NovelToon NovelToon
It'S Always Been You

It'S Always Been You

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Romansa / Slice of Life
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: timio

"People come and go, but someone who is compatible and soul mates with you will stay"

Dengan atau tanpa persetujuanmu, waktu akan terus berjalan, sakit atau tidak, ayo selamatkan dirimu sendiri. Meski bukan Tania yang itu, aku harap menemukan Tania yang lain ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Disini

Dua Minggu berlalu,

skakmat

Bryan benar-benar tamat kali ini. Apapun yang ia katakan pada Tania sepertinya sudah membal. Ia harus apa sekarang? Ia takut sekarang, buntu, harus mencari bantuan kemana? Tidak ada kah dia lagi dihati Tania? Bahkan di sudut nya pun tak apa.

Sakit, hanya itu yang bisa ia gambarkan sekarang tentang keadaannya.

Bryan bersama gengnya baru saja selesai makan siang di kantin rumah sakit, terlihat nampan mereka yang sudah kosong. Sejak insiden postingan itu Bryan menjadi lebih diam dari biasanya, bahkan risih ketika mereka membahas Tania, atau Yona yang terus menerus membahas Joon Young karena terang-terangan ia menyukai Joon Young.

Tapi se kesal apa pun dia pada pembahasan teman-temannya itu, Bryan will be Bryan, ia masih mempertahankan harga dirinya seolah tidak perduli padahal hatinya sudah porak-poranda selama ini. Dia menjadi tidak nyambung pada segala sesuatu yang dibicarakan.

"Lu kenapa sih? Dari kemaren-kemaren lu tuh aneh banget."; protes Yona.

"Tania kah?"

"Cantik sih cantik broh, tapi lu ngga cocok sama dia." seru Sony.

"Kenapa ngga cocok?", tanya Bryan dengan tatapan tajamnya.

"Dia terlalu cupu buat lu, terlalu green flag untuk lu yang bukan cuma red flag lagi, udah maroon malah hahaha. Ngga cocok seru-seruan ala kita." jawab Sony.

"Bener tuh Yan. Udah lah, lu ganteng kali, sekalinya jalan sana sini lu pasti bisa nemu yang baru." Yona menimpali. "Yuk cabut."

Ketika ketiga dokter itu hendak mengembalikan nampan mereka, tak sengaja Yona menemukan presensi Joom Young di barisan meja yang sebentar lagi mereka lewati. Segera mungkin gadis itu merapikan rambutnya, memastikan ia rapi.

"Wihh calon masa depan gua tuh, samperin aah..." semangat Yona.

Sony hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan temannya itu, sementara Bryan sudah menatap tak suka.

"Hai...", sapa Yona ramah.

"Oh.. hai, nice to see you again." sambut Joon Young dengan senyum alakadarnya.

"Hehe iya dok. Aku Yona, masih ingat kan?"

"Oh iya, Yona ssi."

"Umm kamu kenal Tania juga ya? Kemarin kamu bareng dia kan di cafe itu. Kalian se deket itu ya sampai-sampai bisa belanja bareng gitu?", Yona sok akrab sok asik, Joon Young mulai risih.

"Iya Yona ssi, kami dekat sekali."

"Oooh gitu. Umm cepet juga ya, padahal dia baru putus sama Bryan loh. Itu loh yang disana, itu mantannya Tania. Kamu ngga pacaran sama Tania kan? Mereka pasti masih balikan itu." seru Yona sambil menunjuk-nunjuk ke arah Bryan yang juga menatap tajam ke arah Joon Young.

"Saya tidak perduli dokter Yona. Can you leave me alone, I just want to enjoy my lunch in peace. Thank you." seru Joon Young tenang tapi itu adalah usiran langsung untuk Yona.

"Oh y-ya maaf..", Yona pergi dengan wajah masam, terang-terangan sekali Joon Young menolaknya.

🌼🌼

Tania pergi ke Jessie cafe, hari itu pengunjung cukup ramai. Ia hanya duduk dipojokan menikmati latte nya, menunggu Jessie menyelesaikan semua orderan, kali in ketika ia datang Jessie sudah punya satu orang karyawan yang bertugas mengantar pesanan dan membersihkan meja. Berjam - jam kemudian Jessie mendatanginya dengan wajah lelah dan menepuk-nepuk bahunya.

"Gimana kalo aku ngelamar kerja disini?", tawar Tania.

"Ngaco ah. Mana oppa kesayangan kamu itu."

"Aishh..", Tania malah mendesis merapatkan giginya. " Mba. Mba Jessie pernah ngga? Kencan sama orang yang baru kenal emmm dua minggu misalnya."

"Dua minggu masih mending, aku pernah kencan malah sama orang yang aku kenal dua hari hehe."

"Woahh... gimana rasanya mba?"

"Biasa aja sih." jawab Jessie pendek.

"Joon Young ya?", terka Jessie, dan Tania mengagguk malu.

"Dia manis, hangat." cicit Tania memandangi lattenya.

"So go on. Grab him." seru Jessie dengan semangatnya.

Emery Hospital Lantai 7

Disudut lain, Bryan mulai merasa luka hatinya semakin sakit, dan menjadi semakin bodoh. Teringat tawan dan senyum Tania yang tulus ketika mereka bersama, bantuan makalah sepupunya yang selalu memudahkan dirinya dan kedua temannya, ia menghela napas meratapi kebodohannya, melemparkan pandangannya jauh entah kemana.

"Dokter Jung ...", teriak seorang anak kecil daj berlari ke arah Joon Young dan masih dalam pandangan Bryan.

"Ooh Irene ah, jangan lari... jangan.. don't run." happ... gadis kecil bernama Irene itu berhenti berlari setelah mendarat di dekapan Joon Young.

"Kamu jangan berlari lagi ya, luka operasinya belum sembuh."

"Dokter Jung."

"Hmmm? Ada apa?"

"Bo.. go.. mmm apa ya kemarin, aku lupa. Bogo... ahh lupa." keluhnya memutar-mutar bola matanya berusaha mengingat kata yang ingin di ucapkannya.

"Bogosipppo?", tanya Joon Young.

"Ah iya, itu maksudnya. Bogosippo. Susah amat sih." keluhnya. Joon Young hanya tertawa mendengar celotehan anak kecil itu.

"Nanti kalau udah gede aku mau menikah sama dokter Jung."

"Oh ya, bagaimana kalau pacar dokter marah, saya punya pacar loh."

Deg, jantung Bryan tidak baik-baik saja mendengar hal itu. Secepat itu kah dia dilupakan?

"Dokter Jung punya pacar? Namanya siapa dok?"

"Tania, Tania cantik." jawab Joon Young pada Irene dengan senyum sumringahnya.

Patah sudah

"Ya udah nanti kami berdua nikah sama dokter Jung, gimana?", Irene malah memberikan penawaran.

"Iya iya.. hahaha. Ayo kembali ke ruangan kamu. Harus banyak istirahat ya." lalu ia mengantar pasiennya itu kembali ke ruangannya.

Klek

Baru saja ia menutup pintu ruangan Irene dan berbalik seketika wajah cerianya berubah datar. Bryan menyambutnya.

"Sejak kapan Tania jadi pacar lu?", tanya Bryan, Joon Young tidak memperdulikannya dan malah melangkah.

Sapp

Bryan menarik kasar kerah jas dokter Joon Young, "Gua tanya lu jawab...!", bentak Bryan.

"Kamu dokter atau bukan?", tanya Joon Young dengan mata marah, Bryan menatap sekeliling ternyata mereka sudah jadi tontotan.

Seusai kerja Bryan malah pergi ke bar langganannya dulu. Ia sudah mengajukan cuti selama dua hari, ia tidak tahu apa yang sudah merasuki pikirannya. Ia mabuk disana. Saat keadaannya sudah setengah sadar ia memanggil taksi dan minta di antar ken ke apart Tania.

Tak lama berselang ia sampai disana, dengan gaya anak kecil yang terkunci diluar dan kebelet pipis ia menggedor-gedor pintu Tania.

"Taanniiaaa....

Buka pintunyaaa !!!

Boo... cepet bukain...

Boo.... sayang...

Buka pintunyaa...", rengeknya, karena suara ribut yang sangat mengganggu itu, akhirnya sang empu rumah keluar.

"Kamu ngapain kesini?", bingung Tania dan seketika mencium aroma alkohol yang sangat menyengat. "Kamu mabok ya?".

Bryan malah tersenyum aneh, dan menghambur memeluk Tania hingga mereka berdua masuk ke dalam rumah. Klik, pintu itu otomatis tertutup lagi.

"Aku ngga mau putus Boo. Hati aku sakit, aku ngga mau Boo... ayo balikan...", rengeknya di pelukan Tania.

"Ayo cepet keluar dari sini. Aku ngga mau."

"Boo...."

"Aku Tania, bukan Boo. Pergi sanmmmpph.... mmph...", Bryan malah membungkam mulut Tania dengan lumatan yang dalam. Meski itu bukan kali pertama mereka berciuman, tapi Tania mulai takut. Tangan Bryan dengan lancarnya menggerayangi tubuhnya. Menyentuh dan berusaha membuka pakaian Tania, meski belum terlepas pakainnya sudah acak-acakan.

Brughhh.... Sekuat tenaganya dengan tubuh kecil itu ia berhasil melepaskan diri dari Bryan.

Bukannya lari ia malah sempat tertegun berusaha menetralkan napas dan jantungnya.

"Aku akan buat kamu ngga bisa pergi dari aku."

Ketika ia berhasil bernapas dengan baik, Tania segera meraih gagang pintu dan keluar, penampilannya sungguh acak-acakan. Ia melangkahkan kakinya kemana saja asal tidak dikejar Bryan.

Sialnya pria mabuk yang berusaha memperk*sya nya itu malah mengejar dari belakang.

Drrt ... drrttt... drrrrt... getar panjang di ponselnya, Pak Dok di layar. Bodohnya Tania ketika ia menyadari ia punya ponsel, kalau sudah kepalang panik apapun bisa dilupakan right?

📞Joon : Taniaya aku sudah dekat rumah kamu, mau pesan ap ...

📞Tan : Tolong aku Joon Youngah... tolong... aku takut hiks... aaaaaa.....

📞Joon : Tan... Taniaaa....

Ketika itu Tania melihat kebelakang dan tinggal beberapa langkah lagi Bryan akan meraihnya. Teriakannya itu lah usahanya mempercepat langkahnya.

Tanpa alas kaki, rambut yang berantakan, bibir yang sedikit bengkak dan luka di ujungnya mungkin tergigit oleh Bryan kala itu. Ia gemetar ketakutan. Apalagi suara Bryan terus meneriakkan namanya. Kala itu sudah hampir tengah malam, ia sudah ada janji dengan Jessie akan pergi ke cafenya saat Joon Young sudah kembali dari Emery, makanya Joon Young menelepon larut sekali. Siapa sangka sang pak dok malah dikejutkan seperti ini.

Joon Young juga mempercepat laju mobilnya. Ia hanya ingin satu 'Tania' itu saja.

"Joon Youngah..." lirih Tania ketika tenaganya hampir habis untuk berlari.

Tiba-tiba sorot lampu mobil menyinarinya dari jarak yang tidak terlalu jauh, dan berhenti tepat didepan Tania. Presensi yang sangat diharapkannya hadir. Bahu lebar seluas samudra yang ia harapkan saat ini, DATANG.

"Joon Youngah...." seru Tania dan menghambur kepelukan Joon Young. Gadis itu membuang napasnya lega, rasa aman dan mulai menangis keras di dada Joon Young.

Pria itu langsung menguncinya erat didalam pelukannya. Joon Young dengan jelas merasakan detak jantung Tania yang tak karuan itu.

Dia ketakutan

Joon Young segera menemukan apa yang membuat Tania seperti ini. Ada pria lain dengan mata merah disana, pria mabuk dengan segala kemarahannya juga, dengan egonya, yang sudah merusak mental seseorang.

Bryan menghentikan langkahnya. Hatinya berulang kali patah malam itu, Tania benar-benar dipeluk pria lain. Benar. Pria lain.

"Do not ever distrub my girl. Ever, sekkia...!"

"Ngga usah sok keras lu anj*ng, dia akan tetap jadi milik gua. Tania, ini belum selesai. Kamu kekasihku Tania, bukan dia. Paham kamu...!", bentak Bryan lalu ia pergi.

Tania sama sekali tidak berani membuka matanya, ia malah mengeratkan pelukannya pada Joon Young.

"Dia sudah pergi."

Tania masih sesegukan, dan perlahan melihat keluar.

Deg

Hati Joong Young memanas, betapa marahnya ia melihat penampilan gadis yang dua minggu lalu di ajaknya berkencan ini. Joon Young jelas melihat penampilan Tania seperti korban percobaan perk*syaan. Tanpa aba-aba kembali ia memeluk Tania, satu hal yang Tania sadari Joon Young mengecup pucuk kepalanya berkali, ia merasakan hantaman lembut di ubun-ubunnya, dan entah untuk apa Joon Young seperti itu. tapi kenapa Tania malah

Senang?

"Aku disini Tania, aku disini."

Kalimat itu mengingatkan dirinya kala menenangkan Joon Young didepan rumah sakit.

"Aku akan menjagamu Tania."

.

.

.

Tbc ... 💜

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!