#Pembaca Pikiran #
Bugh..Bugh... Bugh...
" Pergi! Pergi! Jangan buat para pelanggan aku jijik melihat mu!
" Paman kau jahat sekali pada teman aku!"
" Apa teman kamu? Sejak kapan kau punya teman seperti gembel itu?"
Anak laki laki itu bisu. (Walaupun sebenarnya dia memiliki sebuah kemampuan khusus yang tidak seorang pun tahu.) Dia tidak tahu siapa orang tuanya. Dia di temukan di waktu hujan deras di dekat pembuangan sampah kota itu. Dan di pungut oleh seorang pemulung, yang tiga hari lalu meninggal. Karena dia tidak tahu anak itu anak siapa? pemulung itu pun dulu memberi nama anak laki laki bisu tadi dengan nama REED , yang dia doakan kelak anak malang itu akan menjadi seorang penguasa.
Bagaimana kelanjutan hidup Reed ? Apakah dia akan bertemu dengan orang tua kandungnya? Apakah kemampuan khusus yang Reed sembunyikan itu? Semoga suka dengan karya kelima aku ini. Happy reading Tetap Berikan dukungan kalian yang sangat berharga buat author ya. Thank you so much...muah muah😘🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIAPAKAH DIA?
Hari itu hujan tidak berhenti mulai pagi sampai sore .
Membuat semua orang di kawasan kecil di bawah jembatan itu mulai panik.
Air sungai sudah meluap tinggi. Dan air pun mulai menerjang ruang ruang kardus di sepanjang jembatan itu.
Teriakan minta tolong sudah hingar bingar terdengar memekakkan telinga.
Semua orang sibuk menyelamatkan diri dan barang berharga mereka masing-masing.
Reed yang lelah seharian jualan pulang dan tidur. Dia tidak menyadari bahwa semua orang sudah pada kebingungan.
Tidak ada yang tahu si Reed kecil masih tidur di rumah kardusnya.
Saat semua orang telah pergi. Reed baru menyadari dia telah lalai karena ketiduran. Kini dia pun tidak bisa minta tolong dia tidak bisa mengeluarkan suaranya.
Akhirnya dia pun pasrah dan hanyut terbawa arus sungai yang meluap.
Reed kecil pun hanyut dan mulai tenggelam.
Mata itu sudah mulai tertutup dan tubuh itu sudah di seret arus sungai yang deras dan meluap itu.
Sekujur tubuhnya penuh luka luka karena terbentur beberapa kali di bebatuan sungai dan di barang barang yang hanyut.
Reed pun sudah tidak lagi bisa melawan arus. Akhirnya mulai tenggelam. Dia pun tidak sadar lagi.
Saat Reed mulai hilang kesadarannya dan tenggelam perlahan mata kecil itu melihat ada seseorang yang berenang dan membawa tubuhnya kembali ke atas. Tapi dia tidak bisa melihat dengan jelas siapa seseorang yang telah menyelamatkan nyawanya itu.
Saat itu diapun langsung pingsan lagi.
Entah sudah berapa lama Reed kecil tidak sadarkan diri. Saat dia sadar dia sudah ada di tepian sungai dan terbaring lemah dengan tubuh yang sudah tidak basah lagi.
Pagi itu Reed yang baru sadar mengerjap ngerjapkan mata kecilnya untuk menyesuaikan pandangannya ke sekelilingnya. Dia hanya melihat sungai yang mengalir tenang dan pepohonan yang begitu rindang. Serta tempat yang asing baginya. Entah seberapa jauh dia terbawa arus sungai saat itu.
Reed yang selalu tegar dalam hidup sebatang karanya akhirnya perlahan bangun dan duduk sambil kembali mengingat kejadian lalu.
" Siapakah orang yang sudah menyelamatkan aku itu? Aku sungguh tidak jelas dalam melihat. Aku juga merasa tidak mengenal orang itu? " tanya Reed dalam hatinya.
Sambil duduk termangu Reed mulai membersihkan sisa pasir dan tanah di tangan dan kakinya.
" Sekarang aku dimana ya? Pasti aku sudah jauh dari tempat asal ku. "
" Sekarang aku harus bagaimana melanjutkan hidup aku ya. Aku tidak kenal dimana aku berada sekarang. Aku juga tidak tahu harus kemana dan bekerja dimana?"
" Tapi aku harus tetap semangat. Apapun yang terjadi aku harus bisa bangkit dan berjuang. Walaupun aku akan banyak hadapi kesulitan tapi papa selalu berpesan padaku jika aku menjadi laki laki kelak aku harus tanggung jawab dan bekerja keras. Aku juga harus bisa mandiri dan sukses walaupun itu tidak mudah. Aku selalu ingat pesan papaku. Dan aku akan mencari tahu siapa yang menabrak papaku tanpa hati sedikit pun untuk bertanggung jawab kala itu. Aku janji aku akan menjadi laki laki kuat tegas kaya dan sukses demi menuntut pembalasan dendam pada penabrak papaku itu. Benar benar tidak tanggungjawab. bisa bisanya dia malah tertawa dan bangga serta sangat senang melihat hal itu. Kala kami dalam duka dan air mata.!!!"
Perlahan Reed bangkit dari duduknya dan mulai menatap mentari pagi yang hangat. Reed menghirup udara dalam dalam dan mulai berjalan sesuka kaki kecilnya melangkah.
" Hah aku harus kerja apa untuk cari uang buat makan ya? Aku mau kerja apa? Mana ada orang yang bisa terima aku kerja ? Aku juga tidak punya siapa siapa?
Saat Reed berjalan meninggalkan sungai agak jauh dia melihat banyak orang mondar mandir membawa belanjaan.
" Wah di depan ada pasar rupanya. Ehmmm aku ke sana saja untuk lihat lihat dulu. Bila ada yang bisa aku kerjakan maka aku akan menawarkan diri. " gunam Reed semangat dengan senyum yang lebar menghias bibir merah dan mungil itu. Membuat pipinya jadi kemerahan karena terik matahari yang sudah mulai meninggi.
Reed pun duduk di pinggir jalan masuk sambil mengamati semua pergerakan di pasar tradisional itu. Dia membaca nama pasar itu. Dan tersenyum.
Reed dulu pernah diajarkan membaca dan menulis oleh pak Rory papa angkatnya. Jadi dia bisa membaca dan menulis.
Reed tidak tahu dia ada di kota mana. Tapi dia cukup mengamati sekitar dan mulai mempelajari suasana di pasar tradisional itu.
Saat dia termangu dia melihat ibu ibu yang susah membawa banyak belanjaan akhirnya dia punya inisiatif untuk membantu tapi dia tidak bisa bicara membuat ibu itu menjadi salah paham. Dia dikira pengemis dan mau mencuri belanjaan ibu itu.
Keributan itu mengundang banyak orang datang. Tapi Reed terus berusaha menjelaskan apa yang dia ingin lakukan.
Hingga tiba tiba ada seorang ibu ibu lainnya yang datang.
" maaf Bu. Kalo saya lihat dia ini tunawicara jadi dia hanya bisa menjawab dengan kata isyarat. Saya paham yang dia katakan. Dia katakan maaf Bu saya tidak ingin mencuri saya bukan pencuri dan pengemis. Saya hanya inginwmbantu membawakan belanjaan ibu ke mobil itu. Karena saya lihat ibu sangat kesulitan untuk membawa belanjaan ini."
" Hah siapa kau. Jangan jangan kau adalah temannya atau orang yang suruh dia mencuri ya!"
" Saya guru sekolah luar biasa atau guru anak anak yang punya kebutuhan khusus. Jadi saya bisa komunikasi dengan orang yang mempunyai kekurangan bawaan. "
" Hoh begitu. Jadi adik ini mau bantu saya?"
" Iya Bu. dan ijinkan saja. Dia butuh mencari uang untuk dia makan Bu."
" Oooh begitu. Aduh aku jadi salah sangka ya. Maaf ya dik. Maaf karena belakangan ini banyak jambret dan begal Lo. Jadi ibu takut. "
Reed tersenyum dan berkata dalam bahasa isyaratnya , yang di terjemahkan oleh guru cantik itu.
" Terimakasih ibu. Saya tidak apa apa. Maaf jika saya mengagetkan ibu. " jelas sang guru pada ibu tadi.
" Terima kasih ya Bu guru. Mari kita mampir ke kedai itu dan kamu anak kecil pasti kamu belum makan ya? Ayo kita makan dulu. Mumpung ada kedai kecil itu."
ketiganya pun akhirnya menuju kedai kecil di samping pasar tradisional tersebut.
Sampai disitu sang guru pun bertanya pada Reed,"Hai nak. Siapa nama kamu dan rumah kamu dimana?"
Reed yang menunggu makan paginya di antar ke mejanya pun menjawab, " Nama saya Reed. Saya berasal dari kota yang jauh. saya tidak punya rumah disini. Papa saya meninggal kecelakaan. Saya hanyut terbawa arus sungai saat terjadi banjir di tempat saya. Jadi saya tidak tahu harus tinggal dimana?"
Sang guru tiba tiba merasa sangat terharu. Jadi akhirnya mengelus rambut Reed dengan sayang.
" Maafkan ibu. Jadi mengingatkan mu dengan dukamu ya."
" Ada apa ya Bu guru?"
" ah maaf saya lupa menafsirkan. "
Kemudian sang guru pun menjelaskan apa yang dikatakan oleh Reed kepada ibu yang ada di depannya itu.
" Ya ampun kasian sekali nasib mu nak. Memang papa kamu meninggal dunia di tabrak mobil ya hingga langsung meninggal di tempat?"
Reed hanya mengangguk anggukkan kepalanya dengan mata yang mulai berkaca kaca . Sang guru langsung memeluk Reed.
" Nak. Nama kamu Reed kan? Begini saja. Tiap pagi kau bantu ibu angkat belanjaan ya. Ibu setiap pagi belanja di sini. Dan rumah ibu tidak jauh dari sini. kapan kapan kau boleh main ke rumah ibu. "
" Iya kamu juga bantu bawa belanjaan ibu ya. Bu guru juga tiap hari sebelum berangkat ke sekolah pasti belanja dulu di sini."
Reed merasa senang dan berterima kasih berulang kali. Saat itu akhirnya ketiga orang itu pun menjadi dekat.
Reed senang walaupun dia tidak tahu malam ini dia harus tidur dimana?
Bagaimanakah kelanjutan hidup Reed di kota yang sama sekali tidak dia ketahui itu? Mampukah dia bertahan di kota itu?
Bersambung...