NovelToon NovelToon
Good Mother

Good Mother

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Balas Dendam / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: MayyChy-

Siapa sangka, Veyra yang terkenal sebagai badgirl di SMA nya bisa menjadi ibu di usia muda. Bahkan teman-temannya pun tidak mempercayai hal itu. Di usia nya yang masih sangat muda, bukan mudah untuk menjalani hari-hari nya dengan kehadiran baby secara tiba-tiba. Veyra harus merubah masa mudanya yang harusnya bersenang-senang menjadi seorang ibu yang mengurus anaknya dengan kasih dan sayang dan menjadi CEO perusahaan yang rumit baginya. Akankah Veyra hamil di luar nikah? Lalu siapakah yang menghamilinya? Ataukah ada faktor lain yang menjadi penyebab Vee harus menjadi ibu di usia muda? Yukk langsung baca aja ceritanya✨ Happy readingg!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MayyChy-, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

One : Promise

Veyra POV’

Hari ini gue super duper kesel banget, secara supir gue gak bisa jemput gue. Jadi gue pulangnya gimana dong?

Gue duduk di depan gerbang entah menunggu siapa, gue berharap ada orang baik yang mau ngajak gue pulang bareng. Belum sampai lima menit gue doa, mobil sport merah berhenti tepar di depan gue. Gue amati banget tuh mobil, siapa tau dia mau culik gue ya kan? Secara gue cantik, seksi lagi.

Kaca penumpang terbuka, muncul wajah Alin dengan senyum Pepsodent disana ternyata dia bersama dengan Risky.

"Gue anter yuk Vee?" tawar Alin sama gue. Gue yang di tanya malah bengong lihatin dia. Merasa tidak ada jawaban, Alin turun dari mobil dan menyeret tangan gue masuk ke dalam mobilnya. Kini gue udah duduk manis di jog belakang mobilnya.

"Gapapa nih gue bareng kalian?" tanya gue canggung. Secara gue gak enak banget sama mereka.

"Yaelah Vee, kaya sama siapa aja" jawab Risky tiba-tiba.

Mulut gue yang terlalu bar-bar menanggapi jawaban Risky. "Emang nya lo siapa gue?" sekarang gue bisa di cap sebagai orang yang tidak tau terimakasih.

Namun Risky tidak marah sedikit pun, ia malah menjawab dengan bercandaan garing. "Lo gak tau ya? Gue kan pangeran yang dikirim tuhan buat lo Vee" ucapnya dengan sangat percaya diri.

Gue mendengus kesal. Memang sih tadi gue minta tuhan biar ada orang yang mau ngajak gue pulang bareng. Tapi kenapa harus cowok tengil itu sih? Tapi gak papa lah daripada gue harus naik angkot, bisa rusak reputasi gue.

"Supir lo gak jemput Vee?" tanya Alin sama gue.

"Enggak, dia lagi anter om Dion sama tante Dian ke Bogor" jawab gue se-enteng mungkin.

Jangan pernah tanya sama gue kemana orang tua gue. Kata tante Dian mereka pisah saat gue masih umur tiga bulan. Lebih teganya lagi, gue di titipin sama tante Dian yang tak lain adalah adik kandung mama gue, katanya. Bahkan sampek sekarang gue gak pernah ketemu orang tua gue, dan gue pun gak peduli itu, gue juga gak pernah cari tau keberadaan mereka dimana.

Itu lah faktor kenapa gue suka keluyuran gak jelas, keluarga yang hancur. Tapi gue tetep bersyukur punya tante sama om yang baik banget sama gue. Mereka gak nuntut apa-apa dari gue. Dan gue juga akan bersikap sebaik mungkin sama mereka.

Tante Dian sekarang tengah hamil tua, dengan usia kandungannya yang sudah sembilan bulan. Tinggal tunggu waktu saja. Entah karena apa mereka harus pergi ke Bogor hari ini juga. Kabarnya sih langsung pulang, mungkin nanti malam sudah sampai.

"Dah sampai Vee" ucap Alin membuyarkan lamunan gue.

"Oh iya, makasih ya Lin, Ris" ucap gue seraya turun dari mobil.

Mereka segera melajukan mobilnya, meninggalkan pekarangan rumah gue. Gue pun masuk ke dalam rumah dengan langkah gontai.

"Eh non, sudah pulang" gue tersenyum ke arah Bi Yati dengan manis. Bagaimana pun juga Bi Yati selalu berjasa supaya gue gak ngerasa kesepian.

"Udah Bi. Vee langsung ke kamar ya?" tanpa berbasa-basi lagi gue langsung melangkah kan kaki menuju tempat kesayangan gue yaitu kamar.

Gue lempar tas gue sembarangan lalu gue duduk di sofa dekat jendela. Hari ini gue bete banget, pertama gue harus ketemu nenek lampir Diana lah, terus gue yang gak di jemput lah, campur aduk pokoknya. Gue mulai menyalakan AC dan mengganti seragam lusuh gue.

Gue capek banget hari ini. Jam sudah menunjukkan pukul 16.25. Gue memutuskan untuk tidur bentar deh. Akhirnya gue terbawa di alam mimpi.

Dengan setengah sadar, ada seseorang yang menepuk-nepuk pipi gue pelan.

"Non, bangun non" ucap Bi Yati panik di hadapan gue. Ternyata gue enggak mimpi. Gue langsung bangkit dan bertanya pada Bi Yati "ada apa?"

Bi Yati menjawab pertanyaan ku dengan sedikit gugup. "Itu non, nyonya sama tuan"

Gue sedikit bingung dengan arah percakapan ini, tapi gue yakin ini menyangkut Om sama Tante gue. "Kenapa Bi?"

"Mereka kecelakaan non, sekarang nyonya lagi proses melahirkan di rumah sakit xxx" jelas Bi Yati yang membuat jantung gue hampir copot.

“APA?!!!” Gue langsung beranjak dari tempat tidur, tak peduli dengan pakaian yang gue pakai. Asli sekarang gue panik banget. Gue langsung menyambar kunci mobil di gantungan dan segera bergegas menuju rumah sakit. Sebelum itu gue berteriak pada Bi Yati. "Vee berangkat Bi"

Tanpa berlama-lama gue ngelaju mobil gue dengan kecepatan diatas rata-rata. Tidak henti-hentinya gue berdoa untuk keselamatan mereka dan juga calon bayi nya.

Setelah mobil terparkir rapi di rumah sakit, gue setengah berlari menuju ruang persalinan Tante Dian. Gue khawatir banget disitu, takut terjadi apa-apa.

Banyak banget orang yang ngeliatin gue, ya gue tau penampilan gue kurang baik tapi gue gak punya waktu untuk sekedar berganti baju.

Saat gue kelihatan galau banget nungguin Tante Dian, suara tangis bayi masuk ke gendang telinga gue. Gue super duper seneng banget. Kalo ini enggak di rumah sakit gue pasti bakal jingkrak-jingkrak saking senengnya.

"Mbak Veyra ya?" seorang suster muncul dengan menggendong bayi yang masih berlumuran darah.

"Iya saya, kenapa sus?"

"Pasien ingin bertemu anda" tanpa menunggu lama gue langsung nyelonong masuk untuk nemuin Tante Dian. Gue lihat dia lemes banget di atas bed rumah sakit. Itulah perjuangan seorang ibu yang berusaha keras melahirkan seorang bayi di dunia ini. Tapi sayang, gue benci banget sama Mama gue.

"Te, tante gakpapa kan?"

Tante Dian tersenyum tipis, tipis banget. Dia mengelus lengan gue. "Tante tau ini terlalu cepat buat kamu Vee" gue deg-deg an banget waktu tante Diana ngomong itu sama gue. "Tapi tante mohon, rawat anak tante dengan baik ya? Tante mau kamu angkat dia sebagai anak kamu. Kamu harus bilang bahwa kamu adalah ibu kandung dia" mendadak gue cengo. Wajah gue pasti konyol banget saat itu.

"Maksud tante apa?" dengan polosnya gue nanya, padahal udah jelas Tante Dian nyuruh gue buat jadi ibu.

"Tante tau kamu pasti kaget Vee. Tapi tante udah gak kuat, Tante titip anak tante sama kamu ya? Jaga dia baik-baik. Pokoknya kamu harus bilang sama dia kalo kamu ibu kandung nya. Tante gak mau dia sedih kalau tau Mamanya sudah nggak ada"

"Tapi Vee gak punya pacar Tan, apalagi suami" gue masih tetep ngelak disini.

"Lambat laun kamu pasti punya Vee. Tante serahkan nama anak tante sama kamu. Selamat tinggal Vee" mesin pendeteksi jantung berbunyi panjang di sertai dengan mata Tante Dian yang sukses tertutup. Gue panik dan gue langsung panggil dokter.

Ternyata tuhan berkata lain. Tante Dian sudah meninggal dunia. Apa sekarang gue resmi jadi seorang ibu? Tunggu, Om Dion kan masih ada.

"Dok bisa saya bicara dengan suami pasien?"

"Maaf, suami pasien sudah meninggal dalam perjalanan menuju kesini"

Pertahanan gue runtuh seketika. Penjelasan dokter membuat gue down dan bersimpuh di lantai ruang persalinan. Gue nangis sejadi-jadinya. Untuk pertama kalinya gue kehilangan orang yang bener-bener sayang sama gue. Gue gak tau harus berbuat apa lagi. Gue yakin beban gue setelah ini pasti akan tambah banyak. Tapi gue gak boleh ngecewain Tante sama Om. Gue harus rawat anak mereka dan anggap dia sebagai anak gue sendiri.

Gue berdiri dengan air mata yang berlinang. Gue ambil bayi yang ada di gendongan salah satu suster. Ternyata kelaminnya laki-laki. Lucu banget, mirip sama Papanya. Gue membisikan sesuatu sama dia. "Sayang, ini bunda ponakan mama kamu. Kamu sekarang anak bunda, bunda akan rawat kamu sepenuh hati bunda" gue cium kening bayi itu kemudian menatap Tante Dian yang sudah terbujur kaku.

"Vee janji sama Tante bakal jaga malaikat kecil tante bahkan jika nyawa sekalipun taruhannya" setelah mengucapkan itu gue pergi dari ruangan itu.

Gue segera melunasi administrasi di rumah sakit ini, dan jenazah Om Dion dan Tante Dian akan di bawa kerumah besok. Gue memutuskan untuk pulang, tak baik larut dalam kesedihan lama-lama. Yang terpenting sekarang, gue harus tepati janji gue sama Tante Dian. Gue pulang bersama bayi lucu di gendongan gue. Setelah ini gue akan pikirkan nama yang cocok buat dia.

...----------------...

To be continued….

Bonus cast nya✨

Geovano Risky

1
Anto D Cotto
lanjut, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Victor
Woww! 😍
Ryoma Echizen
Jangan-jangan aku udah terjebak obsession sama tokoh di cerita ini😍
Takahashi HitomiLửa
Saya merasa seperti berada di dalam cerita itu sendiri. 🤯
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!