NovelToon NovelToon
Menjadi Tawanan Manis Untuk Boss Suami

Menjadi Tawanan Manis Untuk Boss Suami

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Paksa / Diam-Diam Cinta / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: JackRow

Karena terlilit hutang, seorang karyawan rela menyerahkan istrinya sendiri sebagai jaminan pada seorang boss perusahaan demi mendapatkan pinjaman yang jauh lebih besar.

Usia pernikahan Lukas yang menginjak pada angka 7tahun namun tak juga dikaruniai seorang keturunan, membuat lelaki itu perlahan membenci Seruni sang istri! alasan itu pula yang membuat Lukas tega berkhianat dan membuang Seruni di kediaman Panca sebagai asisten rumah tangga.

Ketulusan serta kebaikan Panca yang begitu mencolok di awal pertemuan, akhirnya membuat Seruni terbuai, wanita itu bahkan bersedia menikah dengan Panca setelah bercerai dari Lukas demi bisa membahagiakan Nyonya Arini!

Namun siapa sangka? mental Panca yang berantakan justru membuat Seruni harus kembali jatuh bangun menjalani hubungan rumah tangga barunya.

Akankah Seruni mampu mengendalikan sang majikan dan membebaskan Panca dari bayangan trauma masa lalunya???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah Kebohongan Manis,

Mengikuti langkah kaki Panca, Seruni kembali dibuat kagum atas bangunan mewah yang kini menjulang tinggi di hadapannya,

Cerafoure? jadi Tuan Panca mendengar kalimat ku semalam? ku pikir dia sudah terlelap saat diriku menyampaikan bahwa bahan-bahan makanan di lemari pendingin telah menipis.

"Kenapa berhenti?"

Lamunan Seruni seketika membuyar saat Panca meraih pergelangan tangannya dan menarik wanita itu untuk melangkah memasuki lobby sebuah pusat perbelanjaan ternama.

"Jadi Tuan belum benar-benar tidur semalam?"

"Eehmm! begitulah, aku tak ingin membuat mu kecewa hanya karena bahan-bahan keperluan pokok di rumah telah habis! kau begitu hobi memasak! dan aku menyukainya!"

Senyum indah yang lagi-lagi tersungging di paras tampan Panca membuat Seruni justru merasa risih.

Kenapa dia selalu berkata seperti ini?

Seruni perlahan memperlambat langkah, ia menarik pergelangan tangannya dari Panca yang kini menoleh ke arahnya.

"Maaf Tuan-, akan lebih baik jika saya berjalan dibelakang Tuan! saya-,"

"Aaaaahhh!! baiklah!! tak apa-, kau bisa berjalan lebih dulu! aku minta maaf!!" Panca kembali menampilkan senyum canggung saat netra Seruni kembali bertemu pandang dengan dirinya.

Setelah hampir 45 menit berkeliling,

Seruni akhirnya menahan lengan besar Panca yang hendak meraih beberapa botol saus tiram yang terpajang di rak belanja.

"Tuan-, saya telah mengambilnya!"

"Benarkah??"

Seruni mengangguk sembari menunjuk barang yang sama di dalam troli belanja,

"Ada lagi yang kau butuhkan?"

"Sepertinya ini cukup, Tuan!! saya ingat betul dengan segala isi kebutuhan dari lemari pendingin! kita bisa pulang sekarang!"

Aaaaaghh!!! diriku bisa gila jika terus seperti ini! sepertinya aku memang harus benar-benar menghubungi Lukas supaya ia lekas membawa pergi istrinya!!

Panca mengacak belahan rambut, pria berhidung mancung itu kini justru terlihat frustasi setiap kali harus melihat senyum indah yang menghiasai wajah Seruni.

"Tuan Panca-, apa Anda butuh semir sepatu?? saya tidak sempat memeriksa barang kebutuhan pribadi Tuan, karena Tuan tidak menyampaikan bahwa kita akan pergi untuk berbelanja, sebelumnya!"

Suara lembut yang kembali terdengar dari bibir Seruni akhirnya membuat langkah kaki Panca kembali terhenti, pria itu lagi-lagi memperhatikan gerak-gerik Seruni yang kini mendongak pada salah satu produk dari rak belanja.

"Eee-iitu?? ambil saja! siapa tahu kita membutuhkannya! aku juga sama sekali tak mengingat tentang barang kebutuhan pribadi ku!"

"Saya mengerti, Tuan!"

Mendapati persetujuan dari sang majikan seketika membuat Seruni menaikkan lengan tangan ke atas sembari berjinjit.

Ayolah ku mohon!! diriku tidak sependek itu bukan?

Seruni akhirnya melompat-lompat kecil demi bisa meraih barang yang ia inginkan,

Wanita ini? kenapa polos sekali? ia selalu menjadi dirinya sendiri! tak ada pemikiran untuk menjaga image atau apapun dihadapan orang lain!

"Katakan saja padaku jika dirimu memang tak mampu untuk meraih nya!!"

"A-apa??" Seruni membeku, Panca yang tiba-tiba berbisik tepat di area telinganya membuat Seruni ketakutan dan memilih untuk merentangkan jarak antara dirinya dengan sang majikan.

Dua buah kotak cairan semir sepatu akhirnya mendarat didalam troli, Panca yang menyadari sikap diam Seruni seketika membuat pria itu menghela nafas dalam.

"Kau pergilah ke kasir terlebih dahulu, aku akan segera menyusul!"

"B-baik Tuan! saya mengerti!"

******

"Total semuanya adalah 5 juta rupiah, Nyonya!!" sang petugas tersenyum ramah setelah jemarinya bermain lincah diatas keyboard mesin kasir.

"A-apa?? 5 jut-,"

"Tolong tambahkan beberapa barang ini!" Panca menyerahkan kartu kredit setelah meletakkan beberapa produk kebutuhan wanita di atas meja kasir.

Tuan Panca? dia-,

"Waaah!! ternyata Anda memiliki suami yang sangat perhatian ya Nyonya??"

"A-apa??" mata indah Seruni kembali terbelalak saat mendengar pernyataan dari sang petugas kasir, wanita itu menggelengkan kepala namun Panca justru menarik dan meraih pinggang rampingnya.

"Wanita ku ini memang terlalu sibuk memikirkan kebutuhan rumah tangga, sampai-sampai keperluannya sendiri ia abaikan!!"

"Benarkah seperti itu Tuan?? waaah!! jadi kalian saling melengkapi? sungguh membahagiakan sekali kehidupan berumahtangga jika seperti ini," sang petugas kasir kembali berbicara dengan senyum mengembang.

"Begitulah seharusnya kehidupan pernikahan!! bukan hanya menuntut, kita juga harus saling memahami satu sama lain, bukan?" Panca turut menyunggingkan senyum serta menatap Seruni yang justru tertunduk di sampingnya.

"Ini kartu kredit Anda! terima kasih atas kunjungannya dan selamat berbelanja kembali!" kalimat lembut mendayu kembali terdengar mengiringi kepergian langkah kaki Panca juga Seruni.

"Apa kau lapar??"

"Mmmmmm-, apa Tuan ingin segera makan siang setelah kita tiba di rumah?" Seruni kembali berujar tanya saat Panca sedikit mendahului langkah kakinya.

"Lupakan saja!" Panca kembali bersikap acuh serta mendorong troli belanja.

Kalimat Panca yang terus terngiang di telinga membuat Seruni melangkah dengan tatapan kosong dibelakang tubuh Panca.

Saling memahami? mas Lukas sama sekali tak ingin mendengar pendapat ku! dia selalu memaksakan kehendaknya, aku bahkan harus selalu mengalah dan mengikuti semua perkataan ibu juga dirinya! semua hutang-hutang yang menumpuk di bank! aku bahkan tak tahu dia mempergunakan uang pinjaman itu untuk apa?

Seruni tertunduk dengan mata yang kembali berkaca-kaca, wanita itu akhirnya menyeka kilat buliran air mata yang tanpa sadar telah jatuh di pipi.

"Kita makan siang terlebih dahulu!" Panca kembali meraih pergelangan tangan Seruni tanpa sadar, pria itu seketika membuat Seruni terhuyung mengikuti langkah kakinya.

"Seruni?? kau menangis??"

"Ee-ini? tidak Tuan-, saya hanya-,"

"Apa kau marah karena pernyataan yang sempat kukatakan didepan petugas kasir, beberapa menit lalu?" Panca berlutut, pria itu memperhatikan wajah Seruni yang terlihat memerah juga sembab.

"I-itu? saya-, bukan Tuan!"

"Lalu? kenapa kau menangis? katakan!!!"

Seruni menghela nafas dalam, wanita itu tertunduk karena merasa tak nyaman oleh tatapan Panca yang begitu dalam.

Haruskah aku jujur pada Tuan Panca? aku ingin pulang-, aku ingin kembali bersama mas Lukas! walau bagaimanapun aku takut jika harus terus-menerus bersama pria asing ini, Tuhan!

"Tuan-,"

Tak sempat menyelesaikan kalimat, Panca justru menampilkan raut wajah tak nyaman! paras tampan dengan hidung mancung itu seketika menegang.

"Lebih baik kita pergi dari sini sekarang!"

"A-apa?? tapi-," Seruni kembali terperanjat saat Panca kembali menarik pergelangan tangannya,

"Sudah lah!! aku ingin kita berpindah ke restoran lain untuk makan siang! ayolah Seruni!!"

"T-tuan!!! saya-,"

"Aku hanya ingin memberikan yang terbaik untukmu, jadi menurut lah!!!"

Memberikan yang terbaik? apa maksudnya? Tuan Panca-, terkadang kalimatnya memang sulit untuk ku pahami! apa orang-orang kaya memang tidak memiliki pemikiran rumit seperti nya?

******

"Babe!!! bukankah itu Mr. Panca? pimpinan utama dari perusahaan kita??"

"A-apa?? benarkah??" Lukas seketika menoleh ke arah jari telunjuk Sherly,

"Tidak biasanya dia pergi mengunjungi tempat-tempat ramai seperti ini? apa akan ada peninjauan produk secara dadakan?" Sherly menaikkan kedua alis dengan raut wajah penuh tanya.

"Apa maksudmu, Sherly??"

"Bukankah pusat perbelanjaan ini juga merupakan bagian dari anak cabang perusahaan milik Tuan Panca?" Sherly kembali berbicara sembari mengaduk americano yang ia pesan.

"Kau benar baby! tapi-, kenapa tidak ada instruksi apapun! atau jangan-jangan pimpinan sengaja ingin menyaring ulang kinerja serta kualitas karyawan? aaaaaaghh!!!! bisa gila diriku jika sampai mereka mendapati keteledoran yang pernah ku buat!!!" Lukas menggebrak meja sebelum akhirnya menyembunyikan wajah.

"Tenang lah baby!! aku akan membantu mu jika memang itu terjadi! kau tak perlu mencemaskan apapun!!"

Usapan lembut jemari Sherly pada area kepala seketika membuat Lukas kembali menampakkan diri.

"Oh baby!! kau memang malaikat yang dikirim oleh Tuhan untuk diriku! I love you so much!!!"

*****

"Tuan, apa Tuan baik-baik saja?"

Hening,

Seruni kembali bungkam saat mendapati wajah datar Panca yang kini fokus menatap ke arah jalanan.

Kau benar-benar tak tahu diri Lukas!! bisa-bisanya kau berkeliaran dengan bebas dan bersenang-senang dengan wanita lain!! sementara istrimu selalu dilanda kekhawatiran atas keadaan dirimu!! lihat saja!! jika kau tak memiliki iktikad baik untuk menjemput Seruni, maka aku tak akan segan-segan untuk menunjukkan perasaan ini,

1
Piet Mayong
hai seruni....runi udh berapa lama kamu nikahnya??
kok kayak g ngerti kepribadian suami sendiri sih...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!