegak." bisik Edgar.
"Tegak?!" beo Leo.
Edgar langsung menutup mulut Leo, dia menatap tajam asiaten pribadinya.
"Sorry boss refleks." ucap Leo.
"Bukannya dokter bilang loe impoten Ed?" tanya Rasya sambil berbisik.
"Makanya gue juga bingung, begitu tuh bocah c*** pipi gue tiba-tiba perkutut gue ngembang." jawab Edgar.
"Mending loe pastiin lagi deh sama dokter jelasnya kek gimana, gue jadi ragu sebenernya loe itu impoten gak sih? Masa di c*** cewek aja langsung tegak?" heran Rasya.
"Loe tahu gak Sya?" tanya Edgar.
"Enggak." jawab Rasya.
"Jangan di potong dulu bego." ucap Edgar.
"Hihi, sorry. Yaudah mau ngomong apa, gue gak punya banyak waktu beres makan gue harus balik ke kantor." ucap Rasya.
"Gue belum bisa lepas dari alkohol, pas kemarinnya periksa dari dokter gue pergi ke club malam sama si Leo, tapi perkutut gue imut-imut aja meskipun lihat cewek seksi? aneh banget kan? Dokter juga udah bilang kalau gue emang impoten, gue jadi bingung sebenernya gue kenapa sih?" jelas Edgar mulai frustasi.
"Jangan bilang kalau tuh bocah penawarnya?" tebak Leo.
"Saran gue sih mending periksa lagi sama dokter deh Ed? Loe juga pernah bilang kalau setiap bangun tidur perkutut loe imut, padahal normalnya kan setiap bangun tidur apalagi menggeliat pasti tegak." ucap Rasya memberi saran.
"Yaudah, gue coba periksa lagi." ucap Edgar.
Edgar menahan sesak dibalik celananya, sementara Rasya dan Leo kembali menghabiskan makanannya. Di belakang Zalea kembali bekerja, ia merapikan kembali rambutnya dengan mencepolnya.
sehat selalu bersama keluarganya 😘🌼🌻🌷🌸🌹 untuk kak author 😉
dari awal si madam sama Al😁😁😁✌️
dia bisa memaafkan walaupun tidak bisa melupakan tapi dengan rasa itu mungkin bisa membuat hatinya merasa tenang karena dengan mendendam tidak akan ada rasa berkesudahan✌️
semangat Edgar semua demi calon baby mu💪
aku juga sedih bacanya 😢😢😢
Edgar polos sama kocak
Leo campur"sama ujungnya kocak juga karena itu kalau bertiga pasti seru dan heboh😁👍👍👍