NovelToon NovelToon
Turun Ranjang

Turun Ranjang

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Pernikahan Kilat / Beda Usia
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lin_iin

Geya dipaksa menikahi kakak iparnya sendiri karena sang kakak meninggal karena sakit. Dunia Geya seketika berubah karena perannya tidak hanya berubah menjadi istri melainkan seorang ibu dengan dua anak, yang notabenenya dia adalah keponakannya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lin_iin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nonton

***

Cklek!

Aku reflek menoleh saat mendengar pintu kamar terbuka. Kupikir Mas Yaksa akan langsung masuk tak lama setelahnya, tapi ternyata aku salah, dia hanya menyembulkan kepalanya di balik pintu kemudian bertanya.

"Alin sudah tidur?"

Aku mengangguk untuk mengiyakan.

"Bisa turun bentar?" tanyanya kemudian.

Aku mengerutkan dahi heran. "Kenapa?"

"Nonton, yuk!" ajaknya random.

Aku reflek melongo. "Hah?"

"Enggak di bioskop tapi, di bawah aja. Di rumah."

"Oh," responku entah kenapa terdengar seperti orang yang sedang kecewa. Karena kalau boleh jujur memang kangen juga aku pergi ke bioskop, aku bahkan lupa kapan terakhir pergi ke sana. Tapi sekarang aku punya Alin, akan susah pergi ke bioskop karena aku punya tanggung jawab untuk mengurus buah hati.

"Geya?" panggil Mas Yaksa berhasil membuyarkan lamunanku.

Aku mengangguk dan menyuruh Mas Yaksa turun duluan ke bawah sementara aku nanti menyusul. Sebenarnya aku tidak ingin melakukan apapun lebih dahulu, hanya saja aku menyuruh Mas Yaksa duluan karena aku yang masih enggan untuk berjalan beriringan dengannya.

Setelah memperkirakan Mas Yaksa yang mungkin sudah sampai di bawah, aku baru turun tak lama setelahnya. Lampu di lantai bawah sudah dimatikan, sepertinya Mas Yaksa sengaja membuat suasana terkesan seperti berada di bioskop sungguhan. Bahkan Mas Yaksa juga menyiapkan popcorn untuk pendamping menonton kami.

Waw, aku cukup terkesan dengan usaha Mas Yaksa. Perlu ku apresiasi lain kali, tapi untuk sekarang aku masih enggan melakukannya.

Aku kemudian duduk di sebelah Mas Yaksa, awalnya aku ingin duduk pada sofa single, tapi atas permintaan Mas Yaksa, aku akhirnya duduk di sofa panjang tepat berada di sebelahnya. Namun, tentu saja aku harus tetap menjaga jarak dengannya.

"Masih marah?" tanya Mas Yaksa terkesan hati-hati.

Aku meliriknya sebentar kemudian menggeleng. Karena dari kemarin pun sebenarnya aku tidak marah, aku hanya merasa kesal sedikit dengannya.

"Terus kenapa duduknya jauhan begini?"

Sambil berdecak samar, aku kemudian menggeser tubuhku sedikit.

"Masih terlalu jauh, Geya."

Dengan terpaksa aku kembali menggeser tubuhku sedikit. Mas Yaksa terlihat tidak sabar lalu sedikit menarik tubuhku agar berdekatan dekatnya. Sekarang tubuh berdampingan tanpa ada jarak sama sekali. Hal ini cukup membuatku gugup. Aku berdehem guna menetralkan perasaan gugup.

"Mau popcorn?" tawar Mas Yaksa.

Aku mengangguk lalu mengambil beberapa. Mencoba mengabaikan suasana canggung, aku berusaha untuk fokus dengan film yang Mas Yaksa putar, meski sejujurnya aku kurang paham juga dengan apa yang sedang dia putar. Karena Mas Yaksa tidak memilih film lokal atau film Hollywood. Melainkan film yang berasal dari negeri Ginseng.

"Kamu pernah nonton film ini apa belum?"

Aku menoleh ke arah Mas Yaksa sebentar sebelum akhirnya menggeleng.

"Kenapa? Sibuk banget ya jadi perawat sampai nggak sempet nonton?"

"Aku kurang suka nonton film Korea, Mas, bukan karena nggak sempet."

Dapat kurasakan tubuh Mas tiba-tiba menegang. "Hah, kamu nggak suka? Aku pikir kamu suka film Korea kayak Aruna."

"Mas, aku bukan Kak Runa, selera film kami berbeda," balasku dengan nada sedih, "hobi kami beda dan kami bukan orang yang sama."

"Maaf, Geya, Mas nggak bermaksud membandingkan kalian."

Meski sedikit kecewa, aku mengangguk dan mencoba untuk bersikap biasa saja.

"Kita ganti film lain--"

"Nggak perlu, Mas, aku cuma kurang suka kok, bukan nggak suka. Nggak papa, dulu juga aku sering nemenin Kak Runa nonton."

"Tapi--"

Aku tersenyum seraya kembali mengangguk untuk meyakinkannya. Mas Yaksa terlihat sungkan, tapi pada akhirnya pasrah juga.

"Ngomong-ngomong kamu laper nggak sih?"

Aku kembali menoleh ke arahnya. "Mas Yaksa laper?"

Mas Yaksa kemudian mengangguk. "Bikin mie rebus kayaknya enak deh," usulnya membuatku langsung menatapnya datar.

"Enggak papa, Geya, kalau cuma sesekali."

Kali ini giliran aku yang menghela napas pasrah. "Ya udah, bentar aku--"

"Biar Mas yang bikin," potong Mas Yaksa langsung berdiri.

Aku menatap Mas Yaksa tidak yakin. Tapi melihat antusias Mas Yaksa aku jelas tidak akan menghalanginya. Lagian kapan lagi coba aku bakalan dimasakin sama mantan ipar sendiri. Sambil menunggu Mas Yaksa selesai memasak, aku mencoba fokus menonton film. Tapi ternyata aku mulai bosan. Kalau kumatikan nanti Mas Yaksa bisa saja tersinggung.

Akhirnya demi membunuh rasa bosan, aku memilih mengirim chat pada Yasmin.

Anda : coba tebak gue lagi ngapain?

Yasmin : ?

Yasmin : 🤔

Yasmin : lagi diunboxing???

Aku langsung istighfar saat membaca balasan dari Yasmin. Ibu satu anak ini memang kalau bercanda suka kejauhan.

Anda : astagfirullah, Yas, ketikanmu itu loh

Yasmin : lah kenapa sama ketikan gue? Biasa aja deh, kita udah sama-sama dewasa. Lo juga sekarang udah jadi emak-emak, sah-sah aja bahasan kita, apalagi lo kan udah anak dua, gue sih masih mending masih satu doang😌

Seketika aku langsung mendengus. Memang salahku mengirim chat padanya, ibu satu anak itu pasti sedang merasa kesepian makanya menggodaku seperti itu. Sungguh menyebalkan.

Yasmin : woi!!

Yasmin : malah kemana sih? Ngilang, tadi tetiba chat, sekarang tetiba ngilang

Yasmin : Geya?

Yasmin : beneran lagi di unboxing lo?

Anda : enggak astagfirullah pikiran lo itu yang perlu di unboxing😌

Anda : sent a picture

Anda : lagi nonton gue, diajakin Mas Yaksa

Anda : dan sekarang doi lagi masakin gue mie

Yasmin : wow, romantis sekalihhhh

Yasmin : gue mau juga satu yang modelan kayak mas Yaksa😭😭

Anda : jangan macem-macem lo, dia suami gue!

Cepat-cepat aku menyembunyikan ponselku saat menyadari keberadaan Mas Yaksa, yang datang sembari membawa dua mangkok berisi mie rebus untuk kami.

"Eh, satu-satu, Mas?"

"Hah?" respon Mas Yaksa terlihat kebingungan.

Aku menggeleng. "Enggak, aku sebenernya masih kenyang sih. Kalau disuruh ngabisin satu mangkok kok kayak ragu gitu."

"Tapi ini mie instan loh."

"Hubungannya?" aku balik bertanya dengan nada heran, "ya kalau namanya kenyang, ya kenyang aja kali, Mas."

Mas Yaksa manggut-manggut. "Ya udah, nggak papa, ntar kalau nggak abis Mas bantuin ngabisin. Sekarang dicobain aja dulu."

Kali ini giliran aku yang manggut-manggut setuju. "Mas Yaksa makannya banyak ya," komentarku sebelum menyuap.

"Gimana? Enak nggak?" tanya Mas Yaksa setelah aku selesai menyuap.

Aku menatap Mas Yaksa tidak yakin. "Biasa aja, Mas, perasaan mie instan juga rasanya begini-begini aja," komentarku kemudian.

Mas Yaksa terlihat sedikit kecewa dengan jawabanku, tapi ia tidak memprotes dan kembali menyuap mie miliknya sendiri.

"Mas beneran nyesel soal kemarin, Geya," ucap Mas Yaksa tiba-tiba, " soal tadi juga," sambungnya kemudian.

Aku menghela napas panjang lalu manggut-manggut paham. "Iya, Mas, aku juga minta maaf karena belum bisa jadi dewasa seperti yang Mas Yaksa harapkan."

"Enggak, bukan gitu, kemarin Mas cuma lagi capek makanya ngomong nggak jelas. Kamu udah lebih dari cukup dari yang Mas harapkan, kamu memenuhi semua permintaan Mas padahal kita menikah tanpa rasa cinta, kamu berusaha menghormati Mas dan mengikuti kemauan Mas padahal Mas ini semua nggak mudah. Maafin Mas yang egois dan banyak nuntut ini ya?"

Aku menatap Mas Yaksa. "Tapi, Mas, aku belum memenuhi semua permintaan Mas."

"Hah?"

"Soal 'itu'."

"Oh, nggak papa, kita bisa lakukan itu pelan-pelan. Mas nggak akan maksa, kita bisa  melakukannya saat kamu benar-benar siap nantinya."

"Aku insha Allah siap, Mas."

Uhuk Uhuk Uhuk

Mas Yaksa tiba-tiba tersedak. "Gimana, Geya?"

"Aku nggak mau mengingkari janji, Mas. Lagi pula itu memang hak Mas Yaksa kan?"

Mas Yaksa langsung meletakkan mangkok berisi mie miliknya yang masih sisa banyak. "Mau sekarang?"

Kali ini giliran aku yang kaget. "Hah?"

To be continue,

1
Reni Anjarwani
lanjut thor , doubel. up thor
LISA
Luar biasa
LISA
Awal yg bagus
LISA
Aku mampir Kak
Reni Anjarwani
doubel up thor
Ita Putri
eh......beneran udah di unboxing ya
Ita Putri
kapan ....apa ada yg kulewatkan ya part mana sih yg ada unboxingnya geya sm yaksa
Ita Putri
harusnya yaksa gk egois sm geya
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor
Quinn Cahyatishine
semangaaat nulisnyaaaa, aku udah tenggelam nih di kehidupan yaksa geya, 😂
Quinn Cahyatishine
baru baca bab satu aja udah langsung cinta, lanjuuuut
Lin_iin: mksh dukungannya, jadi semangat ngedraf ini🥰🥰🥰
total 1 replies
Quinn Cahyatishine
kebawa suasana banget dooong
Pecinta_Oppa
seru jg, uwu gemes😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!