Rania, dua puluh tahun memiliki paras yang cantik yang menurun dari Mama nya. kehidupan nya berubah sejak kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan yang membuat nya menjadi seorang yatim piatu disaat usianya menginjak empat belas tahun.
Dan lebih parah nya Rania dipaksa menikah oleh bibi nya dengan seorang pria lumpuh yang telah beristri.
Raka pria berusia tiga puluh tahun setelah selamat dari kecelakaan mengakibatkan kaki nya lumpuh sementara. setelah kaki nya lumpuh pria itu mendapat kenyataan pahit, istrinya berselingkuh dengan beberapa laki laki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Masuk lah Ka"! ucap Samuel sambil membukakan pintu ruangan nya.
Rania pun segera mendorong kursi Roda Raka masuk ke dalam ruangan tersebut, suasana di dalam ruangan Samuel terasa hening membuat jantung Raka berdegup tak karuan.
" Kenapa kalian bisa datang kesini berdua" Tanya Samuel yang melihat Rania mendorong kursi roda Raka.
"Mm.. kebetulan tadi saya ketemu tuan Raka sedang butuh dokter Orthopaedi, maka nya saya bawa kesini dan pas sekali bertemu dengan dokter" ujar nya.
Seketika Raka langsung menatap tajam ke arah Rania. Ia tidak suka saat dan itu berperilaku seolah tidak mengenalinya.
"Apa apa an dia, kenapa dia berperilaku seperti itu? lagi pula siapa juga yang menanyakan dokter ahli tulang. Arghh... sial kenapa sekarang aku harus terjebak dalam kebohongan ku sendiri" makinya sendiri.
"Baiklah Tuan Raka, kalau begitu saya permisi dahulu. pamit Rania dan beralih ke arah Samuel.
" Dokter Samuel, saya permisi dulu ' ujar nya dan berlalu meningalkan keduanya.
"Sepertinya kalian berdua terlihat begitu dekat"
ujar Raka berusaha menahan api cemburu yang mulia memercik dalam hati nya.
"Sebenarnya tidak juga, tapi doa kan saja supaya aku bisa dekat dengan nya" ujar Samuel sambil terus menatap kepergian Rania.
"Maksud mu"?
" Sebagai seorang pria pasti kamu paham maksud ku Ka" Jawab Samuel dengan mengulas senyuman.
Raka sendiri hanya mampu mengepalkan erat erat kedua tangan nya.
"Kau menyukai wanita yang salah Sam, karena dia adalah istri ku" Batin Raka dengan senyum miring.
"Ayo, sebaiknya aku mulai memeriksa kondisi mu" ajak nya kemungkinan.
"Apakah menurut mu aku masih bisa sembuh dan kembali berjalan dengan normal sam"?
Tanya Raka dengan sedikit takut, sebab saat itu dokter pribadi nya mengatakan kemungkinan untuk bisa kembali berjalan sangat kecil
Samuel menatap ke arah Raka dengan penuh empati. kemudian mengela nafas kasar sebelum menjawabnya.
"Nanti kita periksa terlebih dahulu, dan setelah itu baru dilakukan terapi agar Otot otot pada kaki mu bisa kembali berfungsi secara perlahan"
Jawab Samuel dengan nada yang tenang dan penuh keyakinan.
Raka mengangguk pelan. Mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa masih ada harapan bagi nya untuk bisa kembali berjalan.
Sambil memeriksa kondisi kaki Raka, Samuel terus berbicara untuk memberikan dukungan dan semangat pada teman lama nya itu.
"Kamu harus tetap yakin pada diri sendiri Ka, jangan biarkan rasa takut menguasai pikiran mu, ini adalah proses yang panjang dan melelahkan.
Tapi aku yakin kamu bisa melewati nya" kata Samuel dengan tegas.
Raka mulai meresapi kata kata Samuel, sebuah harapan kecil mulai tumbuh dalam hati nya.
"Ya,, tidak ada yang tidak mungkin. Aku memang harus segera sembuh, setidaknya demi gadis ituitu" batin Raka dengan harapan yang begitu besar.
"Tapi tunggu dulu... kenapa harus demi gadis itu Arghhhh.... Berpikirlah yang jernih Raka, kenapa sekarang otak mu isi nya gadis itu trs" keluh Raka.
Sementara Raka tengah menjalani terapi dengan Samuel.
Rania segera menghampiri Diana, ketika melihat sahabat nya berjalan di lorong rumah sakit.
"Diana"!
panggil nya dengan berjalan menghampiri Diana.
" Rania,", bukan nya kamu libur hari ini" ucap Diana.
Kemudian mereka berjalan beriringan sambil Rania menceritakan semua nya.
Tak lupa mereka berbincang sambil bercanda.
"Gimana dengan kebaya gue, apa sudah kamu pesan kan juga"? tanya Rania.
" Tenang saja, kamu tinggal terima beres, setelah ini aku akan langsung ke butik itu untuk mengambil beberapa foto model kebaya yang ada disana, nanti kamu tinggal pilih mau model seperti apa" ucap Diana.
"Terima kasih, kamu memang sahabat ku paling mengerti"
"Habis ini kita makan bareng kan? sebelum kamu pulang? " tanya Diana mengingat sebentar lagi jam lima.
Rania pun langsung menghentikan langkahnya dan menatap Diana.
"Ada apa? tanya Diana yang menyadari gelagat aneh sahabat nya itu.
" Aku harus kembali ke mobil tuan Raka Di.. jadi kamu pulang sendiri dulu" ucap Rania sambil menepuk bahu Diana.
" Ya sudah, mendingan kamu segera kembali kesana deh sebelum tuan mu itu marah"
"Iya Di."!
Rania merasa takut jika nanti Raka akan marah karena kelamaan menunggu nya.
" Sudah ya aku pulang dulu" ujar Rania yang langsung berlari kecil menuju parkiran dimana mobil Raka terparkir disana.
"Tu-tuan, anda sudah disini"? tanya Rania dengan wajah sedikit takut.
"Kamu ini bodoh atau bagaimana? jelas jelas aku sudah disini menunggu mu dari tadi. pertanyaan mu benar-benar tidak berbobot" timpal Raka dengan sinis sambil memutar bola mata nya.
Rania mengerutkan dahi nya merasa kesal dengan sikap Raka.
"Maaf tuan, aku benar-benar....?
" Sudah sudah, aku lelah dan tidak ingin berdebat" sahut Raka.
"Iya tuan"
"Ayo cepat naik, kita pulang sekarang"!
Rania langsung saja masuk ke dalam mobil setelah membantu Raka masuk terlebih dulu.
Selama perjalanan didalam mobil itu tidak ada perbincangan apa pun, Raka fokus dengan ponsel nya begitu juga dengan Rania ia sibuk bertukar pesan dengan Diana.
Diana mengirim kan beberapa foto model kebaya pada Rania, agar dia bisa memilih mana yang akan ia pakai saat wisuda nanti.
"*Kenapa model nya bagus bagus semua, aku jadi bingung mau pilih yang mana" batin Rania.*
"Kayaknya warna ini lebih cocok untuk ku" lanjut nya.
Rania segera mengirim pesan pada Diana jika ia memilih kebaya warna merah maroon.
yolo typonya banyak amat da...