Hidup penuh penderitaan sedari kecil, itu sudah makanan sehari-hari Leticia, gadis imut berumur duapuluh tiga tahun.
Karena hutang kedua orang tua angkatnya, Letisia terpaksa dinikahkan pada seorang Ceo arogan, yang kabarnya seorang playboy kelas kakap.
Damian Jhonson, Ceo yang terkenal arogan sangat membenci pernikahan yang tidak diinginkannya.
Dan, terpaksa menikahi Leticia karena desakan Ibunya untuk segera menikah.
Di karenakan usia Damian yang dikatakan tidak muda lagi, tiga puluh enam tahun.
Damian yang tidak mau terikat dengan pernikahan, berencana akan menjadikan Leticia sebagai pembantu dirumahnya.
Dan membuat perjanjian nikah kontrak pada Leticia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 18.
Leticia merasa dirinya benar-benar seperti lelucon di pesta rekan bisnis Damian.
Para kekasih Damian seperti lintah menempel pada Damian, dan sangat menjaga Damian agar jangan mendekat pada wanita lain.
Jerry membawa Leticia ke mobilnya, membukakan pintu mobil untuk Leticia.
"Terimakasih" kata Leticia.
Jerry menanyakan alamat rumah Leticia.
Leticia memberitahukan alamat rumah Damian.
"Apakah benar kalian suami istri?" tanya Jerry hati-hati.
"Iya" Leticia mengangguk dengan sedikit ragu.
"Tapi yang kulihat dia sepertinya lebih menyukai dikerumuni oleh para wanita-wanita cantik itu" kata Jerry bingung.
Leticia diam tidak menanggapi perkataan Jerry tersebut.
"Jadi aku berpikir bahwa kalian bukanlah pasangan suami istri pada umumnya, kalian tidak saling mencintai!"
Leticia tetap tidak menanggapi perkataan Jerry.
Dia masih melamun memikirkan betapa memalukannya dirinya tadi.
"Kita sudah sampai!" kata Jerry dengan lembut pada Leticia.
Leticia tersadar dari lamunannya, cepat juga mereka sampai.
"Terimakasih Tuan!" sahut Leticia membungkukkan sedikit badannya dengan sopan.
"Tidak masalah..bolehkah aku mengenalmu lebih lagi?" tanya Jerry dengan hati-hati.
"Maafkan saya Tuan..saya sebenarnya hanya seorang pembantu di rumah Tuan Damian, saya tidak bisa berteman dengan anda, maaf sekali Tuan!" kata Leticia membungkuk dalam-dalam.
Setelah itu Leticia keluar dari mobil, dan sekali lagi dia membungkuk dengan sopan pada Jerry.
"Terimakasih sudah mengantar saya Tuan!" sahutnya.
Kemudian Leticia menutup pintu mobil pelan.
Jerry memandang Leticia yang melangkah memasuki Mansion Damian.
"Tolong selidiki tentang gadis itu!" kata Jerry pada sopir sekaligus asistennya tersebut.
"Baik Tuan!" jawab asistennya mengangguk.
Setelah Leticia masuk kedalam Mansion Damian, barulah Jerry meninggalkan pintu gerbang rumah Damian tersebut.
Dia sangat penasaran dengan kehidupan Leticia.
Saat pertama kali melihat wajah imut Leticia, Jerry entah kenapa ingin selalu berdekatan dengan Leticia.
Sangat nyaman mengobrol dengan Leticia, dan wajah imutnya yang memerah sungguh terlihat manis.
Sementara itu Leticia telah sampai di paviliun, membuka gaunnya yang kena noda dan melemparkannya ke dalam ember dikamar mandi.
Lalu kemudian membersihkan dirinya.
Untung tadi dia sudah makan di pesta itu, jadi dia masih kenyang.
Leticia mengunci pintu depan paviliun dengan benar.
Lalu masuk kamar, dan mengunci pintu kamar dengan benar juga.
Lalu masuk kedalam selimut.
Dan Leticia pun tertidur.
Tengah malam dia terbangun, mendengar suara pintu kamarnya ada yang menggedor dengan berisiknya.
"Leticia! buka pintunya!!"
Duk! duk! duk!
Pintu kamarnya terus digedor tidak berhenti.
Membuat suara yang sangat berisik sekali.
Leticia duduk ditempat tidurnya.
Siapa malam-malam menggedor pintu kamarnya, mengganggu orang tidur saja! pikirnya kesal.
Leticia menajamkan pendengaran nya, takutnya Damian yang menggedor.
"Buka..Leticia! buka pintu!!"
Ternyata benar, itu Damian.
Mau apa dia? bukankah pintu paviliun sudah di kunci dengan benar?
Oh, iya! Leticia lupa kalau paviliun ini milik Damian, tentu saja dia bisa masuk kedalam.
Untung saja dia mengunci pintu kamar, jadi Damian tidak bisa masuk kedalam kamar.
Leticia tidak berani bergerak ditempat tidurnya, dia diam membeku.
Damian sudah mulai berani datang malam-malam kedalam paviliun, Leticia harus waspada.
"Leticia..buka pintunya, ayolah..aku mau masuk!!" teriak Damian dari luar pintu kamar.
Dari suara teriakan Damian, Leticia menduga kalau Damian telah mabuk.
Gedoran itu berlangsung terus-menerus tidak berhenti, dan Damian terus memanggil Leticia agar membuka pintu kamar.
Leticia diam tidak menjawab, ataupun tergerak untuk membuka pintu kamar.
Dia kembali membaringkan tubuhnya ketempat tidur, menarik selimut untuk menutup tubuhnya.
Leticia membiarkan Damian berteriak dan menggedor pintu kamarnya.
Leticia mencoba untuk tidur kembali.
Bersambung....