Kirana seorang gadis yang tertukar saat bayi di sebuah Rumah sakit. Dia berakhir di panti asuhan yang akhirnya di temukan keluarganya dan di bawa kembali ke Rumah keluarga kandungan nya. namun Karena keluarga lebih mencintai gadis yang palsu, akhirnya dia tak di anggap . usaha dia untuk mendapat cinta dari keluarga ternyata Sia- sia. dan akhirnya diapun mati menggantikan sang Kakak yang hampir terbakar di dalam mobil . Namun ternyata semua pengorbanan nya sia- sia belaka . saat dia mendengar sang Kakak tertua berkata.
"Kau tidak apa- apa Leo..."
"Tidak kak...tapi Kirana ada di dalam mobil..." jawab kakak kedua.
"Tidak masalah , lebih baik dia mati dari pada jadi beban kita...asalkan bukan Jeni yang di sana..." ucap sang Kakak tertu. mendengar ucapan tadi. hati Kirana bagai di tikam belati.
"Begitu hinakah hidupku Tuhan... andai kau beri aku kesempatan untuk hidup lagi. tak akan kusia- siakan hidupku untuk mendapatkan kasih sayang mereka. Dan Tuhan maha adil. dia di lahirkan kembal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERTEMU PROFESSOR HANSON
Mereka berdua menikmati nasi goreng yang Kirana buat. Mereka menikmati tanpa banyak berbicara. Kirana tahu para bangsawan akan menikmati makanan Tanpa banyak bicara. Kirana pun selalu mendapat didikan dari sang Ibu angkat agar makan tanpa bicara . Tak berapa lama mereka pun selesai menikmati Nasi goreng buatan Kirana. setelah duduk sebentar, dan hari telah malam Kirana meminta dengan sopan agar Alex Segera pulang. Akhirnya dengan perasaan enggan Alex berpamitan . Setelah Alex keluar, Kirana membersihkan ruang tamu dan dapur . dan ternyata masih Ada sisa nasi goreng di atas kompor . Kirana menaruh sisa nasi goreng kedalam piring lalu memasukkan ke almari tempat makanan. tak lama Kirana melihat kalau keadaan dapur telah rapi kembali, Kirana merasa lega lalu berjalan masuk kedalam kamarnya. Dia segera mengambil baju tidur dan pergi ke kamar mandi. 20 menit kemudian, dia telah keluar dengan pakaian tidur. Setelah menyisir rambut nya yang panjangnya sepunggung , Kirana Naik keranjang denga membawa Ponselnya . dan Dia segera mengirim pesan ke Dokter Hanson.
*Ak. : Guru apa kabar..? *
Kirana menunggu balasan dari sang guru. Namun tak terlalu lama terlihat balasan telah datang .
*Guru Hanson. : kau Ak ...?*
*Ak. : Tiga tahun apakah Kau sudah melupakan aku guru 😭😭.
*Guru Hanson. : Dasar Murid nakal...Kau pergi tanpa berita . Kau tahu...gurumu ini hampir semua Negara aku datangi hanya untuk mencari mu...dasar anak nakal..di mana kau sekarang ha..! *
*Ak : Guru...jangan marah... bukankah aku sekarang memberimu kabar.. Dan orang marah lekas tua lo...* goda Kirana
"Guru Hanson. : Dasar anak jahat...kau membuat gurumu kebingungan mencarimu. Dan sekarang kau mengutukku . Dasar kau ya...
" Ak. : Maaf...aku hanya ingin menggodamu guru... Oh ya guru...katanya anda akan melakukan Operasi Pada seorang Jendral di Kota K..?* tulis Kirana .
*Guru Hanson :Apakah kau berada di kota K..?
* tulis sang guru.
*Ak : He he benar Guru..😁.
"Guru Hanson :Dasar gadis bandel... Apakah yang melakukan Operasi pada anak remaja itu kamu..?* tanya sang Guru langsung.
*Ak. : Kenapa guru bisa menebak...?😂.
*Guru Hanson.:Kau Fikir gurumu ini apa ha... tidak bisa menebak apa yang Kau perbuat..?. Siapa yang berani melakukan Operasi pada Anak itu. Orang tuanya sudah mencari berpuluh Dokter untuk mengoperasi Dia. Mereka juga mengundangku. Tapi karena resikonya terlalu tinggi. Lebih baik aku menyerah . tapi Beberapa hari yang lalu aku melihat postingan di internet kalau anak itu telah dapat di selamat kan Dari Kematian. Dan aku yakin yang berani dan dapat melakukan itu hanya dirimu. Aku yakin itu. Dan tebakanku ternyata benar...* balasan dari Professor Hanson membuat Kirana tertawa.
*Ak. : Guru...Sebenarnya kejadiannya tidak di sengaja . aku menolong anak itu saat dia di bully dan mau di bunuh hingga rusuknya patah dan retak . dan saat Di periksa Dokter berkata untuk menyelamatkan Nyawa anak itu Dokter harus melakukan Operasi. Tapi mereka tidak berani melakukan nya . Saat itu Aku Fikir mereka pengecut. Namun saat di meja Operasi barulah aku tahu penyebabnya . Ternyata Ada Timor yang menghimpit jantung nya. Nach saat itulah aku berfikir Sekalian saja aku buang tumor itu....Begitu ceritanya guru.* tulis Kirana dengan santai.
* Guru Hanson : Dasar anak bandel... Tapi aku juga di untungkan dalam masalah ini...kalau tidak Ada kejadian pada anak itu , aku tidak akan bisa Menemukan dirimu..dan tanggung jawab melakukan Operasi pasti Ada di tanganku. Kau tahu kan aku sudah Tua...Mana mungkin melakukan nya..Nach Karena sekarang sudah Ada kamu maka... Kau yang harus melakukan nya..*
Melihat Alasan yang di tulis Professor Hanson , Kirana tertawa. Begitulah Cara sang guru beralasan jika tugas nya akan di limpahkan padanya .
*Ak. :Jadi Guru memang sengaja memilih Dokter Bram Karena guru yakin aku berada di balik semua itu...? * . tulus Kirana.
*Guru Hanson : Benar sekali... Karena aku yakin hanya kamu yang berani melakukan nya...* .
Kembali Jawab Professor Hanson membuat Kirana bingung harus menangis atau tertawa.
* Ak. : Ck.. Ternyata Guru Licik...Sebenarnya Kau takut melakukan Operasi itu kan...?*. Tulis Kirana.
*Guru Hanson : Sejujurnya..memang benar perkataanmu Ka...aku agak ragu untuk mengangkat tumor di kepala sang Jendral. Tempatnya terlalu rumit. Resikonya Kalau tidak mati Ya Gila.. Karena itu aku Merasa agak ketakutan sebelum melakukan Operasi . Karena itu selama ini aku belum berani melakukannya . Namun saat aku membaca tulusan di internet , aku bahagia dan langsung menentukan Operasi itu. karena aku tahu murid kesayanganku telah kutemukan . Dan hanya dia yang bisa melakukannya...*
Tulis Prof Hanson.
*Ak. : Guru kenapa guru pengecut...bukankah guru selalu menekankan pada Ak agar menghilangkan perasaan itu saat melakukan tindakan Operasi. Kita selalu optimis berhasil. Tapi kenapa guru sendiri yang memiliki perasaan itu..?* Tulis Kirana.
*Guru Hanson. :Hey..anak bandel...Kau berani menghina gurumu ha.. Kau berani memberi ceramah pada guru..?Oo..apakah Karena Kau lama tidak menerima jeweran di telinga mu ha..!!!😡😡
melihat gambaran emoji yang di kirimkan sang Guru membuat Kirana Tertawa terbahak- bahak .
* Ak. :Maaf guru..aku tidak ingin mendapatkan jeweran di telingaku. Jeweranmu membuat telingaku hampir putus..😭😭. *Tulis Kirana.
*Guru Hanson. : Dasar anak bandel..oh ya sekarang Guru sudah berada di Negara K. Guru Ada di hotel Bastian Hotel . Besok Kau jemput guru jam Delapan pagi. Kita akan ke rumah sakit bersama. ..* Tuli9s sang Guru.
* Ak. :Baik...Aku akan datang ke Hotel jam delapan kurang..* balas Kirana.
*Guru Hanson. : Awas jangan telat..!!!
*Ak. : Baik guru ...ya sudah hari Sudah larut malam guru . murid akhiri Percakapan kita. Selamat Malam guru. .
Tulis Kirana mengakhiri obrolan mereka.
*Guru Hanson. : Malam nak..langsung tidur , jangan bekerja lagi. *
tekan sang guru. Dia tahu Kirana pasti akan melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaannya .
*Ak. : Baik guru...* Tulus Kirana.
Setelah selesai Dia segera mematikan Ponselnya dan segera tidur. hari ini Dia merasakan kesal dan lelah bersamaan. Namun dia masih teringat akan kakak kedua yang akhirnya- akhir ini selalu ingin mendekati dia. Dulu saja Dia sangat cuek walaupun Dia berusaha mendekati sang Kakak. Pria itu memang tidal ikutan marah atau membully Dia . Dan Dia juga pernah memberikan oleh- oleh saat dia bepergian walaupun tak sesering seperti Jeni. Namun kecuekannya itulah yang sering membuat Linlin , gadis yang mengejar dia dan akhirnya menjadi pacar kakak keduanya ,sering menghina dan sinis padanya. Hanya Karena gadis itu ingin membahagiakan Jeni. Dan di masa lalunya Linlin memang bertunangan dengan kakak ke duanya. Tapi sampai dia mati, mereka belum menikah. Dan Saat pertunangan mereka, Linlin mempermalukan Kirana. Saat itu tanpa sengaja Kirana yang ingin keluar dari dalam Ruang pesta, tiba- tiba berpapasan dengan Linlin di pintu keluar . lebih runyam lagi minuman yang dia pegang tumpah. Dan Mengenal baju Linlin Sedikit . Malah yang banyak tumpah pada baju Kirana. Namun apa yang Linlin lakukan, Dia mengambil segelas Minuman yang di bawa pelayan. Dan langsung menumpahkan isi gelas di atas kepala Kirana. Saat itu Kirana hanya bisa tertegun dan kaget . Dia mendengar tawa Dari para gadis yang melihat Kejadian itu. Sedang kan Linlin mendekat dan berucap .
"Dasar gadis to**l , idiot.. brengsek apakah matamu tidak dapat melihat jalan... Rasakan itu...Jika Kau malu...enyah dari pesta kami. Kau hanya membuat kami malu..dasar sampan..." Ucapnya di telinga Kirana.
Akhirnya dengan perasaan malu dan kesal , Kirana kembali pulang Kerumah dengan jalan kaki. Karena dia tidak membawa uang sepeserpun untuk naik taxi . Dan saat itu kebetulan Musim dingin. Dia sampai di rumah dengan badan menggigil. Dan keesokan harinya dia jatuh sakit . Sejak saat itu dia menjauh dari Linlin.
Dan kini .. apakah kakak kedua masih berpacaran dengan Gadis munafik itu.. Kirana tersenyum sinis dan beranjak dari tempat tidur nya. untuk mengambil air di meja kamar. mengingat semua itu , membuat dia merasa Haus . setelah itu dia segera merebahkan badannya. Dan tidur lelap sampai pagi.
Keesokan Paginya seperti biasa Dia melakukan lari pagi keliling Taman kota. Hari ini sepertinya Kelompok Jordan tidak latihan. Setelah berlari keliling taman sebanyak tiga Kali, Kirana segera kembali ke Apartemennya. Hari ini dia akan pergi ke Bastian Hotel sebelum jam Delapan pagi . kalau tidak dia harus bersiap mendapat kan ceramah dari pak Tua itu. Setelah Mandi, Kirana segera berpakaian. Kali ini dia harus menggunakan pakaian khas seorang Dokter Ahli . dia juga menyiapkan sebuah masker yang akan dia pakai nanti. Setelah melihat penampilannya di depan kaca , Dia melihat kalau penampilannya sekarang tidak terlihat kekanakan seperti anak sekolahan, Kirana tersenyum dan berjalan keluar kamar menuju ruang makan. Dengan sarapan sepotong Roti berselai dan segelas susu Coklat, Kirana segera keluar Apartemennya. Dengan memakai rok sepan panjang dan baju kemeja Lengan panjang, Kirana keluar Apartemen. Dengan rambut di ikat ekor kuda dengan memakai kaca mata hitam di wajah , Kirana masuk kedalam Mobil merah milik nya. Dan tanpa di sadari Kirana, anak buah Alex tidak Mengenali wajah Kirana. Mereka tidak mengira wanita cantik dan anggun itu Adalah Kirana. Kirana yang Biasanya hanya memakai pakaian sederhana atau pakaian Sekolah tampa make up apapun ,Kini memakai Sedikit Riasan di wajahnya .bibir merah dengan usapan tipis lipstick membuat tampilan Kirana berbeda. Apalagi Dengan kacamata yang dia pakai. Anak buah Alex melihat sebentar dan mengagumi wajah Cantiknya , lalu kembali memperhatikan Apartemen Kirana . 30 menit kemudian, Kirana sampai di depan Hotel Bastian Grub. Setelah memarkirkan Mobilnya, Kirana segera masuk. Saat itu jam Delapan kurang lima menit . dan Saat dia sampai di Lobby hotel , dia telah melihat sang Guru sedang berjalan kearah Lobby.
"Guru..." Sapa Kirana sambil berjalan menyambut Pria Tua yang sudah dia anggap sebagai Ayahnya . Terlihat keterkejutan di wajah sang Guru saat melihat gadis cantik berjalan kearah nya. Dia sudah tidak mengenali wajah cantik itu .
"Kau Ak...?" Tanya sang Guru yak percaya.
"He he he...ternyata penyamaranku berhasil..." Seru Kirana sambil tertawa bahagia.
"Dasar anak bandel... Kau masih saja ingin mengganggu gurumu...!" Ucap Sang Guru dengan Wajah kesal. namun terlihat mata sang guru berkata- kaca .
"Apa kabar Guru..." Ucap Kirana sambil memeluk Prof Hanson.
"Kau ternyata semakin baik nak... Hampir empat tahun kita tidak bertemu. Kau semakin cantik. Kenapa Kau tidak memberi kabar gurumu ini...apakah Kau ingin melupakan orang Tua ini..." Kata sang Guru terharu.
"Maafkan Ak guru... Ada sesuatu yang aku perjuangkan , tapi semua sia- sia. Akhirnya Ak menyerah guru... " ucap Kirana sambil melepas pelukannya.
"Apa itu nak... Kenapa wajahmu bersedih... apakah guru boleh tahu..? Kata Profesor Hanson lembut sambil menatap wajah cantik yang sudah dia anggap Putrinya sendiri. wajah itu memang sangat cantik. tapi Prof Hanson tahu Ada kesedihan di mata hitam nya.
"Murid akan memberitahu guru. tapi bukan sekarang ya...Sebab perasaan kita akan mengganggu Operasi kita besok. Oh ya guru...besok guru kan yang melakukan Operasi sendiri ..?" Kata Kirana.
"Bodoh...tentu saja Kau yang melakukannya. Apakah Kau mau Nyawa sang Jendral di ujung tanduk...!" Seru Professor Hanson sambil memukul pelan pundak Kirana.
" Yaaa....aku Fikir aku akan melihat guru melakukan Operasi lagi..." Ucap Kirana.
"Untuk Apa aku melakukan nya, kalau di sampingku ada muridku yang paling baik..." Ucap sang guru.
Kirana hanya bisa mencibir dan mengangkat bahu. Begitulah ucapan sang guru kalau sudah Ada Kirana , saat melakukan Operasi dengannya. Dia yang akan menjadi asisten Kirana. Namun itu hanya formalitas saja. Sebab di dalam ruang Operasi dia hanya melihat Cara kerja Kirana.
"Ya sudah ayo kita pergi..." Ucap sang guru.
Mereka segera pergi ke parkiran . Saat Kirana membawa sang guru masuk kedalam Mobilnya, Professor Hanson kaget bukan main.
"Nak...Kau membeli Mobil ini...?" Kata sang Professor. Dia kaget Biasanya Ak tidak mau membeli barang mahal dan mewah . Walaupun tabungannya tidak Sedikit.
"ini pemberian seseoarang yang Kalah taruhan denganku guru.." Ucap Kirana.
"Kau berjudi anak nakal..." Ucap sang guru marah.
"Guru..dengarkan dulu...dia mengajakku bertanding Basket. Aku tidak mau, lalu Dia Bertaruh denganku. Kalau aku Kalah, aku harus mau bergabung dengan grub Basket mereka. Tapi kalau aku menang aku mendapat kan Mobil ini. Akhirnya aku kesal. Dan mau mengikuti taruhannya.. " ucap Kirana.
"Dan Kau menang...?" Kata sang guru.
"Ck guru...mana mau aku kalah...tentu saja aku memang...tapi saat itu aku merasa kalau Mobil itu tidak sepadan dengan kemenanganku. Jadi aku batalkan dan aku tidak mau menerima pemberian Mobil ini. Namun Dia tetap memaksa murid untuk menerima. Ya sudah aku terima saja..." Kata Kirana sambil menjalankan Mobilnya.
"Wah...kalau seperti itu guru juga mau Ka..." Ucap sang guru sambil tertawa.
"Tapi akhirnya Ak tidak tega juga Guru. Saat mereka ingin Ak menjadi pembimbing mereka, Ak akhirnya setuju..." Ucap Kirana.
"Bagus...hatimu memang baik. Ka...tapi kenapa mereka bisa tahu kalau Kau Ahli dalam olah raga itu" Ucap sang Guru.
"Kejadian itu sebenarnya tidak aku sengaja guru.." Kurana lalu menceritakan pertemuan pertama mereka dengan kelompok Jordan.
"Kesalahan yang menguntungkan..." ucap sang guru sambil tertawa.
"Guru...Kau boleh memanggilku Ak , saat aku berubah seperti ini. Tapi jika aku murid SMA, Kau harus memanggilku Kirana..." Ucap Kirana.
"Apaa.. Kau murid SMA..?" Tanya sang Guru.
"He he he benar guru. Dan Kau tahu...otakku di ragukan mereka..." ucap Kirana.
"Maksudmu...?" Tanya Sang Guru.
"Saat aku menunjukkan Sedikit otakku, dan nilai yang kudapatkan seratus semua, mereka mengatakan aku curang . Kau percaya...Ak di bilang curang guru ha ha ha.." tawa Karina terdengar riang .
"Bodoh...mereka mengatakan seorang Profesor curang..dasar bodoh. " seru Prof Hanson kesal .
"Tenang Guru...akan ku ceritakan semua kisahku pada guru saat ada waktu senggang. Ada Sedikit cerita yang membuatku Sedikit sedih. Tapi semua itu membuat aku sadar diri...guru masih lama kan tinggal di Negara ini..?" Ucap Kirana. Dan tanpa sadar Mobil mereka telah memasuki parkiran rumah sakit.
"Jangan khawatir, guru masih akan lama tinggal di sini. Guru masih rindu padamu anak nakal..." ucap sang Guru. Kirana tertawa lalu dia segera Mengajak sang guru masuk kedalam rumah sakit besar itu.
Dia segera memberi kabar pada Bram kalau mereka telah datang . Dengan tergopoh- gopoh Bram datang ke lobby untuk menyambut mereka. Ketika saat dia sampai di lobby, Dia melihat seorang Pria paruh baya dan seorang wanita cantik yang terlihat sangat anggun dan cantik sedang berdiri di sana. Melihat Dokter Bram datang, Kirana Menyala dengan datar.
"Selamat bertemu Dokter Bram... kenalkan ini Professor Hanson dan Saya Ak murid beliau..." ucap Kirana dengan formal.
Melihat Siapa yang Ada di depan nya, terlihat Dokter Bram ternganga. Dia tak pernah menyangka kalau Kirana bisa Menjadi seperti ini. Wanita anggun elegan dan sangat Cantik. Beda sekali dengan Kirana yang santai dingin dan pendiam. Dan Sedikit tomboy.
"Dokter.. Kenapa dengan dokter..." Kata Kirana sambil melambaikan tangannya di depan wajah Dokter Muda itu.
Seketika Dokter Bram tersadar. Sedangkan Prof Hanson menahan senyuman dengan Sikap Dokter Muda itu. Dia tidak heran dengan Sikap pria itu. Jika saja dia masih Muda, pasti Dia akan seperti itu jika melihat wajah bening seperti Ak.
"Ma...maaf.. Mari silahkan ikut Saya.. Kita langsung ke Ruang Inap Jendral Kun Jin..." Ucap Dokter Bram tergagap .
Mereka pun segera berjalan menuju ruang Inap Sang Jendral. Dalam perjalanan menuju ruang Jendral Kun Jin . mereka bertemu dengan Dokter Leonardo sang Kakak kedua Kirana . Terlihat wajah Kirana berubah dingin.
"Maaf guru...boleh aku memakai masker..." Kata Kirana .
"Lakukan saja..." Ucap sang Guru. Dia tahu sang Murid tidak ingin di ketahui identitas dia . Dengan cepat Kirana memakai masker.
"Dokter Bram...mau kemana...?" Sapa Dokter Leo dengan sopan.
"Mengantar Professor Hanson ke tempat Ruang Inap Jendral ..." ucap Dokter Bram. Mendengar nama tersebut, seketika Dokter Leo menatap Kirana. Terlihat matanya menatap Kirana penuh pemujaan.
"Kalau boleh tahu apakah itu Dokter Ak Si tangan malaikat..." Ucap Dokter Leo dengan wajah masih menatap Kirana.
"Benar..dia muridku..." Jawab Sang Professor.
"Kalau begitu bolehkah Saya ikut menemani anda.. ?" Tanya Dokter Leo lagi.
"Apakah Kau tidak kerja...?" Tanya Professor.
"Kebetukan kami akan pulang..." Ucap Leo dengan penuh harap.
"Baiklah Asal jangan menggangu pekerjaan kami..." Ucap Professor Hanson.
"Tentu... Saya tidak akan mengganggu pekerjaan tuan..." Ucapnya dengan cepat.
Mereka melanjutkan perjalanan mereka. Ketika sampai di ruang kamar Inap tempat jendral berada. Mereka melihat keluarga Jendral sedang menunggu di depan ruangan. Memang Peraturan rumah sakit, hanya boleh satu atau dua orang Saja yang boleh masuk kedalam ruang rawat Inap . Jadi mereka harus bergantian menjaga di dalam. Ini untung ruang VIV khusus. Yang memperbolehkan keluarga masuk. Untuk yang lain tidak. Hanya boleh satu atau dua orang saja yang masuk kedalam rumah sakit. Itupun harus memiliki tanda khusus pengunjung.
Ketika anggota keluarga melihat kedatangan Dokter Bram bersama rombongan , mereka yang Ada di luar segera berdiri.
"Selamat pagi Dokter..." Sapa mereka.
" Pagi... Ini Para Dokter yang akan melakukan Operasi pada Sang Jendral. Jadi saat ini kami akan melihat keadaan sang Jendral..." Ucap Dokter Bram.
" Oo..silahkan Dokter...di dalam Ada Putra kami. Silahkan masuk Dokter..." Ucap istri sang Jendral .Mereka segera masuk kedalam ruang Inap sang Jendral di ikuti Nyonya besar Kun Jin . Ketika sampai di dalam ruangan, ternyata yang di maksud Putra mereka, Adalah seorang pemuda gagah dengan perawakan tinggi dan tampan. Serta bentuk badan seperti seorang tentara. Dan benar saja saat pria itu melihat Dokter Bram , Dia langsung Menyapa.
"Dokter Bram...apa kabar...?" Ucap Pria itu.
"Mayor Yun...Kami baik- baik saja. Boleh kami melihat Ayah anda lebih dulu...?" Kata Dokter Bram Menyapa sang Mayor yang bernama Kun Yun .
"Tentu...tentu saja boleh. Silahkan Dok..." Ucap Mayor Yun .
"Trimakasih Mayor.. prof silahkan..."ucap Dokter Bram. dia lalu mempersilahkan Kirana dan prof Hanson mendekati sang Jendral. Terlihat Kirana mulai memeriksa fisik sang Jendral. Lalu melihat kembali hasil Rontgen yang di berikan Dokter Bram. Ak terlihat berdiskusi dengan Prof Hanson dengan serius . Semua itu tidak luput dari perhatian Leo. Sejak pertama Kali Leo melihat Kirana, dia merasakan perasaan familiar dengan wanita cantik yang memakai masker tersebut. Tapi dia sendiri heran , Ada apa dengan perasaan nya. Sedangkan dia menyadari kalau baru sekarang dia melihat gadis cantik itu . Begitu juga dengan Dokter Bram , terlihat Dia juga melihat wajah Kirana dengan wajah kagum . Dia tak pernah membayangkan gadis Tomboy dan Cantik itu bisa berubah menjadi gadis yang anggun dingin dan sombong. Dan dia bisa melihat keseriusannya dalam bekerja. Dia tidak heran lagi. Karena dia melihat kerja gadis itu di dalam menangani sang pasien di atas meja Operasi. tak berapa lama terlihat mereka berdua, yaitu Professor Hanson dan Murid nya telah selesai memeriksa. Prof Hanson mendekati istri dan Putra Jendral Kun Jin. Beliau memberitahukan kalau dia besok pagi akan melakukan Operasi pada Sang Jendral. Dan Ak sang Murid sebagai Asisten nya.
"Tapi Dokter...bukankah yang seharusnya melakukannya Adalah Dokter Bram...kenapa malah bukan dia yang bertugas...bukankah Dia yang bisa melakukan Operasi pada Putra Dari keluarga Bastian..." Ucap Putra Jendral Kun Jin.
"Tidak, tidak..itu bukan Saya...tapi Ak yang melakukannya. Hanya saja dia tak ingin mengakui kedatangannya. Dia memaksa Saya mengakui nya..." Ucap Dokter Bram dengan malu.
"Dokter mengapa anda melakukan itu..." Ucap Putra Sang Jendral.
"Jangan salah kan Dia...aku yang memaksa Dia. Aku hanya tidak ingin kedatangan Saya di Negara ini di ketahui banyak orang. Maaf..." Ucap Kirana meminta maaf .
"Sudah masalah ini tidak usah di bahas lagi. Sekarang bagaimana Mayor...apakah anda masih mempermasalahkan ini...atau kami melanjutkan melakukan Operasi pada Ayah anda..." Ucap Prof Hanson yang tahu kalau dia ragu pada Ak.
"Kak...jangan menghambat kesembuhan Papa Hanya Karena masalah ini. Bukankah Dokter Bram telah menjelaskan semuanya ..." ucap Putri dari sang Jendral yang tiba- tiba sudah Ada di dalam ruangan .
"Benar kata adikmu Yun...jangan memperpanjang masalah ini ...keselamatan Ayahmu lebih kita utamakan..." ucap sang ibu.
"Masalahnya aku tidak percaya pada Dokter Muda ini Ma...melihat Dia , aku yakin umur nya masih di bawa Yula..." ucapnya dengan nada Sinis. Mendengar itu Prof Hanson terlihat marah . Mereka meragukan kemampuan Ak hanya Karena umur.
sang Nyonya melihat wajah Prof Hanson yang marah menjadi tak enak hati .
"Yun'er...jangan memperpanjang masalah nak... Ayahmu perlu pertolongan Profesor..." ucap sang Mama.
"Baiklah demi kesembuhan Ayah kita lanjutkan Operasi Ayah. Tapi bagaimana Jika gagal..." Ucap mayor Yun dengan nada dingin .
"Apa maksud anda mayor... Anda ingin mengancam kami...?" Ucap Prof. Hanson.
"Baik, baiklah mayor...sepertinya anda meragukan kami. Maaf guru..niat baikku di ragu kan. Mungkin beliau lebih percaya pada Dokter Bram. Lebih baik aku mundur. Selamat pagi..."ucap Kirana yang sejak tadi menahan Kemarahan nya . untuk apa dia membantu seseorang jika dia di remehkan . Bukan dia yang butuh, dan bukan dia yang rugi . Dokter memang terikat sumpah kemanusiaan. Tapi jika di remehkan maaf...Kirana tidak mau itu. Lalu dia berbalik dan keluar ruangan.
"Karena anda meragukan muridku, akupun tidak sanggup melakukannya. Jadi akupun akan pergi . selamat pagi..." Ucap sang Professor sambil melangkah pergi. Dia segera mengejar sang Murid. Melihat kepergian mereka berdua, Dokter Bram dan Dokter Leo saling pandang .
maaf sekian dulu cerita nya ya...aku lanjut besok lagi. Jangan lupa like, vote dan komennya aku tunggu
Bersambung.
hoodie ✅
map ✅
video call ✅
VIP/VVIP ✅
VVIP ✅
biangka ❎
bianca ✅