Kirana seorang gadis yang tertukar saat bayi di sebuah Rumah sakit. Dia berakhir di panti asuhan yang akhirnya di temukan keluarganya dan di bawa kembali ke Rumah keluarga kandungan nya. namun Karena keluarga lebih mencintai gadis yang palsu, akhirnya dia tak di anggap . usaha dia untuk mendapat cinta dari keluarga ternyata Sia- sia. dan akhirnya diapun mati menggantikan sang Kakak yang hampir terbakar di dalam mobil . Namun ternyata semua pengorbanan nya sia- sia belaka . saat dia mendengar sang Kakak tertua berkata.
"Kau tidak apa- apa Leo..."
"Tidak kak...tapi Kirana ada di dalam mobil..." jawab kakak kedua.
"Tidak masalah , lebih baik dia mati dari pada jadi beban kita...asalkan bukan Jeni yang di sana..." ucap sang Kakak tertu. mendengar ucapan tadi. hati Kirana bagai di tikam belati.
"Begitu hinakah hidupku Tuhan... andai kau beri aku kesempatan untuk hidup lagi. tak akan kusia- siakan hidupku untuk mendapatkan kasih sayang mereka. Dan Tuhan maha adil. dia di lahirkan kembal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MASUK SEKOLAH.
Mendengar ucapan Leo, terlihat Frans dan kedua orang tuanya saling berpandangan. terlihat wajah mereka sangat keruh . mereka tak menyangka kalau kejadiannya bisa seperti ini. Mereka memang tidak melihat CCTV. . Mereka langsung menghukum Kirana . Sedangkan Leo terlihat menatap Jeni yang terlihat berwajah Pucat. ada kemarahan di mata Leo saat menatap Jeni. Kini dia mulai sadar Apa yang sedang terjadi .
Dia teringat dengan Mimpi panjangnya beberapa hari yang lalu , Di mana dalam Mimpi itu mereka masih membuly dan menyakiti Kirana. Namun saat mereka berada di Vila, Dia terselamatkan dari Bencana kebakaran dan ledakan Mobil sang Kakak Karena pertolongan Kirana yang tulus. dan semua itu hanya Karena ulah Jeni yang tak bertanggung jawab melempar petasan entah sengaja atau tidak, Petasan itu terlempar masuk kedalam Mobil sang Kakak. semua itu seperti Kenyataan. dan Kirana lah yang telah menolong Dia. . dan dia mati di dalam Mobil yang terbakar.
Di salam kobaran api Yang menyala besar, Leo Seperti tatapan sang Adik saat Kakak pertama membawa dia dan Jeni menjauh, sang adik menatap mereka dengan penuh kekecewaan dan terluka. sedangkan dia tahu kesalahan itu bukan Kirana yang melakukannya . Karena tidak tahan, Dia berbalik untuk menolong sang adik, tapi ledakan Mobil membuat tubuh Kirana habis di telan api. Mobil pemadam kebakaran yang datang Terlambat hanya bisa menyisahkan kerangka Mobil dan tubuh Kirana yang tinggal jasad hitam terbakar. dalam Mimpi Leo hanya bisa menangis menyesali kebodohannya. tak terasa air mata mengalir di Pipinya kembali . dan saat ini dia tahu sang adik Menderita. Dia menatap sang Kakak dengan tatapan kesal.
"Kak...kenapa kalian tidak melihat dulu apa yang terjadi Sebenarnya, kenapa kalian menghukum orang yang tidak bersalah. apakah kalian akan melakukan itu jika Jeni yang Ada di tempat Kirana..." ucap Leo dingin.
Frans dan kedua orang tuanya kaget mendengar ucapan Leo. Ada apa dengan Leo. adik keduanya ini memang tidak pernah perduli dengan Kirana, dia tidak ikutan memarahi Kirana. dia dingin pada Kirana. dia hanya diam saja jika Keluarga ini menghukum Kirana demi membela Jeni. tapi kenapa dia seperti marah saat mendengar Kirana di hukum Kali ini.
"Ada apa Leo... kenapa Kau marah...?" tanya sang Ayah.
"Karena kalian keterlaluan , kalian belum tahu kesalahan Kirana . tapi kalian menghukum dia . apakah kalian lupa Siapa dia... demi Jeni bahagia, kalian menyakiti Kirana yang nyata Putri dan saudara kandung kalian. " ucap Leo sambil berdiri dan melangkah pergi . membuat semua orang yang Ada di sana terpanah tak percaya .
Putra Ketiga tuan Xio terlihat diam menatap sang kakak pergi. tak lama dia juga ikut keluar dari tempat itu. Dia berjalan ke arah kamar sang Kakak. Ketika sampai di sana, ternyata pintu kamarnya tertutup. perlahan dia mendekati dan mengetuk pintu kamar nya.
"Kak...boleh aku masuk...?" ucap Erik dari luar kamar.
"Untuk Apa...?" terdengar suara Dari dalam kamar .
"Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan..." ucap Eric (Frederic) perlahan.
"Masuklah...." jawab Leo (Leonardo) dari dalam kamar.
Dengan perlahan pintu terbuka. dan terlihat Eric masuk kedalam kamar . Eric melihat sang Kakak berdiri di dekat jendela sambil menatap keluar kamarnya. Dia berjalan kearah Leo setelah menutup pintu.
"Ada apa Kau datang kemari...?" kata Leo datar.
"Kak...apa benar yang Kau katakan tadi...?" tanya Eric dengan tatapan tak percaya.
"Apakah aku suka main- main...?" tanya sang Kakak dingin.
"Tapi Dari mana Kau melihat semua itu, bukankah CCTV saat itu sedang rusak...?" tanya Eric keheranan.
"Rusak ..? Siapa bilang...!" tanya Leo semakin dingin.
"Dua hari yang lalu saat aku memeriksa CCTV aku melihat kalau Kejadian di ulangtahun Jeni tidak Ada. Dan kebetulan Jeni lewat. dia lalu berkata Kalau CCTV pada saat itu rusak. dan Kakak pertama membetulkannya ke esokan harinya..."Eric menjelaskan. .Mendengar ucapan Erik Terlihat cibiran di wajah Leonardo.
"Begitu kata Dia ...? lalu Ini apa..." ucap Leo sambil menunjukkan CCTV hari itu , yang telah dia kirimkan ke Ponsel miliknya . Entah kenapa saat itu dia ingin mengambil hasil video yang telah dia lihat. dan ternyata ini masalahnya. Mungkin tuhan ingin Menunjukkan kebenarannya. Mungkin setelah kejadian itu , Jeni telah menghapus rekaman Vidio hasil pengambilan CCTV hari itu. Dengan enggan Eric menerima ponsel sang Kakak. Dan Saat melihat apa yang Terjadi saat itu dari dalam Ponsel Sang kakak, Eric sangat kaget. wajah nya terlihat memucat. Tak lama berganti memerah .Kemarahan dan ketidak percayaan jelas terlihat di wajah nya
"Kak..lalu Siapa yang menghapusnya..? dan Siapa Pria Muda ini..." tanya Eric dengan wajah memerah.
"Pasti itu Jeni adik kesayangan kita yang telah menghapusnya. Karena dia tahu kita akan melihat CCTV . Dan pria Muda itu bukan anak SMA Taruna 1 tapi pria luar yang di bayar Jeni untuk melakukan perbuatan itu...ucap Leo yang membuat Eric menatap sang Kakak tak percaya.
"Kak...Kau telah mendatangi Pria itu...?" ucap Eric menahan perasaannya. Dia berharap sang Kakak hanya menuduh atau salah paham pada Jeni saja.
"Saat itu juga aku mencari keberadaan nya. dan aku Menemukan Dia di Club Malam . dan aku sempat menghajar dia Karena dia tidak mau mengaku....dia Pria pengangguran yang Mengenal Jeni. Jeni membayar dia cukup lumayan untuk perbuatan nya " ucap Leo dengan nada kesal dan marah .
"Kak...apakah Selama ini kita di bodohi Jeni..?" kata Eric setelah terdiam cukup lama.
"Entahlah...tapi aku akan mengetahuinya setelah melakukan penyelidikan..." ucap Leo lagi.
"Aku akan mencari tahu juga kak.. " kata Eric.
"Masalah ini jangan sampai dia tahu kalau Kita telah mencurigai dia..." kata Leo dingin.
"Benar...kita akan mencari buktinya. Baiklah aku pergi dulu kak , lagi pula aku akan mencari adik kita terlebih dahulu. aku takut terjadi masalah padanya..." ucap Eric.
"Aku juga akan segera mencari dia. kita tahu kalau ibu pengasuhnya yang di desa telah tiada. lalu kemana dia pergi sekarang.. " ucap Leo dengan nada Khawatir . Eric segera keluar dari kamar sang Kakak.
Sedangkan di ruang keluarga , terlihat kedua orang Tua Kirana serta kedua kakaknya dan Jeni masih berada di sana. melihat Kakak kedua mengucapkan kata- kata tadi, dia ketakutan kalau pria itu telah membongkar Rahasianya pada sang Kakak.
Namun untuk menemui kakak kedua, dia masih tidak bisa, Karena sang Ibu terlihat masih Syok mendengar ucapan kakak kedua tadi. dia harus bisa menahan perasaannya .
"Jen. apakah Kau tahu teman Kirana...?" tiba- tiba terdengar suara sang Kakak tertua memanggil Namanya.
"Aku tidak tahu Kak...aku jarang mendatangi kelas nya...." ucap Jeni. terlihat sang Kakak Sedikit resah Jeni menjadi Khawatir . Dia takut sang Kakak akan mengintrogasi dirinya.
"Maaf kak...aku ingin kebelakang dulu..." ucapnya perlahan sambil berdiri dari tempat duduk nya.
"Pergilah...hari juga sudah malam , istirahatlah..." ucap sang Kakak.
"Baiklah ...kalau begitu Jeni pergi dulu kak.. Selamat malam Kak Frans, Ayah, Ibu dan Kak Elgar..." ucap Jeni lembut. dia mencium sang ibu .
"Selamat malam sayang...." ucap sang Ibu.
Jeni segera melangkah keluar dari ruang keluarga . tapi dia Bukan nya kembali kekamarnya, dia berjalan cepat menuju kamar Kakak Keduanya. Ketika sampai di sana, dia melihat pintu kamar kakak kedua tertutup . dan saat dia mendengar kan suara dari pintu Kamar, dia tidak mendengar suara apapun di sana. dan dia mencoba Membuka pintu yang tertutup itu , ternyata pintu kamar terkunci. dengan kesal dia berjalan kembali kekamarnya. tanpa dia sadari kalau Ada sepasang mata memperhatikan perbuatan nya. dan terlihat senyuman sinis di bibirnya.
####
Keesokan harinya Kirana pamit pada kedua orang tua Emi. Dan tanpa bisa di tolak, mereka memberi berberapa makanan ringan , daging, sayur dan buah. Serta bahan makanan sehari- hari . Tentu saja Karina kaget dan heran. Kapan mereka membeli semua bahan makanan ini. Tapi pertanyaan di dalam hati Kirana terjawab saat Mama Emi berkata.
"Tadi malam tante dan Om keluar. Dan kebetulan kami melewati supermaket .. Akhirnya kami berbelanja . tanpa Tante sadari, belanjaan Tante terlalu banyak, jadi bawa saja untuk bersediaan di Apartemen milikmu." ucap wanita cantik itu saat melihat Kirana menatap bahan yang dia berikan. Mendengar ucapan dari mama sang sahabat, perasaan Kirana menghangat. Dia tahu pasti mereka sengaja membelinya .
"Trimakasih tante.. Maaf Rana telah merepotkan tante..." ucap Rana sambil menahan air mata yang ingin keluar.
"Tidak usaha berterimakasih , Kau sahabat Emi.Jadi kau juga putri Kami...tenang saja sayang...kalau Ada masalah, datang lah ke Tante Atau Om mu ini..." ucap Nonya Hong .
"Trimakasih Om, Trimakasih Tante. Kalau begitu Rana pamit dulu.." ucap Kirana penuh haru .
"Ingat kalau ada yang kau butuhkan, kau bisa meminta pada Om, kau bisa datang kemari menemui kami. Atau kau bisa mengatakan pada Emi..." ucap tuan Hong lagi .
"Baik Om...Rana akan mendengar ucapan Om. " ucap Rana sambil tersenyum. Mereka segera keluar dari rumah Emi setelah berpamitan pada kedua orang yang baik hati itu .
Mereka pergi menuju ke apartemen yang di beli Rana dengan menggunakan mobil milik Emi. setelah sampai di apartemen milik Kirana, mereka segera masuk dan menata makanan kedalam lemari es. Setelah itu Kirana mulai membersihkan tempat itu. Mereka juga keluar untuk membeli bahan makanan yang belum Kirana Punya. Juga beberapa baju untuk Kirana. Setelah kedua tangan mereka penuh dengan kantung belanjaan , mereka segera kembali ke apartemen. Terlihat kebahagiaan dimata kedua gadis remaja itu. Saat hari menjelang sore, Emi kembali setelah menikmati masakan yang di buat Kirana.
"Besok aku jemput ya...Jangan berangkat dulu sebelum aku datang.. " ucap Emi.
"Baik Nona... Aku akan menunggumu..." ucap Kirana sambil tertawa . Emi bahagia melihat tawa bahagia Kirana . Dia segera pergi dari apartemen Kirana.
Keesokan harinya seperti yang telah mereka sepakati berdua . Kirana berangkat sekolah setelah Emi menjemputnya . Hanya beberapa menit saja , mereka telah sampai di sekolah , letak sekolah memang tidak terlalu jauh dari apartemen Kirana. Namun saat mereka ingin keluar dari mobil Emi, tiba- tiba Kirana diam.
"Ada apa Ran...?" tanya Emi.
"Lihat itu...tuan muda Frans sedang mengantarkan tuan Putri..." ucap Kirana sambil menatap kearah pintu gerbang. Dan Emi melihat kakak tertua Kirana berada di sana sedang berbicara dengan Jeni penuh kasih sayang. Melihat itu terlihat Emi sangat marah.
" Dasar keluarga aneh.. Darah daging sendiri di buang, malah menyayangi orang lain..." ucapnya penuh kemarahan.
"Jangan marah Em...mereka bukan lagi keluargaku, jadi tenang saja. Aku sudah tidak sakit hati lagi melihat mereka..." ucap Kirana sambil tersenyum pada sang Sahabat.
"Baguslah kalau itu yang ada di otak dan hatimu.Dengan begitu kau tidaklah merasakan sakit hati lagi .." ucap Emi dengan perasaan lega .
"Tentu...kali ini aku tidak akan sebodoh tiga tahun yang lalu..." ucap Kirana.
Setelah melihat Sang Kakak pergi dan Jeni sudah berjalan kekelasnya bersama para sahabatnya, Kirana dan Emi baru keluar dari mobil Emi. Mereka berjalan menuju kelas dengan tenang. Dan saat mereka masuk terlihat kelas yang tadinya ramai menjadi sepi. Mereka menatap pada Dua orang yang masuk kedalam kelas. Tak lama terdengar suara salah satu dari mereka.
"Cih...kenapa si bodoh itu masuk kembali.. Apa yang dia cari..." Ucap seorang gadis cantik meremehkan Kirana.
"Aa..paling- paling dia hanya akan mencari perhatian Reza...Bukankah dia cinta mati pada si pintar Reza..." ucap Gadis yang lain.
"Ck kasihan dia...dia terlalu tinggi keinginannya. Mana mungkin Reza mau padanya..apa dia tidak malu saat mengejar si Reza. Malah mengaku- ngaku pacar Reza lagi. ha ha ha..terlalu bermimpi dia .." ucap seorang Murid Pria.
"Hey.. Kenapa kalian heran pecundang seperti dia mana mungkin merasakan perasaan malu...Bukanya Reza telah memiliki si Jeni. Kasihan Jeni ...gadis tak tahu malu menginginkan Kekasih nya. hanya seorang anak pungut saja bisa- bisanya mau merebut milik putri si penolong , apa dia tidak punya malu...kenapa dia tidak menyadari siapa dia.. Sebenarnya..." kata seorang gadis yang bernama Pingping di akhiri tawa mengejek pada Kirana . gadis ini yang memang dekat dengan Jeni , berusaha mempermalukan Kirana .
Mendengar semua komentar mereka , Emi merasakan perasaan kesal dan marah. Dia ingin merobek mulut mereka yang telah menghina Kirana. Sebab dia tahu yang sebenarnya. Dia tahu siapa Kirana. Namun saat dia mau maju dan memarahi mereka, dia merasa tanganya di pegang. Dan terlihat tangan lentik Kirana menggenggam lengannya. Terdengar suara lembut Kirana.
"Jangan hiraukan mereka. Biarkan mereka mengatakan apapun itu. Kita lihat saja, siapa yang akan tertawa terakhir kali .." ucap Kirana lembut. Dengan tenang mereka berdua melangkah ke tempat duduk mereka. Emi duduk dengan pria yang memang di kagumi Emi. Dan sepertinya pria itu juga menyukai Emi.
"Ran...kau akan duduk di mana. Hanya tinggal satu tempat duduk di dekat Hanyu..." ucap Emi.
"Tidak masalah , Aku akan duduk di sana.. tenang saja.." ucap Rana dengan tenang.
"Kau yakin...? atau biar ku minta Song He pindah kesana...!" ucap Emi. Song He adalah pria yang duduk di sebelah Emi.
"Tidak usah. aku tidak masalah duduk di sana . tenang saja Em..." ucap Kirana menenangkan Eni. .
"Ya sudah nanti kalau ada masalah bilang saja. " ucap Emi.
"Baik Nona.." goda Kirana sambil melangkah menuju bangku kosong yang ada di sebelah Hanyu. Dengan tenang dia menaruh tas sekolahnya di atas meja. Dan duduk dengan tenang sambil membaca buku pelajaran . Para murid yang melihat tingkah Kirana menahan nafas, siapa yang tidak tahu Hanyu si pembuatan onar sekolah SMA Taruna 1 itu . Mereka melihat Kirana dengan tenang duduk di sebelah Hanyu yang sedang tidur dengan kepala bertumpu pada kedua tangannya di atas meja. Hanyu yang merasakan ada yang mengganggu tidurnya perlahan membuka matanya . Dan dia melihat seorang hadis duduk dengan tenang di sebelahnya .
"Siapa kau...?" terdengar suara beratnya. Mendengar murid di sebelahnya bangun dan berbicara, Kirana menutup Buku yang di baca.
"Kenapa...kau terganggu...?" ucap Kirana dingin. Mata hitam milik Kirana menatap Ganti dengan tatapan dingin. Hanyu terkejut saat menatap wajah cantik namun dingin di sebelahnya.
"Siapa dia..?" perasaan familiar saat menatap wajah itu. Membuat dia bangun dan tidak mengalihkan tatapannya.
"Apakah bangku ini milikmu...apakah kau sudah membeli pada sekolah...?" terdengar suara merdu kembali terucap dari wajah cantik itu. Wajah ini benar- benar cantik apalagi mata persiknya membuat Hanyu tertegun.
"Apa...kenapa tak menjawab apakah aku salah...?" ucap Kirana lagi .
"Kau berani mengusikku...?" tanya Hanyu .
"Apa yang harus aku takuti. Kau manusia, aku juga manusia..." jawab Shen Yue. Mendengar ucapan Kirana , Hanyu tersadar kalau gadis Ini tidak sama dengan gadis lain. . dan dia menjawab.
"Berisik..." ucapnya datar Lalu kembali tidur. Kirana diam dan kembali membaca buku yang dia pegang. Tak berapa lama terlihat dia sibuk dengan iPad miliknya. Dia harus mulai menyelesaikan Proyek yang dia kerjakan. Sebab Proyek ini Sudah terhenti selama tiga tahun. Dan tahun ini Kirana berjanji harus dia selesaikan. Mereka yang tidak tahu, pasti mengira kalau gadis itu sedang bermain Geme. Saat tadi Kirana berbicara dengan Hanyu,. Mereka menyangka pasti gadis bodoh Itu akan di lempar si pembuat onar. Tapi sangkaan mereka ternyata tak terbukti. Si pembuat onar membiarkan saja gadis bodoh itu duduk di dekatnya. Mereka melihat Hanyu kembali tidur. Untunglah tak berapa lama guru Wangli. Yang merupakan wali kelas dari kelas XII E telah masuk kelas.
"Selamat pagi anak- anak bagaimana liburan kalian...apakah kalian sudah belajar untuk ujian minggu depan..." kata pak Wangli sambil menaruh beberapa buku yang dia bawa keatas meja guru. Terdengar suara gaduh para murid. Melihat tingkah sang Murid guru sabar itu terlihat hanya menghela nafas berat.
"Bapak harap pada ujian kali ini , ada sedikit peningkatan nilai kalian, tahun depan penerimaan murid baru di Universitas Gingsong sangat ketat. Bapak harap salah satu dari kalian bisa masuk Universitas itu . jadi tolong Belajarlah dengan benar. " ucap guru Wangli memberi semangat . semua terdiam mendengar ucapan sang guru. Sedangkan Kirana hanya diam sambil jemari tangannya terus di atas iPad nya.
"Kirana...bapak harap kau bisa lulus bersama teman- temanmu. Umurmu paling muda di sini.Jadi bapak harap kau bisa lulus dalam ujian nanti.." ucap guru Wangli dengan sabar. Kirana lupa kalau ulang tahun yang dia lakukan beberapa hari lalu tepatnya ulangtahun Jeni , adalah ulang tahun Mereka yang ketuju belas. Mengingat itu, Kirana tertawa sendiri. Bagaimana bisa dia lupa pada umurnya. Dia Fikir dia masih enam belas tahun .
"Rana...apakah kau mendengar ucapan bapak...?" ucap guru Wangli dengan sabar. Mendengar namanya di panggil, Kirana mengangkat kepalanya menatap pada sang Guru.melihat wajah Kirana, terlihat keterkejutan di wajah sang guru. Dia melihat tatapan dingin dari mata persik milik Kirana .
. "Saya mendengar guru... " ucap Kirana datar. Suaranya yang merdu membuat pria yang sedang tidur membuka matanya kembali . Dia menatap Kiranya yang berwajah dingin dan Cuek. Sang guru terlihat tersenyum sabar.
"Baguslah kalau kau mendengar. Bapak hanya berharap kau bisa lulus dalam ujian nanti..." ucapnya kembali.
"Jangan khawatir guru...Rana berjanji akan membanggakan guru..." ucapnya sambil kembali menekuni IPad nya. Ucapan Kirana membuat tawa para murid yang ada di kelas Kirana. Namun gadis itu tetap cuek saja. Hingga akhirnya guru Wangli menyuruh murid diam. Dan dia mulai mengajar. Guru Wangli merupakan guru Matematika yang sabar namun tegas. Dia mulai menerangkan pelajaran di papan tulus. Namun dia melihat, Kirana masih sibuk dengan apa yang dia lakukan di bangkunya. . Sedangkan Hanyu terlihat masih tiduran. Melihat semua itu, sang Guru hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dua jam kemudian, pelajaran guru Wangli berakhir.
"Sekarang kalian kerjakan tugas di halaman 12.. Hari berikutnya, bapak harap kalian mengumpulkannya..." ucapnya sambil mengambil bukunya dan membawa keluar dari ruang kelas XII E yang terkenal dengan kenakalan muridnya. Namun mereka rata- rata anak- anak orang kaya di kota K.
Setelah melihat guru keluar , terdengar suara dari seorang gadis yang ingin mempermalukan Kirana.
"Hey teman- teman...apakah kau dengar tadi...ada seseorang yang berkata kalau dia tidak akan mempermalukan guru Wang...ha ha ha. Apakah dia sadar siapa dia....?" ucap murid wanita yang ternyata Pingping gadis yang memiliki Nilai terbaik di kelas itu.
"Saudara Ping...kenapa kau percaya ucapan dia...semua orang yang bersekolah di SMA Taruna 1 ini tahu siapa dia...murid paling bodoh dan bermuka tebal seperti dia, kenapa mesti kita anggap..." ucap seorang gadis yang memang dekat dengan gadis Pingping. Mendengar semua ucapan teman- temannya, Emi yang sejak tadi sudah sangat marah, akhirnya tidak tahan lagi. Dia berdiri dan berkata.
"Kalian ini keterlaluan Ya... Apa masalah kalian dengan Rana...apakah Rana pernah melukai kalian...? Apakah Rana pernah berbuat jahat pada kalian, Apakah Rana pernah merebut pacar kalian... Kenapa Kalian mengumpat Dia dan menghina dia... !" teriaknya marah.
"Karena kami tidak suka dia berada di kelas ini..." ucap Teman Pingping lagi .
"Oo..apakah sekolah ini milikmu, apakah Ayahmu yang mendirikannya. Si pemilik tidak keberatan Rana sekolah disini , kenapa kau yang keberatan...!" ucap Emi dengan wajah marah.
Seketika anak perempuan itu terdiam. Memang benar kata- kata Emi. Kenapa dia harus marah. Dia juga sekolah di sekolah ini. Namun dia hanya tidak suka pada Rana saja. Gadis itu sekarang terlihat sangat Cantik, Dingin dan angkuh. dia juga merupakan murid paling bodoh di kelas ini. Bukan hanya di kelas ini , tapi dari seluruh kelas XII di SMA Taruna 1 ini, dialah murid yang sering mendapatkan Nilai O.
"Em.. biarkan saja anjing menggonggong asal jangan sampai menggigitmu. Jika itu terjadi. Barulah kau ambil kayu atau besi untuk memukul kepalanya. " ucap Kirana dengan dingin. Dia terlihat tenang dalam berbicara sambil menutup buku yang berisi IPed milik nya. . Sedangkan Murid wanita yang sejak tadi menghina Kirana , terlihat bagai habis memakan lalat, wajahnya merah karena marah.
"Kau.. apa yang kau katakan tadi ha.." Serunya dengan wajah marah.
"Ada apa...? Kenapa Kau marah...apakah kau anjing yang Ku katakan... bukankah aku berkata tentang anjing..." Ucap Kirana dengan wajah tenang. Emi yang melihat semua itu ingin tertawa bahagia. Dia tidak menyangka kalau sang sahabat mampu berkata seperti itu. kalau saja sejak dulu dia bisa seperti itu, tentu dia tidak akan pernah mendapat kan Buliyan dari mereka. namun Emi sangat bahagia melihat perubahan Kirana.
Maaf sampai di sini dulu ya. aku lanjut besok lagi jangan lupa like, vote dan komennya aku tunggu
Bersambung.
semangat kk💪💪💪