"Lupakan Aku, Raymon !" Ucap Via getir.
Gadis cantik yang lahir dari keluarga biasa dan sederhana itu, merasa sakit hati di hina orang tua pacar nya yang kaya raya.
Apalagi saat kesucian nya direnggut paksa pacar nya, Via makin kecewa dan membenci Raymon.
Via pun nekat kabur sebelum hari pernikahan yang telah di atur oleh kedua orang tua Via dan Raymon.
Dalam pelariannya, Via menjalin hubungan cinta dengan Axel seorang pria tampan pemilik cafe.
Raymon yang terus mengejar cinta Via tiba-tiba mengalami kecelakaan mobil dan menderita amnesia.
Axel yang menjadi dewa penolong Raymon saat kecelakaan mengajak Raymon yang lupa ingatan tinggal bersama nya dan menjadi sahabat.
Apakah Ingatan Raymon bisa kembali seperti semula ?
Bagaimanakah hubungan Via dan Axel setelah ia mengetahui Via dan Raymon pernah mempunyai hubungan khusus ?
Yuk pantau cerita nya 🤗 Jgn lupa intip karya lain ku yg juga menarik utk di bac
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serangan mendadak
Kartika, wanita setengah baya yang berpenampilan glamour dengan merk branded di setiap jengkal tubuhnya, seolah enggan turun dari mobil ketika melihat jalanan menuju pekarangan rumah Via yang masih beralaskan tanah dan bebatuan.
Sudut bibirnya terangkat miring menatap bangunan rumah milik keluarga Via yang biasa dan sederhana. Meskipun rumah itu terlihat apik dan bersih, namun Kartika menganggap rumah itu tak berarti apa-apa di banding rumahnya yang besar dan megah bagaikan istana raja.
Wanita angkuh dan sombong yang merupakan ibu kandung Raymon itu, mendadak mengurungkan niatnya untuk menghampiri rumah dimana Via dan keluarga nya tinggal. Ia tak ingin mengotori high heelsnya dengan jejak-jejak tanah. Tangannya pun melambai memanggil sopir pribadinya yang berdiri tak jauh darinya sedari tadi.
"Coba kamu panggil orang tua nya kesini. Suruh mereka temui saya!" Ucap nya angkuh.
Kartika memerintahkan si sopir untuk memanggil orang tua Via keluar dari rumah mereka.
Pak sopir yang usianya masih tiga puluhan itu mengangguk patuh. Ia pun berjalan masuk ke dalam pekarangan rumah Via yang tanpa pagar pembatas untuk memenuhi perintah majikannya.
Cuaca siang itu lumayan terik, membuat wajah Kartika memerah dan berkeringat. Rasa marah dan jengkel di hatinya makin membara dengan cuaca panas yang menyengat kulitnya.
Batinnya menggerutu panjang mengingat betapa sulitnya ia melakukan perawatan kulit setiap hari namun terpaksa ber panas-panasan karna ulah putra semata wayangnya yang mabuk cinta pada gadis miskin seperti Via.
Bibirnya mengeluh panjang pendek sembari mengibaskan tangannya kehadapan wajahnya. Hingga tak lama kemudian, sudut matanya menangkap sesosok wanita seumuran dengannya terlihat keluar dari rumah mungil itu bersama sopir pribadinya.
Matanya memandang tajam pada sosok wanita yang cuma mengenakan daster panjang dengan rambut di kuncir sanggul ke atas yang terlihat biasa dihadapannya.
Lagak Kartika makin angkuh dengan dagu terangkat ke atas dan kedua tangan dilipat di dada memberi kesan bahwa Kartika ingin menunjukan ia adalah orang berkelas di hadapan orang tua Via.
"Mana Raymon anak ku?" Hardik Kartika bertanya dengan nada kurang menyenangkan.
Kalimat tanya tanpa basa basi yang keluar dari mulut Kartika membuat Sovie, Mama nya Via menjadi gusar.
"Harusnya aku yang bertanya. Mana Via anakku? Dari semalam dia belum pulang. Kemana Raymon membawanya?" Jawab Sovie jengkel.
Mama Via itu mendengus kasar menatap wanita angkuh yang dulu pernah satu sekolahan dengannya diwaktu SMA.
Kartika tertawa sinis, bibirnya menyeringai dengan pandangan mata seolah mencemooh ke arah Sovie. Wanita yang dahulunya idola para pria itu masih terlihat cantik dan awet muda meski tanpa perawatan dan hanya berbalut daster lusuh ditubuh nya.
Rasa iri dan cemburu yang dulu pernah bergayut dihatinya, menyeruak kembali mengingat masa muda nya yang selalu di kalahkan oleh Sovie. Kartika sedikit puas melihat keberadaan Sovie yang kini hidup pas-pas an di rumah kecil dan sederhana itu. Tapi takdir berkata lain, ketika putra semata wayangnya memperkenalkan seorang gadis cantik bernama Via kepadanya.
Kartika sungguh tak menyangka, Via bukan cuma gadis miskin tapi juga anak dari saingan beratnya di masa remaja. Kebencian dan ke tidak sukaan nya pada Via makin berlipat ganda.
Kartika tak kan membiarkan Raymon jatuh dalam pelukan Via, apalagi sampai menikahi gadis itu.
"Jangan berdalih dan mencari alasan. Dimana kau sembunyikan anakku?" Tanya Kartika geram.
Bola mata Kartika yang kecoklatan mendelik besar memandang Sovie dengan garang.
Sovie membalas pandangan mata Kartika dengan tak kalah garangnya. Kedua tangannya mengepal menahan emosi yang mulai naik ke puncak kepalanya.
"Apa kau tuli? Anakmu tak ada disini!" Sovie jadi naik pitam.
Bentakannya yang keras membuat darah Kartika mendidih. Ia tak terima di katakan tuli oleh Sovie.
"Dasar perempuan miskin tak tahu malu! Kau sengaja menjadikan anakmu umpan untuk menggoda pria-pria kaya seperti anakku demi mengangkat derajatmu. Iya kan?" Tuding Kartika berang.
Tuduhan penuh hinaan yang di lontarkan Kartika begitu menyakitkan.
Sovie jadi tak tahan. Emosi yang sedari tadi mengendap di otaknya meledak spontan tanpa bisa di cegah. Tubuh nya yang ramping berisi tanpa lemak mendadak melayang terbang ke arah Kartika yang masih berdiri congkak di luar pekarangan rumahnya.
Tangan Sovie dengan cepat hinggap di tubuh Kartika yang tersurut mundur karna terkejut melihat reaksi Sovie yang menyerangnya tiba-tiba.
Kartika tak bisa mengelak, tubuhnya di pepet Sovie ke pintu mobil.
Wanita itu dengan ganas menarik dan menjambak rambut Kartika yang tak bisa bergerak bebas karna high heels yang ia kenakan di kakinya.
"Kau pikir aku serendah itu hah!" Jerit Sovie.
Bagh ! Rambut Kartika dijambak Sovie kuat.
"Biar miskin, aku masih punya harga diri!" Ucap Sovie geram.
Sovie belum puas hanya menjambak rambut perempuan itu.
Bugh ! Kartika pun didorong jatuh.
"Dasar perempuan gila!" Umpat Kartika ketakutan.
Ia meringis kesakitan saat pantat nya terhempas ke atas tanah.
"Kau yang gila!" Semprot Sovie dengan amarah tingkat tinggi.
Ia menyerang membabi buta, tanpa memberi Kartika sedikit pun kesempatan untuk membalas.
Bag Bugh ! Kartika dijambak didorong lagi sepuas hati Sovie tanpa mempedulikan jeritan Ketika yang menahan sakit.
"Wajar anakku banyak yang suka. Dia cantik! Anakku cantik!" Cecar Sovie tanpa ampun.
Bag bugh ! Bag bugh ! Didorong dan di jambak berulangkali hingga akhirnya Kartika kewalahan. Ia menjerit dan menangis karna tampangnya yang sangat oke, jadi terlihat kusut dan berantakan ulah tangan Sovie yang menyerangnya bagai singa kelaparan.
"Buk...! Udah buk, kasihan nyonya saya. Udah buk, sabar!" Lerai si sopir yang sedari tadi menonton saja.
Ia tak bisa berbuat banyak untuk menengahi perkelahian kedua perempuan itu.
Nafas Sovie tersengal-sengal. Senyuman puas terukir di sudut bibirnya tatkala Kartika duduk bersimpuh tak berdaya diatas tanah pekarangan rumah nya.
Tak ada sedikitpun rasa iba dan kasihan dihatinya melihat wanita angkuh itu menangis sesenggukan. Rasa sakit hatinya terlampiaskan sudah, menyaksikan Kartika yang penuh lagak telah menghina dirinya dan anak gadisnya Via.
"Sekali lagi kau menghina aku dan anakku. Ku cakar-cakar mulut dan wajahmu yang boros produk kecantikan itu. Jika perlu, ku bikin remuk tubuhmu. Biar kau tau siapa yang sedang kau hina!" Kecam Sovie.
Mama Via menudingkan jarinya ke bibir dan wajah serta tubuh Kartika yang tersurut ketakutan melihat sikap Sovie yang seperti monster mengerikan dimatanya.
Mama Via yang sudah terdidik keras di keluarganya semenjak dahulu itu pun beranjak pergi menjauhi Kartika yang mencoba berdiri dengan berpegangan pada sisi mobil.
☘️☘️☘️☘️☘️
"Dasar OKB! Kalo dulu gak ngemis-ngemis cinta sama si Rama yang kaya raya itu, gak bakalan dia bisa jadi nyonya. Hidupnya pasti juga melarat kayak aku ini! Berani-beraninya dia menginjak-injak kepalaku dan mencaci maki aku. Dia lupa, asalnya dulu dari mana." Ceracau Sovie.
Mulut Sovie menggerutu kesal bicara dengan Hp yang ia tempelkan di telinga nya seakan-akan ia tengah berbicara dengan seseorang. Tubuhnya bergerak cepat masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintu rumah dengan kasar.
Sejenak ia mengintip Kartika dari balik jendela rumahnya dan menutup gorden yang terbuka tatkala ekor matanya menangkap pandangan Kartika yang masih memandang tajam ke arah rumahnya.
Tak lama kemudian, Kartika terlihat naik ke atas mobilnya dengan perasaan malu dan jengkel setengah mati. Hatinya sangat marah karna dikalahkan sekali lagi oleh Sovie.
"Semua gara-gara Raymon, andai anak itu tidak tergila-gila pada Via, mungkin aku tak perlu berurusan dengan wanita gila itu!" Gerutu Kartika menjerit tak terima.
Ia merasa sangat dipermalukan hari ini.
"Antarkan saya pulang!" Nada bicaranya terdengar sewot memerintahkan sopirnya untuk pergi.
Ia sudah tak betah berlama-lama di tempat itu.
☘️☘️☘️☘️☘️
"Trus, Papa udah ketemu Via belum?" Tanya Sovie lewat handphone.
Sovie ternyata sempat-sempatnya telpon-telponan dengan suaminya.
"Belum ma, ini papa lagi di jalan. Rencananya mau ketemu si Rama." Sahut Benni lewat handphone
Sejak pagi tadi, Benni papa tiri nya Via, sudah keluar rumah untuk mencari keberadaan putrinya yang semalaman tidak pulang ke rumah. Dia sudah berniat ingin mengacak-acak rumah Rama dan Kartika. Rupanya, dia sudah keduluan Kartika yang juga datang untuk mencari anak lelakinya. Perasaan curiga dan was-was mulai meliputi hati pria tua yang hampir berumur empat puluh lima an itu.
Dimanakah putrinya Via sekarang berada ? Benni tampak bingung sepanjang jalan.
.
.
.
BERSAMBUNG
Jangan lupa LIKE & KOMEN YA 🥰🙏
Jika kamu suka novel nya.
Sekalian Subscribe & vote ⭐⭐⭐⭐⭐ gift yang banyak buat othor beli bakso 🤭